ALESSANDRO||END||

By Afidaizmi

436K 26.6K 661

Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! B... More

prolog
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
EXTRA CHAPTER I

PART 23

8.8K 602 15
By Afidaizmi


Demario segera berlari kearah Putranya, melepas ikatan yang membatasi pergerakan Kenniro setelah itu memeluknya dengan erat.

"Takut" lirihnya

"Papa disini" sungguh rasanya Demario ingin menghancurkan apapun sekarang juga untuk melampiaskan amarahnya saat melihat keadaan Kenniro yang jauh dari kata baik-baik saja

"Mau pulang" ujar Kenniro yang masih terisak

"Kita pulang sekarang" Demario segera mengangkat tubuh Kenniro ke gendongannya. Tapi belum melangkah keluar, Darwin muncul di ambang pintu dengan tatapan mengerikan

"Kau pikir akan mudah keluar dari sini?"

Kenniro mengeratkan pelukan pada leher Demario, menelungkup kan wajahnya di ceruk leher Papanya. Apa yang dilakukan Darwin padanya, cukup membuat Kenniro sedikit trauma

Dor!

Untung Demario sempat menghindar. Jika tidak, mungkin kepalanya yang akan jadi sasaran

Demario menurunkan Kenniro, menyandarkan tubuh anaknya di dinding. Saat akan melangkah, ujung kemejanya di tarik pelan oleh Kenniro.

"Takut"

"Papa disini. Percaya sama Papa, oke?"

Setelah mengatakan itu, Demario langsung menghajar Darwin  habis-habisan

Tapi Darwin tak tinggal diam, ia pun ikut menghajar Demario yang sama bruntal nya dengannya

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Demario memukul perut Darwin dengan keras. Terakhir, ia memukul rahang pria itu yang membuatnya jatuh terembab

Tetapi Darwin tak kalah begitu saja, ia bangkit dan memukul balik Demario. Membantingnya ke meja lapuk dengan keras membuat meja itu terbagi menjadi dua

BRAK!

Melihat ada kesempatan, Darwin menghampiri Kenniro. Tapi Demario tak membiarkannya begitu saja, ia tendang Darwin dari belakang yang membuatnya menghantam dinding dengan keras

DUGH!

"Arkh!"

"SIALAN LO DEMARIO!!" Darwin menerjang Demario. Memukulinya membabi-buta, beberapa pukulannya bisa ia tangkis tapi yang lain tidak

Tapi keberuntungan berpihak pada Demario. Samuel datang disaat Demario hampir kalah dengan Darwin

BRAK!

Dugh!

"Arkh!"

Sekarang giliran Samuel yang memukul Darwin. Walaupun bakat bela diri Samuel masih dibawah Demario, tapi ia mampu membuat Darwin kualahan dengan pukulannya

Tak lama bawahan Darwin datang, membuat Demario dan Samuel terpojok. Mereka tak bisa memanggil Carlos, Roy atau anggota Daimon yang lain karena mereka juga sedang mengurus anak buah Darwin di depan

Sedangkan Darwin terkekeh sambil mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah lalu berdiri dengan tatapan seolah meremehkan Demario

"Samuel, bawa adikmu pergi dari sini" ujar Demario yang membuat Samuel terkejut

"Pa, tapi—" perkataannya terpotong kala Demario memberikan sebuah pistol padanya dan memaksanya untuk menerimanya

"Pergi dari sini, lindungi adikmu. Papa percaya sama kamu" Samuel tertegun, Demario mempercayakan Kenniro padanya. Ia harus apa? Tak mungkin ia menolak perintah Papanya. Tapi jika ia menerimanya, bagaimana dengan Demario nanti?

