DEAR, LOVE

By kimbabjuseyo

126K 14.2K 1.6K

[END] Di balik kehidupannya yang sederhana, ia tidak pernah menyangka bahwa sesungguhnya bahwa ia adalah cucu... More

Prolog
Chapter 01: Kim & Jeon
Chapter 03: Accidentally kiss
Chapter 04: Curious?
Chapter 05: I do (not) care!
Chapter 06: I Like...
Chapter 07: What's the feeling?
Chapter 08: Honey...
Chapter 09: Confession
Chapter 10: Trust me, baby!
Chapter 11: Together
Chapter 12: I'm his fiance!
Chapter 13: I'm with you!
Chapter 14: Agreement
Chapter 15: Mine!
Chapter 16: Morning kiss
Chapter 17: I love you!
Chapter 18: What if...
Chapter 19: Sorry, Taehyungie...
Chapter 20: Run to you 🔞
Chapter 21: Break up?
Chapter 22: I miss you
Chapter 23: Happiness is you
Chapter 24: Lovely
Chapter 25: Pregnant?
Chapter 26: Baby aegi
Chapter 27: Be careful!
Chapter 28: Don't Go!
Chapter 29: The baby smile...from the sky
Chapter 30: Finally
Chapter 31: Sweet Nite (M) 🔞
Chapter 32: My Happiness (End)

Chapter 02: We meet again

4.2K 545 66
By kimbabjuseyo

***

Jungkook menghentikan dengan cepat sepedanya kala sebuah mobil taksi melintas dan kebetulan berhenti di dekatnya. Seseorang tampak keluar dari taksi itu, pintu masih terbuka dan Jungkook tampak menoleh ke belakang menatap Taehyung. Karena Taehyung hanya diam saja, ia menggoyangkan sepedanya kanan dan kiri agar Taehyung segera turun dari sepedanya. Namun, sepertinya itu tidak berhasil. Lelaki berpenampilan rapi dengan surai legamnya itu haya manatap tajam Jungkook dan masih di posisi yang sama. Jungkook kembali menggoyangkan sepedanya namun Taehyung hanya diam saja, menatap angkuh Jungkook. Mobil taksi itu pun masih menunggu beberapa saat.

"Cepat turun, dasar mesum!" titah Jungkook. Memang terlihat galak, bahkan wajahnya tampak kesal, namun entah mengapa malah terlihat imut dan menggemaskan. "Kau tidak bisa membaca tulisan itu?" Jungkook menunjuk ke arah mobil yang berhenti di dekatnya. "Ti ei kei es ai! TAK SI!"

Jungkook kembali menggoyangkan sepedanya kanan dan kiri, hingga akhirnya Taehyung akhirnya turun dari sepedanya. Ia berdehem seraya merapikan jas dan juga rambutnya yang tentu saja berantakan. Taehyung masih diam, tak mengucap apapun hanya menatap Jungkook datar dan mengamati sepedanya lamat. Jungkook pun tidak mau kalah, ia menatap tajam Taehyung. Tak ingin berlama-lama berada di sana, Jungkook akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.

Namun, baru saja ia menaikkan kakinya saat ingin mengayuh, sepedanya kembali terasa berat. Ada yang menahannya, dan tentu saja tersangkanya adalah lelaki itu, Taehyung. Kaki kanannya berada di boncengan Jungkook, seperti menginjak dan menahannya kuat. Jungkook menoleh, dan tentu saja ia marah. Bukan hanya membuang waktunya, tetapi mengotori sepedanya.

"Sopan sedikit! Kaki itu di bawah bukan seenaknya saja bertengger di atas! Jangan mentang-mentang kau adalah orang kaya, jadi seenaknya saja, tuan mesum!" ujar Jungkook datar. Kesal, ia lalu turun dari sepedanya setelah menurunkan penyangga sepedanya lalu menepis kaki Taehyung. Jungkook melangkah, mendekati Taehyung hingga aroma manis pun mulai menggelitik penciuman Taehyung. "ITU DISANA TAKSIMU!!!"

