GOOD BOY || JKT48 Ver.

By xwchkshncrzy

18.7K 1.5K 44

Shan adalah pemuda pengidap skizofrenia, pemuda aneh dengan sejuta tabiat yang membuat siapa saja pasti akan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 28
Chapter 29 [End]

Chapter 27

434 50 2
By xwchkshncrzy


"Kita harus berpencar!" ucap Vino.

Naomi mengangguk, lalu keduanya berjalan perlahan berlawanan arah. Naomi naik ke atas tangga yang entah menuju ke mana, sedangkan Vino masuk ke dalam sebuah ruangan luas yang mirip dengan ruang tengah namun dengan ukuran yang extra jumbo. Ternyata di ruangan itu terdapat beberapa ruangan kecil yang di pisahkan oleh sekat-sekat, lalu di antara ruangan-ruangan kecil itu ada beberapa pintu dengan warna coklat tua yang mengkilap. Di sudut-sudut ruangan juga terdapat lukisan dan juga foto keluarga besar Tuan Devan.

Vino memicingkan matanya, saat sebuah foto besar yang terpajang di dinding itu membuatnya tertarik untuk mendekat. Sebuah foto hitam-putih dimana di foto itu ada Tuan Devan dan Nyonya Veranda yang tengah duduk di sebuah kursi, lalu di belakang Tuan Devan ada Boby yang tengah berdiri, lalu Shan dan Sisca yang berdiri di belakang Nyonya Veranda. Kelimanya tersenyum hangat menatap kamera, namun hal yang kini membuatnya terperangah adalah sebuah tulisan kecil dengan font latin yang muncul di bawah foto itu. Di antara tulisan yang berderet itu ada satu nama yang membuat Vino tersentak, Putri kami ; Fransisca.

"Jangan-jangan..." Vino memutar otak, sebuah kemungkinan-kemungkinan menjejali pikirannya. Lalu alam bawah sadarnya tiba-tiba teringat dengan pesan dari psikopat yang menculik Chika. Vino kembali tersentak, pikirannya seperti terbuka ketika dia menyadari suatu hal. Vino berlarian kesana-kemari, yang ada di pikirannya kini adalah, dia harus mencari ruang bawah tanah!

.

.

.

.

Naomi menghela nafasnya, dia menyeka keringat yang mengembun di dahinya. Deretan tangga yang berjejer tadi membawanya ke sebuah ruangan besar dengan pintu-pintu yang tertutup, lalu tak jauh dari deretan pintu-pintu itu ada balkon dengan pemandangan Danau Serena yang indah, bahkan dari jarak Naomi berdiri sekarang, dia bisa merasakan hembusan angin segar yang tertiup dari arah luar.

"Villa ini benar-benar penuh kejutan..." Naomi berjalan dengan mata yang memandang ke sekeliling, tempat ini sangat terang karena mendapat cahaya dari balkon. Naomi berdiri di depan sebuah pintu, memegang knop pintu itu lalu memutarnya, namun terkunci. Dia melakukan hal yang sama hingga di pintu ke-empat, dan pintu itu ternyata terbuka. Kepala Naomi terjulur di setengah pintu yang terbuka, matanya memandang ke dalam ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar. Naomi membuka pintu itu dengan lebar dan membiarkannya terbuka, lalu dia masuk secara perlahan.

Ruangan kamar yang cukup luas, dengan satu kasur berukuran besar lengkap dengan satu set lemari dan juga meja rias dengan model mewah seperti di kerajaan-kerajaan. Kamar ini cukup bersih dan rapi, Naomi berjalan ke arah meja rias dimana sebuah dompet tergeletak disana.

"Milik siapa ini..??" tangan Naomi terulur, lalu mengambil dompet itu dan membukanya. Matanya memicing lalu tak lama terbelakak lebar, di dalam dompet terdapat kartu identitas dengan nama Boby Chaesara. Ya! Dompet ini pasti milik Boby.

Jika dompet Boby berada disini, berarti kemungkinan besar Boby juga berada di villa ini, dan mungkin kamar ini adalah kamar tempat Boby beristirahat. Namun dimana orang itu??

