GOOD BOY || JKT48 Ver.

By xwchkshncrzy

18.4K 1.5K 44

Shan adalah pemuda pengidap skizofrenia, pemuda aneh dengan sejuta tabiat yang membuat siapa saja pasti akan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29 [End]

Chapter 28

488 53 5
By xwchkshncrzy

Naomi bergerak cepat, dia kembali menggigit senter kecilnya dan melepas ikatan tali yang mengikat tubuh Boby dan juga kedua kaki laki-laki itu. Naomi sedikit kesusahan karena ikatan talinya yang sangat kuat, matanya memindai ke sekitar dan dia langsung berlari ke arah meja kayu, disana teronggok beberapa pisau berukuran besar, seperti pisau daging. Naomi mengambil pisau itu lalu berlari ke arah Boby, kembali berjibaku dengan ikatan tali yang melilit tubuh serta kaki laki-laki itu. Naomi langsung memotong tali itu hingga tubuh dan kedua kaki Boby kini bebas, tak lupa Naomi juga membuka lakban yang menutup mulut Boby.

"Hahhhh!!!" laki-laki berwajah angkuh itu langsung membuang nafasnya begitu lakban sialan itu terlepas dari mulutnya.

"Terima kasih..." ucap Boby yang langsung di angguki Naomi.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Naomi.

Boby tidak langsung menjawab, dia membersihkan debu-debu yang menempel kotor di kemejanya, lantas dengan gerakan cepat dia menyambar senter kecil milik Naomi.

"Yakkk!!! Kau!!!!"

"Tidak ada waktu untuk bercerita! Shan dan Chika dalam bahaya! Ikut aku!" Boby langsung berjalan mendahului Naomi, sedangkan Naomi mengekorinya dari belakang.

.

.

Kini keduanya telah keluar dari salah satu ruang bawah tanah di villa itu. Mereka berdiri di dekat balkon dan Naomi baru sadar jika wajah Boby penuh dengan luka. Bahkan kini dia juga melihat jika salah satu tangan Boby mendapatkan luka sayatan yang cukup panjang.

"Ikut aku!" ucap Boby yang langsung berjalan cepat menuruni tangga. Naomi berjalan di belakang Boby. Mereka berdua berjalan dengan tempo yang sangat cepat.

"Jadi, bukan kau si psikopat itu???"

Pertanyaan Naomi spontan membuat Boby menghentikan langkahnya. Membuat Naomi berdiri sambil bersedekap dada, memperhatikan laki-laki di depannya yang terlihat kacau karena goresan luka di wajah dan seluruh tubuhnya.

"Kau lihat sendiri bahwa aku hampir saja mati dan kau berpikir akulah si psikopat itu??" Boby tersenyum mengejek, Naomi bisa melihat senyuman itu.

"Walaupun awalnya aku memang menginginkan kalian semua menuduhku, agar jalang sialan itu tidak di curigai oleh pihak kepolisian! Tapi dasar jalang tidak tau terima kasih! Dia malah menyekap Shan dan Chika! Dan dia juga hampir membunuhku!" ucap Boby dengan nada yang tinggi.

"Tunggu ⎯  jadi maksudmu..."

"Ck!" Boby berdecak.

"Tidak ada waktu lagi untuk menjelaskan semuanya! Kau akan mengetahui semuanya saat kau melihat sendiri!" begitu mengatakan itu, Boby langsung berlari menuruni tangga, membuat Naomi mau tidak mau mengikuti langkah Boby yang tergesa-gesa.

.

.

.

.

Ruangan yang sangat pengap! Cahaya lampu kuning yang temaram, lalu pemandangan mengerikan yang terjadi di ruangan itu. Vino berdiri dengan kedua tangan terkepal, wajahnya mengeras dengan sorot mata yang tajam. Isakan lirih terdengar dari mulut Chika yang masih tertutup lakban, lalu bunyi rantai yang menyentuh lantai karena Shan yang terus berontak. Dada Vino bergemuruh hebat, hatinya sukses terluka saat melihat penampakan Chika yang menyedihkan. Bahkan Vino masih bisa melihat jika luka Chika tampak basah dan terus mengeluarkan darah, itu artinya si psikopat gila ini baru saja menyiksa Chika.