"Aku tahu di sana ada sebuah taksi bukan kapal!" balas Taehyung. Dan semakin membuat Jungkook kesal. "Lihat saja kalau aku bertemu lagi denganmu, aku akan membalasmu! Dan apa kau katakan tadi? MESUM? Hah! Kau tidak mengaca, tidak ada yang menarik darimu, bocah!"

"Pffttt!!! Bwaaha..ha..ha...apa kau pikir aku mau bertemu lagi denganmu? Aku pun malas, tuan mesum! Dasar orang sombong, arogan! Pasti tidak ada orang yang mendekatimu, kau pasti tidak pernah jatuh cinta," ledek Jungkook. Kini ia menatap Taehyung, berjalan memutar seraya menatap penampilan Taehyung lalu kembali berhenti saat di depan Taehyung. "Tidak akan ada orang yang menyukaimu, tuan mesum! Kau sombong sekali! Dan kau tidak akan pernah menikah!" ujar Jungkook. Kini ia mundur dua langkah dan bersedekap menatap Taehyung pongah.

"Menikah atau tidak, itu bukan urusanmu! Lagipula, aku pun tidak sudi kalau harus menikah denganmu jika hanya tersisa kau di dunia ini, paham?!"

"Kau pikir aku sudi menikah denganmu?" balas Jungkook. "Ya Tuhan, biarkan orang ini menjadi perjaka tua!" ujar Jungkook mengangkat tangannya seperti berdoa.

"Kau pun sama! Hanya orang bodoh yang mau menikah denganmu!" balas Taehyung.

"Oh ya? Nyenyenyenye...! Sudah mesum, sangat pantas menjadi perjaka tua!"

Jungkook tidak menunggu respon Taehyung, ia kembali menaiki sepedanya. Lalu mulai mengayuh sepedanya pelan, bahkan ia sempat mengacungkan jari tengahnya ke arah Taehyung dan menjulurkan lidahnya kesal.

"Tunggu saja taksi disana, sampai kau beruban pun tidak akan ada taksi yang datang! Wleee!! Paipai, tuan sombong dan mesum!! Paipai!" Suara Jungkook semakin memelan dan bahkan tak terdengar lagi seiring intensitasnya yang semakin menghilang.

Taehyung menatap sosok Jungkook yang semakin menghilang, ia lalu menghela nafasnya pelan, "Sial! Hanya dia yang berani membantahku, melawanku! Memangnya siapa dia? Awas saja!" Ia kembali memeta, dan benar taksi yang berhenti di dekatnya tadi sudah tidak ada. Mungkin karena terlalu lama, taksi itu pun pergi.

Hampir sepuluh menit menunggu, tidak ada taksi yang melintas. Bahkan sang kakek kembali menelponnya. Ia semakin kesal hingga akhirnya Taehyung menelpon salah satu pengawal untuk menjemputnya. Dan setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pengawal itu datang dan membawanya menemui sang kakek.

***

Jungkook tiba di rumahnya. Ia terkejut saat melihat beberapa orang berbadan tegap berdiri di pekarangan rumahnya. Bahkan sebelumnya ia pun melihat beberapa orang berdiri dan berjaga di gang sempit sebelum menuju rumahnya. Ia menyenderkan sepedanya di salah satu dinding, setelah membenarkan posisi tas ranselnya, ia melangkah pelan. Jungkook pun terkejut saat orang-orang itu pun tampak menunduk, memberi hormat padanya yang sontak pun membuatnya menunduk.

"Ibu!" panggilnya, suaranya masih tampak samar di telinga sang ibu. "Ibu...ada ap..." ucapannya terjeda saat di dalam rumahnya yang terbilang kecil dan sederhana itu tampak seorang lelaki dengan rambut putih mendominasi duduk tepat di depan ayah dan ibunya. Jungkook menurunkan tas ranselnya dan duduk di samping sang ibu. "Si-siapa, ibu?" tanya Jungkook setengah berbisik.

