Annora Untuk Ravindra [End]

By LiaAmelia19_

3.8K 404 73

"Aku akan lalui semuanya, walau luka itu harus datang lagi dan lagi." "Arti nama kamu kekuatan bukan? Aku yak... More

Prolog
Bagian 01.
Bagian 02.
Bagian 03.
Bagian 04.
Bagian 05.
Bagian 06.
Bagian 07.
Bagian 08.
Bagian 09.
Bagian 10.
Bagian 11.
Bagian 12.
Bagian 13.
Bagian 14.
Bagian 15.
Bagian 17.
Bagian 18.
Bagian 19.
Bagian 20.
Bagian 21.
Bagian 22.
Bagian 23.
Bagian 24.
Bagian 25.
Bagian 26.
Epilog.

Bagian 16.

86 15 5
By LiaAmelia19_

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Hay aku update lagi nih

Oh iya gimana kabarnya? Baik, kan?

Kita udah sampai di bagian 16, apakah kalian bosan dengan cerita aku? Aku harap kalian enjoy membaca cerita ini sampai titik endingnya.

Maaf, ya, aku lama terus updatenya hehe.

Tulisan miring untuk membedakan flash back atau tidak.

Selamat membaca ♡

.
.
.
.
.

Lima tahun kemudian...

Setelah menunaikan shalat subuh berjamaah di sebuah masjid dekat asrama putri Al-Azhar, Annora tiba di Asrama untuk berdzikir pagi terlebih dahulu, sedangkan teman satu kamarnya sedang lari pagi di dekat kompleks asrama putri.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga Annora tidak menyangka bisa ada di titik ini, titik yang berhasil membuat dia meneteskan air mata selepas membaca dzikir pagi.

Buku dzikir mini itu pun ia taruh di rak bukunya, kemudian ia melepaskan mukenahnya, melipat mukenah itu sebelum pada akhirnya dia meletakkannya ke tempat khusus mukenah yang ada di kamarnya.

Annora membuka jendela kamarnya, di mana kamarnya terletak di lantai lima. Angin berhembus kencang menerpa wajahnya, suasana pagi di Mesir sangatlah indah, harum paginya, serta matahari pagi yang timbul dengan cerah membuat Annora tak henti melafazkan maa syaa Allah dan Alhamdulillah.

Sesaat melihat ke bawah, Annora melihat banyak santri putri Al-Azhar sedang lari pagi di hari Ahad ini, Annora ingin ke bawah juga untuk berlari pagi dan mencari dua temannya yang sudah meninggalkannya sedari tadi.

Annora beranjak dari jendela itu, dan segara memakai sepatunya.

Setelah sepatu melekat, Annora  menoleh ke arah jam waker mini berwarna abu-abu, jam itu menunjukkan pukul enam pagi, sesaat dia mengulas senyumnya, bukan karena jam itu, tapi karena sosok yang memberikan jam mini yang masih setia bersamanya selam empat tahun di asrama ini juga di negara ini. Suatu nama terlantun dengan indah di hatinya, Ravindra Natharrazka, bahkan sampai saat ini nama itu masih menjadi nama terindah yang tersimpan di lubuk hati Annora.

***

Hari ini adalah hari wisuda para siswa-siswi angkatan 23 Madrasah Aliyah Kota Jakarta. Mereka memakai toga hingga terlihat seperti mahasiswa dan mahasiswi, sangatlah anggun para wanitanya juga gagah para laki-lakinya.

Setelah selesai acara wisuda hari ini, Annora berjalan menuju lapangan untuk foto bersama dengan teman kelasnya.

Annora mengenakan baju kebaya serta polesan make up yang membuat dia sangat cantik hari ini, toga yang melekat di tubuhnya pun sudah menggambarkan masa depannya nanti, memakai toga dari universitas Al-Azhar.

Saat di acara kelulusan tadi Annora di umumkan sebagai mahasiswi terbaik Madrasah Aliyah urutan dua yang mendapatkan beasiswa ke universitas Al-Azhar, dia maju ke atas panggung bersama kedua orang tuanya, menerima penghargaan sebuah piala, bingkisan juga mendali.

Tetesan air mata berhasil jatuh dari pelupuk mata kedua orang tuanya begitu juga Annora, impian besar Annora untuk ke Al-Azhar akhirnya terwujud, ini semua berkat kerja kerasnya, doa kedua orangtuanya, doa orang-orang terdekatnya, dan yang paling utama atas ridho dari Allah.

Setelah acara selesai orang tua dari siswa-siswi segara pulang dan siswa-siswi masih ada di Madrasah Aliyah untuk sesi foto-foto bersama angakatan juga teman kelas mereka.

Cekrek

Kelas 12 IPS 1 mengambil moment foto bersama seraya melempar topi toga mereka ke atas dengan ekspresi yang sangatlah ceria, namun tak dapat dipungkiri mereka juga menangis saat acara kelulusan berlangsung. Inilah konsekuensi dibalik pertemuan, yaitu perpisahan.

