Rahim sewaan

By heters89751

7.8K 295 97

Nasib sial menimpa Almira, niat ingin menjadi wanita simpanan laki-laki tua kaya. Almira malah kepergok oleh... More

Bab 1. Tawaran
Bab 3. Hasil Tes
Bab 4. Awal yang tidak mudah
bab 5. Tidak berminat jadi Pelakor.
bab 6. Pernikahan Revan dan Celine
Bab 7. Obsesi
bab 8 Tidak selamat
Bab 9. menyalahkan Almira

bab 2. Menerimanya

1K 42 11
By heters89751

Almira memutuskan kembali ke kontrakan setelah bertemu dengan Tante Tina. Almira bingung haruskah dia menyewakan rahimnya atau tidak. Namun tawaran yang diberikan Tante Tina sangat menggiurkan.

"Satu miliar."

"Satu miliar!" Almira terus aja bergumam menyebut uang satu miliar.

"Kapan lagi coba punya uang satu miliar."

"Almira, lebih baik terima saja. Bukankah dengan satu miliar kamu bisa membayar hutang kedua orang tuamu. Bukan hanya itu aja, sisanya juga bisa kamu pakai untuk masa depan kamu dan adik-adik kamu," ucap Almira pada dirinya sendiri.

Pada saat Almira akan pulang. Tanpa sengaja Almira hampir saja ditabrak oleh mobil.

"Aaa!" jerit Almira.

Orang yang hampir menabrak Amira pun keluar dari mobilnya.

"Maaf.... Apa mba baik-baik saja?" tanya laki-laki yang memakai pakaian kantor itu.

"Tidak apa-apa saya hanya kaget saja," balas Almira.

"Oh ya sudah kalau gitu."

Mendengar jawaban Almira yang baik-baik saja. Laki-laki itu pun masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Almira di tengah jalan.

Almira yang melihat itu hanya mendengus kasar. "Dasar orang kaya, cuma gitu doang gak ada tanggung jawabnya sama sekali."

Almira pun kembali melanjutkan langkahnya pulang ke kontrakan.

Keesokan paginya, Almira memutuskan untuk berbicara pada sahabatnya tentang rencananya yang ingin menerima tawaran dari Tante Tina.

"Pan, gue pengen bicara sama lo."

"Bicara tentang apa, Al?" tanya Pandu.

"Gue kemarin ketemu sama Mami Dewi. Gue mendaftar menjadi salah satu pelacurnya."

Pandu mendengar kejujuran sahabatnya seketika membuka mulutnya lebar-lebar. "Astaghfirullahaladzim, Al. Lo udah gila ya, itu dosa."

Almira menghembuskan nafasnya pelan. "Gue tahu itu dosa. Tapi gue nggak punya pilihan lain. Coba kasih tahu gue gimana caranya bisa dapat uang 200 juta dalam satu minggu. Pinjam uang ke bank sekalipun nggak akan secepat itu. Dan gue juga nggak punya jaminan ke Bank gue gak punya benda berharga."

"Tapi kan masih ada cara lain," ucap Pandu

"Cara lain apa?" tanya Almira.

"Gak ada, Pan. Gue nggak mungkin biarin Ibrahim jadi jaminan penebus hutang."

"Al, kalau gitu lo nikah aja sama gue. Soal kebutuhan Ibrahim dan kebutuhan lo. Biar jadi tanggung jawab gue."

Almira tertawa dengan ucapan sahabatnya yang ingin mengajak dirinya menikah.

"Pan, kalau soal kebutuhan sehari-hari. Gue juga masih bisa kok. Tapi ini masalahnya hutang, coba kasih tahu sama gue mana ada orang mau pinjaman gue 200 juta tanpa syarat. Nggak ada."

"Dan semalam kencan gue gagal."

"Itu artinya, Allah masih sayang sama lo. Allah nggak mau lo masuk ke dalam lubang dosa."

"Iya, Allah masih nolong gue dari buaya darat. Tapi gue malah dapat tawaran jadi ibu pengganti. Ada seorang ibu-ibu yang mau nyewa rahim gue."

