Venice, Italy. [sunsun]

Por vaineon

26.6K 3.5K 123

Seorang koki terkenal dari Paris, Prancis sedang melakukan kunjungan peresmian restoran cabangnya yang dibuka... Más

01. Awal dari Semuanya
02. Sebuah Kisah Klasik
03. Pekerjaan Baru
04. Peresmian
05. Hari Pertama Bekerja
06. Pasar Malam
07. Nyaris tapi Masih Belum Cukup
08. Kejadian yang Tidak Terduga
09. Pertemuan Pertama
10. Perkenalan Singkat
11. Mulai Dekat
12. Menambah Masa Libur
13. Pulang ke Paris
14. Aeroporto di Venezia Marco Polo
15. Rumah yang Lain
16. Aéroport Paris Charles de Gaulle
17. Cerita Malam Itu
19. Sebuah Kebenaran
author note 🍭
20. Venesia dengan Kisah Lainnya
21. Apapun
22. Rahasia Sang Matahari
23. Penjelasan yang Sebenarnya
24. 1001 Kisah
25. Matahari yang Menyaru
26. Sebuah Alasan
27. Elegi Dunia
28. Peti Seribu Mayat
spesial edisi akhir tahun! 🍭
29. Semua Perlahan Terungkap
30. Cinta? Ada yang Salah di Antara Mereka
31. Awan Kelabu dan Langit Seoul yang Mendung
32. Benang Takdir
🎀 HERE LIES 🎀

18. Bagian yang Rumpang

772 114 3
Por vaineon

Terhitung seminggu sejak Sunghoon yang mengetahui jika Sunoo bekerja di cafe miliknya dan seminggu inilah dirinya tidak pernah absen untuk terus menghubungi guru itu.

Meski Sunoo yang selalu slowresp dan Sunghoon sering kena ghosting, hal itu tidak membuat semangat Sunghoon dalam melakukan pendekatan pada Sunoo hilang begitu saja.

Mereka juga sudah terbilang cukup dekat, terkadang sering teleponan atau melakukan panggilan video, ya walau panggilan video dengan gimmick Sunghoon merindukan anak-anak di panti.

Tidak ada yang berubah, Sunoo masih sibuk dan Sunghoon juga sama sibuknya. Malam hari ketika mereka menghabiskan waktu untuk bertukar pesan pun tidak selama yang biasa orang lain lakukan. Tentu, mereka berdua sama lelahnya dan memilih untuk cepat istirahat.

Semenjak kepulangan Sunghoon, setelah selesai bekerja, Sunoo akan pergi mendatangi Yuna lalu berbincang sampai minimarket tutup. Di akhir pekan, Sunoo akan menginap di panti dan menghabiskan waktu bersama adik-adiknya.

Terkadang Jungwon akan menghubunginya dan bercerita banyak hal tentang kehidupan Paris. Ada satu hal yang tidak pernah dijelaskan dalam cerita ini. Cerita dari sudut pandang Sunoo.

Sunoo terbiasa sendiri, maka semenjak kedatangan Sunghoon membuatnya berpikir apa benar jika dia bisa melakukan segala sesuatu dengan sendiri?

Sunoo terbiasa diam, maka semenjak kedatangan Sunghoon membuatnya selalu ingin menceritakan hal apa yang terjadi padanya setiap hari.

Sunoo terbiasa dengan itu semua, tapi semenjak kedatangan Sunghoon, dirinya mulai mempertanyakan segala hal, Sunghoon orang baik, dia pantas dapat yang lebih baik.

Di sisi lain, Sunghoon menyadari segala hal. Respon yang diberikan Sunoo dari afeksinya hanya sebagai respon untuk menghargai seseorang, sejak awal di sini hanya dirinya lah yang tertarik.

Seminggu ini, perubahan itu terasa. Jika seminggu lalu dirinya masih bertemu dan betatap langsung. Seminggu ini hanyalah afeksi buta tanpa arah. Namun, itu semua tentu tidak menghilangkan semangat Sunghoon dalam melakukan pendekatan.

---✧---

"Yuna, menurutmu jika ada seseorang yang mendekatimu secara terang-terangan, respon apa yang akan kamu berikan?", tanya Sunoo pada Yuna.