Naomi mulai bergerak cepat, dia memeriksa ke seluruh penjuru kamar, lalu memeriksa kamar mandi yang juga kosong. Kamar ini seperti di tinggalkan empunya begitu saja, dan sang empunya seperti sengaja meninggalkan sebuah clue agar Naomi mencarinya.

Naomi menghela nafasnya untuk yang kesekian kali, matanya masih memandang ke segala penjuru kamar, lalu saat kesunyian itu membungkusnya, tiba-tiba ada suara seperti sebuah benda yang di pukul berkali-kali. Suaranya tidak terlalu nyaring, namun Naomi masih bisa mendengarnya. Dia langsung berlari keluar dari kamar, matanya kembali mengedar ke sekeliling, bunyi itu kembali terdengar, Naomi mencari sumber bunyi itu dengan berlari ke sembarang arah. Hingga langkahnya terhenti tepat di atas tangga kecil yang memanjang kebawah, ini bukan tangga saat dia naik, berarti tangga ini pasti menuju ke sebuah tempat lain di villa ini.

Brakkk!! Brakkk!!

Suara itu kian jelas, dengan langkah hati-hati Naomi menuruni tangga itu. Dia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan senter kecil, tangga ini seperti membawanya ke ruangan bawah tanah dan Naomi butuh penerangan agar langkahnya tidak terjatuh. Semakin Naomi menuruni tangga, hawa di bawah semakin lembab, keadaanya juga gelap karena tidak ada penerangan sama sekali.

Brakkkk!!!

Suara itu kembali terdengar, membuat Naomi berhenti dan berdiri di ujung tangga. Dia menyorotkan senter kecil itu ke sekelilingnya, hingga senternya kini menyorot ke arah sebuah pintu yang tertutup.

"Hallo!!! Apa ada orang di dalam?!!!" teriak Naomi, lalu berjalan perlahan mendekati pintu itu. Tidak ada jawaban. Malah suasana mendadak mencekam, bahkan tubuh Naomi kini sedikit bergetar hingga dia menelan ludahnya sendiri.

Naomi berjalan lebih dekat ke arah pintu, hingga kini dia berdiri di depan pintu bercat hitam kusam tersebut, dia menempelkan daun telinganya.

Brakkk!!!

"Astaga!" Naomi berjengit kaget dan reflek memundurkan tubuhnya, untung saja senternya tidak terjatuh.

"Ada orang di dalam?!!!!" Naomi kembali berteriak, lalu tangannya terulur dan memutar knop pintu itu, namun pintunya terkunci.

"Ehhhmmmmm!!!!"

Suara itu terdengar. Seperti geraman namun tidak terlalu keras, Naomi masih bisa mendengarnya karena di tempat ini sangat sunyi. Sudah tidak di ragukan lagi, ada seseorang yang di sekap dalam ruangan dengan pintu bercat hitam kusam itu.

Naomi kembali mengambil jepit rambutnya, senternya dia gigit sementara kedua tangannya tengah sibuk dengan jepit rambutnya itu. Hingga 2 menit kemudian Naomi telah selesei dengan jepit rambut itu. Dia memasukkan ujung jepit rambut ke dalam lubang kunci, lalu memutarnya perlahan. Dan gagal!

Naomi menghela nafasnya, tidak kehilangan akal dia sedikit merubah ujung jepit rambutnya dan kembali memasukkan ke dalam lubang kunci. Memutarnya perlahan dan yesss!! Berhasil. Dengan gerakan cepat Naomi memutar knop pintu itu dan menariknya ke luar, pintu terbuka lebar, lalu senternya dia arahkan ke dalam ruangan kecil yang gelap gulita, hingga cahaya dari senternya menyorot ke dalam pojok ruangan.

Naomi mendekat, lalu dia berdiri dengan cahaya senter yang dia sorotkan tepat di muka seseorang dengan lakban yang menutupi mulut orang itu. Mata Naomi terbelalak lebar, mulutnya terbuka tak percaya.

"Oh astaga!! Boby Chaesara!!" jeritan Naomi terdengar.

.

.

.

.