"Lepaskan mereka!!" sentak Vino sambil berjalan menghampiri si psikopat itu, namun si psikopat menarik kekang rantai yang membelenggu leher Chika, hingga gadis itu terhuyung ke belakang secara kasar. Chika menggeram karena rantai di lehernya itu melukai kulitnya.

"Jangan mendekat atau kau akan melihat gadis ini merintih kesakitan.." ucap si psikopat dengan suara yang berat.

Vino mundur, masih dengan kedua tangan terkepal. Kedua matanya mulai basah karena menahan airmata. Suara isakan lirih dari Chika membuat hati Vino benar-benar seperti di hantam oleh batu yang sangat besar.

"Bedebah!! Brengsek!!! Apa yang kau inginkan hah?!!" Vino mulai frustasi, dia meremas rambutnya dan menatap tajam ke arah si psikopat yang masih mengenakan topeng.

"Aku hanya ingin bersenang-senang. Apa itu salah Tuan Detektif??" jawab si psikopat, lalu tertawa terbahak-bahak. Tawa yang sungguh Vino benci.

Psikopat itu lalu menarik Shan dan Chika. Rantai itu dia kaitkan ke sebuah pengait yang menancap di tembok. Walaupun kini kedua tangan dan kaki Shan maupun Chika tidak lagi terikat, namun tetap saja mereka berdua tidak bisa kemana-mana, persis seperti anjing yang di rantai majikannya. Shan langsung memeluk Chika dan menenggelamkan kepala kekasihnya itu pada dada bidangnya. Chika menangis sesenggukan, Shan terus mendekap sambil mengelus lembut rambut Chika yang acak-acakan. Vino menangis melihat pemandangan itu, hatinya mencelos dengan luka yang bertubi-tubi.

"Sungguh pemandangan yang romantis, mungkin akan lebih romantis jika mereka berdua mati bersama-sama. Seperti Romeo dan Juliet huh??!" ucap si psikopat, lalu mengambil sebuah pistol dari balik jaket tebalnya.

"Apa yang ingin kau lakukan hah?!!! Jangan macam-macam brengsek!!!" Vino maju beberapa langkah saat melihat si psikopat mengacungkan pistolnya ke arah Chika dan Shan.

"Tetap diam di tempat atau aku akan meledakkan kepala adikmu!!" gertak si psikopat dengan suaranya yang menggelegar.

Vino gentar, sungguh dia tidak bisa melakukan apapun saat ini. Jika dia mencoba menyerang si psikopat, dia takut jika pistol itu akan menembak ke arah Chika atau Shan. Vino tidak ingin ada yang terluka.

"Kau ingin melihat siapa dulu yang mati Tuan Detektif??" tanya si psikopat sambil menelengkan kepalanya.

Vino menggeleng, airmata sudah tidak dapat dia bendung. Tangannya terkepal erat, hingga menampilkan otot-ototnya yang kebiruan.

"Jangan... Jangan lakukan itu..." Vino berkata lirih.

"Kau harus memohon padaku dulu. Mohonlah agar aku tidak mengirim Hades untuk menjemput mereka berdua. Berlutut!!" suara itu menggema dan masuk ke telinga Vino. Vino masih berdiri dengan wajah yang penuh air mata.

"Berlutut atau kau akan kehilangannya!!!"

"Chika..." suara Vino terisak. Lalu perlahan tubuhnya luruh ke lantai, kedua kakinya menekuk dan siku di kakinya menjadi tumpuan tubuhnya. Vino berlutut, dengan tangan terkepal erat.

Si psikopat tertawa mengejek.

"Seharusnya kau tidak percaya denganku Tuan Detektif. Karena bagaimana pun juga kau tetap akan kehilangannya." ucapan itu sukses membuat kepala Vino tertarik dan menatap ke arah Chika, matanya terbelalak lebar.

"Ucapkan selamat tinggal padanya...."

"Tidak!!!!!!! Chika!!!!!!!!"

Brakkkk!!!!

"Hentikan Sisca!! Kau sudah keterlaluan!!" Boby masuk begitu saja, di ikuti Naomi yang langsung berlari ke arah Vino.

Ya,, segala kekacauan ini adalah ulah Sisca.

"Tetap di tempat atau aku akan menembaknya!!!"

Boby spontan berhenti, lalu berdiri tak jauh dari Sisca. Vino dan Naomi berdiri di belakang Boby. Sisca kini melepas topengnya, lalu membuang benda itu ke sembarang arah. Kini terlihatlah wajah psikopat itu.