Kali ini Pandu semakin terkejut setelah sahabatnya bilang mau jadi pelacurnya Mami Dewi. "Sewa rahim? Almira lo jangan ngada-ngada deh, lo itu masih perawan. Masa mau jadi ibu pengganti. Nggak setuju ya, ini ancamannya nyawa."

"Tapi kayaknya gue mau terima tawaran itu. Asal lo tahu, ibu-ibu itu mau ngasih gue satu miliar kalau bersedia jadi Ibu pengganti."

"Al, gue itu sayang sama lo. Gue nggak mau jika terjadi sesuatu sama lo. Gimana kalau misalkan lo mati pas ngelahirin itu anak hah? Lo nggak mikir sama adik lo yang masih pada kecil itu."

"Pan, meskipun gue mati nanti. Setidaknya gue nggak ninggalin beban, kayak orang tua gue punya utang gede malah memutuskan bunuh diri. Dan itu semua jadi tanggung jawab gue, dari hutang, sama ngurus adik gue yang masih bayi. Coba lo bayangin ada di posisi gue."

"Al, gue mohon sama lo, jangan terima tawaran itu. Gue bakal bantu lo untuk cari orang yang bersedia minjemin uang 200 juta tanpa bunga dan bisa kita cicil."

"Ya ampun, Pandu. Mana ada orang yang mau minjemin duit 200 juta cuma cuma. Jangankan 200 juta, 50.000 aja kadang-kadang orang susah mau minjemin. Lo ngaco."

"Al..."

"Enggak Pan, Gue bakal tetap ambil kerjaan ini. Daripada gue harus jual ginjal, mending gue sewain aja rahim gue."

Pandu tidak bisa membujuk Almira untuk mengurungkan niatnya yang ingin menyewakan rahimnya pada ibu-ibu yang kehilangan anaknya.

"Pandu kalau misalkan gue jadi. Nanti gue bakal berangkat ke Singapura, gue titip adik-adik gue ya sama lo."

"Gue pasti jagain adik lo"

"Makasih dan gue minta maaf, gue gak bisa nikah sama lo."

"Iya, gak papa Al. Gue paham sama situasi lo. Tapi kalau misalkan hutang lo udah lunas. Lo, mau kan nikah sama gue."

"Gimana nanti, aja Pan."

Di salah satu rumah besar di kota Jakarta. Kini terlihat dua keluarga sedang berdebat.

"Revan Mama mau kamu nikah lagi, secepatnya."

"Ma, jangan paksa Revan untuk menikah dalam waktu dekat ini. Meninggalnya Tiffany belum ada 2 bulan. Masa Revan udah nikah lagi."

"Selamat pagi semuanya."

"Selamat pagi juga, jeng Tina. Ada apa ya datang ke sini, bukankah kita tidak punya hubungan apa-apa lagi," ujar Mama Revan.

"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan pada kalian semua."

"Baiklah silahkan duduk."

Semua orang sudah duduk di ruang tamu. Termasuk ayah dan ibu Revan.

"Jadi begini, saya sudah mencari wanita yang menyewakan rahimnya."

"Menyewakan rahim maksudnya apa?"

"Begini jeng Selly. Embrio Revan dan Tiffany, harusnya sudah ditransfer ke dalam rahim Tiffany beberapa bulan yang lalu. Tapi karena Tiffany sudah meninggal. Saya pikir, embrio itu tetap harus dilahirkan dengan cara menggunakan Ibu pengganti."

Selly mama Revan yang mendengar rencana mantan besannya terkejut dan berdiri dari duduknya.

"Tidak, saya tidak pernah setuju. Jika embrio itu dilahirkan."

"Kenapa tidak setuju, bukankah embrio itu juga milik Revan?"

Tina menatap besannya dengan penuh rasa tidak suka.

"Tiffany itu sudah mati. Lalu untuk apa sekarang kita melahirkan embrio itu, apalagi menyewa rahim. Harganya tidak murah, pokoknya saya tidak setuju."

"Saya tidak meminta pendapat jeng Selly. Saya hanya meminta persetujuan Revan sebagai calon ayah di sini!" seru Tina.

