My Heart Calls Out For You

fairytalice

38.3K 4.7K 260

Pram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan pe... Еще

You Were More Than Beautiful
If big baby are tired
Pram being Pram
Vespa for two
Families day out
Families day out pt.2
Saturday Night
Hazel Amoura Wiryadamara
Staycation
Hazel getting sick
Bapak turning into Ibu (Housewife) for a day
Ditinggal Ibu
Bapak, Ibu jangan marah - marah
short getaway
Obstacles
Reunited
hazel the clingy princess
Anak perempuan pertama
Hazel's little brother

Baby grow up so fast

1.4K 224 14
fairytalice

"Mas! Hari ini Hazel jalannya udah bisa lima langkah," ucap Ayu heboh.
Pram yang baru saja sampai rumah setelah seharian harus pergi bekerja sampai rasanya sangat lelah, langsung sirna rasa lelahnya saat Ayu menceritakan kejadian hari ini. 

Hazel sudah bukan bayi yang hari-harinya hanya tidur, tengkurap, dan meminta susu. Kini Hazel sudah tumbuh semakin besar, bukan hanya perutnya. Ia sekarang sudah bisa meminta ingin satu paham ayam seperti yang dimakan kedua orang tuanya. Dan baru-baru ini, bayi itu sudah mulai bisa berjalan. Kedua kakinya sudah semakin kuat. Pram selalu menantikan momen dimana ia bisa jogging bersama putri kecilnya.

Pram menggendong Hazel, sesekali melemparnya ke udara. "Wow, keren." Kecupan dari bapak selalu menggelitik dan membuat Hazel tertawa.

"Coba lagi, bapak mau liat."

Awalnya Hazel menolak karena ia masih ingin di gendong oleh bapak. Beberapa alasan diberikan oleh ibu dan bapak agar ia bisa menunjukan langkahnya yang seperti bebek di depan bapak. Sangat tidak mudah. Kakinya masih gemetar dan belum seimbang membuatnya terus jatuh dan berakhir merangkak lagi. Memang belum bisa dipaksa. Pram menyudahinya, dan berlalu meninggalkan Hazel dan Ayu untuk pergi ke kamar.

"Mas! Liatt," Pram langsung menengok melihat apa yang disuruh Ayu. Hazel berjalan sempoyongan ke arahnya.

"Yeayyy," Pram memeluk Hazel, menangkapnya saat keseimbangan Hazel akan hilang, "udah gede anak bapak."

Pram benar-benar dibuat kaget dengan beberapa perubahan Hazel. Padahal ia juga masih bertemu Hazel setiap hari, tapi kenapa rasanya Pram seperti selalu melewatkan perubahan tersebut. 

"Bu..., cucu," ucap Hazel. Sepertinya ia sudah mengantuk.

"Oke, ibu buatkan dulu ya." Kenapa ibu tidak membuatnya sejak tadi, sekarang Hazel sudah tidak sabar. "sabar ya cantik. Gak lama kok buatnya."

Ayu selalu menyimpan susu Hazel, air hangat, dan botolnya di kamar. Karena kamar mereka berada di lantai dua, agak capek juga jika Ayu harus turun dulu. Sedangkan Hazel sudah tidak sabar. 

"Udah gak Asi lagi?" tanya Pram terheran melihat Ayu membuatkan Hazel dengan susu formula. 

Sejak usia Hazel memasuki 6 bulan keatas Ayu mulai mengajarkannya untuk meminum susu formula. Agar tidak berkegantungan dengan Asinya terus. Walaupun Asi baik untuk dikonsumsi sampai usia berapun, tetap saja Ayu ingin agar Hazel bisa mencicipi yang lain. "Nggak dong, udah officially out from breastfeed," ucapnya bangga.

Tidak mudah untuk Ayu mengajarkan Hazel untuk memulai minum susu formula dan begitu juga saat mulai makan. Sama seperti ibu, Hazel sangat picky. Banyak rintangan yang Ayu lewati sampai akhirnya ia mengetahui apa yang Hazel suka, langsung ibu catat dengan telaten.

"Huhu..., anak bapak udah jadi gadis bukan bayi lagi," ucap Pram. 

