Vampayeer || Xodiac ✅

By SumilLiMiloni

7.6K 1K 358

"100 tahun yang kau lalui dengan banyak penderitaan yang kau alami, ternyata tidak seberat diriku." - Singhan... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan

Lima

286 38 6
By SumilLiMiloni

Pembaca yang baik, adalah pembaca yang memberikan vote dan komen....
Terima kasih...

***

🌱 Cerita ini hanya fiksi! Kesamaan nama, latar, jalan cerita dan semuanya yang ada didalam cerita ini adalah murni pemikiran author 🌱

***🌺***

🐲 Selamat Membaca 🐲

***

🌼 Jum'at, 11 Agustus 2023 🌼

***🍁***

[Masa Lalu, 1900]

Pagi ini Singhantara berjalan pergi menuju sebuah pasar, dirinya sering sekali pergi ke pasar itu. Tidak hanya ramai, namun penuh dengan hal-hal menarik dan makanan yang enak-enak, meskipun jaraknya cukup lumayan dari rumahnya, di pasar itulah juga, dirinya bertemu dengan Yuna, seorang perempuan yang mampu membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Sing tersenyum di sepanjang langkahnya, laki-laki itu benar-benar sangat ramah, dan menyapa setiap orang yang melewatinya.

Mata Sing melihat penjual yang sibuk menganyam sembari menawarkan dagangannya.

Sing tersenyum dan berjalan mendekati penjual itu.

"Selamat pagi, apa kau ingin membeli anyaman yang lainnya lagi?" tanyanya ke Sing.

Sing cukup terkejut pedagang itu mampu mengingatnya.

"Kau mengingat ku?"

Pedangan itu mengangguk kecil.

Sing melihat dan memegang satu persatu anyaman dari bambu dan berbagai anyaman dari berbagai tumbuhan itu.

"Aku menyukai anyaman buatan mu, ini seperti sebuah karya, apalagi kekasih ku, dia sepertinya sama denganku." ucap Sing.

"Terima kasih untuk pujiannya. Aku baru mendengar pujian dari orang kaya seperti mu." ucapnya ke Sing.

"Ayah!"

Seorang anak laki-laki dengan penampilan lusu itu mendekati pedangan anyaman itu, dan itu juga mampu di lihat oleh Sing.

"Ada apa?"

"Aku ingin membeli makanan itu, bisakah ayah membelikannya untuk ku?" tanya anak kecil itu, wajahnya terlihat begitu menggemaskan meski nampak begitu kotor dan lusuh.

"Tunggu sampai ada yang membeli dagangan ayah, ya? Kau tidak boleh seperti itu."

"Tapi....."

Sing tersenyum dan mendekati anak itu. Bahkan laki-laki itu mengelus lembut rambut anak laki-laki itu.

"Kau mau itu? Bagaimana jika kita membelinya?" Tanya Sing.

Anak laki-laki itu langsung terdiam dan melihat sang Ayah.

"Kenapa tiba-tiba kau menjadi diam? Aku akan membelikan makanan itu, asal kau memberi tahu aku, siapa nama mu?"

"Rahmat Fahri."

Sing tersenyum begitu lebar di depan anak laki-laki itu. Sing mengandeng anak itu untuk ikut bersamanya.

"Paman, aku izin membawa Fahri." ucap Sing.

"Aku harus memanggil mu siapa? Apakah tuan muda?" Tanya anak laki-laki bernama Fahri itu.

"Kak Sing. Panggil saja begitu. lagi pula, kau yang lebih muda dari ku." Sing mencoba untuk memposisikan dirinya sebaik mungkin dan seramah mungkin.

Apalagi laki-laki itu harus berhadapan dengan seorang anak kecil yang terlihat masih polos dan begitu menggemaskan di matanya.

***🍀***

[Masa Kini, 2023]

Sing masih diam di depan lemari kaca itu, dan membuat Leo harus bangkit dari duduknya dan menghampiri laki-laki yang nampak terlihat berkaca-kaca itu.