Vino dan Naomi membelalakkan matanya. Melihat Sisca dengan raut wajah yang kini terlihat menyeramkan. Naomi memicingkan matanya saat melihat benda kecil yang menempel di leher wanita itu.

"Kau menyamarkan suaramu dengan microfon pengubah suara? Dan kau mencuri benda itu dari HardTech. Bukan begitu???" ucap Naomi.

Sisca tersenyum miring.

"Sisca!! Hentikan semua ini!!" Boby berteriak.

"Diam!!!" mata Sisca melotot, menatap Boby, lalu Vino dan yang terakhir Naomi.

"Medusa. Dewi ular yang di lecehkan oleh Poseidon, dan di kutuk Athena karena di anggap telah mengotori tempat suci. Kau! Melakukan semua ini karena Tuan Devan pernah memperkosamu. Benar begitu..??" ucap Naomi, lalu dengan sangat pelan berjalan menghampiri Sisca.

"Fransisca, adalah nama aslimu. Kau adalah anak yatim-piatu yang hidup di panti asuhan. Tuan Devan dan Nyonya Veranda merawatmu karena mereka menemukanmu terluka parah selepas kecelakaan. Kebetulan sekali mereka menginginkan anak perempuan, jadi mereka menjadikanmu putri mereka dan mengubah namamu menjadi Sisca Sarasean. Kau menjadi putri satu-satunya di keluarga Tuan Devan, namun kejadian naas itu sukses membuatmu menyimpan dendam yang sangat besar. Malam itu Tuan Devan mabuk dan dia memperkosamu. Apa ada yang salah dari penjelasanku??" sambung Naomi, lalu mengeluarkan buku diary kecil yang dia temukan di salah satu rak buku di villa. Diary milik Fransisca.

Boby terisak.

"Hentikan semua ini Fransisca... Jika kau ingin membalas dendam karena kelakuan ayah, kau sudah membalasnya. Ku mohon... Hentikan semua ini.. Shan dan Chika mereka tidak bersalah." ucap Boby dengan nada yang lembut.

Wajah Sisca berangsur-angsur berubah, dari yang mengerikan kini wajah itu sudah lebih relax. Air mata mulai berlinang dari balik kedua matanya. Boby berjalan perlahan ke arah Sisca.

"Boby... Maafkan aku.... Aku telah kalah. Dia berhasil membunuhku. Boby... Tolong aku... Boby..." Sisca menggeleng, tubuhnya bergetar.

"Apa maksudmu??" Boby berhenti, wajahnya bingung.

Vino tersentak.

"Jangan harap kau bisa menyingkirkanku lagi wanita lemah!!!" Sisca berteriak.

"Fransisca si gadis lemah telah mati!!!" Sisca kembali berteriak, membuat Vino dan Naomi terbelalak kaget.

"Kau ⎯  " Boby sudah hampir bisa meraih tangan Sisca namun wanita itu dengan gerakan tiba-tiba menendang keras kaki Boby.

"Permainan selesei!!!"

Dorr!!!! Dorrr!!!!!

"Tidakkkkkk!!!!!" Vino berteriak. Bersamaan dengan itu beberapa perwira polisi meringsek masuk ke dalam ruangan.

Naomi langsung menubruk tubuh Sisca hingga keduanya berguling dan pistol yang Sisca pegang terlempar begitu saja. Naomi berhasil menindih tubuh psikopat gila itu dan beberapa polisi langsung membantunya untuk memborgol Sisca yang terus memberontak dan berteriak.

Tubuh Shan memeluk Chika, lalu kucuran darah mengalir dari balik punggung pemuda itu, dimana 2 peluru bersarang.

"Shan?! Shan!!!!!!! Jalang sialan!!!!! Kau membunuh adikku!!!!!" jerit Boby dengan suaranya yang menggelegar.










TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

51K 3K 21
Unfaedah.2 ©ketgils, 2k16
397K 4.2K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
7.9K 672 17
"Aku ngantuk Gee, aku tidur dulu ya" -Shani indira-
5.5K 343 40
s2 publish! 'Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di Bandung' ⚠️cerita murni dari pikiran saya sendiri,tidak ada inspirasi dari cerita wp satupun atau pu...