Terjebak Pernikahan Dini [ S...

By Min_Ahaja

19K 472 13

Raline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang ba... More

Visual Terjebak Pernikahan Dini
01. Pertemuan Yang Menyebalkan
02. Rencana Perjodohan
03. Penolakan
04. Hari Pernikahan
05. Menjaga Rahasia
06. Kecurigaan Luna
07. Rencana Bulan Madu
08. Menagih Janji
09. Raline Cemburu
10. Bukan Kriteria Idaman
11. Foto Mesra
12. Gara-gara Luna!
13. Video call
14. Perjanjian Nikah
15. Sandiwara Dimulai
16. Rasya Murka
17. Undangan Dinner
18. Perlakuan Istimewa
19. Gift Lingerie Merah
20. Mencuri First Kiss (18+)
21. Foto After Wedding
22. Pembalut bersayap
23. Seperti Artis Korea
24. Pak Rasya Gay ?
25. Mertua Muka Dua
27. Pelakor Datang
28. Pria Hoddie Hitam
29. Mas Cemburu ya?
30. Couple Perfect
31. Raline Pingsan
32. Plaster Bermotif Hati
33. Jebakan Makan Tuan!
34. Saya Tahu Kalau Saya Tampan
35. Dressnya Yang Cantik, Bukan Kamu!
36. Rasya Mode Cemburuan
37. Rasya Mabuk, Raline Meleyot
38. Gara-gara Cicak!
39. Senyummu, Membahayakan Jantungku
40. Akhiri Pernikahan atau Lo Menyesal?
41. Cemburu Tanda Sayang.
42. Saya Mau Kamu!
43. Teman Seumur Hidup
44. Wanita Simpanan Rasya
45. Gosip Miring
46. Saya Suaminya, Bukan Omnya!
47. Honeymoon Kedua
48. Je Vous Aime
49. Malam Pertama 18+
50. Pelakor Datang
51. I Love You, Mas Rasya
52. Saling Cinta Satu Sama Lain. [ Ending Season 1 ]

26. Yang Tajir Pak Rasya, Bukan Gue!

228 9 0
By Min_Ahaja

Setelah Mama Mertua Raline pulang, Raline bisa melanjutkan mengerjakan tugasnya dengan tenang. Tanpa harus ada gangguan ataupun mendengarkan ocehan omelan Mama Mertuanya. Yah, meskipun tugas mengumpulkan tugasnya sudah terlambat tiga jam yang lalu, karena ada tamu yang tak diundang datang mengacau. Tetapi setidaknnya dia masih bisa mengumpulkan tugasnya meskipun nilainya tak sesuai dengan harapan tetapi setidaknya dapat nilai lah ketimbang tidak mendapat nilai sama sekali alias kosong.

"Jam sembilan."

Raline yang hendak masuk ke kamar langkahnya pun terhenti karena perkataan Rasya. Wanita cantik itu menoleh kearah sumber suara tadi dengan menyeritkan alisnya. "Jam sembilan? Maksud Pak Rasya apa?" tanya Raline.

"Waktu tambahan," jawab Rasya. Pria itu langsung pergi masuk ke dalam kamarnya. Dan Raline masih bingung dengan maksud perkataan Rasya. Tetapi beberapa saat kemudian dia baru menangkap maksud dari ucapan Rasya tadi.

"Makasih Pak Rasya!" teriak Raline dengan antusias, akhirnya dia diberi waktu tambahan yah meskipun waktunya setengah jam dari sekarang. Tetapi Raline bersyukur karena setidaknya si Dosen killer alias suaminya masih punya sedikit hati dan rasa iba didalam hatinya. Sementara didalam kamar Rasya, pria itu diam-diam tanpa sadar sudut bibirnya terangkat, karena melihat kelakuan istrinya. Dan Raline bergegas menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tentunya dengan semangat empat lima. Semangat yok Lin! Hehehe.

******

Sementara dipagi harinya, di kampus Bina Bangsa tepatnya dikelas Raline, kini matkul yang diampu oleh Rasya. Didepan kelas Rasya sedang menjelaskan materi kuliahnya, tetapi Pandangan seketika terbidik pada Raline yang dari tadi tidak mendengar penjelasannya tadi. Seketika Rasya melempar spidolnya kearah Raline, dan tepat pada kening Raline.

Tuk!