"Kok cepet banget ya sayang," Pram memperhatikan Hazel yang sedang asyik sendiri menikmati susunya. Seperti baru kemarin ia menyaksikan anaknya lahir, tubuhnya mungil dan sangat pink. Mereka harus begadang bergantian untuk mengurus Hazel. "Nak..., jadi bayi lagi mau gak?"

"Hmm?" Hazel tidak paham maksud bapak. Ia berbalik menatap bapak, menangkup pipi bapak. "ahumm."

"Iya...," tidak paham juga Pram ia bicara apa. "Jangan ngomong dulu, abisin susunya nanti kesedek."

Disisi lain Ayu juga memperhatikan interaksi keduanya. Sangat romantis melihat bapak dan anak itu saling menatap. Berbagi cerita lewat tatapan penuh cinta. "Mas, nanti kalau Hazel udah umur 3 tahun mau aku masukin preschool ya."

"Mau gak anaknya?"

"Ya gak tau," Ayu sangat ingin Hazel menjadi anak yang bisa belajar dengan cepat. Berbagai sumber ia cari tahu dan tanyakan. Dan ternyata anak batita sudah bisa di sekolahkan. Preschool namanya, Ayu pun sudah cari tahu apa itu preschool dan apa manfaatnya bagi anak-anak. "Biar dia gak diem doang dirumah gitu loh mas, kan enak kalau di sekolahin sejak dini. Nantinya gak akan malu atau takut buat ketemu orang banyak."

"Bagus kalau kayak gitu. Tapi Hazel kan emang cepet beradaptasi juga anaknya, jadi kamu gak usah takut Hazel ketinggalan sama anak-anak lainnya."

"Anak bapak mau sekolah?" tanya Pram kepada Hazel. Susunya sudah habis, sudah bisa diajak ngobrol lagi. "Siapa yang mau sekolah acung tangan?"

Bukan Hazel sendiri melainnya ibu yang mengacungkan tangan Hazel, "Akuu gitu," ucap Ayu.

"Boleh kalau mau sekolah. Biar pinter kan?"

Pram tidak pernah menolak ide-ide Ayu untuk perkembangan Hazel. Karena menurutnya Ayu itu wawasannya lebih luas dan masukannya selalu cemerlang. Teringat saat dimana Ayu membantunya menyelesaikan skripsi yang sudah tertunda. Dengan bantuan dari Ayu, akhirnya skripsi Pram diterima dan lanjut sidang dengan lancar. Makanya, Pram selalu terima segala saran dari Ayu.

"Tapi mas, kalau Hazel udah sekolah yang bukan preschool aku dirumah sendirian dong?"

"Haha, ya kamu main lah. Kan selama beberapa tahun kebelakang kamu udah jarang explore mall ibu kota lagi karena sempet hamil dan harus ngurus Hazel."
Benar juga. Kadang Ayu memang suka mengeluh merasa bosan diam terus dirumah. Melakukan pekerjaan yang itu-itu saja. Ia ingin bisa seperti saat masa mudanya. Jalan-jalan tanpa memikirkan beban dirumah.

...

Setiap hari sabtu, sudah menjadi rutinitas mereka mengunjungi rumah mami. Dan semenjak ada Hazel kadang mereka ke rumah mami bukan hanya hari sabtu saja. Bisa seminggu ibu dan Hazel mengunjungi rumah tersebut sebanyak 2-3 kali. Alasannya, agar ibu tidak bosan diam di rumah berdua dengan Hazel.

Tidak jarang juga mereka menginap di rumah mami. Hazel juga betah berada di rumah itu, karena ada satu kamar khusus mami ubah menjadi kamar Hazel. Bukan hanya mama Pram yang mempunyai ide tersebut. Nyatanya, mami pun membuatkan Hazel satu kamar untuknya bisa tidur atau bermain. Mainan di rumah itu lebih membuat Hazel betah daripada di rumahnya sendiri. Makanya kadang mereka memutuskan untuk menginap, jika Hazel tantrum tidak mau pulang ke rumah.

