GOOD BOY || JKT48 Ver.

By xwchkshncrzy

18.7K 1.5K 44

Shan adalah pemuda pengidap skizofrenia, pemuda aneh dengan sejuta tabiat yang membuat siapa saja pasti akan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29 [End]

Chapter 17

376 46 0
By xwchkshncrzy


Seseorang pernah berkata, jika hal yang paling mengerikan di dunia ini adalah waktu. Tidak ada sesuatu yang lebih mengerikan di banding waktu yang cepat berlalu.

Media tengah di gemparkan dengan dua kasus pembunuhan Tuan Devan dan Grey. Masyarakat mulai resah karena berita yang terus saja di goreng dan menimbulkan kepanikan sana-sini, terutama warga Kota Ackerley yang mulai waspada takut jika si pembunuh berantai itu akan muncul. Mulai bermunculan juga youtuber ternama yang membahas kasus ini di chanel youtube mereka masing-masing. Dan tidak sedikit juga yang berteori mengenai kasus pembunuhan tersebut.

Hampir setiap hari kantor kepolisian Ackerley di serbu oleh puluhan awak media untuk mendapatkan update info tentang kasus pembunuhan tersebut. Masyarakat mulai menekan pihak kepolisian untuk segera menangkap si pembunuh. Namun apa daya, si pembunuh adalah psikopat cerdik yang sengaja mengacak puzzle yang dia buat dan membiarkan kepolisian yang menata kembali puzzle itu hingga utuh.

Brak!!!

Boby melempar remot tvnya begitu saja, hingga benda itu pecah dan pecahannya berserakan di atas lantai marmer. Laki-laki itu mendengus sambil melonggarkan dasinya. Mendengar dan melihat berita di tv yang hampir semua chanel membahas mengenai kasus kematian ayahnya, bahkan beberapa media kurang ajar telah berani membahas mengenai keluarganya. Hingga sampai ke ranah privasi. Itu benar-benar tidak sopan dan sukses membuatnya terusik. Boby tidak suka!!

Laki-laki berwajah angkuh itu menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja keramik dengan ukiran berbentuk gambar serigala. Dia mengotak-atik benda persegi panjang itu sambil sesekali mengumpat dengan kata-kata yang sangat kasar.

"Halo...?"

"Della, tolong atur ulang jadwalku. Dan aku minta kau untuk menghubungi kantor Saturn Entertainment, bilang jika aku ingin bertemu dengan Saktia." ucap Boby melalui sambungan teleponnya.

Tuttt.

Sambungan terputus. Boby sengaja mematikannya. Dia kembali duduk bersandarkan sofa king size yang berwarna abu-abu. Kepalanya berdenyut dan itu membuatnya terganggu. Hal-hal buruk tiba-tiba saja meringsek ke dalam pikirannya, membuatnya berdecak frustasi sambil mengusap rambutnya yang kini terlihat berantakan.

Boby butuh sesuatu untuk membuatnya tenang.

Cklek!

Pintu ruang santainya terbuka, menampilkan Shania dengan dress selutut berwarna hijau kalem. Berjalan sambil membawa aromaterapi rosemary. Kepala Boby langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka, bau rosemary dari aromaterapi yang Shania bawa sukses membuatnya lebih tenang dan nyaman. Shania meletakkan aromaterapi itu di meja dekat dengan televisi, matanya sedikit melirik pecahan remot lalu beralih ke arah Boby yang tengah duduk selonjoran dengan rambut yang berantakan.

"Apa semua baik-baik saja..?" Shania bertanya sambil berjalan ke arah Boby. Boby tidak menjawabnya, dia hanya menghela nafasnya sambil memejamkan mata. Shania duduk di samping Boby, memperhatikan kaki panjang laki-laki itu yang masih mengenakan sepatu kerja berada di atas meja.

"Jika aku bertanya, sebaiknya kau menjawabnya..." tangan Shania terulur, lalu tanpa aba-aba memijit pelipis Boby, membuat laki-laki itu tersentak sambil membuka matanya. Mata mereka bertemu, Boby seperti terhipnotis dan diam membeku sambil terus memperhatikan wajah Shania.

