I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

02

54.9K 3.4K 32
By SriNNingsih

Deru mobil berlalu-lalang menemani rutinitas sibuk nan padatnya Kota Jakarta yang amat sangat panas. Terik sinar matahari di siang hari mampu membuat sebagian orang memilih berteduh dan menikmati segelas minuman dingin sembari mengelap peluh yang senantiasa mengalir di dahi mereka.

Di dalam mobil berwarna putih yang diam bertenger di tengah-tengah jalan raya karena lampu merah membuat Thalia melirik ponselnya untuk mengecek ada tidaknya pesan masuk yang penting--maklum saja, dia berkali-kali mengecek ponsel karena memang Thalia sesibuk itu orangnya. Ia takutnya ada panggilan darurat dari Rumah Sakit yang membutuhkan tenaganya.

Thalia kembali meletakkan ponselnya di bangku mobil sebelahnya. Ia menuju Pusat Kebugaran dimana di dalamnya terdapat kelas Seni Bela Diri. Ia sering melatih kemampuan bela dirinya di sana dengan 3 orang instruktur. Thalia membekali diri dengan Pencak Silat, Kendo, dan Jujutsu.

Meskipun di bilang berat karena memilih bela diri 3 macam sekaligus, Thalia amat sangat antusias dalam mempelajarinya. Maka dari itu, Thalia tidak takut kalau pun dia tinggal sendirian ataupun keluar sendirian meskipun itu malam hari. Karena itu, Thalia sudah lihai mengatasi kesulitannya jika bertemu dengan orang-orang jahat.

Ia beberapa kali di serang begal ataupun rampok yang keroyokan dan terkadang menargetkan nyawanya. Namun, Thalia bisa menanganinya sendirian dengan mudah.

Hari ini Thalia libur dinas. Setelah 4 hari shift pagi serta 2 kali ia lembur. Thalia bukan lah wanita lemah dan gampang sakit-sakitan meskipun dia memiliki jadwal yang sangat padat. Ia sudah melatih tubuhnya agar selalu prima dan fit. Thalia pergi ke Pusat Kebugaran tidak sendirian, ia ditemani sahabat karibnya, sekarang ia sedang perjalanan menjemput sahabatnya itu.

Thalia menatap kaca mobilnya, kedua iris gelapnya menatap dan memeriksa rambut panjang hitamnya yang terkepang merambat timbul rapi dari atas samping kanan kepalanya dan menjuntai ke bahu kirinya--masih tertata rapi, Thalia menyukai hal itu.

Thalia memang ahli menata rambut sesuai keinginannya, mode mengkepang rambat merupakan hairstyle favoritnya. Karena lebih ringkas dan simpel, meskipun setelahnya meninggalkan jejak rambut yang mengembang jika kepangan tersebut di urai--Thalia tak ambil pusing. Dia juga memakai setelan santai dan casual, di kursi belakang sudah tergeletak kantung kertas berisi pakaian latihan bela diri beserta perlengkapan bersih diri dan make up.

Mobil Thalia berhenti di depan restaurant, dimana ia menjemput sahabatnya. Biasanya Thalia menjemput langsung ke rumahnya, atau kebalikannya dia yang di jemput. Berhubung Thalia mendapat telpon dari sahabatnya tadi pagi dan memberitahu dia bahwa Gian Oktavian nama sahabatnya ini sedang menghadiri acara kencan butanya jam 9 pagi.

Alhasil, Thalia menjemputnya setelah siang, lanjut latihan setelahnya. Lambaian dan senyuman manis Gian tercetak di wajahnya yang cantik. Gian berlari pelan hingga dress pink kalem berayun lembut di terpa angin.

"Sudah lama menunggu?" Tanya Gian yang langsung duduk di kursi sebelah sopir-mengingat Thalia yang mengendarai mobilnya sendiri.

"Mungkin 15 menitan." Jawabnya singkat.

Gian tersenyum tipis, "Maafkan aku, ini aku bawakan lunch box dengan menu favoritmu!" Gian menyodorkan kantung kertas berlogo restorant ternama di Jakarta.