"Papa sudah menghubungi Gara sebelum kesini" lanjut Demario saat melihat keraguan di wajah Samuel

"Tapi Papa gimana?" Tentu Samuel khawatir dengan Demario. Apalagi dengan kondisi Demario yang tak membawa senjata apapun

"Jangan pikirkan Papa Samuel! Tugas kamu hanya membawa Kenniro pergi dengan selamat. Kamu bisa janji sama Papa, kan? Papa hanya memiliki Kenniro di hidup Papa"

Akhirnya dengan berat hati Samuel mengangguk setelah mendengar nada tegas dari Demario

"El janji Pa, El nggak akan kecewain Papa"

.

.

.

Keduanya berlari, sesekali bersembunyi saat ada bawahan Darwin yang lewat. Darwin benar-benar tak membiarkan mereka pergi dengan mudah. Ia juga tak menyangka anak buah Darwin akan sebanyak ini

"Sembunyi disini" mereka duduk bersandar di balik pohon besar kala tak sengaja melihat beberapa anak buah Darwin yang sedang berjaga. Kenniro berada di pelukannya, dengan air mata yang masih mengalir karena ketakutan juga sebagai pelampiasan akan rasa sakit di tubuhnya

"Gimana?"

"Aman"

Samuel hanya diam mendengarkan orang-orang itu berbicara sampai akhirnya melenggang pergi membuatnya menghela nafas lega

"Masih kuat lari?" Tanya Samuel pada Kenniro yang sudah banjir keringat juga raut wajahnya yang tampak lelah

Kenniro mengangguk dan berdiri. Tapi belum juga melangkah kakinya mendadak lemas tak bertenaga dan membuatnya jatuh

Bruk

"Ken, ada Apa?" Pekik Samuel pelan, ia tak mau orang-orang itu balik lagi.

"Siapa disana?!"

Sial.

"Kita harus pergi dari sini" ujar Samuel dengan panik

"Kakinya nggak bisa digerakin, Abang" ujarnya dengan tangis yang makin mengeras

Sedangkan beberapa langkah kaki kian mendekat. Tak punya waktu lagi, Samuel pun akhirnya berjongkok dihadapan Kenniro

"Naik ke punggung Abang"

"Cepat Kenniro!"

Kenniro pun menurut, menumpukan semua beban pada Samuel. Samuel berdiri dan berlari menghindari orang-orang yang sekarang sedang mengejar mereka

"Berhenti!!!"

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Mereka saling adu tembak. Tak membiarkan orang-orang itu berhasil mengejar mereka. Bakat menembak Samuel tak bisa dikatakan remeh, ia bisa menembak tepat pada jantung orang-orang itu dengan keadaan berlari

Dor!

Dor!

Dor!

"Pegangan yang kuat" ujar Samuel pada Kenniro. Di depannya ada orang yang siap menghadangnya pun dibelakangnya ada orang yang mengejar

Tak punya pilihan lain, Samuel terus maju dan melawan mereka dengan otot. Sesekali ia juga menembak orang-orang yang mengejarnya yang semakin mendekat sambil membawa Kenniro dipunggung nya

Bugh!

Bugh!

BRAK!!

Dugh!

Melihat orang-orang dibelakangnya mendekat, Samuel menyempatkan diri mengeluarkan beberapa pelatuk yang ditujukan pada bawahan Darwin itu

Dor!

Dor!

Dor!

Tapi tembakan itu malah membuat beberapa bawahan Darwin datang ke arahnya. Melihat ada celah, Samuel pun kembali berlari. Tapi tiba-tiba, ia tak bisa merasakan rangkulan tangan Kenniro pada lehernya

"Kenniro! Pegang yang erat!!" Teriaknya kalut. Apalagi dengan anak buah Darwin yang semakin gencar mengejarnya

"Hiks...Abang....tangannya nggak bisa digerakin...hiks..." Tangisnya sambil melihat tangannya sendiri yang menggantung ke bawah. Samuel tak mengerti apa yang terjadi pada Kenniro. Mau tak mau, tangannya ia gunakan untuk menahan bobot Kenniro

Dugh!

Brak!

Samuel menendang seseorang yang menghalanginya untuk berlari hingga orang itu terhempas ke pepohonan

Dor!