"Oiiiits!" pekik Raline sambil menggosok-gosok keningnya yang merasakan sakit karena ada yang melempar spidol kearahnya.

"Woy siapa sih jail banget, main lempar-lempar spidol dijidat gue! Emang jidat gue papan sasaran anak panah apa!" pekik Raline seketika Nada Yang duduk didekatnya kemudian menyenggol lengan Raline.

"Ehem, jadi Raline Anindika. Coba kamu jelaskan ulang apa yang saya tadi sampai tadi."

Raline terperanjat dari lamunannya, ketika namanya disebut dengan lengkap. Dan wanita cantik itu tersadar kalau dia lagi dikelas, ketika Nada menyenggol lengan Raline lalu pandangannya kearah sumber suara tadi yang memanggilnya tadi. Seketika pandangan Raline bertemu dengan Rasya, lalu Rasya menatap tajam dengan tatapan mengintimidasi kearah Raline. Raline pun gelagapan dia dari tadi tak mendengarkan penjelasan dari Rasya dan dia tak tahu mau memberi penjelasannya bagaimana.

Sementara didalam kelas semua pandangan mata tertuju pada Raline. Dan Raline hanya mendapatkan tatapan perihatin yang diberikan oleh teman-temannya, mereka tahu aturan dikelas Rasya apabila tidak mendengar atau memperhatikan materi yang disampaikan dengan baik, maka Rasya akan menegurnya dengan ucapan yang sangat amat menyayat hati apabila sampai tidak bisa menjelaskan apa yang ditanyakan tadi.

"Kamu tidak mendengarkan penjelasan dari saya tadi?" tanya Rasya dengan tatapan tajam mengintimidasinya.

Kemudian Rasya berjalan menghampiri bangku Raline. Seketika suasana dikelas menjadi tegang mencekam seperti sedang menonton film horor tetapi masih horor, ketika Rasya sedang marah sih hihihi. Raline tak berani menatap kearah Dosennya, semakin lama semakin mendekat kearah nya. Raline tergugup tergagap bagaimana cara dia menjelaskan karena sedari tadi gak mendengarkan sama sekali. Wanita cantik itu hanya membolak balikkan bukunya untuk mencari jawaban penjelasan dari Rasya, namun sangat mustahil karena semua penjelasan yang diberikan tidak ada dibuku.

"Kalian ini sudah dewasa dan menjadi Mahasiswa jadi jangan bertingkah seperti siswa Sd seperti ini. Saya tidak peduli dengan masalah pribadi kalian diluar sana, tapi saya hanya minta tolong kalian fokus, pada mata kuliah yang saya sampaikan! Karena mata kuliah saya itu penting dan berbobot SKS-nya besar," ucap Rasya sambil mengedarkan pandangan ke semua Mahasiswanya.

"Kalau kamu tidak bisa mendengarkan dengan baik, silahkan kamu keluar dari kelas saya. Raline Anindika," tegas Rasya sambil menatap Raline dengan tatapan tajam mengintimidasi.

"Maaf, Pak," jawab Raline dengan nada lemas dan menunduk.

Rasya pun menatap Raline tajam kemudian membuang muka dan berjalan kearah bangku belakang. Kali ini dia melihat seorang yang tertidur di bangku belakang. Kini Rasya berdiri tepat disamping bangku Mahasiswa yang tertidur dijam pelajarannya. Kemudian Rasya menggebrak meja mahasiswa tersebut dengan keras, sehingga membangunkan mahasiswa tersebut.

"Silahkan kamu keluar sekarang dan lanjutkan tidur kamu diluar, Raykal."

"Maaf, Pak," jawab Raykal sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap dosennya.

"Saya tidak meminta kamu untuk minta maaf kepada saya. Saya minta kamu keluar dari kelas saya sekarang. Dan lanjutkan tidur kamu diluar, Raykal," tegas Rasya dengan nada penekanan.

"Apa kamu gak ngerti maksud saya.Apa perlu saya ulangi lagi?"

Raykal pun langsung berdiri dan keluar dari kelas, kini dikelas hanya menyisakan suasana yang mencekam. Rasya Wirawan seorang Dosen yang terkenal galak dan tidak ada kata toleransi untuk Mahasiswa yang menyeleweng dikelasnya. Sebagian dari fakultas bisnis manajemen pada anti ngefans pada dosen tersebut. Dan Mahasiswa di fakultas lainnya malah mengidolakannya karena ketampanannya wibawanya dan rata-rata fansnya adalah Mahasiswi dan di fakultas bisnis manajemen dia mendapatkan julukan dosen killer.

