1000% GENGSI

By ceyberryaa

875K 54.7K 2.1K

[TAMAT] Bersama Adinata, Ayyara menyadari satu hal. Bahwasannya, menjalani hubungan tanpa cinta bukanlah sebu... More

sedikit cerita tentang pasutri
resepsionis baru
Adik
sentuh-sentuh
Hama
Bersama Rosa
Paket
Suami siaga
Kabar surat cerai
What's wrong with Nata?
a sweet night>>>
Dirumah juga bisa, katanya
Hadiah
Aneh
Aneh part2
Kekuatan Syndrome Couvade
sekarang giliran temen-temennya
MAS, DIA SIAPA?!
Giliran istrinya
Menghadapi Adinata
Singa Juna
Jazziel's cafe
Si gede gengsi
Spesial suami dan istri
Dua malaikat kecil Ayah
Keinginan Nata yang terpenuhi
Family time in Basel City
On the way
Finally
say goodbye
Extra chapter-- Teenager
Extra chapter-- what if sequel?
Extra chapter-- little story of them
visualisasi
CERITA BARU?!
BYE!
Instagram
INFO!!

Welcome to Duda~

27.1K 1.6K 73
By ceyberryaa

panggilnya Cey atau Sell aja yaa, jangan author-author, ngerasa gmna gituuu😶
.
.
.

Siap memperebutkan tahta calon Mommy? Let's go sepiiiiiiiii~

***

Hari ini hari dimana persidangan di gelar.

Dan hari ini juga genap sepuluh hari, Haru tinggal di rumah Nata dan Ayyara. Anak itu jadi banyak diamnya. Dan Ziel jadi banyak bicaranya demi merebut atensi dan menghibur Haru. Gio juga ikut-ikutan setelah di beritahu Jerry kalau temannya itu tengah bersedih.

Hari ini pun kedua bocah itu di titipkan bersama Rosa yang tidak mungkin ikut ke persidangan.

Tidak ada meditasi dan segala macamnya. Sebab Juna men-talak telak istri— ralat, calon mantan istrinya.

Ya, Juna dengan mantap dan sangat yakin perihal keputusannya untuk menceraikan Laura.

Ya memang kalian pikir siape hah?!

Tanpa peduli bahwa perempuan itu tengah mengandung. Lagi pun, tidak ada larangan suami tidak boleh menggugat istrinya meskipun dalam keadaan hamil. Perceraian itu sah-sah saja.

Toh, anak kedua yang perempuan itu kandung bukan anak Juna.

Cih, mengingat banyaknya uang yang telah Juna keluarkan untuk bayi itu mendadak membuat Juna kesal sendiri. Jika uang itu hanya untuk Laura, dia tak masalah karena saat itu Laura masih istrinya. Tapi anak itu? Tetap bukan anaknya.

Tok! Tok! Tok!

Hakim telah ketuk palu. Itu artinya—

"Gilaseeeh, temen gue udah jadi duda aja!"

Juna melirik sinis pada Jerry yang berkata cukup keras tanpa tau malu. Jerry itu— menyebalkan. Pantas saja Nata ingin memakan manusia itu hidup-hidup.

Juna bangkit dan langsung memeluk tubuh Abang sepupunya. Sama-sama anak tunggal membuat keduanya dekat layaknya saudara kandung. "Bang, gue udah jadi duda ganteng. Gimana dong?"

Aneh.

Bang? Sudah lama sekali Juna tidak memanggil Nata seperti itu. Katanya karena dia yang lebih dulu menikah ketimbang Nata. Kualat kan, sekarang dia juga cerai duluan. Syukurin gak sih?— batin bapak Adinata.

Nata menepuk keras tengkuk Juna. Membuat laki-laki itu meringis. "Nanti Jerry cariin."

"Tul tuh betul!" sahut Jerry yang mendengar namanya disebut-sebut. "Gue cariin calon yang lebih mantep, lebih cantik, lebih kane dan yang paling penting lebih sexy dari pada yang onoh. Percaya dah ama gue!"

"Gue bantuin juga, Jun!" Ayyara ikut menyahut dengan semangat. Dia ada dikubu Jerry. Dia juga sama, ingin mencarikan calon baru untuk Juna. Sebenarnya bukan untuk Juna sih, lebih ke untuk Haru. Anak itu, masih membutuhkan sosok Ibu.

Sebenarnya Ayyara sih mau. Mau mengurus Haru maksudnya. Tapi mau bagaimanapun, Juna juga pasti butuh sosok istri. Yakali dia harus jadi istri baru Juna?

Bisa aja sih, kan Nata gak cinta hehe

"Udah ngomongin bini baru aja." dengus Juna. "Gue baru cere loh ini. Mana kasus nya perselingkuhan pula. Kalian gak mikirin kalo gue trauma?"

"Halah!" Ayyara dan Jerry menjawab serempak. "Playboy cap gayung kayak lo trauma? Sungai Nil gue kuras." tukas Jerry.

"Lagian tujuan gue nyariin lo istri baru itu buat Haru. Dia masih butuh sosok ibu." Ayyara menambahkan.