Dor!

Dor!

Lagi, pistolnya ia gunakan untuk menembak orang yang hampir berhasil mengejarnya, tak ada satu peluru pun yang terbuang sia-sia. Semuanya tepat sasaran.

"Ab-ab-ang"

Tanpa Samuel sadari, dirinya memperlambat laju larinya saat mendengar lirihan Kenniro yang memanggilnya dan tampak seperti kesakitan

"Kenniro!! Kamu kenapa?!" Tanya Samuel dengan panik. Kepalanya hanya bisa menoleh sehingga tidak bisa melihat wajah Kenniro dengan jelas

"Sa-kit" ujarnya dengan susah payah

'srak'

'srak'

Samuel melihat kebelakang, bawahan Darwin benar-benar mengejarnya tiada henti. Bahkan sekarang ia sudah mulai kelelahan, ia arahkan kembali pistol pada pria yang mengejarnya

Klik..

Pelurunya habis.

Ia kembali berlari. Tapi percuma, dirinya sudah terkejar

Street

Jleb!

"ARKHHHH!!"

Samuel terjatuh, pisau yang dilemparkan padanya berhasil menancap di kakinya. Kenniro pun ikut ambruk, tapi Samuel berhasil melindungi agar tubuh adiknya tak bersentuhan dengan tanah

Nafas Samuel terdengar sangat memburu. Dadanya naik turun tak beraturan dengan peluh yang membanjirinya

"Hahahaha!! Mau lari kemana kamu bocah!!"

Mereka dikelilingi anak buah Darwin membuat Samuel refleks memeluk Kenniro dan menyembunyikan wajah adiknya di dadanya

Salah satu diantara mereka menodongkan pistol pada Kenniro. Mau bagaimana pun juga, yang mereka incar adalah Kenniro bukan dirinya.

"Jangan Macam-macam dengan adik saya!!" Teriaknya lantang dengan tatapan tajam

Tapi mereka menghiraukannya dan malah tertawa seperti orang gila.

"Jangan sombong, anak muda! Lihat keadaan mu, kakimu terluka dan kau tidak memiliki senjata untuk melawan kami. Lebih baik serahkan anak itu, dan pergilah dari sini!" Ujar salah satu diantara mereka sambil menatap Kenniro yang tak bergerak di pelukan Samuel

"Bahkan jika kaki ku harus patah sekalipun, aku tak akan menyerahkan adikku!!" Ujarnya dengan sungguh-sungguh

"KERAS KEPALA!!" Orang yang menodongkan pistol itu bersiap menarik pelatuknya. Dan Samuel pun sudah siap jika ia harus berakhir disini.

Tujuannya hanya satu, membawa Kenniro pergi dari sini dengan selamat. Demario mempercayakan Kenniro padanya, ia tak boleh mengkhianati kepercayaan Papanya padanya.

Iya, apapun yang terjadi Kenniro harus selamat. Bahkan jika nyawanya yang menjadi taruhannya

Dor!


























Yahh gantung lagi🙂
Janji nanti malam up lagi, biar nggak bikin anak orang penasaran 🙏



See you....
Nggak lupa jamurnya🍄🍄🍄




Continue Reading

You'll Also Like

Stayed with father By HUMAN

Historical Fiction

403K 28.1K 56
"17 tahun dan kau baru datang?"
373K 48.9K 19
[ Brothership ] Dia Rafa. Remaja 13 tahun yang hidup di jalanan. Rafa hidup sebatang kara selama 13 tahun, kesehariannya adalah berjualan koran untu...
6.6K 931 5
Sequel OYWP!! A/n : Sebelum membaca book ini di harapkan membaca OYWP dulu ya guys biar gak bingung:) #Start : 10 Des 2023
72.4K 4.7K 24
Yang Yasha tau, Papanya ada seorang pebisnis dari kota lain hingga membuat sang Papa hanya beberapa bulan sekali baru bisa pulang. Yang Yasha tau, Pa...