Senyuman terukir di wajah cantik Thalia. "Wah, mantap. Lumayan juga buat cemilan setelah latihan."

Gian mendengus kesal, "Kamu itu, makannya porsi kuli tapi tetap aja langsing."

Thalia tertawa puas mendengar perkataan Gian yang kesal. "Anugerah harus di syukuri!"

Mobil pun melaju dengan kecepatan standar menuju tempat latihan mereka berdua. Gian mengeluarkan buku tebal dari dalam tasnya, ia membuka halaman yang sudah di tandai dan melanjutkan membaca dengan khidmat. Thalia menatapnya sekilas, matanya menangkap judul buku tersebut.

"I Want You!" Celetuknya melirik dan membaca judul buku milik Gian.

Gian menoleh dan tertawa kecil, "Tertarik? Keren loh. Aku sampai baca dua kali ini Novel."

Thalia menggelengkan kepala, "Tidak! Aku tidak suka baca Novel," Jawabnya singkat, dia kembali fokus menyetir mobil.

"Aku tahu. Tapi, aku akan aku memberitahu ringkasnya." Jawab Gian mengambil nafas untuk memulai mendongeng ria.

Thalia mengangguk, ia tak keberatan Gian bercerita tentang novelnya. Lumayan untuk menghilangkan rasa kantuk daripada berdua di mobil dan sama-sama diam.

"Kau tahu Tha? Namamu mirip loh sama karakter di novel ini. Meskipun itu hanya nama pendeknya saja." Sahut Gian.

"Benarkah?" Sahut Thalia penasaran.

Gian mengangguk, "Iya, tapi dia menjadi tokoh antagonisnya. Tokoh utama protagonis. Tapi, si antagonis ini kalau marah agak mirip sepertimu," Gian merasa geli, "Namanya Nathalia Zeyrav. Panggilan singkatnya juga sama denganmu, Tha-Thalia!" Tawa Gian meledak saat menjelaskan karakter antagonis dalam novelnya.

Thalia berdecak kesal dan kedua mata tajamnya melirik Gian kesal. "Tapi aku bukan antagonis." Gerutunya memprotes.

Gian masih tertawa, "Dan apa kau tahu ending dari si Antagonis Wanita Utama Si Nathalia itu?" Tanyanya.

Gian masih penasaran dengan ekspresi Thalia yang berubah-ubah. "Dia mati di bunuh Pangeran Kedua yang juga sama-sama antagonis. Karena tidak terima si tokoh utama di bully sampai mati,"

Gian bercerita lagi. "Tapi, hidup si antagonis ini juga kasihan menurutku. Dia sudah di jodohkan bahkan sudah bertunangan dengan Putra Mahkota. Tetapi, pria itu malah berselingkuh dengan si tokoh utama yang notabene hanya anak angkat Baron."

Thalia mendengkus kesal. "Aku paling benci dan anti sama pria seperti itu. Dan lagi aku juga tidak suka dengan tokoh utamanya yang terkesan menjadi pelakor!"

Gian mengangguk setuju. "Mau bagaimana lagi. Ceritanya begitu. Mungkin authornya sedang gila, jadi bisa menulis novel macam begini,"

Dalam hati Thalia, jika dia menjadi antagonis. Ia tidak akan berusaha mempertahankan si Putra Mahkota yang tak tahu diri. Serta menghindari Pangeran Kedua yang tak lain si malaikat pencabut nyawanya sendiri. Pastinya, dia akan membuat perhitungan dengan sang tokoh utama yang sudah mengusik kehidupannya.

Thalia bukan tipe antagonis pasaran pada umumnya seperti Nathalia Zeyrav, ia akan menjadi lebih dari antagonis lagi jika kehidupan damai Thalia di usik terlebih dahulu.

Gian masih terus bercerita, tetapi Thalia setengah tidak fokus mendengarkan Gian, ia beralih untuk tetap mengendalikan mobilnya dengan hati-hati.

***___***

Malam semakin larut, Thalia telah mengantar Gian selamat sampai rumahnya. Gian menawarkan dengan sedikit memaksa untuk Thalia agar mau menginap di rumahnya karena malam sudah larut. Selepas latihan mereka berdua pergi untuk jalan-jalan dan tak terasa sudah beranjak tengah malam.

