Hadirnya Kamu | Tamat (Sudah...

By jeszyc09

692K 17.5K 317

Cerita sudah terbit versi novel, link pembelian novel tersedia di bio instagram penulis @storyjeszp ..... Ke... More

Tokoh
1: Dijodohkan dengan om-om?
3: Cafe 70's
4: Bertemu Calon Mertua
5: Hari bersejarah
6: Jangan Marah, Diajeng
7: Drama Berkeluarga
8: Perubahan Sikap
9: Kecewa di Hari Merah
10 : Khawatir Seorang Suami
11 : Hilangnya Mahkota
12: Kelembutan Hati Sultan
13: Hinaan Serta Kekecewaan
14: Menerima Semuanya
15: Berkunjung ke Solo
16: Selamat Pak Prabu
17: Bahagia Tiada Tara
18: Masih Ngidam
Cerita Baru
Siapa Yang Kangen?
Bantu Penulis Vote Cover Yu
Info Open PO!
Hadir di Shopee!!

2 : Pertemuan

23.3K 935 12
By jeszyc09

Haii, selamat membaca💐

🦋🦋🦋🦋

Laurenza kembali ke rumah pukul setengah enam petang. Setelah berkunjung ke rumah Fira, Laurenza mampir terlebih dahulu ke cafe miliknya. Cafe tersebut diberi nama 'cafe 70's' dengan bangunan yang terlihat klasik dan menenangkan, membuat orang-orang betah berkunjung ke cafe milik Laurenza.

Laurenza masuk ke dalam rumah dan dia melihat kakak laki-lakinya beserta anak dan istrinya diruang keluarga, disitu juga ada kedua orangtua Laurenza yang sedang bermain dengan keponakan Laurenza anak dari kakak laki-lakinya-Aryajuna Dewangga.

"Eksa!" Laurenza berlari menghampiri keponakannya yang masih berumur 8 bulan sedang ada dipangkuan Dini.

Laurenza segera mencium pipi gembul bayi laki-laki itu dengan gemas, serta mencubit pipinya.

"Jangan dicubit gitu, merah tuh pipinya!" tegur Arya pada sang adik.

Gunawan menggelengkan kepalanya. "Utamakan salam saat masuk rumah."

"Iya Pa, maaf Enza lupa."

"Beneran mau nikah nih dek?" goda Arya.

"Gak mau, Papa kak Arya tuh maksa terus!"

Arya tertawa mendengar pembalasan adik perempuannya. Sebenarnya Arya kurang setuju dengan apa yang dibicarakan Papa-nya tadi, jika Laurenza akan dijodohkan dengan rekan kerja sang Papa. Tetapi sang Papa benar-benar orang yang tidak bisa dibantah, jika dia menginginkan itu tidak bisa lagi untuk diganggu gugat.

"Mandi sana" suruh Gunawan.

"Entaran, males." balas Laurenza cuek.

"Disuruh orangtua loh itu" tegur Arya.

Mau tak mau Laurenza pun berdiri dan berpamitan untuk memasuki kamarnya. Sepertinya status Laurenza akan benar-benar ganti setelah ini, percuma juga kalau Laurenza menolak dengan segala cara. Sang Papa selalu ada strategi agar rencananya berhasil.

Di dalam kamar Laurenza sedang bersiap-siap, dia sedang duduk dimeja hias. Sembari mencari informasi tentang Sultan lewat internet, sebelumnya Laurenza mengetahui Sultan karena dia rekan bisinis sang Papa.

"Bukan asli Jakarta ternyata." ucap Laurenza sembari matanya terus melihat tulisan di HP-nya.

"Banyak juga kekayaannya."

"ENZA UDAH BELUM? SULTAN SAMA KELUARGANYA UDAH DATENG!" teriak Dini sembari tangan satunya mengetok pintu kamar anak gadisnya.

Laurenza terkejut dan dia segera mematikan HP-nya. "S-sebentar Ma, ini udah!" Laurenza menyisir rambutnya yang sedikit berantakan.

Setelah dirasa siap Laurenza pun membuka pintunya, Laurenza langsung disambut oleh Dini yang membawa nampan berisi minuman dingin dan makanan ringan.

