My Heart Calls Out For You

Autorstwa fairytalice

38.3K 4.7K 260

Pram langsung jatuh cinta saat pertama kenal dengan Ayu. Ia sampai memberanikan dirinya untuk mengutarakan pe... Więcej

You Were More Than Beautiful
If big baby are tired
Pram being Pram
Vespa for two
Families day out
Families day out pt.2
Saturday Night
Hazel Amoura Wiryadamara
Staycation
Hazel getting sick
Bapak turning into Ibu (Housewife) for a day
Bapak, Ibu jangan marah - marah
Baby grow up so fast
short getaway
Obstacles
Reunited
hazel the clingy princess
Anak perempuan pertama
Hazel's little brother

Ditinggal Ibu

1.3K 226 6
Autorstwa fairytalice

Sudah biasa bagi Ayu bangun di pagi hari. Tidak asing bagi tubuhnya untuk bergerak kesana-kemari walaupun diluar sana orang-orang masih berlari di alam mimpi. Dari pukul 3 dini hari Ayu sudah bangun, mengumpulkan nyawanya selama 15 menit lalu ia langsung mandi dengan air dingin supaya semua nyawanya cepat terkumpul.

Dilihatnya Pram dan Hazel yang masih terlelap bersama bersampingan diatas kasur besar yang empuk. Ingin rasanya Ayu kembali tertidur, namun tidak bisa ia sibuk hari itu. Selepas mandi ia langsung mengenakan pakaiannya yang sudah ia siapkan semalam sebelumnya lalu memoles wajahnya tipis-tipis supaya terlihat lebih segar.

Setelah merapihkan semua bawaanya, Ayu menghampiri Pram dan Hazel yang masih pulas tertidur. Ayu perhatian setiap detail milik Hazel, sedih rasanya harus meninggalkan sahabat kecilnya. Ia kecup dan peluk Hazel sampai membuatnya sedikit menggeliat terusik.

"Mas," panggil Ayu. Pipi Pram terasa ada yang menepuknya pelan, "Hmm?" ucapnya, matanya masih menutup rapat.

"Aku pergi dulu,"

Mendengar Ayu berpamitan, dengan paksa ia membuka matanya. Terlihat Ayu yang sudah sangat rapih untuk pergi. "Oh iya," ia kembali menutup matanya.

"Kalau mau makan dikulkas masih ada makanan tinggal kamu angetin. Susu Hazel ada di freezer, nanti angetin. Kasih susunya waktu bangun tidur, mau tidur siang, sama mau tidur malem aja ya. Eh aku malem juga udah pulang sih," jelasnya.

Pram masih memejamkan matanya, "hmm," hanya geraman yang keluar sebagai jawabannya dari penjelasan panjang lebar Ayu.

"Update terus ke aku ya mas. Kalau gak dibales juga tetep aja kirim update kamu dan Hazel seharian ini, oke?"

Ayu mengelus pipi Pram, lalu berpamitan untuk yang terakhir kalinya karena ia sudah benar-benar harus pergi sebelum matahari terbit. "Yaudah aku berangkat ya."

Walaupun matanya terpejam Pram dapat merasakan jika sosoknya mulai menjauh. Dengan hitungan detik ia membangunkan badannya, berjalan agak sempoyongan dengan rambut lebatnya yang jigrak.

"Hati-hati," suara berat Pram yang baru bangun tidur terdengar jelas di telinga kanan Ayu.

Pram memeluk Ayu dari belakang. Masih mengantuk, ia malah mendusel di balik rambut Ayu sambil memejamkan matanya. Ayu mengelus tangan Pram yang melingkar di pinggangnya, mengecup pucuk kepala Pram, lalu melepaskannya.

"Dah ya, jagain anaknya yang bener," sebelum benar-benar pergi Ayu berpamitan dulu kepada putri kecilnya yang masih tertidur. Ia kecup dan ditatap lama sebelum akhirnya ia benar-benar pergi, "ibu tinggal dulu ya cantik. Baik-baik sama bapak."

...

Pagi hari yang sangat-sangat pagi untuk Pram terbangun di hari sabtu. Ayu tidak ada dirumah, itu artinya ia harus mengurus Hazel seharian.

"Bapak ngantuk nak...," ucapnya.