Vino masih berputar-putar tak tentu arah di dalam ruangan yang super besar itu, karena kelelahan Vino berhenti dan berdiri di depan sebuah rak besar dengan buku-buku di dalamnya. Vino memperhatikan rak besar itu, insting detektifnya tidak bisa di bohongi, di perhatikannya setiap buku yang tertata dengan posisi berdiri itu, hingga matanya menangkap pinggiran buku tebal dengan tulisan berwarna merah Hades. Vino mengambil buku itu, dan dari celah yang terbuat akibat buku yang baru saja dia ambil terlihatlah sebuah tombol berukuran sedang berwarna merah. Vino mengulurkan tangannya dan menekan tombol itu, dan alangkah terkejutnya dia saat rak besar itu tiba-tiba bergeser ke arah kiri dengan gerakan yang lumayan cepat.

Yap! Ternyata benar dugaannya, ada tempat tersembunyi di villa ini. Dari rak besar yang kini sudah bergeser, terlihatlah sebuah pintu dengan ukiran berbentuk kepala ular berwarna merah. Pintu itu berukuran besar, dengan daun pintu berbentuk bulat. Vino meraih knop pintu itu lalu memutarnya perlahan, tidak terkunci! Dengan perlahan dia membuka pintu itu, hawa dingin langsung menguar dari dalam, Vino bisa melihat jika ada tangga memanjang ke bawah. Tangga itu terlihat sangat klasik karena terbuat dari kayu dengan model yang berbeda-beda. Di kiri dan kanan sekitar tangga terdapat lampu-lampu kecil berwarna kuning, membuat suasana di bawah menjadi temaram. Vino menuruni tangga itu, matanya awas memandang sekitar.

Lagi-lagi dugaan Vino benar adanya, tangga ini membawanya ke dalam ruangan bawah tanah. Di ujung tangga Vino berdiri dengan mata yang memandang ke sekeliling. Di sudut kanan terdapat ruangan seperti dapur bersih, namun aneh di ruangan yang seperti dapur itu hanya ada alat berupa kumpulan pisau dengan berbagai macam model. Di ruangan ini juga hanya di hiasi oleh lampu-lampu kuning yang membuat suasana menjadi minim cahaya. Vino berjalan ke arah pintu besi yang terletak tak jauh dari ruangan dapur itu. Kontras dengan sekitarnya yang terlihat bersih dan mewah, pintu besi itu terlihat tak terawat dengan karat yang menempel di seluruh pintu. Vino menelengkan kepalanya, menatap gagang pintu yang juga tak kalah berkarat dengan sedikit bercak kemerahan yang menempel.

Perlahan Vino meraih gagang pintu itu, lalu memutarnya perlahan dengan sedikit dorongan. Suara pintu berdecit nyaring saat pintu itu perlahan terdorong ke dalam. Vino membukanya, lalu tubuhnya masuk ke dalam sebuah ruangan yang pengap dengan cahaya lampu kuning yang temaram. Raut mukanya tegang dengan mata yang terbelalak lebar.

"Selamat datang Detektif Vino!" Si Psikopat gila dengan topeng di wajahnya itu duduk di atas kursi plastik, kedua tangannya memegang rantai besi yang memanjang. Kedua rantai besi itu terhubung ke leher Chika dan Shan yang terduduk di kanan dan kirinya, persis seperti dua ekor anjing yang tengah menemani majikannya.

"BRENGSEK!!!!" teriak Vino dengan raut wajah penuh kemarahan.










TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

62.8K 4.1K 32
diceritakan seorang gadis yang bernama flora, dia sedikit tomboy dan manja kepada orang" terdekatnya dan juga posesif dan freya dia Cool,posesif dia...
5K 415 17
Kota dalam bahaya! Pasukan mayat hidup menyerang siapapun yang masih hidup dan memakan mereka. Apa yang harus dilakukan? Lantas bagaimana cara Jinan...
1M 86.9K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
22K 937 16
KISAH SEBUAH KELUARGA YANG MENEMPUHI KEHIDUPAN MEREKA SEHARI-HARI YANG PENUH DENGAN RINTANGAN DAN DUGAAN JUGA TIDAK LUPA AKAN CINTA DAN KEBAHAGIAAN.