Laurenza terkejut ketika secara tiba-tiba Dini memberikan nampan tersebut pada Laurenza. "Loh kenapa?"

"Kamu kasih ke Sultan" suruh Dini.

"Ih kok Enza? Kenapa gak Mama aja?"

"Kamu nyuruh orangtua?" Dini menatap tajam Laurenza.

"Enggak, kan emang biasanya begitu" Laurenza membela dirinya sendiri.

"Mama sengaja pisahin minuman punya Sultan, biar kamu aja yang nganterin" ucap Dini sembari tersenyum padanya.

Laurenza memutar bola matanya malas, Dini mendorong pelan bahu Laurenza agar cepat berjalan menuju ruang tamu. Bisa dilihat dari tangga, ruang tamu dirumahnya kini sudah ramai. Ada beberapa keluarga Sultam, seperti, kedua orangtua Sultan dan juga kedua adiknya yang bersama pasangannya dan anaknya disana.

Sultan memang anak pertama dari pasangan suami-istri berdarah Jawa. Sultan juga memiliki dua orang adik perempuan dan laki-laki, adik perempuannya bernama-Basyira Lintang Anjani Wisesa ia sudah menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki dan perempuan, adik laki-lakinya bernama-Hastungkara Baskoro Wisesa, ia juga sudah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang masih balita.

Laurenza bisa melihat Sultan yang duduk sembari mengobrol dengan Papa-nya, Laurenza akui malam ini penampilan Sultan benar-benar sangat mempesona. Pria itu memakai kemeja batik khas Jawa Tengah, dengan celana panjang warna hitam. Jambang tipis yang menghiasi dagu dan rahangnya membuat banyak orang memuji ketampanannya.

Saat Laurenza berjalan mendekati ruang tamu semua orang yang sedang duduk disana menatap ke arah Laurenza, yang ditatap pun terlihat salah tingkah namun Laurenza masih bisa menyembunyikannya. Rasanya Laurenza ingin berputar balik saja jika begini, namun jika nantinya dia berputar balik malah akan semakin malu.

Laurenza menaruh nampan berisi minuman dingin serat camilan dimeja yang ada dihadapan Sultan, Laurenza mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dan mata mereka bertemu selama beberapa detik, sebelum Laurenza memutus kontak mata tersebut.

"Terima kasih" ucap Sultan seraya tersenyum manis kepada Laurenza.

Laurenza pun menganggukkan kepalanya dan membalas senyuman Sultan, lalu Laurenza menaruh nampan dikolong meja dan dia pun duduk disamping Papa-nya.

"Nama kamu Laurenza kan?" tanya Karina ramah.

Laurenza tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan wanita paruh baya yang Laurenza tahu dia adalah Ibu dari Sultan.

"Iya, tapi orang-orang biasa manggil Enza."

Karina menganggukkan kepala mendengarnya, wanita itu berharap semoga Laurenza bisa menerima Sultan untuk menjadi suaminya.

"Baik pak Gunawan, silahkan langsung memulai saja" ucap Joko.

Gunawan menganggukkan kepalanya. "Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu, ini putri bungsu saya. Laurenza Tamara, dia sudah lulus kuliah S1 dan berhasil meraih cita-citanya untuk membangun sebuah kafe. Jadi, intinya saya akan menjodohkan putri bungsu saya dengan putra sulung pak Joko."

Sultan dan keluarga yang lain mengangguk-ngangguk mendengar ucapan Gunawan, Sultan pikir putri bungsu Gunawan adalah gadis yang pemalas dan tidak memiliki pekerjaan apa-apa, dia hanya mengandalkan orangtua dan kakak-nya saja. Namun salah, ternyata Laurenza Tamara adalah gadis yang pintar dan rajin, buktinya sekarang gadis itu dapat menggapai cita-citanya.

"Saya terserah Sultan" Joko menoleh ke arah putra sulungnya yang juga sedang menatapnya.

Sultan menghembuskan nafasnya sebelum berbicara. "Saya mau, dan semoga Laurenza juga mau menerima saya." Sultan menatap Laurenza.

"Bagaimana nak?" tanya Karina pada Laurenza.