********

Raline menenggelamkan wajahnya dimeja, sambil menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu Wanita cantik itu menatap sahabatnya yang sedang duduk sambil makan makanan yang mereka pesan tadi.

"Eh gaes, nanti Dosen pengantar bisnis yang masuk nanti siapa ya kira-kira? Apa Masih Pak Rasya lagi?" tanya Raline sambil menatap sahabatnya. Nada dan Alena hanya mengendikan bahunya.

"Entah, gue juga gak tau," sahut Nada dengan memasukkan makannya ke dalam mulutnya.

"Tapi menurut felling gue, kayaknya Pak Rasya lagi deh soalnya Pak Susilo hari ini gak masuk. Jadi dosen penggantinya ya, Pak Rasya lagi. Emang kenapa?" tanya Alena.

"Apa lo takut ya? Kena damprat pak Rasya lagi? " ujar Alena sambil tersenyum mengejek pada Raline.

"Hem, padahal semalam dia udah berbuat baik sama gue. Eh ini, malah kembali ke mode galaknya," sahut Raline sambil mengangguk, lalu mengembuskan nafasnya pelan. Kemudian menyerobot seblak milik Nada.

"Ah elah, Lin. Beli dong!" Pekik Nada.

"Ah, males gue lagi bokek nih!" seru Raline dengan santai.

"Eh maap-maap kate ye, lo kan istri seorang Rasya wirawan yang tajir melintir dan kandidat presdir pula di Horison Company Grup. Maap nih ye, gue ingetin elo!" ucap Alena dengan bahasa logat betawi. Hahaha.

Horison Company Grup adalah salah satu bisnis yang besar keluarga Rasya. Karena Horison Company Grup adalah perusahaan milik kakeknya Rasya, dulu ketika Horison Wirawan kakek rasya yang memimpin perusahan itu makmur jaya dan berkembang pesat. Dan ketika kakek Horison meninggal dunia Horison company grup kehilangan sosok presdir seperti Horison Wirawan. Dan kini yang menjadi kandidat presdir di Horison Company Grup adalah Zaki Wirawan dan Isabella Wirawan anak dari Horison Wirawan.

Berhubung Zaki wirawan anak laki-laki satu satunya maka dialah yang menjadi presdir di Horison Company Grup. Sedangkan Isabella Wirawan, tante, Rasya wirawan kini menggeluti bidang desainer gaun pengantin dan berhasil mengepakkan sayapnya didunia desainer dan mampu membuka cabang butik Isabell's didalam negeri maupun diluar negeri. Cukup sekian cuplikan tentang asal usul Horison Company Grup ya, nanti ada bab khusus buat membahas tentang balas budi Zaki Wirawan kepada Roy Mahendra yang tak akan pernah diganti oleh uang atau apapun. Oke, kita lanjut ke topik selanjutnya.

"Yee, itu kan yang tajir Pak Rasya, bukan gue!" ucap Raline sambil meminum air mineral.

"Tapi sama aja Markonah! Elo kan istrinya," sanggah Alena.

"Emang elo gak dikasih uang bulanan gitu, Lin?" tanya Nada.

"Ya, dikasih sih. Tapi duitnya gede banget, jadi gue males makenya," jawab Raline dengan santainya.

"Hah? Beneran lo?" tanya Alena sambil melotot kearah Raline.

"Emang lo dikasih berapa Lin sebulan?" tanya Nada dan alena serempak.

"Lima juta?" tanya Alena ke arah Raline tapi Raline menggelengkan kepalanya.

"Sepuluh juta?" terka Nada kearah Raline tapi Raline juga menggelengkan kepalanya.

"Lima puluh juta," jawab Raline.

Alena dan Nada melototkan matanya seakan biji matanya mau keluar. Karena meraka kaget dengan nominal uang bulanan yang diberikan Rasya kepada Raline.

"Wadidaw! Bisa jadi istri sultan lo Lin," ucap Alena.

"Wah, kali-kali lo traktir kita lah Lin. Direstoran mewah bintang lima gitu," ucap Nada.

"Yee, sekarang gue udah gak bisa lagi ngambur-ngamburin duit seenaknya kayak dulu lagi," jawab Raline sambil memasang muka sedih.