"Lagi pula jika kalian tidak ingin menganggapnya cucu jika sudah lahir nanti. Saya dengan senang hati menerimanya, itu tidak masalah biar saya dan suami saya yang mengurusnya. Kalian tidak perlu memikirkannya, saya disini hanya membutuhkan persetujuan Revan saja."

"Revan, kamu bisa menikah lagi dan memiliki anak dengan wanita lain. Tidak perlu kamu memiliki anak dari Tiffany yang jelas-jelas sudah mati dan melahirkan bayi itu dengan rahim sewaan sangat mahal."

"Ma, diam dulu. Biarkan Revan sendiri yang bicara," ujar Papa Revan, Alex yang sejak tadi diam kini akhirnya bersuara.

"Tapi. Pa." protes Selly.

"Ma, Revan sangat mencintai Tiffany. Dan belum bisa melupakannya dan embrio itu memang harus ditransfer ke rahim orang lain karena Tiffany sudah meninggal. Aku setuju rencana Mama Tina yang ingin menggunakan Ibu pengganti. Soal bayaran, aku tidak peduli mau harganya semahal apapun aku akan membayarnya. Walau bagaimanapun bayi itu adalah anak aku dengan Tiffany."

Tina tersenyum senang mendengar menantunya yang ingin mentransferkan embrio itu ke rahim orang lain. Rahim yang akan mereka sewa.

"Aku akan mencari wanita yang mau disewakan."

"Tidak perlu Revan, kamu tidak perlu mencarinya. Karena Mama sudah menemukannya."

"Kalau begitu Revan ingin bertemu dengan dia."

"Baiklah kita tunggu sebentar."

Dan tidak membutuhkan waktu yang lama Tina mendapat panggilan dari Almira. Bahwa wanita itu Ingin bertemu dengannya.

"Wanita itu ingin bertemu dengan Mama. Sepertinya dia setuju dengan tawaran mama yang ingin menyewa rahimnya."

"Kalau begitu Revan ingin ikut. Revan ingin melihat apakah wanita itu cocok untuk jadi Ibu pengganti embrio milik Revan dan Tiffany atau tidak. Revan ingin wanita yang sehat, Ma."

"Mama yakin dia wanita yang sehat. Untuk itu kamu ikut Mama sekarang juga."

"Revan!" Panggil Selly. Nampak tidak setuju dengan rencana besan dan juga putranya itu.

"Ma, Mama bilang ingin punya cucu kan. Mama sebenernya udah punya calon cucu. Sekarang kita tinggal cari tahu wanita yang akan menampung cucu, Mama." Revan memegang tangan Selly untuk meminta doa restu.

"Terserah kamu." Selly tidak tahu harus bagaimana lagi karena anaknya yang ngotot ingin menyewa rahim orang lain untuk embrio tersebut. Padahal menurut Selly itu tidak perlu dilakukan.

Dan disinilah Almira sekarang. Di rumah mewah milik Tina dan juga Wijaya. Saat pertemuan kedua. Wijaya nampak tidak rela melihat Almira, mantan sugar Baby malah jadi calon Ibu pengganti untuk cucunya.

"Selamat sore Tante, maaf saya mengganggu." Almira menyapa keluarga Tina. Ada rasa malu ketika bertatapan langsung dengan Wijaya. Bagaimana tidak hampir saja semalam dia resmi menjadi sugar baby Pak Wijaya yang gini menatapnya menggoda.

Tina yang melihat kelakuan suaminya itu tersenyum sinis dan mencubit paha suaminya dalam-dalam.

"Ma, sakit..." lirih Wijaya.

"Makanya jangan main mata," desis Tina. Setelah itu perhatiannya kembali tertuju pada Almira.

"Tidak, kamu sama sekali tidak mengganggu. Bagaimana, apakah kamu sudah mengambil keputusan?"

Almira mengangguk. "Sudah Tante, saya sudah mengambil keputusan. Saya bersedia menyewakan rahim saya untuk calon cucu Tante."

Tina yang mendengar keputusan Almira tersenyum bahagia.

Sedangkan Revan sejak tadi dia memperhatikan Almira. Revan seperti pernah melihat Amira tapi di mana. Sedangkan Almira melihat pria yang semalam hampir menabraknya pun mendesis dalam hati. "Itu kan cowok semalam, yang hampir nabrak gue. Dunia kok sempit banget sih bisa ketemu lagi sama cowok yang nggak punya hati itu."

