CYBERPUNK: THE VARIEGATION BL...

By jesuisciang

9.8K 1.5K 185

[Sci-Fic][Action][Romance] (ON HOLD) Sebuah negara bernama Rise dimana teknologi mengalami kemajuan pesat ter... More

OPENING
PROLOG CYBERPUNK: THE ARCHER
MAPS: KOTA DI NEGARA RISE
PROFILE: JAEDVIN & JEGAR
PROFILE: THE ARCHER
PROFILE: & MORE
CHAPTER 2: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 3: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 4: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 5: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 6: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 7: PART 1 - ERROR MOD
CHAPTER 8: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 9: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 10: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 11: PART 2 - LOVESICK
CHAPTER 12: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 13: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 14: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 15: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 16: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 17: PART 3 - CALCULATION ZONE
CHAPTER 18: PART 3 - CALCULATION ZONE

CHAPTER 1: PART 1 - ERROR MOD

704 96 22
By jesuisciang


Credit: skiegraphicstudio - ArtStation



Tidak akan ada yang hilang malam ini. 7 tahun berlalu setelah kasus banyaknya warga hilang di kota Node dan Left. Malam tidak begitu menakutkan seperti 7 tahun yang lalu. Lampu neon dengan dominasi warna biru, kuning, ungu dan hijau menyilaukan pandangan pada malam hari. Tidak ada lagi jalanan kumuh yang gelap, kini jalanan kumuh terlihat terang dengan warna-warni berbeda, menunjukan berapa banyak sampah atau tikus-tikus yang ada di gang kecil. Banyak orang mulai berkeliaran di malam hari tanpa perlu merasa ketakutan dengan keberadaan sosok yang dulu mereka sebut Shadow. Laporan orang hilang tetap muncul walau tidak sebanyak 7 tahun lalu. Berbeda dengan 7 tahun lalu, dimana hilangnya orang-orang di kota Node dan Left dilakukan dengan terang-terangan. Kini, semua terlihat rapih dan tertata.

Semua orang sudah terbiasa dengan suasana malam dengan cahaya. Tidak peduli seseorang tengah menajamkan pandangan untuk memangsa. Tidak ada yang perlu ditakutkan, kini orang-orang diperbolehkan memiliki senjata mereka masing-masing. Perangkat lunak siber meluas di kawasan kumuh ini, tidak seperti 7 tahun lalu dimana perangkat lunak siber dan senjata hanya dapat digunakan secara legal di kawasan elit. Semua orang bergerak dengan bebas tanpa perlu merasakan takut, karena mereka bisa melakukan pertahanan diri, menggunakan implan yang tertanam di dalam tubuh atau menggunakan senjata siber yang mereka miliki.

Beberapa jam yang lalu, sebelum langit menjadi gelap hujan turun cukup deras membuat udara dingin memeluk kota Node. Malam ini suasana di dalam Cybertech Ring terlihat memanas, sangat berdeda dengan udara dingin yang ada di luar. Cybertech Ring adalah sebuah bangunan besar yang digunakan untuk para Cybertech Figther bertarung, untuk masuk ke dalam diperlukan tiket yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu, umum, vip dan freepass. Mereka yang masuk dapat memilih pertarungan siapa yang ingin dilihat, karena di dalam terdapat lebih dari 47 ring untuk bertarung, dikenakan biaya tambahan jika ingin menonton Cybertech Figther yang termasuk dalam jajaran 10 besar terkuat. Selain menonton, mereka yang datang juga dapat menghabiskan uang dengan melakukan judi, bertaruh Cybertech Figther mana yang akan menang.

Cybertech Ring tentu merupakan tempat yang berisik. Begitu masuk maka suara umpatan atau teriakan dari beberapa orang akan terengar agar Cytbertech Fighter yang mereka dukung dapat mendengar, atau suara frustasi karena kalah dalam taruhan. Karena itu, Jaemin sebenarnya tidak begitu menyukai datang kemari. Jika bukan karena sahabatnya adalah seorang Cyber Figther dan keperluannya untuk mengirimkan sebuah mod yang dibuat, Jaemin akan lebih senang menghabiskan waktunya dengan diam di tempat tinggalnya sambil memperhatikan sayuran yang ditaman di lantai paling atas bangun tempat Jaemin tinggal.