Sepertinya lelaki itu mendengar ucapan Jungkook, dibalik wajahnya yang sendu, lelaki itu pun tampak sangat bahagia dan terharu. Ia bahkan menatap Jungkook hangat. Sang ibu menggenggam tangan Jungkook lalu mengusap pipi putranya itu sayang.

"Ibu, kenapa ibu bersedih? Ada apa? Siapa orang-orang ini, ibu?"

"Aku...Jeon Deok Hwa. Kalau kau pernah mendengar Jeon Group, itu adalah milikku," ujar Deok Hwa.

"Ya, aku tahu Jeon Group. Siapa yang tidak tahu perusahaan terbesar di Asia? Yang aku tanyakan, siapa kau? Untuk apa orang sepertimu datang ke tempat seperti ini, tuan?" tanya Jungkook. Sang ibu menepuk pelan punggung tangan Jungkook dan menggeleng. "Apa aku salah? Aku hanya bertanya, ibu," jawab Jungkook.

"Aku punya seorang putri...dan ia sudah meninggal sekitar satu bulan setelah melahirkan putranya. Jeon Group dulu belum besar seperti sekarang, dan sudah biasa jika kami banyak musuh hingga suatu hari ada yang menculik cucu kami. Kami sudah mencarinya dan tidak berhasil menemukannya. Jeon Yu Ri...adalah nama putriku...dan juga ibu kandungmu..." jelas Deok Hwa.

"I-Ibu kandung? Tidak mungkin, ini tidak mungkin!"ujar Jungkook. Ia lalu menatap sang ibu, sepasang mata wanita itu kini berair. "Ibu...ada apa ini? Aku putra ibu kan? Aku Jungie, putra ibu...kenapa orang itu mengatakan ibu kandung? Katakan padaku, ibu," pinta Jungkook.

"Maafkan kami, sayang...maaf tidak mengatakannya lebih awal. Maafkan, ibu..." ujar wanita itu. Tanpa berbicara lebih lanjut pun Jungkook sudah tahu arah pembicaraan sang ibu. "Waktu itu kami baru saja pulang dari luar kota, malam sudah larut dan kami terkejut saat melihat sebuah keranjang bayi di dalam pintu pagar rumah kami. Karena kami sudah menunggu kehadiran seorang anak yang belum juga datang, kami pun membawamu ke dalam. Tidak ada pesan apapun di sana. Dan nama Jungkook, ibu tahu dari selimut yang bersamamu waktu itu. Kami sudah berusaha menghubungi polisi, mungkin karena tempat kami dulu terpencil, tidak ada informasi apapun, jadi kami memutuskan untuk merawatmu."

"Alasan lain kami tidak menemukanmu, mungkin karena kau mengikuti marga mereka, Kang... Jadi, kami kesulitan mencarinya. Maafkan kakek..." ujar lelaki itu.

"Jadi...ibu...adalah..."

"Kau adalah cucu mereka, sayang. Nama ibu kandungmu, Jeon Yu Ri. Tetapi, kau masih bisa memanggil kami ayah dan ibu, karena selamanya kau adalah putra kami..." jelas sang ibu.

Jungkook menatap kedua orang tuanya, lalu sang kakek. Seolah paham, sang kakek pun tersenyum, "Kakek tidak melarang kau menemui mereka, kau pun boleh memanggil mereka ayah dan ibu. Bahkan kakek berterima kasih pada mereka karena telah merawatmu sampai sebesar ini. Jadi, kakek bisa memberi apapun yang mungkin mereka inginkan...sebagai balas budi. Atas nama mendiang Yu Ri, saya ucapkan terima kasih," ujar sang kakek.

Hening beberapa saat.

"Kau adalah cucu tunggal keluarga Jeon...jadi kau pun akan menjadi pewaris. Kakek ingin kau tinggal bersama dengan kakek," ucapnya pelan.

Kedua orang tua angkat Jungkook pun saling menatap, Jungkook menatap kedua orang tuanya. Bagaimana mungkin ia meninggalkan kedua orang tuanya. Jungkook menggeleng pelan.