Jalanan sepi, hanya sesekali mobil ataupun motor lewat berpapasan dengan mobilnya. Thalia mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar. Ponselnya bergetar tanda ada sebuah pesan singkat masuk. Cekatan Thalia membuka pesan tersebut.

{Dokter, mohon maaf sebelumnya. Besok bolehkah saya tukar dinas malam dan dokter menggantikan saya dinas pagi? Saya pagi ada keperluan keluarga dokter.} Pesan singkat dari dokter Eka.

Thalia menggeleng pelan, "Ini orang tetap aja seenaknya sendiri. Tukar dinas selalu mendadak di jam selarut ini. Untung aku belum tidur." Dumelnya kesal.

{Okey, lain kali kirim pesannya lebih larut malam lagi ya dok!} Balas singkat Thalia.

Seusai membalas pesan singkatnya. Thalia membulatkan matanya, silauan cahaya lampu mobil melaju sangat kencang dan tidak beraturan dalam mengemudikannya mendekat ke arah mobil Thalia.

Refleks Thalia membanting setirnya ke kiri, nyaris mobil Thalia menghantam mobil di depannya, tapi naas mobil Thalia menghantam pagar besi yang berdiri kokoh di pinggir jalan dan mobilnya terpental tak beraturan di jalan raya.

Goncangan hebat membuat Thalia terhempas keluar mobil dan terlempar ke jalan beraspal, tubuhnya terguling tak berdaya. Cairan hangat serta kental dan berbau anyir mulai keluar dari kepala, telinga dan hidungnya. Rasa sakit mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Remuk, mati rasa, dan tak bisa bergerak, semua bercampur menjadi satu.

Kedua mata Thalia yang biasanya menatap tajam dan tegas kini berubah sayu serta menahan kesakitan yang luar biasa. Ingin ia berteriak meminta tolong, tapi ia tak bisa membuka mulutnya. Serasa seluruh tubuhnya lumpuh.

"Tolong!" Rintihnya hampir tak ada suara.

Dari kejauhan, titik cahaya makin lama semakin mendekat. Sebuah mobil hitam legam berhenti tepat di samping tubuh Thalia yang terkulai lemah dengan darah sudah mulai mengalir di jalan beraspal. Suara tapak sepatu mendekati Thalia, seringaian mengerikan terukir sempurna di wajahnya.

Thalia membeku sesaat, ia menatap nanar ke sosok yang berjongkok tepat di depannya. Seorang pria paruh baya tersenyum sinis menatap Thalia.

"Kuat juga kau ternyata! Memang Putri tunggal Navgra haruslah berbeda dari putri yang lainnya!" Katanya dengan seringaian jahatnya.

Thalia tak menjawab, ia menatap pria itu. Berusaha melihat secara jelas dengan kedua matanya yang mulai mengabur.

"Tapi, setelah ini kau pasti akan mati. Dan aku akan menikahi ibumu yang sedang di luar negeri. Tak lama lagi, semua harta milikmu dan keluargamu akan menjadi milikku!" Pria itu tertawa angkuh.

Thalia menggertakkan giginya, andai dia tidak dalam kondisi seperti ini, pria di depannya pasti sudah tewas di tangannya. Ia sudah tak kuat lagi menahan segala rasa di tubuhnya.

"Paman!" Kata terakhir yang berhasil keluar dari mulut gadis manis itu. Matanya tertutup, kegelapan mulai menguasai dirinya.

Continue Reading

You'll Also Like

71.5K 3.3K 38
Seorang istri sah yang bahkan derajatnya lebih rendah dari seorang simpanan? Akulah Laurent, aku seorang yang naif akan cinta hingga membuatku sa...
682K 41.6K 68
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
233K 27.5K 63
"Kehidupan ini hanya ku berikan untuk mu" Mahaz menganggap kelahiran kembalinya hanya untuk peri kecilnya. Mahaz seorang putra mahkota dari klan vam...
10.1K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...