"Lo lihat apaan? Anyaman itu kenapa?" tanya Leo.

"Bukankah anyaman-anyaman itu indah?" tanya Sing ke Leo.

Leo bingung, Namun dirinya mencoba untuk melihat berbagai anyaman yang tertata rapi dan terjaga itu. Lagi pula, tidak ada salahnya melihat-lihat sampai Davin tiba dengan makanannya.

"Gila, kalo di lihat-lihat anyaman-anyaman ini bagus-bagus, kira-kira siapa yang buat dan udah berapa lama di sini?" tanya Leo.

"Mungkin lebih dari 1 abad." jelas Sing.

Leo menutup mulutnya, laki-laki itu terdiam ketika melihat sebuah anyaman berbentuk rumah itu, matanya tidak berkedip sama sekali dengan anyaman berbentuk rumah, seukuran tangan itu.

"Apa kalian udah lihat-lihat? Sini, udah mateng ini makanannya." ujar Davin.

Sing berjalan menuju sofa sedangkan Leo masih diam dengan pandangannya.

"Leo,"

"Leo, ada apa dengan mu?" ucap Sing.

Lamunannya terhenti dan Leo segera memgeleng, yang mengartikan tidak ada apa-apa.

Mata Leo terlihat sangat senang melihat ada makan di meja ukiran dari pohon jati itu.

"Terima kasih. Omong-omong, ini nggak makan kadaluarsa, kan?" tanya Leo.

Davin menyeringai. "Lihat tanggal kadaluarsanya kalo lo nggak percaya. Mana mungkin gue kasih makan orang, makanan yang udah nggak layak. Gini-gini, rumah ini kadang di tinggali, ya!" ucap Davin.

Leo tidak menjawab, setelah memastikan makanan itu aman untuk dirinya makan. Leo benar-benar memakannya dengan lahap, meski cukup panas.

Sedangkan Sing terlihat diam melihat pop mie yang berada di hadapannya itu.

"Kenapa lo nggak makan? Nggak suka mie, ya?" tanya Davin.

"Apa kehidupan ini, ada mie dalam benda itu?" Tanya Sing.

Leo sampai berhenti menyuapi mie itu ke mulutnya dan Davin yang tidak sengaja memasang kacamatanya sampai terbalik itu.

"Apa?" Kata Davin.

"Lo banyak tanya! Makan aja kenapa, si? Nanti lo pingsan lagi, makan dan isi tenaga buat balikin akal sehat lo!" ucap Leo.

Sing malah melihat Leo dengan lekat.

"Astaga. Ini lo pegang." Leo mencoba untuk sabar, laki-laki itu membuat Sing untuk memegang pop mie itu.

"Ini garpunya." Leo benar-benar mengajari Sing dengan perlahan.

"Terus itu garpunya lo masukin kedalam dan lo ambil itu mienya dan tinggal lo makan kayak gini." Leo mencontohkannya dan laki-laki itu menyuapi Sing dengan baiknya.

Tentunya suapan itu membuat mata Sing terbuka, dirinya cukup terkejut dengan rasa yang baru pertama kali dirinya rasakan itu.

"Lo kenapa? Gila, eh dia kenapa?" Tanya Davin. Laki-laki itu melihat jelas Sing terdiam dengan mulutnya yang tertutup dan matanya yang terbuka.

"Ngeblank mungkin?"

Leo meletakan mie Sing kembali ke meja, dan dirinya membiarkan Sing Begitu saja dan melanjutkan makannya.

"Apa ini?" ucap Sing tiba-tiba.

"Apanya yang apa?"

"Mie ini penuh dengan kaldu dan rempah-rempah terbaik, aku baru memakannya." ucap Sing.

Davin tertawa lebar. Laki-laki berkacamata yang duduk di sofa satu lagi itu sampai tidak bisa menahannya. Dirinya bahkan sampai memukul-mukul sofa itu.

"Gue kira manusia aneh itu cuma buatan, ternyata ada juga yang asli." ucap Leo dengan ekspresi tidak habis pikir itu.