Seperti malam sebelumnya, setelah pulang kerja, Sunoo akan mendatangi Yuna dan Kevin, terkadang hanya untuk berbincang atau terkadang mereka membuat pesta kecil-kecilan di depan minimarket itu.

Saat ini mereka sedang memakan kue-kue jatah Sunoo yang dia bawa pulang dari cafe. Yuna sih sudah pernah berkunjung tapi Kevin kan belum, maka dia lah yang memakan kue-kue itu dengan porsi lebih banyak, ada-ada saja.

"Tergantung, kalau aku juga tertarik, maka responku akan baik, tapi jika aku tidak tertarik, aku akan menolaknya dengan halus dan baik-baik.", ucap Yuna sambil memakan kue miliknya.

"Ada yang sedang mendekatimu ya, Sun?", tanya Kevin. Dia memang kurang tahu dengan kehidupan Sunoo karena semenjak Sunoo bekerja di cafe itu, temannya ini kan sangat sibuk.

"Entahlah, aku hanya bertanya.", jawab Sunoo seakan mencoba menutupi sesuatu.

Yuna hanya menatap Sunoo dengan bingung. Temannya ini kenapa sih? Setidaknya bercerita saja, siapa tahu dia dan Kevin bisa membantunya.

"Benar hanya bertanya? Jika ada hal yang mengganggu pikiranmu, kamu bisa menceritakannya pada kami, mungkin kami bisa membantumu, Sun.", jelas Yuna yang kemudian diangguki oleh Kevin seolah membenarkan ucapan Yuna.

"Sebenarnya, panti asuhan tempat aku mengajar itu memiliki donatur baru. Waktu itu dia datang bersama temannya, ternyata temannya ini adalah kekasih temanku waktu masih di Korea dulu.", jelas Sunoo. Yuna dan Kevin pun mulai menyimak cerita temannya ini.

"Lalu? Apa ada yang salah dari si donatur itu?", tanya Kevin penasaran.

"Semenjak si donatur ini tahu aku adalah temannya kekasih temannya itu, dia terlihat seperti ingin mengajakku berteman. Kebetulan juga dia bukan orang Italia, jadi aku pikir mungkin dia mencari teman karena dia tidak memiliki teman dari negara ini.

Tapi semenjak dia pulang ke negara asalnya, aku merasa ada hal yang berbeda. Dia selalu menghubungiku dan dari itu semua aku mengetahui satu hal. Aku bukan orang bodoh yang tidak mengerti maksudnya.

Hanya saja, aku sibuk. Terkadang beberapa pesannya lupa untuk aku balas karena kalian tentu mengenalku dengan baik. Hari ini saja, ponselku tertinggal di apartemen.", jelas Sunoo.

"Jadi sekarang kamu tidak membawa ponselmu?", tanya Yuna.

"Eum, makanya aku pulang menggunakan bus. Karena halte cukup dekat dari sini jadi aku memutuskan untuk mampir lagi saja ke sini.", jelas Sunoo yang diangguki paham oleh Yuna dan Kevin. Pantas saja Sunoo terlihat berjalan kaki, biasanya kan dia memesan taksi onlen.

"Nah, kalian tentu mengenalku dengan baik. Menjalin sebuah hubungan bukan hal yang masuk ke dalam list impian hidupku. Aku hanya merasa tidak enak jika aku terus menerus mengabaikan pesannya tapi demi apapun, aku terlalu sering melupakan ponselku.", jelas Sunoo lagi.

"Kamu merasa nyaman tidak saat bersamanya, Sun?", tanya Yuna.

"Kalau nyaman tentu aku merasa nyaman, dia orang yang baik, Yuna..."

"Kalau begitu, mungkin kamu harus memasukkan 'menjalin hubungan' itu ke dalam list impian hidupmu.", jelas Kevin.

"Entahlah, aku juga masih bingung. Dia orang yang baik, aku takut dia akan terluka nantinya."

"Kamu masih belum sepenuhnya melupakan hal itu ya, Sun?", tanya Yuna hati-hati.

"Itu juga menjadi pertimbanganku, Yuna. Ada banyak hal yang menjadi pertimbanganku dan itu salah satunya.", jelas Sunoo, Kevin pun hanya menatap sendu temannya ini.