Juna mengangguk saja namun tiba-tiba mata duda satu anak itu berbinar. "Lo aja yang jadi ibunya Haru terus nikah deh sama gue, mbak."

"Juna." itu suara Ibu Juna yang memperingati anaknya yang selalu saja menggoda Nata.

"Kalo mau rebut bini orang mikir dulu." ketus Nata. Dia mendorong tubuh bongsor Juna yang masih menyandar di bahunya. Kok kesel.

"Kalem dong bapak nya." Juna cengengesan.

"Selamat Juna." suara lain menginterupsi. Dia ibu sambung Nata sekaligus lawyer Juna.

"Tante kasih selamat karena Juna cerai?" Juna mengerut bingung. Rada aneh kalo ada orang yang ngasih selamat atas perceraian.

"Bukanlah! Tante ngucapin selamat karena hak asuh Haru ada di tangan kamu." jawab Diana— ibu sambung Nata.

"Oooh ... " Juna manggut-manggut tak lupa dengan senyum lebarnya. Senang karena hak asuh Haru ada padanya. Jika saja hak asuh itu jatuh ke tangan Laura, Juna tidak segan-segan akan menuntut hakim. Kalo bisa sih. Soalnya dia mana sudi anaknya di urus perempuan itu. Nyesel sempet cinta.

"Juna."

Juna mendesah lelah. Capek dia tuh dari tadi. Juna! Juna! Juna! Apalagi yang manggil kali ini sumber masalah nya.

Siapa lagi kalo bukan si mantan istri? Mana datengnya sama selingkuhan nya pula. Juna mendecih sinis. Dasar tebal muka!

"Maaf."

Juna mengernyit. Hanya itu? Apa selingkuhan wanita itu tak ada niatan mengganti uang Juna yang sudah dikeluarkan demi anak mereka?

"Ya." jawab Juna lugas. Malas juga meladeni.

"Eum ... Hak asuh Haru ada di kamu, aku boleh kan ketemu dia?"

Juna melirik sinis, "kalo dia mau."

Mendengar jawaban sinis Juna membuat Laura pesimis. Takut Haru benar-benar tidak ingin bertemu dengannya. Rasa rindu dan ingin bertemu pasti ada suatu saat nanti. Bagaimana pun, Haru anaknya.

Ayyara yang melihat raut menyedihkan perempuan itu lantas mendekat dan menepuk kecil pundaknya. Meskipun ada rasa kesal juga karena perempuan itu memilih selingkuh. Ditilik dari segi manapun, Juna jelas lebih baik ketimbang selingkuhannya. Ayyara jadi bertanya-tanya, apa yang membuat Laura mau dengan laki-laki itu?

Ya cintalah! Lo aja yang gak cinta tetep milih Nata apalagi mereka yang saling cinta— Duh Ayyara menjerit dalam hati.

"Haru pasti mau kok. Lo kan ibu nya." Ayyara berkata dengan senyum.

"Maaf mbak." Laura menunduk. Merasa malu sebenarnya.

"Sayang, ayo pulang. Nanti kamu kecapean."

Lagi-lagi Juna mendecih saat suara selingkuhan Laura mendayu begitu lembut. Laura mengangguk dan berpamitan.

"Cih, sayang konon. Makan tuh bekas gue!" ketus Juna.

Jerry tertawa terbahak-bahak, menepuk pundak si duda dengan kelewat kasar. "Dia yang dapet bekas lo atau lo yang dapet bekas dia?"

Juna merengut. Total kesal dengan pertanyaan Jerry. Tak ada yang salah. Juna juga tidak tau. Siapa disini yang dapat bekas siapa. Karena sejatinya Laura memang berselingkuh dengan mantan pacarnya. Juna juga tidak tau hal apa saja yang pernah mereka lakukan saat berpacaran dulu.

"Mbak, ayo deh lo aja yang jadi bini—"

"Adaaaaw!"

Juna menjerit saat merasakan telinganya di jewer oleh sang ibu sedangkan kaki nya di tendang oleh Nata. Setelah menendang adik sepupunya, bapak-bapak satu itu pergi begitu saja.

Jerry menggeleng miris. Udah tua masih aja gengsian.

***
Saat sedang dalam perjalanan pulang dari persidangan, Nata mendapatkan telepon dari Seno. Laki-laki itu berkata bahwa dia, Janu dan Haikal sudah ada di rumah dan sedang menunggu kepulangan mereka.

Jangan tanya untuk apa mereka datang. Sudah pasti untuk membahas perceraian Juna.

Dan disinilah perkumpulan bapak-bapak itu berada. Di ruang tengah dengan berbagai macam makanan juga minuman. Mengobrol sana-sini dan tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.

Jika pertemuan ini disebut untuk merayakan perceraian Juna, sepertinya terdengar sangat kasar. Maka agar terlihat lebih keren, Jerry menyebut nya celebration.

Ya sama aja Samsudin.

Saking niatnya, musuh si Tom itu sampe beli balon berbentuk huruf terus di pasang di dinding rumah Nata.