Hazel yang sudah bangun beberapa menit yang lalu terus menepuk-nepuk wajah Pram membangunkannya karena ia lapar. "Ah!" ia sedikit menjerit dengan pukulan terakhir di wajah Pram. Bangun bapak aku lapar, batinnya.

"5 menit lagi ya,"

"Nyah, hu, hiks," bayi itu mengomel tak henti. Dari memukul wajahnya sampai menari kaos bajunya, Pram tidak juga bangkit. Jika Ayu tahu sudah habis dia diomeli seharian.

"Hiks," mendengar tangisan kecil dari putri kecilnya, dengan paksa ia bangun. "Yuk, makan, let's go."

Karena ibu sedang tidak ada. Dan perintah dari sang ibu hanya perlu menghangatkan makanan yang ada dikulkas. Pram mematuhinya, ia memberikan Hazel bubur oatmeal sebagai sarapannya. Sehabis makan Pram langsung memandikan Hazel dengan air hangat. Bedanya saat Hazel dimandikan oleh Ayu dan dimandikan oleh Pram adalah tidak banyak mainan yang ada. Saat dimandikan oleh Pram cukup keluarga bebek saja yang menemani Hazel mandi. Kaos bagian depan Pram kuyup karena cipratan dari Hazel yang sangat bersemangat bermain air bersama keluarga bebek.

teng tong teng

Nada dering telfon masuk. Ternyata itu panggilan video dari Ayu.

"Haii, anak ibu udah mam belum?" tanya Ayu di sebrang sana

"Mbubu," saat melihat wajah yang tidak asing di ingatannya, ia sangat antusias untuk berbincang dengan sang ibu. Ocehannya mulai keluar. Curhat ceunah.

"Bapaknya susah bangun ya?" timpal Ayu. Seperti sudah paham akan ocehan dari bayi 8 bulan tersebut.

"Yaudah ibu tutup dulu ya, nanti di telfon lagi. Sekarang bobo oke? Mas,"

"Hmm?"

"Tidurin gih, mulai rewel tuh."

"Siap, bye ibuuu."

Hazel sudah tidak nyaman. Sudah waktunya ia kembali tidur. "Bobo ya princess. Cucu mau?"

Badan gempalnya sudah nyungsep ke pelukan Pram. Sejak Ayu menelfon ia sudah tidak kondusif, kadang tertawa melihat sang ibu namun selang beberapa detik ia merengek merindukan kehadiran ibunya. Kepalan jari sebiji buah rambutan itu mengucek matanya yang sudah tidak kuat untuk terpejam.

Pram menahan kucekan matanya, "ngantuk ya, minum cucu ya," ia gendong Hazel menuju dapur untuk menghangatkan susu yang sudah Ayu simpan untuk stock hari ini. Pram menidurkan Hazel di kasur busa kecilnya yang biasa disimpan di ruang tv.

Sebelum memberi susunya, Pram menyalakan dulu musik klasik untuk mengantarkan Hazel tertidur dengan damai. Setelah susu di dotnya habis, Hazel pun tertidur. Pram menjaganya sambil bermain video games.

...

Keadaan rumah saat ditinggal oleh seorang ibu sangatlah beda. Bekas sarapan Hazel dan dirinya tadi belum dibersihkan. Kasur sehabis mereka tertidur juga masih aut-autan. Tapi yang dilakukan Pram sekarang malah asyik bermain games.

Pram mematikan permainannya setelah beberapa jam kemudian. Ia telusuri sekitarannya, berantakan. Ternyata ia terlalu larut dalam permainannya. Jika Ayu pulang dan kondisi rumah seperti saat ini sudah habis ia diceramahi sampai esok hari.

Hendak bangkit untuk beberes rumahnya, Hazel terbangun. Sudah jam 12, perut Pram juga sudah terasa lapar. Kenapa ia sejak tadi berleha-leha, mungkin jika ia beberes saat Hazel tidur, ia tidak perlu ribet merapihkan rumah sambil menggendong bayinya.

"Bapak laper nih," ucapnya. Hazel hanya memandanginya. "Makan yuk, kita mukbang berdua."

Akhirnya Pram memutuskan untuk mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum merapihkan rumah. Sekalian, pikirnya.