Lorong bangunan Jaemin. Pemuda yang menggunakan sebuah jaket dengan dominan warna hitam dan sedikit ungu itu berhasil masuk dengan kartu freepass yang ia miliki. Dengan kartu freepass ini Jaemin bisa memasuki beberapa tempat yang tidak bisa dimasuki orang umum maupun vip. Setiap langkah yang pemuda itu ambil selalu menarik perhatian, wajah manisnya dengan mata bulat membuat orang-orang sedikit melirik kearahnya. Namun Jaemin hanya akan mendelik. Hingga sampai pada satu pintu berwana abu-abu yang terbuat dari metal. Jaemin menempelkan kartu freepass yang dibawa pada alat pemindai yang ada disamping kiri pintu. Pintu terbuka menunjukan ruangan yang dipenuhi oleh cahaya dari lampu biru dan merah muda, terdapat dua meja dengan makanan instant, tas punggung yang Jaemin ketahui adalah milik sahabatnya dan dua helm, lima kursi dan satu komputer di ujung ruangan. Jaemin juga melihat dua sosok yang dikenali sebagai kembaran dan manajer sahabatnya.

Jaemin masuk ke dalam ruangan dan manajer dari sahabatnya itu terlihat sibuk mengikat rambut kembaran sahabatnya yang juga seorang Cybertech Figther, "Haechan, kapan pertarungan Jeno selesai?"

Haechan hendak membuka mulutnya untuk menjawab, namun pemudi cantik dengan ikatan ekor kuda itu segera menjawab, "Seharusnya sudah selesai sekarang."

Pemudi itu adalah kembaran Jeno, Karina. Walau dikatakan kembaran keduanya memiliki banyak fitur yang berbeda, terkadang Jaemin berpikir sahabatnya itu lebih terlihat seperti kembaran dengan seorang Cybertech Figther bernama Eric daripada kembarannya sendiri. "Kau akan bertarung?" Jaemin mendudukan dirinya pada salah satu kursi kosong disamping kanan Haechan.

Karina terlalu sibuk memperhatikan wajahnya di cermin setelah Haechan mengikat rambutnya, jadi Haechan mengambil alih untuk menjawab pertanyaan, "Ya, ada seorang Cybertech Figther baru bernama Noel." Jelas Haechan, lalu setelahnya mendekat kearah Jaemin untuk berbisik, "Karina bilang ia akan menendang bokong Noel sampai Noel tidak bisa merasakan bokongnya."

Mata Jaemin membulat dan berusaha menahan tawanya, "Apa?"

"Noel menyinggung Karina." Kata Haechan masih berbisik, "Ia mengatakan jika Karina tidak tahu cara bertarung."

Jaemin menganggukan kepalanya paham. Sebenarnya singgungan seperti itu sudah biasa didengar dalam indrustri Cybertech Figther, saking biasanya Jeno sering menceritakan mengenai orang-orang yang mengatakan hal seperti itu padanya. Namun berbeda dengan Karina yang memiliki harga diri tinggi dan akan menghajar siapapun yang mengatakan hal itu padanya, Jeno memilih untuk acuh dan tidak peduli. Bagi Jeno itu hanya akan membuang waktu, kecuali jika Jeno membutuhkan uang tambahan. Maka ia akan menerima ronde pertarungan lain dengan senang hati.

Beberapa menit berisikan suara Karina yang bercerita mengenai kekesalannya terhadap soso bernama Noel. Haechan dan Jaemin hanya akan menganggukan kepalanya sebagai sahutan, terkadang bertanya menggunakan kata singkat sebagai respon sambil berbagi cokelat yang dibawa oleh Haechan. Hingga Karina dan Haechan akhirnya pergi dari ruangan yang Jaemin tinggali untuk menungu Jeno, keduanya pergi menuju ring nomor 24 untuk pertarungan Karina dengan Noel, meninggalkan Jaemin sendirian menunggu.