WELCOME TO DUDA JUNA

Tidak lupa dengan foto Juna yang di print. Melihat itu Juna ingin menangis saja rasanya. Tapi malu sama Haru. Anaknya aja anteng-anteng bae, masa iya dia harus galau. Gak level.

"Lo tau dari kapan kalo istri lo selingkuh?" tanya Haikal mewakili Janu dan Seno. Mereka bertiga memang hanya tau kabar bahwa Juna menggugat Laura karena selingkuh, tidak tau cerita lengkapnya.

"Mantan." dengus Juna. Sensitive banget kalo masih ada orang yang nyebut perempuan itu sebagai istrinya.

"Iya dah iya, mantan istri lu." sebal Haikal. Yang begini aja di permasalahin. Emang gini ya efek samping baru cerai tuh?

"Gue liat buku panduan hamil. Awalnya gue gak ada curiga sama sekali. Tapi pas di inget-inget, tuh buku panduan beda sama buku yang sering gue liat pas anter dia ke klinik." Juna sebenernya ogah ceritain ini. Bikin dia muak. Takut juga Haru denger. Tapi ya mau gimana, temen merangkap Abang-abang an nya ini juga perlu tau. "Ya gitu, buku itu emang beda soalnya dari klinik yang beda juga. Terus gue liat ada nama orang tua kan di buku panduan tuh, nah nama ibunya dia. Tapi pas nama bapaknya bukan gue."

Juna mendengus. Benar-benar merasa tertipu. Perempuan itu mengatur jadwal ke dua klinik dengan dua laki-laki yang berbeda dengan sangat apik. Jika saja Juna tidak melihat buku itu, pasti saat ini Juna masih menuruti ngidam yang amat sangat kurang ajar dari wanita itu. Juna rela meninggalkan Haru demi memenuhi ngidam yang ternyata bukan anaknya. Menjengkelkan.

Jangan kira Juna tidak sakit hati. Sangat. Dia sangat merasa sakit. Tapi jika harus menangis, Juna rasa tidak perlu.

"Jadi dari situ lo nyimpulin kalo dia selingkuh?" tanya Seno memastikan. Miris juga sebenarnya denger cerita duda baru itu.

Apasih yang kurang dari seorang Arjuna Dimitri ini, sampe-sampe diselingkuhin?

Juna mengangguk. "Heem. Terus gue ajak dia minum, gak banyak sih tapi berhasil bikin dia mabok. Dan yeah, gue manfaatin tuh dia yang lagi mabok. Gue tanya-tanya terus gue rekam. Siangnya pas dia udah gak mabok lagi, gue puterin dah tuh rekaman buat mastiin. Awalnya dia gak mau ngaku terus gue ancam aja, kalo gue bakal bunuh si selingkuhan nya. Akhirnya dia ngaku kalo anak itu emang anak dia sama selingkuhan nya bukan sama gue."

Ugh, semuanya kontan diam-diam meringis. Menyakitkan sekali epribadi.

Haikal menepuk-nepuk pundak si duda sebagai tanda semangat.

"Gila. Lo cekokin apa gimana?" komentar Janu. Tak habis pikir Juna menggunakan cara berbahaya seperti itu. Masalahnya, yang diajak itu wanita hamil.

"Gue cuma basa-basi nawarin, eh dianya mau-mau aja."

Juna bangkit dari duduknya, lama-lama gerah juga nyeritain mantan istri. Dia menepuk bahu Jerry yang tengah tertidur gara-gara kekenyangan. "Bangun woy, sholat!"

Kebetulan sekali adzan baru berkumandang.

"Deket ke mesjid kan rumah lo, Nat? Gas lah ke mesjid bareng." Seno mengambil langkah terlebih dahulu lalu diikuti yang lainnya.

Nata berlari kecil menaiki tangga. Ingin mengambil sarung juga mengganti kaos oblongnya dengan baju koko. Tadinya dia ingin mengajak Ziel juga Haru, tapi Ayyara bilang kedua anak itu sudah tidur.

"Nat, cepetan! Adzan nya keburu beres!"

Aduh, idaman gak sih?!

***

Cukup ya kasus juna-haru ini buat pemanis aja. Terima gak terima begini penjelasannya:D

udah ada satu lagi, double up n tinggal klik klo kleaan panggil aku pke nama😏💃
Tp kyknya bagus buat mingdep aja ga sih?? [tertawa jahad]

perkenalkan si Mas dan duda ganteng kesayangan kita semoaaa (^⁠‿⁠^⁠)

Cey, 17 Juli

-see u-

Continue Reading

You'll Also Like

189K 8.6K 29
{ BELUM DIREVISI } Pernikahan ini hanya sebuah kebohongan. Aku tahu itu, tapi dengan brengseknya kenapa hatiku menempatkan dirinya di tempat yang sal...
428K 25.1K 30
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...
174K 13.2K 58
Karena gagal taruhan, Sarah harus menerima tantangan dari temannya yaitu dengan mendaftarkan diri di aplikasi kencan online. Siapa sangka, hal itu me...
1.1M 54.9K 38
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...