Ditengah agenda makan bersama bapak dan anak tersebut, Pram mencium bau yang tidak sedap. Spontan ia melirik Hazel, mukanya memerah mencoba mengeluarkan bekas makannya di pagi hari. "Hadahhh," Pram menepuk jidatnya. Segera ia bawa Hazel ke kamar mandi.

teng tong teng

"Halo?"

"Bukain pintu, gua di depan. Lu lagi ngapain?"

"Ngapain lu kesini bangsat?" tidak, Pram tidak boleh berkata kasar, Hazel dapat mendengarnya, "Ngapain?"

"Ya main aja, bukain nyet,"

Pram segera memakaikan kembali baju Hazel setelah mengganti popoknya. Lalu ia segera membukakan pintu untuk tamu yang tidak diundangnya hari ini. Julio.

Julio memasuki rumah Pram dan merasa ada keanehan pada rumah yang biasa rapih dan damai tersebut, "bini lu kemana?"

"Opening koleksi baru," Pram memberikan Hazel kepada Julio, "titip bentar gua mau makan dulu. Cepet kok," tidak lupa Pram menyodorkan pacifier-nya supaya Hazel bisa tenang.

"Bajin—" tidak boleh berkata kasar di depan anak-anak, "Gak becus."

Julio membawa Hazel ke teras. Berbincang seadanya, karena ia tidak begitu fasih berbicara dengan seorang bayi. Hidupnya terlalu sibuk bertemu orang tua daripada anak-anak.

Terasa aneh berduaan bersama Julio, Hazel merengek ingin kembali bersama bapaknya. Julio masuk kembali ke dalam rumah untuk mengembalikan Hazel kepada Pram. "Sebentar ya bapak cuci piring dulu."

Tidak ingin menunggu, Hazel pun menangis. Mau tidak mau Pram menyudahi aktivitas cuci piringnya. Ia menggendong Hazel ke kamar untuk mengambil gendongannya, agar Pram bisa bergerak leluasa. Akhirnya tetap saja ia harus membawa Hazel saat ia melakukan pekerjaan rumahnya.

"Lu ngapain kesini?"

"Gabut gua," ucap Julio singkat. Setelah mendapat izin untuk menyalakan video gamesnya, ia duduk santai seperti dirumah sendiri.

DIsisi lain Pram sambil menggendong Hazel seperti bayi kangguru mulai melakukan agenda bebersih rumahnya yang semakin siang semakin berantakan. Tidak serapih Ayu memang, tapi yasudahlah daripada tidak dirapihkan sama sekali.

Kurang lebih satu setengah jam ia merapihkan kekacauan dirumahnya. Akhirnya ia bisa mendudukan dirinya. Menggendong bayi 10 kilo sambil membersihkan rumah sungguh berat, lebih berat daripada ia melakukan cardio atau olahraga lainnya.

"Hahh, capek banget Tuhan," keluhnya. Hazel sudah ia lepaskan dari gendongannya, ia sedang bermain dalam istana kecilnya di sudut ruangan.

"Bisa capek juga lu?"

"Bangsat," ucapnya pelan, agar tidak terdengar oleh Hazel, "lu cobain sendiri."

Julio menghiraukannya dan masih melanjutkan permainannya. "Lu lagi ada masalah ya sama Ruby."

Tidak ada jawaban. Dari raut wajahnya dapat Pram pastikan jika jawabannya adalah iya. Julio menghentikan permainannya untuk melangsungkan sesi curhat antara seorang kepala keluarga.

Namun, belum selesai Julio menyampaikan keluh kesahnya. Hazel terus memanggil bapaknya untuk bermain bersama dalam istana kecilnya. Obrolan mereka masih berlanjut, tapi berjarak cukup jauh.

"Gua cabut deh Pram. Gak enak juga gua ceritanya, lu lagi ngurusin Hazel. Sorry ya tiba-tiba dateng," ucap Julio.

"Sorry juga ya Jo, lu kalau mau cerita lagi maleman dah telfon gua ya. Gua usahain angkat, oke?"

Julio berpamitan kepada Hazel. Lalu ia pun pergi dari rumah Pram. Entah kemana terserah dia lah.

Semakin sore Pram merasa semakin terasa lelah. Kadang ia mencuri kesempatan untuk terpejam beberapa menit, tapi jika sudah terasa semakin lelap ia langsung terbangun takut jika kebablasan dan meninggalkan Hazel bermain sendirian.