"Kau tau Boby..?? Sesuatu yang selalu di pendam itu tidak lah baik. Ketika kau memendam sesuatu, kau akan merasakan sakit walaupun samar. Dadamu akan sesak dan saat telah mencapai puncaknya, kau akan meledak." ucap Shania, deru nafasnya yang berbau mint menerpa wajah Boby.

Aromaterapi dan wangi tubuh Shania sukses membuat emosi yang sedari tadi membungkus Boby kini perlahan mulai mencair. Tangan lembut Shania yang telaten memijit pelipis Boby membuat laki-laki itu merasakan nyaman yang tak terkira. Sudah sangat lama dia mengidam-idamkan suasana seperti ini. Bahu Shania yang putih mulus terekspos, membuat sesuatu dalam diri Boby bergejolak hebat.

"Nju..." Boby menatap Shania, perlahan tangan Boby bergerak dan memeluk pinggang ramping wanita itu, Shania sedikit kaget namun dia langsung bisa menguasai dirinya. Pijatan di pelipis Boby berhenti. Jarum jam yang berdetak menjadi satu-satunya suara yang terdengar, wangi aromaterapi rosemary membuat suasana yang tadinya biasa saja, sekarang berubah menjadi lebih romantis.

"Kenapa?? Kenapa semua ini terjadi padaku...??" tanya Boby. Dia menatap dalam mata wanita di hadapannya ini, sedangkan Shania langsung membelai rambut Boby dan membenamkan kepala Boby ke dalam dadanya. Memeluk laki-laki itu dengan pelukan terhangat yang dia punya. Wangi aroma tubuh Shania benar-benar memabukkan, emosi Boby benar-benar menguap begitu saja.

"Semua manusia mempunyai ujiannya masing-masing. Karena memang itulah tujuan kita hidup. Tuhan memberikan kita semua ujian pasti tidak akan melebihi batas kemampuan hambaNya." ucapan Shania sukses menembus telinga dan merasuk ke dalam sanubari Boby. Boby sekali lagi melepas topengnya, membuangnya entah kemana. Perlahan dada Shania mulai basah, dan isakan lirih terdengar dari mulut Boby. Laki-laki dengan wajah super angkuh itu menangis, membiarkan dirinya terlihat lemah untuk kali ini saja. Shania semakin memeluk Boby dengan erat, berkali-kali mencium pucuk kepala Boby, memberikan energi positif untuk laki-laki yang selama ini merajai hatinya.

Perlahan Boby meregangkan pelukannya. Dia kini duduk tegap sambil menghadap ke arah Shania yang tengah menatapnya. Jejak-jejak air mata masih terlihat di wajah Boby, membuat Shania dengan spontan menghapusnya menggunakan jempol tangannya. Ada perasaan hangat yang langsung mengalir ke dalam hati Boby, jantungnya berdetak kencang dengan sensasi yang membuatnya candu.

"Kau sangat jelek bob jika menangis.." Shania terkikik geli, membuat eyesmilenya terlihat dan itu membuat Boby gemas. Oh Tuhan! Kemana saja Boby selama ini? Kenapa dia baru menyadarinya??

"Menikahlah denganku...." kata-kata yang meluncur dari bibir Boby sukses membuat Shania menghentikan tawanya. Dia terdiam dengan raut wajah yang keheranan bercampur terkejut. Kedua matanya berkedip cepat.

"Shania Junianatha.. menikahlah denganku." Boby berkata sekali lagi, kedua tangannya sudah memegang tangan Shania dengan sorot mata yang penuh keyakinan.

"Shanju menikahlah denganku..." tiga kali Boby mengulang kata-katanya.

"Boby ⎯  "

"Harus berapa kali aku mengatakannya hum??" Boby memotong ucapan Shania.

"Shania Junianatha. Shanju. Menikah ⎯  "

Cup!