"Maaf, Ma. Mama yakin milih dia untuk jadi Ibu pengganti dari anak aku. Dia sama sekali tidak meyakinkan."

"Revan, kamu tidak perlu takut. Amira ini masih perawan, artinya kesehatannya masih terjaga."

"Masih perawan tapi belum tentu dia sehat, Ma. Pokoknya aku mau mengecek riwayat kesehatannya lebih dahulu. Bukan hanya itu kita juga harus mengecek kesuburannya. Apakah embrio yang akan disuntikkan ke rahimnya nanti itu bisa berkembang atau tidak. Aku tidak mau menyia-nyiakan embrio milikku dan Tiffany gara-gara memilih wanita yang salah."

"Baiklah jika kamu ragu kita akan mengecek kesehatan yang lebih."

Almira menggigit bibirnya dalam-dalam. Sepertinya dia mengambil keputusan yang salah dengan menjadi Ibu pengganti. Bagaimana jika prosesnya gagal dia juga gagal mendapatkan uang tersebut. Mana waktu yang sangat mendesak Amira saat ini tidak bisa berbuat apa-apa.

"Tante saya minta uang satu miliar untuk jasa saya sebagai ibu pengganti."

"Satu miliar?" Steven sebenarnya tidak terkejut dengan nominal yang diajukan oleh Almira.

"Kamu yakin minta uang segitu? Memangnya kamu tahu jika embrio itu berhasil menempel di dinding rahim kamu atau enggak."

"Akan saya pastikan embrio itu akan tumbuh sehat di rahim saya. Tapi bolehkah saya minta DP terlebih dahulu."

"Berapa yang kamu minta?" tanya Revan.

"200 juta hari ini juga."

Kali ini Revan benar-benar terkejut. "Kamu mau menipu kami dengan meminta uang dp 200 juta?"

Almira menggelengkan kepalanya. "Tidak saya tidak ingin memeras anda. Hanya saja saya membutuhkan uang itu segera untuk membayar hutang saya. Jatuh temponya adalah minggu ini. Jadi bisakah kalian memberikan uang 200 juta pada saya. Jika memang embrio nanti tidak berhasil tumbuh di rahim saya. Saya bersedia menggantinya kembali." Almira menatap keluarga itu dengan tatapan memohon. Membuat Revan yang melihatnya merasa tidak tega.

"Ataupun jika kalian ingin memenjarakan saya. Silahkan saja," lanjut Almira.

"Kita akan memeriksakan kesehatan kamu. Setelah dinyatakan rahim kamu sehat dan bisa melakukan program transfer bayi tabung. Saya akan memberikan kamu uang 200 juta."

"Kalau begitu, kita lakukan pemeriksaan sekang juga," ucap Almira dengan penuh semangat dan percaya diri.

"Baiklah, Mama setuju."

Keempat orang itu beranjak dari sofa untuk pergi ke rumah sakit. Revan harus memastikan wanita yang akan mengandung anaknya adalah wanita yang sehat dan juga subur.

"Tiffany, aku yakin kamu pasti bahagia di atas sana jika kamu tahu anak kita akan dilahirkan melalui ibu pengganti. Impianmu untuk menjadi seorang ibu akan jadi kenyataan. Aku janji, jika anak kita lahir. Aku akan menjaganya dengan baik. Aku akan menjadi Ayah yang baik untuknya nanti."

Continue Reading

You'll Also Like

322K 10.5K 54
TAMAT ❤ masih tentang instagram ❤ langsung baca aja ya 😄 selamat membaca Sumber foto dan gambar : Pinterest, google dan Instagram
903 91 4
Kosan Bapak Tawan yang dibantu kelola sama si bungsu Nanon. Tidak hanya kisah percintaan yang terjadi, kekeluargaan, pertemanan, bahkan keuangan pun...
1.4K 252 16
Sudah END Hanya kisah tentang Hanara Razeta yang berusaha menggagalkan perjodohannya dalam waktu tujuh hari. Apakah Hanara Razeta mampu menggagalkan...
1M 115K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...