"Maaf, aku tidak bisa meninggalkan ibu..." ujar Jungkook.

"Apa kau khawatir kalau ibumu akan kesusahan sementara kau hidup penuh kemewahan? Apa itu yang kau pikirkan?" tanya sang kakek. Jungkook mengangguk pelan. "Kakek paham, tapi jangan khawatir, kakek sudah siapkan sebuah rumah untuk mereka." Sang kakek lalu meminta salah seorang pengawalnya membawakan sebuah map. Deok Hwa membuka map itu dan ada beberapa lembar kertas di sana dan menunjukkannya pada Jungkook.

"A-apa ini?" tanya Jungkook. "Ada rumah juga sebuah toserba?"

"Mereka bisa tinggal di sana dan satu satu toserba milik Jeon Group, aku serahkan pada mereka. Kakek tahu mereka berjualan, kan? Jadi, kakek mau toserba itu mereka yang urus, bagaimana? Apa masih kurang? Kau ingin kakek memberikan apalagi ke mereka? Akan kakek siapkan, asal kau mau tinggal dengan kakek," lanjut sang kakek.

"Ibu, lihat..." Jungkook menunjukkannya pada sang ibu. "Ibu mau tinggal di sini? Dan ini akan menjadi tanggung jawab ayah dan ibu..." ujar Jungkook.

"Tuan, apa memberi kami seperti ini, itu artinya kami menukar Jungkook kami dengan harta? Kami tidak bisa," ujar sang ayah. "Meskipun kami hanya orang biasa, tapi kami..."

"Bukan menukar cucuku dengan harta. Kalian masih bisa bertemu dengannya, juga sebaliknya. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih atas apa yang kalian lakukan selama bertahun-tahun membesarkan cucu keluarga Jeon. Hanya itu..." jelas Deok Hwa.

"Kami akan memikirkannya terlebih dahulu, tuan. Bisakah memberi kami waktu?"

"Baiklah kalau begitu, lusa beri aku jawaban," jawab sang kakek. "Jason!" panggil Deok Hwa pada salah satu pengawalnya.

"Ya, tuan.." jawabnya.

"Lusa kau telpon mereka. Kalau mereka setuju, mereka harus tandatangan ini. Serah terima sertifikat kepemilikan," titah sang kakek.

"Baik, tuan."

***

Satu minggu kemudian...

Tampak lima orang lelaki tengah berada di sebuah ruangan. Sepertinya mereka menerima undangan dari seseorang. Mereka adalah tuan muda Kim, tuan muda Park, tuan muda Min dan tuan muda Jung dan mereka sering dikenal dengan nama: Taehyung, Namjoon, Seokjin, Jimin, Yoongi dan juga Hoseok. Dan mereka ada putra tunggal dari keluarga yang berpengaruh di Korea. Taehyung mendekati Namjoon yang tengah bersama dengan Seokjin.

"Berhenti berpacaran! Apa kau tidak bosan selalu berbicara padanya? Bahkan mereka juga datang ke acara ini," ujar Taehyung tampak kesal.

"Bukan urusanmu, tuan muda! Kalau kau ingin berpacaran, cari saja pacar! Setidaknya sekali dalam hidupmu kau harus merasakan jatuh cinta!" ledek Namjoon.

"Bukannya tuan muda Taehyung sudah menikah sedari bayi? Ha...ha...dimana pengantin kecilmu, tuan muda?" sahut Seokjin.

"Aku akan membatalkannya!"

Hoseok, Jimin dan Yoongi menghampiri mereka. Mereka berbincang sejenak hingga tampak seseorang memasuki ruangan. Rupanya mereka diundang Jeon Deok Hwa. Banyak tamu penting pun hadir di acara itu. Dan pertemuan Taehyung dengan sang kakek waktu itu, ia menolak perjodohan itu. Ya, alasannya jelas, cucu keluarga Jeon adalah seorang laki-laki. Namun, meskipun begitu, Jeon Deok Hwa, masih mengundang mereka, mengingat reputasi keluarga mereka yang baik dan sangat berpengaruh.

"Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menghadiri undangan saya. Saya tahu kalian semua sangat sibuk. Dan maksud saya mengundang kalian adalah untuk memperkenalkan anggota baru keluarga Jeon. Seseorang yang sudah lama saya cari, akhirnya saya berhasil menemukannya..." ujar Jeon Deok Hwa.

"Apa kau sudah pernah melihat cucunya?" tanya Jimin pada Taehyung.

"Kau pikir aku pegawai kependudukan? Yang harus tahu orang-orang, huh?!" ketus Taehyung. "Dan apa kau pikir aku tidak sibuk? Kau ini aneh!"

"Kau salah bertanya padanya, tuan muda Park," sindir Hoseok. "Tuan muda Taehyung, hanya mau bergaul dengan kita...kau tahu itu bukan? Itulah sebabnya ia tidak pernah berpacaran," lanjut Hoseok kemudian terkikik. "Perjaka berhati dingin!" imbuhnya.

"Apa aku tanya pendapatmu, huh?!" ujar Taehyung.

"Baiklah, akan saya perkenalkan cucu saya. Pewaris keluarga Jeon," ujar Deok Hwa. Ia lalu menatap seseorang yang berada di antara mereka. "Jeon Jungkook, kau bisa kesini...bersama kakek," titah sang kakek.

Semua orang menatap seseorang yang kini melangkah pelan mendekati sang kakek. Seorang pemuda berwajah manis, dengan setelan jas berwarna hitam, tampak lesung pipi saat ia tersenyum membuatnya semakin manis. Semua mata memandangnya, kagum dan memujinya. Tentu saja, ia seorang pria namun wajahnya malah terlihat manis dan cantik daripada disebut tampan. Namjoon, Seokjin, Jimin, Hoseok, Yoongi pun menatap Jungkook. Dan Taehyung, ia terkejut bahkan tanpa berkedip menatap Jungkook yang kini berdiri di samping sang kakek. Kelima sahabatnya pun sadar, lalu berdehem dan menyenggol lengannya pelan saat melihat reaksi Taehyung.

"Tutup mulutmu, tuan muda!" sindir Jimin. Taehyung hanya diam. "Kau ingin membuat sarang lebah di mulutmu yang menganga?" imbuh Jimin. Taehyung hanya melirik ke arah Jimin.

"Wow! Sepertinya aku menyukainya..." ujar Hoseok, Taehyung langsung menoleh cepat. "Wajahnya lucu dan manis sekali...menggemaskan," lanjutnya. Taehyung menatapnya tajam lalu kembali mematap ke arah kakek Jeon.

"Perkenalkan cucu saya, Jeon Jungkook..." ujar kakek Jeon. Mereka kembali bertepuk tangan dan memujinya.

"Apa ia sudah punya kekasih? Sepertinya putriku akan menyukainya," celetuk seseorang. Sang kakek hanya tersenyum, begitu pula Jungkook.

"Cucu anda manis sekali, tuan Jeon," ujar seseorang. Seorang laki-laki mungkin berusia sekitar 27 tahun menatap Jungkook lamat. "Sepertinya aku menyukainya!"

Tch! Manis! Siap-siap saja kecewa, karena ia sudah bertunangan sejak masih bayi! Paham?!

***

Continue Reading

You'll Also Like

919K 40.4K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
183K 12.9K 38
no caption ! seperti biasa ! jangan salah lapak ! jangan ribet ! ga suka ya skip ! oke ! cuma fiksi ! buat hiburan semata ! Happy reading 🌹
70.2K 5.9K 33
Menceritakan tentang lelaki manis nan lugu yang harus terjebak di zaman kerajaan kuno membuat nya bisa merasakan apa itu cinta di duakan yang sebenar...
332K 15.8K 15
Complete MATURE CONTENT! Cerita berat dan membingungkan tak suka jangan baca. Kim Taehyung orang yang tak tersentuh, seorang namja dingin yang menutu...