Laurenza menatap Mama dan Papa-nya, lalu dia pun menghembuskan nafasnya. "Iya mau, tapi Enza mau pendekatan terlebih dahulu. Soalnya kita berdua belum kenal satu sama lain."

Sultan mengerutkan dahinya dengan kedua bola mata yang setia menatap Laurenza walaupun gadis itu tidak kunjung membalas tatapannya. Sultan berpikir, sepertinya Laurenza terpaksa saat berucap barusan.

"Kalau kaya gitu sama saja dengan yang namanya pacaran. Itu dosa loh, lebih baik langsung menikah saja, dengan itu kamu malah akan mendapatkan pahala." Gunawan membalas.

Laurenza menatap memohon pada Papa-nya, namun sepertinya sang Papa tidak memperdulikan tatapannya dengan hati tak terima. Laurenza pun menganggukkan kepalanya.

"Enza terserah aja deh" katanya pasrah.

Kedua orangtua Sultan serta kedua orangtua Laurenza tersenyum menanggapinya, tanpa sadar jika Laurenza mengucapkan dengan terpaksa. Hanya ada satu orang saja yang sadar dengan ucapan pasrah Laurenza. Orangnya adalah Sultan, pria itu sedari tadi terus memerhatikan Laurenza. Sultan mewajarkan jika Laurenza tidak menerima perjodohan ini, selain umur mereka yang terpaut jauh, mungkin saja dia sudah mempunyai pujaan hati.

Pernikahan Sultan dan Laurenza akan dilaksanakan sekitar 2 minggu lagi, dan bertepatan di desa kelahiran Sultan, di provinsi Jawa Barat. Atas permintaan kedua orangtua Sultan dengan alasan agar semua keluarga besar Sultan datang.

Waktu 2 minggu sangat cepat menurut Laurenza, Laurenza tidak bisa berpikir jika dia akan menjadi seorang istri. Jujur, Laurenza sebenarnya belum siap menghadapi kehidupan setelah menikah, tak jarang di sosial media lewat berita-berita yang berisi tentang masalah keluarga hingga KDRT. Laurenza takut jika nantinya itu akan terjadi padanya, apalagi nanti dia akan menikah dengan pria yang sudah pernah menikah sebelumnya, dan Laurenza tidak tahu apa penyebab keduanya berpisah, bisa jadi karena kekerasan? Laurenza harap tidak.

Saat ini mereka semua sedang berada dimeja makan, setelah mengobrol cukup panjang. Gunawan pun mengajak keluarga Pak Joko untuk makan bersama sebelum mereka pulang. Laurenza tidak ikut makan bersama, dia memang tidak lapar, gadis itu memilih berpisah dan bermain dengan keponakannya dan juga keponakan Sultan di ruang TV.

Jarak ruang TV dengan meja makan memang tak jauh, sehingga Sultan bisa melihat Laurenza dari tempat dia duduk. Sultan tersenyum tipis saat melihat interaksi antara Laurenza yang cepat akrab dengan anak-anak.

Sultan mengalihkan pandangannya. "Pak Gunawan, bisa kita bicara sebentar?" ucap Sultan.

Gunawan pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, lalu Gunawan mengajak Sultan ke taman belakang rumahnya untuk bicara.

"Mau bicara apa Pak Sultan?" tanya Gunawan ramah, setelah mereka sudah sampai di taman belakang.

"Pak Gunawan yakin jika Laurenza mau dijodohkan dengan saya?" tanya Sultan.

Gunawan mengerutkan dahinya, dengan cepat ia menjawab. "Yakin lah Pak, apa tadi Pak Sultan tidak mendengar waktu Laurenza menyetujui perjodohan ini?"

Sultan menganggukkan kepalanya. "Dengar, tapi saya rasa dari raut wajah serta ucapan yang saya dengar itu seperti terpaksa. Apa Pak Gunawan memaksa Laurenza untuk menerima perjodohan ini? Jika memang iya sebaiknya kita-

"Tidak-tidak, Pak Sultan salah paham. Laurenza memang seperti itu Pak jika bertemu dengan orang baru. Dia mau kok dijodohkan dengan Pak Sultan." dengan cepat Gunawan memotong ucapan Sultan.