Karena pendidikan mereka disatukan, dan karena pendidikan pula mereka dipisahkan.

"Annora."

Mendengar panggilan itu Annora segera menoleh ke arah sumber suara.

Deg

Annora menemukan sosok yang menghuni hatinya selama ini, lagi dan lagi detakan itu terasa ketika mereka saling menatap.

"Iya, Vin?"

"Boleh kita foto bareng?"tawar Ravindra dengan seulas senyum nya.

Annora tertegun mendengar tawaran Ravindra kali ini.

"Tapi kita foto tetap ada jarak, boleh?"ucap Ravindra lagi.

"Boleh," sahut Zahra yang tiba-tiba datang di antara mereka.

"Siapa bilang gak boleh, kan, Ora," sambung Zahra dengan senyumnya.

Annora mengerutkan keningnya.

"Hey, jangan ditolak, kalian akan berpisah dalam kurun waktu yang lama," bisik Zahra.

Deg

Mendengar bisikan Zahra, hati Annora bedesir, Ya Tuhan ... secepat ini, kah? Padahal baru saja bertemu rasanya.

"Iy-iya, boleh kok, Vin," ucap Annora.

Ravindra tersenyum, dia mengeluarkan handphonenya dan menyerahkannya kepada Zahra, "tolong, ya, Za," kekeh Ravindra.

"Sudah kuduga," Zahra merotasikan matanya sembari menerima handphone Ravindra.

Cekrek

Foto mereka berhasil di ambil, tetap ada jarak, tapi terlihat manis.

"Makasih, Zahra," ucap Ravindra.

Zahra hanya mengangguk menanggapi ucapan Ravindra.

"Hmm ... tolong kirim ke aku juga, ya, Vin," ucap Annora.

"Udah kok."

"Makasih."

"Sama-sama."

"Oh iya, kamu tunggu di sini sebentar, aku ada sesuatu." Ucap Ravindra yang mendapat anggukan dari Annora.

Ravindra berlari kecil menuju parkiran mobilnya, mengambil sebuah paper bag mini, kemudian dia menuju tempat Annora kembali.

"Ini hadiah jam waker mini dari aku untuk kamu, semoga kamu suka, karena dengan ini kamu akan selalu mengingat waktu, karena setiap waktu itu berharga, kamu jangan sampai menyia-nyiakannya. Agar kamu juga mengingat, akan ada waktu yang membuat kita di pertemukan kembali nantinya atas seizin dari Allah, kenapa aku yakin? Karena doa, tidak ada yang lebih kuat dari doa, semoga takdir berpihak kepada kita." Ucap Ravindra dengan senyumnya, dia menyerahkan paper bag berisi jam weker mini itu kepada Annora, Annora menerimanya juga dengan seulas senyum.

Sungguh ini adalah moment haru, tapi mereka berdua semaksimal mungkin membendung air mata mereka satu sama lain agar tidak pecah di sini, mereka tutupi  juga dengan senyuman, tapi tak dapat di pungkiri, mata mereka juga sudah berkaca-kaca sekarang.

"Syukron, jazakallah khairan, Ravindra."

"Afwan, wa jazakillah khairan, Annora."

Semoga Allah memberikan penjagaan terbaik untuk mu, lirih mereka satu sama lain di dalam hati.

Zahra yang ada di sana juga sudah berkaca-kaca, dia adalah teman terbaik Annora semasa putih abu yang menjadi saksi kisah cinta Annora dengan Ravindra, kisah cinta dengan bahasa indah mereka masing-masing, yaitu doa.

Setelah hari Ravindra mengutarakan segalanya, mereka seperti biasa, menjadi teman dengan perasaan mereka yang masih terpendam satu sama lain, dari mulut Ravindra tidak terdengar bahwa dia mencintai Annora, hanya kalimat ingin menikahi Annora yang terlontar saat itu. Begitu juga dengan Annora, Annora tidak mengungkapkan bahwa dia mencintai Ravindra.

Setelah hari itu juga Annora dan Ravindra tidak malah tambah dekat, mereka tetap dengan jarak, karena mereka tahu bahwa cinta yang mendekatkan mereka itu hanya akan menjerumuskan mereka ke dalam maksiat, itu makanya mereka memilih untuk berjarak sampai tiba waktunya mereka di persatukan di ikatan halal.

Tidak ada bahasa terbaik dari cinta selain doa.

Pertemuan pertama Annora melihat tatapan elang dari Ravindra.

Pertemuan kedua mereka dihiasi oleh rintikan hujan, tatapan teduh Ravindra, desiran di hati mereka dan senyuman pertama Ravindra untuk gadis cantik Annora.

Hari ini, tiba waktunya mereka dipisahkan. Setelah ini, Ravindra tidak mampu menjaga Annora dari jauh lagi seperti di Madrasah ini, tapi doanya mampu.

***

Annora lari pagi sendirian di kompleks asrama, tak iya temukan dua teman sekamarnya itu.