Bedanya, hari ini Hazel betah bukan karena mainannya. Melainkan pacar tantenya, Amara. Sabtu kali ini berbeda karena Amara membawa pasangannya untuk ikut tradisi makan-makan di malam minggu. Dan Hazel merasa tertarik dengan lelaki tersebut. 

"Ahh," Hazel meminta turun dari gendongan bapaknya. Ia berjalan (sempoyongan, geol-geol seperti bebek) menghampiri Amara dan Gio (pacar Amara). Di kedua tangannya mungilnya penuh dengan cokelat. Satu cokelatnya ia berikan kepada Gio. "Wah terima kasih cantik." Bahaya, Gio memanggil Hazel cantik. 

Merasa tersipu dan baper oleh ucapan Gio, membuat Hazel berjalan semakin tidak seimbang. Kedua matanya masih menatap Gio sedangkan kakinya berjalan menjauh. Mata dan kaki tidak sinkron sampai membuatnya kehilangan arah dan menabrak bapak.

"Aduh," Pram menarik Hazel yang terjatuh dan membuatnya kembali berdiri, "ternyata, minta turun buat ngasih cokelat ke om?"

"Auntynya gak di kasih?" Pram menunjuk Amara. Hazel menggeleng lalu melenggang mencari sang ibu.

Ibu baru kembali dari meja makan untuk mengambil makanannya, "buu nah (ibu disana)," ia memberi tahu ibu untuk menyuapinya di ruang keluarga bersama Amara dan Gio. Mengetahui hal itu, Pram menggeleng tak habis pikir. Pram sengaja menggendongnya membawa ke teras dan menyuruh Ayu untuk menyuapinya di teras saja.

"Ahhh no!" 

"Jangan digodain, om Gio udah punya aunty ra. Genit banget ya anak satu ini," Pram menasihatinya. Tapi, bodo amat, Hazel tidak peduli. Ia mau dekat-dekat dengan om Gio.

"Denger bapak," bak tentara kepada pasukannya, Hazel menatap bapak serius, "emang om Gio mau main sama Hazel?"

Hazel mengangguk mantap. "Au (mau)," jawab Hazel sok tahu. 

Ayu terkekeh dengan tingkah anak perempuannya. Baru mau umur satu tahun sudah se centil ini. Sabar ya bapak, kamu bukan lagi laki-laki yang hanya bisa membuat Hazel terpikat. Ada laki-laki lain yang membuatnya bertingkah seperti itu. 

Akhirnya Hazel mondar-mandir dari teras ke ruang keluarga. Ke teras saat ibu memanggilnya untuk menyuap makanan, jika sudah ia akan kembali ke dalam menganggu dua sejoli yang sedang jatuh cinta.  Bayi satu ini memang sudah tumbuh besar. Bukan hanya bisa berjalan dan minum susu formula. Ia sudah tahu lelaki mana yang menarik perhatiannya dan bisa ia godai dengan tingkah imutnya. Untungnya hari ini ia membawa cokelat, PDKT dengan om Gio lebih mulus dengan cara ia memberikan satu cokelat. 

Apa yang akan terjadi dengan Hazel di umur yang akan datang jika umur satu tahun saja ia sudah tertarik dengan lawan jenis. Untungnya ia masih bayi, jadi kesannya menggemaskan.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Surat Nikah 𝐂

Короткий рассказ

13.9K 1.6K 11
"Mentang-mentang nikah dadakan. Tiap hari gue kudu liatin surat nikah biar gak disangka kumpul kebo!" Bisa-bisanya para personil ᴛʜᴇ ᴄɪᴡɪk menikah d...
16.4K 1.8K 14
Book 1 Sebuah Tali simpul yang mengikat Jiang Cheng dan Lan Xichen sebagai pasangan takdir sehidup semati. Bertemu dengan cara yang tidak pernah dia...
SELINA ValenZera

Любовные романы

101K 5.4K 23
Selina seorang wanita yang tidak berhasil mendapatkan cinta suami nya dan keluarga nya. Semua orang membenci nya termasuk suami nya sendiri yang tega...
6.7K 1.3K 20
Kesialan menimpa Rosella karena tidak sengaja harus berurusan dengan Jeffrey Alatas, lelaki tengil yang mengaku sebagai aktor papan atas. "Kalau gue...