"Uu," ucap Hazel. Telunjuk kecilnya menunjuk kearah dapur. "Uuu au," ucapnya lagi.

Pram tengok ke jam dinding waktu menunjukan pukul 3 sore. Terakhir kali Hazel tertidur adalah pukul 11 tadi dan ia terbangun di jam 12.30, yup sudah waktunya Hazel tidur kembali. "Cucu, mau?" Hazel mengangguk.

Kali ini Pram menidurkan Hazel di dalam kamar, karena ia juga ingin tidur. Matanya sudah tidak sanggup lagi untuk melek. Sebelum Hazel benar-benar tertidur pun ia sudah lebih dulu memejamkan matanya, walaupun masih terdengar suara-suara di sekitarnya termasuk ocehan Hazel yang sedang meminum susunya. "Minumnya jangan sambil ngoceh ya, nanti kesedek."

Sesekali Pram mengintip ke arah Hazel apakah ia sudah tidur atau belum. Terakhir ia melihat Hazel masih menikmati hisapan dotnya sambil melihat ke arah langit-langit. Sungguh Pram sudah sangat mengantuk, akhirnya ia peluk Hazel agar bayi itu tidak pergi kemana-mana karena sepertinya dalam waktu beberapa detik Pram akan terlelap.

Hisapan terakhir sebelum susunya benar-benar habis Hazel sudah mendengar dengkuran kecil dari mulut bapaknya. Karena ia pun semakin mengantuk sedetik kemudian ia juga ikut memejamkan matanya. Sudah tidak terasa lagi air susu yang mengalir ia lempar dotnya dan tidak sengaja mengenai muka Pram.

Pram yang sebelumnya sudah tertidur terbangun dan meringis, "shhh aduhh," ia mendapati Hazel yang sudah terlelap. Dotnya sudah hilang, Terpental ke lantai. Sudah tidak peduli dengan keberadaan dot milik Hazel, Pram kembali terpejam dengan menangkupkan tangan mungil Hazel ke pipinya.

...

Ayu memasuki rumah yang gelap dan sangat sunyi. Saking gelapnya Ayu tidak bisa melihat sama sekali, seperti mati lampu padahal rumah-rumah tetangganya terang benderang. Setelah menyalakan lampu-lampu rumahnya, Ia langsung menaiki tangga kearah kamar untuk menghampiri suami dan anaknya yang seharian ia tinggalkan.

Waktu sudah menunjukan pukul 6 malam, Pram dan Hazel masih terlelap sejak sore tadi. Dot yang tadi Hazel lempar di amankan oleh Ayu. "Kenapa nyampe ada di lantai gini."

"Mas," Ayu membangunkan Pram. Sentuhan tangan Ayu langsung membangunkannya, "udah pulang? Jam berapa sekarang."

"Ah, hiks," Hazel pun ikut terusik. Ia sedikit menangis, lalu membuka matanya. "Mbu..," Ayu merentangkan tangannya menyambut Hazel.

"Sini," Ayu menggendong Hazel dan memeluknya penuh rindu, "sayang ibu, kangen loh ibu."

Tidak mau kalah Pram juga memeluk Ayu, dengan posisi tidurnya memeluk peluk Ayu. Akhirnya ibu kembali pulang, setelah seharian (walaupun tidak seharian penuh) mereka dapat kembali memeluk hangatnya pelukan dari sang ibu.

"Aduh, ibu tinggal sehari aja langsung pada lengket gini. Apalagi ibu tinggal jauh."

"Gak boleh," timpal Pram, pelukannya pun semakin erat.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

16.4K 1.8K 14
Book 1 Sebuah Tali simpul yang mengikat Jiang Cheng dan Lan Xichen sebagai pasangan takdir sehidup semati. Bertemu dengan cara yang tidak pernah dia...
1.7K 323 10
Before divorce story.
9.5K 2.2K 19
yang jelas, mulai ada kenyamanan-kenyamanan yang berdatangan mengunjungi Mera setelah datangnya Pandu Haidar Djuanda.
7.9K 1.3K 13
Cerita lanjutan dari keluarga Pram dan Ayu, dimana kini Hazel sudah menjadi seorang kakak dari adiknya yaitu Harvey.