Ya, sudahlah, biasanya juga dia sendiri jika berlari pagi di hari Ahad ini. Jika lari sore, baru mereka akan bersama-sama.

Annora sudah lelah, sepertinya dia sudah cukup lama berlari, hingga ia memutuskan untuk duduk di taman kompleks, tapi sebelum itu, dia pergi ke kedai kecil untuk membeli air mineral.

Saat tiba di taman, Annora melihat ada satu teman sekamarnya sedang duduk sendiri di sana.

"Assalamu'alaikum," ucap Annora lalu duduk di sebelah temannya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah," balas Yasmin—teman satu kamar Annora dan merupakan mahasiswi Al-Azhar yang berasal dari Indonesia juga.

"Lah mana Nadin?"tanya Annora.

"Biasa masih lari-lari, dia kan strong woman," kekeh Yasmin.

Nadin juga teman satu kamar mereka, satu kamar mereka bertiga, dan sama-sama dari Indonesia, juga mereka berada di fakultas dan kelas yang sama.

Annora meneguk air mineralnya.

"Tadi ada Reza lho, Ra."

"Terus, kenapa?"tanya Annora seraya menutup botol air mineralnya.

"Dia nanyain elo lah."

"Iya terus kenapa?"

Yasmin memutar bola matanya malas

Reza adalah teman satu fakultas mereka juga mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Reza baru kemarin mengatakan cinta untuk Annora dan mengatakan ingin melamar Annora setelah wisuda nanti, yang mana wisuda mereka tinggal satu bulan lagi. Tapi, Annora menolaknya dengan alasan belum siap, jadi Annora hanya mengucapkan terimakasih atas rasa yang Reza berikan untuknya, Annora juga mengatakan agar tidak terlalu berharap padanya, karena dia takut akan menimbulkan kekecewaan.

"Capek deh, Ra, gue sama elo, kemarin-kemarin ada cowok yang mau jadiin elo pacarnya, tapi elo tolak, ya wajar gue juga maklumi karena haram. Tapi, Reza, dia mau langsung ngelamar elo, tapi elo langsung nolak, astagfirullah, bingung gue," ucap Yasmin sudah benar-benar capek dengan Annora yang anti dengan cinta menurutnya.

Bukan anti dengan cinta, lebih tepatnya, tidak ada yang bisa menggantikan posisi cinta pertama Annora yang entah apa kabarnya di sana.

"Udah gak usah dibuat bingung deh, Yasmin," kekeh Annora.

"Gue heran sama elo, Ra. Elo susah banget di dapetin, selama di sini banyak banget yang nyerah buat ngejar elo. Gue juga gak pernah dengar dari mulut elo tentang elo cinta sama siapa, heran gue," ungkap Yasmin yang udah lama berteman dengan Annora selama di Al-Azhar.

"Aku tak mudah untuk mencintai."

"Aku tak mudah mengaku ku cinta."

"Aku tak mudah ... mengatakan ..."

"Aku jatuh cinta..."

Ucap Annora seraya melantunkan nada di setiap baitnya, sebagai jawaban untuk Yasmin.

"Ya Tuhan, siapa yang bisa mendobrak hati elo nanti. Jika ada, gue akan kasih apresiasi karena telah mendobrak hati si anti cinta kayak elo," ucap Yasmin.

Annora hanya terkekeh mendengar ucapan Yasmin, hal itu hanya membuat Annora mengingat Ravindra. Sebenarnya hati Annora telah di dobrak sedari lama, hanya saja dia pendam, karena ini lebih baik menurutnya saat ini.

Walaupun terbentang jarak antara Annora dan Ravindra saat ini, tapi Rasa Annora kepada Ravindra tetap sama, tidak ada yang berubah, karena Annora mencintainya dengan hati bukan dengan mata.

Perpisahan hanya untuk orang-orang yang mencintai dengan matanya. Karena untuk orang yang mencintai dengan hati dan jiwanya, tidak ada kata perpisahan.
Maulana Jalaluddin Rumi

To be continued

Yuhuu gimana-gimana?

Jangan lupa tinggalkan bintangnya!

Syukron, Jazakumullah




Continue Reading

You'll Also Like

221K 25.2K 28
Hanya cerita sederhana seorang ustadz muda yang ditugaskan oleh kiyai untuk mengajar disebuah pesantren dikota kembang. Niat hati hanya ingin mengaja...
23.9K 2.4K 36
Sabrina Humairah Putri. Ada yang sanggup seperti Sabrina? Semua kehidupan Sabrina berubah setelah dia dipisahkan oleh ayahnya dengan saudara kembarny...
260K 7.4K 37
Sky's grup . . Siapa sih yang gak tau nama dari perusahaan terbesar di Indonesia,apa lagi nama CEO nya,siapa sih yang gak tau? Amelia Cecil Putri Sky...
191K 15.6K 25
DILARANG COPAS!MURNI DARI PIKIRAN AUTHOR! (TRANSMIGRASI 1). SEBAGIAN PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN. DI BACA LEBIH DARI 400K PADA TANGGAL...