Suara dari pemindai terdengar, membuat seluruh perhatian Jaemin tertuju pada pintu yang otomatis terbuka. Menunjukan sosok yang sedaritadi ia tunggu, muncul dihadapannya dengan beberapa luka ringan di pelipis dan ujung bibirnya yang terlihat sudah diobati dengan rambut basah yang menandakan jika sahabatnya ini baru saja selesai mandi, terutama saat melihat dua botol kecil sabun juga shampo ditangan kanannya dan gloves foremost ditangan kirinya. Kaki panjangnya dibalut celana jogger panjang hitam sama seperti Jaemin, namun tubuh bagian atas telanjang dengan otot perut kencang yang sudah menjadi pemandangan biasa bagi Jaemin, Jeno mendekat kearah Jaemin dengan senyuman yang muncul dibibirnya, wajah sahabatnya itu selalu terlihat seram namun semua akan berubah saat Jeno turun dari ring, terutama saat matanya melihat keberadaan Jaemin disekitaran.

"Apa kau sudah lama menunggu?" tanya Jeno sambil mengeluarkan jaket dari dalam tas punggung hitam miliknya dan memakainya, tanpa ada niatan untuk menggunakan kaos terlebih dahulu.

Dalam beberapa detik Jaemin terdiam karena mencium aroma sabun dan shampo dari sahabatnya, sebelum tersadar dan menyahuti pertanyaan Jeno, "Tidak lama."

Mendengar jawaban dari Jaemin dengan jeda yang cukup lama, Jeno terkekeh kecil lalu mengusak helaian rambut hitam Jaemin, membuat Jaemin berusaha menahan tangan Jeno dan sedikit menggerutu kecil. Jeno mengabaikan hal itu memilih untuk memasukan bebrapa barang ke dalam tas punggung miliknya. Lalu kembali mengambil topik yang merupakan tujuan mereka sekarang, "Kemana tujuannya?"

"Bangunan kosong, sedikit jauh dari Toko Antik Kim." Jaemin berusaha mengingat-ngingat mengenai bangunan kosong yang akan keduanya datangi, "Bangunan kosong itu adalah bekas dari toko senjata."

Mendengar penjelasan Jaemin, Jeno menganggukan kepalanya paham sambil memasang helm dikepalanya. Melihat itu Jaemin segera mengambil helm lainnya dan memakainya. Jeno membatu Jaemin memasang helm hitam itu, mengikatkan tali pengikat dengan hati-hati, memastikan agar helm yang digunakan oleh sahabatnya itu tidak longgar lalu dengan jahil sedikit mengetuk bagian atas helm membuat Jaemin harus mencubit pinggang sahabatnya itu. Jaemin mengambil tas milik Jeno yang ada di meja lalu memakainya. Tidak mungkin Jeno yang akan menggunakan tas punggung itu. Setelah itu, keduanya berjalan keluar dari ruangan dengan lengan Jeno yang dengan sendiriya melingkar diantara bahu Jaemin.

Jarak tempuh menuju bangunan kosong yang dimaksud Jaemin sama sekali tidak jauh. Toko Antik Kim menjadi titik utama sebelum motor Honda CBR hasil modifikasi milik Jeno menemukan sebuah jalan yang sedikit sulit untuk dilalui. Lampu yang dipasang disekitaran terlihat lebih remang dari sisi lain. Jalanan kembali melebar membuat Jeno bernapas lega karena tidak perlu merasa khawatir motornya tergores. Ada banyak bangunan berjajar, seperti sebuah ruko kosong tanpa penghuni. Setahu Jeno dan Jaemin ruko ini dijual dengan harga murah, namun belum ada yang berani membelinya karena beberapa geng mendiaminya.

Jaemin turun dari motor Jeno lalu memperhatikan uasana malam yang dingin di lingkungan asing yang terasa begitu sepi membuat Jaemin memasang wajah siaga miliknya dan menajamkan pendengaran, saat menyadari jika mereka tidak benar-benar hanya berdua. Jeno yang melihat itu mendekat kearah Jaemin, "Apa kita harus masuk ke dalam gedungnya?"

Mendengar pertanyaan itu Jaemin menggelengkan kepalanya, "Mereka bilang akan menemuiku di luar."