Shania membungkam Boby dengan ciumannya yang mendarat mulus di bibir laki-laki itu. Tangan Shania mengalung sempurna pada leher Boby, sedangkan tangan Boby sudah memeluk pinggang Shania. Mereka berciuman dengan sangat lembut, tidak ada nafsu yang menggebu. Hanya perasaan cinta dan sayang yang menguar dari keduanya. Shania sempat menarik sedikit kepalanya, membuat benang saliva yang terlihat menggantung di bibirnya juga bibir Boby.

"Aku mencintaimu Boby..."

"Aku juga mencintaimu nju..."

.

.

.

.

Hari selanjutnya, Boby sudah rapi dengan setelan jasnya yang berwarna biru gelap. Rambutnya tersisir rapi, juga kacamata limited edition yang menggantung indah di hidungnya yang mancung. Dia berjalan keluar rumah sambil menatap arloji seharga milyaran itu. Hari ini ada janji penting dan dia tidak boleh telat.

"Boby..? Kau mau kemana??" Boby menghentikan aktivitasnya, tangannya yang sudah siap untuk membuka pintu mobil itu dia urungkan. Menatap Sisca yang baru saja keluar dari mobil yang terparkir di samping mobilnya.

"Ada pertemuan khusus." jawab Boby singkat. Sisca mengangguk, lalu melenggang pergi begitu saja dari hadapan Boby. Boby sempat menatap kakaknya itu, lalu kemudian menghela nafasnya dan bergegas memasuki mobil.






Ruangan dengan desain penuh warna itu terlihat hening. Hanya terdengar helaan nafas, asap putih dari rokok yang di hembuskan membumbung tinggi dan bercampur dengan udara sekitar.

"Jadi... Ada apa Boby?? Tidak biasanya kau datang kemari." ucap laki-laki yang tengah duduk santai dengan satu kaki terlipat. Rambutnya tersisir rapi ke belakang. Dia adalah Saktia Oktavian, CEO Saturn Entertainment.

Boby menghela nafasnya, lalu membuang puntung rokoknya ke dalam asbak.

"Kau harus membantuku. Aku ingin sebuah media play untuk mengalihkan pemberitaan mengenai keluargaku. Kau tau sendiri kan, jika saat ini media tengah menyoroti kasus kematian ayah dan juga Grey yang di sinyalir saling berhubungan." ucap Boby dengan nada serius.

Saktia tersenyum. Tebakannya benar ternyata.

"Kau tau kan jika kasus ini tengah menjadi perbincangan hangat, bukan hanya di negara kita, namun seluruh asia, bahkan luar asia. Aku bisa membantumu, namun karena kasus ini yang benar-benar sangat booming, maka aku pun juga harus memilih idol dengan tingkat kepopuleran yang tinggi." jawab Saktia, lalu melepas kacamata hitamnya.

"Berapa pun yang kau minta akan aku sanggupi. Tapi kau harus membuat media play kali ini senatural mungkin. Pilih dua idol yang sangat populer dan mainkan drama itu dengan aman. Aku tau hanya kau yang bisa melakukannya.." ucap Boby. Lalu tangannya bersedekap dengan tatapan yang serius.

Saktia tertawa terbahak.

"Baiklah. Kau tenang saja Boby, aku akan membuat media play kali ini senatural mungkin." Saktia mengulurkan tangannya.

"Deal??"

"Deal." jawab Boby sambil menjabat tangan Saktia.

Saktia tersenyum, yang hanya di balas dengan wajah datar nan angkuh milik Boby.

Boby, tetaplah Boby.

TBC.








Shania & Boby.











Dio.

Continue Reading

You'll Also Like

5.7K 679 18
"KAMI SEMUA SELAMAT TAPI TIDAK DENGAN......" "SI GADIS CARAMEL."
515K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1M 86.7K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
5.9K 352 40
s2 publish! 'Aku kamu dan Keluarga kecil Kita di Bandung' ⚠️cerita murni dari pikiran saya sendiri,tidak ada inspirasi dari cerita wp satupun atau pu...