Davin lagi-lagi tertawa. "Cukup, anjir! Ini ngakak banget." ucap Davin.

"Kenapa dengan tanggapan kalian? Aku sedang memuji makanan ini, aku yakin juru masaknya akan sangat menyukai pujian dari ku." ucap Sing dengan tenang.

Leo memberikan mie milik Sing untuk kembali di pegang oleh laki-laki itu.

"Mending lo nggak usah buka mulut lo dan buruan lo makan, sebelum dingin dan jadi nggak enak." ucap Leo.

Sing mencium dengan jelas aroma mie instan rasa baso itu.

"Omong-omong, apakah vampir bisa memakan makanan manusia? Sejak aku menjadi vampir aku tidak pernah makan lagi makan manusia." ucap Sing.

Leo menoleh melihat Sing dan Davin yang membuka mulutnya dengan lebar itu.

"Sialan. Bercanda lo nggak lucu!" ucap Leo.

"Gue lupa bawain minum. bentar gue ambilin," Davin bangun dari duduknya, laki-laki itu berlari menuju kulkas untuk mengambil air minum.

Sedangkan Leo terus melihat Sing yang hanya diam melihat pop mie yang berada di meja itu.

Davin datang dengan tiga air mineral, "Kalo lo nggak suka makan mie, gimana kita keluar beli nasi goreng?" tawar Davin.

Laki-laki itu terlihat begitu baik dan perhatian, padahal baru sesaat mengenal keduanya.

"Seandainya aku bisa memakan makanan manusia." ucap Sing. Laki-laki itu kembali mengulangi ucapannya.

Leo dan Davin mengeleng dengan senyum kecil, mereka menganggap memang Sing sedang bercanda ataupun melantur.

"Kalian berdua tidak takut dengan ku?"

"Ngapain kita takut? Kita seumuran dan lo kelihatan baik hati dan nggak sombong." ujar Leo.

Davin mengangguk setuju.

"Aku adalah vampir, apa kalian tidak takut." ucap Sing.

Leo yang sudah selesai memakan makanannya itu tertawa dan memukul bahu Sing.

"Jangan bercanda! Lo kayaknya butuh minum obat, otak lo sedikit bermasalah."

Sing tidak tau bagaimana menyakinkan kedua laki-laki di dekatnya itu, bahwa dirinya bukan manusia dan tidak bisa memakan makanan manusia.

Namun, sesaat setelah itu, tiba-tiba Sing mengalami kejang, dan laki-laki itu benar-benar terlihat kesakitan di bagian tenggorokannya dan juga dadanya.

Panik, itulah yang dia alami Davin dan Leo, segara keduanya mendekat untuk memastikan apa yang terjadi dengan Sing.

"Sing,"

*
*
*
*
*
*
*

Aku bener-bener mohon maaf, kalo ada ketikan yang salah, karena papan keyboardnya masih baru, hehehe... Baru ganti hp. Jadi, belum menyesuaikan ini papan ketik....
Terima kasih...

Continue Reading

You'll Also Like

1K 182 4
❝salah satu dari kalian, dia bukan manusia.❞ start: 2 Maret 2024
PING! | Xodiac By mala

Mystery / Thriller

11.1K 1.3K 22
Apa yang akan kalian lakukan jika mendapat pesan mengerikan dari seseorang yang misterius? Dan.... Bagaimana tanggapan kalian tentang pembunuhan anta...
6.6K 807 126
Kumpulan lirik lagu Tf family gen 3 (Pinyin lirik) ✍︎ boleh request lagu/cover!!✨ TF家族 (juga dikenal sebagai TFFamily) Generasi ke-3/Tf Family Gener...
3.5K 385 21
[2.] cuma cuplikan chat garing with XODIAC member's~ ❗15/15❗S1 ❗ 4/15 ❗S2 ⚠️ADA KATA² KASARNYA !!!⚠️ 17, Nov 2023 End(1): 12, mei 2024 End(2): --- ©2...