Sebenarnya ada maksud lain Gunawan ingin menjodohkan Laurenza dengan Sultan. Saat ini perusahaan milik Gunawan sedang di ancam oleh musuhnya, Gunawan melakukan ini supaya dia dan perusahaannya bisa berlindung di balik nama Sultan Prabu Cokro Wisesa.

Tidak ada yang tahu tentang rencananya ini, hanya dia seorang saja yang tahu. Gunawan berjanji pada dirinya sendiri tidak ingin memberitahukan hal ini kepada siapapun.

Sultan pun berpikir sejenak tentang ucapan Gunawan, sepertinya memang begitu. Mungkin Laurenza merasa canggung dan malu padanya.

"Jika itu memang benar, tidak apa-apa."

Setelah selesai kedua pria yang hampir seumuran itu kembali ke dalam rumah, Sultan memilih untuk menghampiri Laurenza yang masih anteng bermain dengan anak-anak di ruang TV.

"Pakde, Mas Rama nakal sama adek!" adu keponakan perempuan Sultan ketika Sultan baru saja sampai di depan mereka.

Mendengar itu Laurenza yang sedang memangku Eksa pun menoleh, sedari tadi memang kedua kakak beradik itu selalu beradu mulut. Namun sempat berhenti setelah Laurenza menasihati mereka berdua.

"Mas Rama mainnya bareng dong, jangan nakal" tegur Sultan dengan suara lembut sembari mengusap rambut anak perempuan yang kini sedang memeluk kakinya.

Anak laki-laki yang kisaran berumur 5 tahun itu pun melengos saat di tegur oleh Pakde-nya, dia memilih untuk menghampiri Laurenza dan mengajak bermain Eksa yang sedang dipangku oleh Laurenza.

"Adek main lagi sana" bujuk Sultan.

"Sama Pakde aja, gak mau sama Mas Rama."

"Mas Rama" panggil Sultan.

Rama menoleh dan memutar bola matanya malas. "Adek ngambekan ih, yaudah Mas Rama minta maaf!"

Laurenza tertawa kecil saat melihat interaksi antara kedua kakak beradik itu, sangat menggemaskan.

Rama pun menghampiri adiknya dan kembali mengajak bermain, setelah itu Sultan duduk disamping Laurenza dan mengulurkan sesuatu pada gadis itu.

"Ini kartu nama saya, ada nomor teleponnya juga disitu, kamu bisa menghubungi saya kapan saja" ucap Sultan, Laurenza pun mengangguk dan dia menerima kartu nama tersebut.

Sultan tersenyum ketika balita laki-laki yang berada di pangkuan Laurenza melihat ke arahnya dan tersenyum lebar. Sultan yang gemas pun mendekati Balita bernama Eksa tersebut, dan mencium dengan gemas pipi gembulnya.

Saat Sultan mencium pipi Eksa, tak sadar jika jaraknya dengan Laurenza sangat dekat. Sehingga rambut dari pria itu pun menempel di hidung Laurenza. Gadis itu pun tadi sempat terkejut, namun dia tetap tenang, tidak lucu jika tiba-tiba Laurenza mendorong kepala Sultan.

🦋🦋🦋🦋

Terimakasih telah membaca, jangan lupa vote dan komen ya‼️

Follow sosial media:

Ig: @storyjeszp
Tiktok: @givoo_1
Twitter: jeszyc09

Continue Reading

You'll Also Like

101K 5.8K 24
Dosen >< Mahasiswi Wina tidak cantik itu fakta. Ketidak cocokannya dengan seorang Devan membuat semua orang menyalahkan Wina karena berhasil menggaet...
3.8K 434 6
Widia Putri. Gadis yang berasal dari Indonesia kini tengah berkuliah di salah satu universitas di Canada. Ia sangat mengidolakan Shawn mendes, artis...
926K 47.1K 70
Sean Dwig pria berusia 45 tahun itu dengan tidak tahu malu jatuh cinta kembali pada seorang gadis berusia 20 tahun yang lebih cocok untuk menjadi ana...
689 106 22
[EXO SERIES STORY #2] Banyak uang, maka hidup tentram. Kalian pasti pernah mendengar kalimat diatas, kan? Namun itu tidak berlaku untuk pria bernama...