Tak lama setelah Jaemin berbicara, sebuah suara langkah terdengar nyaring terdengar membuat kedua orang yang datang itu berbalik kebelakang saat menyadari dari mana asal suara itu. Mata bulat Jaemin menangkap dua orang, satu orang dewasa dengan tubuh yang terlihat tegap namun kedua lengannya merupakan lengan implan yang terbuat dari bahan metal. Jenis lengan implan yang cukup mahal untuk ukuran orang yang tinggal di kawasan seperti ini. Dilihat dari sisi manapun orang itu pasti mencurinya. Lalu disisi lainnnya ada seorang remaja berambut pendek, Jaemin tidka bisa melihat wajahnya karena tertutupi oleh topi yang digunakan.

"Berikan sekarang." Orang dewasa itu berbicara dengan suara yang terdengar dalam, sambil menyulurkan tangannya.

Jaemin menggelengkan kepalanya, "Kau harus membayarnya terlebih dahulu."

Pupil mata sebelah kiri milik Jaemin membesar. Saat sebuah pemberitahuan pembayaran muncul pada pandangan mata sebelah kiri miliknya. Memberitahukan bahwa uang sejumlah 6000 Tier sudah masuk dalam rekeningnya. Tanpa berpikir panjang Jaemin mengambil sebuah chip yang ia taruh di dalam saku jaketnya. Memberikan sebuah chip memori itu pada orang dewasa berlengan metal yang tidak Jaemin ketahui namanya. Kedua orang itu meninggalkan Jaemin dan Jeno. Hal yang sebenarnya membuat Jaemin dan Jeno lega, karena terkadang tidak jarang keduanya harus bertarung karena beberapa orang tidak mau membayar.

Jaemin menaiki motor Jeno dengan hati-hati lalu memeluk pinggang sahabatnya itu, "Jeno?" suara Jaemin terdengar dalam keheningan membuat Jeno dapat mendengarnya dengan jelas sebelum ia menyalakan motornya, "Kau akan menginap di tempatku malam ini?"






[end of this chaper]

Halo ヾ( ゚∀゚)ノ゙, selamat datang di chapter satu, chapter pembuka. Book ini satu chapternya berisi 1500-2000 kata ya (n˘v˘•). Untuk update, mulai hari ini updatenya seminggu dua kali, dan akan di update malam sabtu dan minggu (kalau aku gak banyak kerjaan dan mager :")

Nomin friendzone nguehehehehe hehe he ~(⁰▿⁰)~

Chapter selanjutnya kita bakal denger sedikit cerita persahabatan jeno dan jaemin lalu ketemu sama beberapa anggota the archer di tempat tinggal jaeminヽ(' ∇' )ノ

Visualisasi motor jeno ya

Jaedvin jaket

Jegar jaket

Oiya, kalau kalian mau mampir di playlist buat book ini, bisa disini yups ('⌣'ʃƪ)


Extra:

QnA bersama Jaedvin dan Jegar

Q: "Jadi kalian adalah sepasang.... sahabat?"

Jaedvin: "Ya, aku mengenal Jegar saat ia menyelamatkanku." Jaedvin menatap kearah Jegar dengan mata bulatnya, "Saat umurku 16 tahun?"

Jegar: Menganggukan kepalanya sambil tersenyum hingga matanya menjadi bulan sabit, "Iya, saat berumur 16 tahun. Waktu berlalu sangat cepat, sekarang kita berumur 23 tahun." Kata Jegar sambil merapihkan rambut Jaedvin menggunakan jemarinya.

Q: "....."

[07/08/2023] wuth love ciang

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 314 8
484K 35.3K 24
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...
61K 336 23
𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙈𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉𝘿𝙐𝙉𝙂 𝙐𝙉𝙎𝙐𝙍 18+, 𝘿𝘼𝙉 21+, 𝘽𝙊𝘾𝙄𝙇 𝘿𝙄 𝙇𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂 𝙈𝘼𝙈𝙋𝙄𝙍!!! 🔞🔞🔞 menceritakan seorang pria bernama A...
4.5M 309K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...