"Kalian tahu kan, bisnis keluarga gue lagi dirundung masalah. Belum lagi Bokap gue masih butuh biaya buat berobat dan biaya kuliah gue juga sekarang gak ada yang nanggung. Jadi uang yang dikasih Pak Rasya ya gue simpen buat kebutuhan mendadak," Jelas Raline.

"Maafin kita ya, Lin," ucap Alena dan Nada dengan serempak lalu memeluk sahabatnya. Dan pelukan mereka dibalas oleh Raline.

"It's oke, Gaes. Dah, kalian Jangan ikutan sedih. Noh habisin makanan kalian terus kita harus ke kelas biar gak keduluan oleh Dosen galak dan tentunya gak kena omelan Dosen galak lagi," ucap Raline sambil tersenyum riang kembali. Alena dan Nada mengangguk dan segera menghabiskan makannya.

"Lin, nanti kalau lo ada masalah apa-apa jangan sungkan ya berbagi cerita kepada kita," ucap Nada sambil memandang sahabatnya.

"Iya, Lin. Gue juga siap bantu lo kapan aja dan siap selalu disisi lo," ucap Alena juga sambil tersenyum kepada Raline.

"Thank you. Kalian adalah sahabat sejati gue yang ada baik gue lagi seneng mau pun susah," jawab Raline yang terharu dan merentangkan tangannya untuk memeluk sahabat-sahabatnya. Mereka pun berpelukan.

Lima belas menit kemudian mereka selesai dan berjalan menuju kelas. Mereka berjalan menuju kelas dengan ceria dan bercanda saling jahil satu sama lain. Hingga beberapa saat Raline menabrak seorang pria dan menjatuhkan barang bawaan pria tadi hingga berhamburan kemana-mana. Raline pun merasa gak enak dan langsung membantu memunguti barang-barang pria tersebut.

Bugh!

Alena dan Nada membantu Raline memunguti barang-barang pria itu dan menyerahkan ke Raline untuk diberikan ke pria tadi.

"Sorry ya, gue gak sengaja nabrak lo," ucap Raline sambil mendongak keatas menatap pria tersebut dan menyerahkan berkas yang berserakan tadi kepada pria tersebut.

"Thank's ya, Lin, Nad, Lena," jawab Pria tersebut.

"Iya sorry ya, Kal. Udah buat berkas-berkas lo jadi beterbangan kemana-mana," ucap Raline sambil meminta maaf kepada Raykal. Ya, orang tersebut adalah Raykal.

"It's oke," jawab Raykal sambil tersenyum manis kepada Raline, Nada dan Alena.

"Oh iya lo mau kemana, Kal? Lo gak ikut kelas pengantar bisnis?" tanya Nada.

"Mau bareng kita kekelas gak, Kal? " tanya Raline.

"Ah enggak gue mau cabut. Males nanti dosennya Pak Rasya lagi. Dan gue belum ngerjain tugas darinya," jawab Raykal.

Raline, Alena dan Nada pun syok dan kaget ketika ada yang berani gak ikut kelas dan notabennya seorang mahasiswa yang masih baru ya meskipun udah satu tingkat lebih senior dari Raline and friend. Tetapi diantara para Mahasiswa, Mahasiswi belum ada yang seberani Raykal yang berani gak ikutan kelas, kecuali kalau gak ngumpulin tugas atau gak masuk kekelas tepat waktu mah banyak yang nyeleweng. Ya, meskipun begitu mereka juga takut nilai IPK-nya jelek.

"Yaudah ya, gue cabut dulu," pamit Raykal dan hendak menuruni anak tangga tetapi berhenti dan menoleh kearah Raline.

"Oh iya, Lin. Mulai nanti siang latihan yang buat perform bareng di event kampus akan dimulai. Jangan lupa datang ya Lin. Gue tunggu di aula kampus Lin," ucap Raykal dan melanjutkan langkahnya.

"Oke, Kal. Habis kelas nanti gue langsung kesana," jawab Raline. Meskipun Raykal sudah mengilang sejak tadi, Raline Alena dan Nada hendak melanjutkan langkahnya, seketika langkahnya terhenti ketika mendengar suara yang sangat familiar di telinga mereka, lalu mereka menghentikan langkahnya.

"Kalian mau bolos gak ikut kelas ?"






Continue Reading

You'll Also Like

293K 32.2K 21
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
16.5M 688K 40
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
529K 9.2K 20
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
409K 29.2K 34
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...