Bukan rahasia bagi mereka berdua jika kepindahan Sunoo ke Italia ini ada hubungannya dengan kehidupan Korea yang dulu dijalaninya. Tentu, Kevin dan Yuna jelas paham dengan apa yang dirasakan temannya ini.

"Mungkin dia bisa membantumu untuk sembuh, Sun. Kenapa tidak mencobanya saja, katamu tadi kan dia orang baik?", tanya Kevin pada Sunoo.

"Tidak semudah itu, Kevin. Nanti aku terkesan seperti memanfaatkan kebaikannya..."

"Kalau begitu tidak usah kamu respon saja dia, dia akan semakin berharap kamu memiliki ketertarikan yang sama, Sun.", jelas Yuna.

"Tanpa kamu suruh pun sudah aku lakukan, kamu lupa ya jika ponselku sering tertinggal? Tentu saja, ponsel itu tidak dapat mengetik dirinya sendiri.", kesal Sunoo. Bukankah sudah dia jelaskan jika dirinya sering mengabaikan pesan Sunghoon karena ponselnya tertinggal?

"Hahaha, makanya kamu itu harus mengubah pola pikirmu. Ponsel itu benda yang penting, kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita kedepannya. Dengan ponsel, kamu bisa meminta pertolongan.", jelas Kevin yang diangguki oleh Sunoo. Mungkin mulai besok dia akan mencoba untuk terus membawa ponselnya alih-alih melupakannya.

Lama berbincang, minimarket pun sudah memasuki jam tutupnya. Akhirnya mereka bertiga pun berpisah, pulang ke rumah masing-masing.

Sunoo tidak pulang, dia mampir ke taman kecil dekat panti asuhan tempatnya mengajar. Sunoo terdiam dengan berbagai hal bersarang dipikirannya.

Biarlah malam semakin larut, untuk Sunghoon, pemuda itu pasti mengiriminya pesan, besok nanti saja akan dia balas. Sunoo duduk di salah satu ayunan yang ada di taman itu.

Dia pernah ke sini bersama Sunghoon, karena letak taman ini dekat dengan panti dan memang sengaja dibuat pemerintah untuk tempat bermain anak-anak, makanya waktu Sunghoon masih berada di Venesia, dia pernah mengajaknya bermain di sini bersama anak-anak panti.

Sunoo menatap langit, pikirannya jauh melayang pada kehidupan yang dia jalani 3 tahun belakangan di kota ini. Bohong, Sunoo berbohong jika malam ini dia meninggalkan ponselnya.

Ponsel itu tentu ada di dalam tasnya dengan mode silent. Setelah mengecek ponselnya, tentu saja Sunghoon ada mengiriminya pesan. Lama Sunoo terdiam menatap layar ponsel itu tanpa berniat untuk membuka roomchatnya dengan Sunghoon.

Sunoo pun kembali menatap langit, entah apa yang sedang dipersiapkan langit malam untuknya malam ini. Setelah selesai terlarut dalam pikirannya. Sunoo pun kembali menatap ponselnya lalu mencari sebuah nomor untuk dia hubungi.

"Kak Jake, jika aku tidak sanggup melakukan ini semua, tolong bunuh aku."

"Aku tidak berwenang untuk melakukan itu, Sun."

Seguir leyendo

También te gustarán

36.1K 3.5K 23
[JAKE HAREM] Singkat cerita kucing-kucing yang Jake pelihara tiba-tiba berubah jadi cowok ganteng, penasaran sama ceritanya? kuy baca! Enhypen x Jake...
2.4K 226 8
Dua pemuda yang tak pernah akur dari semasa SMP, dan kini bersatu kembali pada SMA. Akan kah mereka berdua kembali akur seperti masa kecilnya? atau...
25K 2.7K 25
"Eh, eh, mereka pacaran ya?" "Keknya iya. Deket banget gitu!!" "Ih apaan, gak terima gue!" "Heh, lucu banget tau merekaaaa!!" "Itu sama Beomgyu kan...
26K 3.4K 22
Keduanya di nikahkan berlandaskan paksaan serta tuntutan yang membuat Felix mau tak mau harus menikah dengan Minho. Warning ⚠️: ─ 800-1500 Words ✒️ ─...