FALLIN FOR (U)

Od pinkpantress

386 245 66

Refalin Saradhiva selalu merasa kesepian dan sangat bingung memilih jalan hidupnya sendiri. Sampai akhirnya d... Více

♪ Chapter 1
♪ Chapter 2
♪ Chapter 3
♪ Chapter 4
♪ Chapter 5
♪ Chapter 6
♪ Chapter 7
♪ Chapter 8
♪ Chapter 9
♪ Chapter 10
♪ Chapter 11
♪ Chapter 12
♪ Chapter 13
♪ Chapter 14
♪ Chapter 15
♪ Chapter 16
♪ Chapter 17
♪ Chapter 19
♪ Chapter 20
♪ Chapter 21
22
23
24
25
26
27
28
29 end

♪ Chapter 18

3 1 0
Od pinkpantress

Hari ini adalah hari ertama Refalin dan Revan dikelas 12. Refalin tak sengaja bertemu Revan dipintu masuk gerbang sekolah.  Alhasil mereka berdua pergi ke kelas baru mereka secara barengan.

Mereka berdua berjalan secara bersebelahan.  Dan Revan banyak sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar Refalin di Jakarta.

"Lo kemaren nonton The Fabula gak pas konser di Senayan? " tanya Revan.

"Iyalah nonton.  Gue nonton dikursi VIP!" jawab Refalin dengan nada sombong ada Revan.

"Boong lo, mana buktinya? " tantang Revan karna tak percaya. Kelas mereka bersebrangan dengan lapangan. Jadi tidak terlalu jauh dari pintu masuk gerbang sekolah.

"Beneran,  gue ada vidionya kalo gue kemaren duduk dikursi penonton paling depan." Refalin menunjukkan vidio dirinya saat dirinya merekam The Fabula konser. Revan akhirnya mempercayai Refalin.

Refalin memilih bangku  paling depan nomor dua. Revan juga menaruh tasnya dimeja sebelah Refalin.  Seluruh mata anak-anak yang telah hadir lebih dahulu dikelas itu menatap mereka berdua.

"Ciee..  Kayaknya Revan mulai klepek-klepek. Nih sama Refalin! " goda Eko yeman Revan yang sering sekali mengganggu Refalin.

Revan di katain seperti itu dirinya malah cengengesan. Kemudian tangannya mengusap kepala Refalin pelan.  Tetapi tangan Revan cepat-cepat Refalin singkirkan.  Tapi tetap saja kelihat murid-murid yang lain sehingga mereka menggoda Refalin.

Refalin bukannya salting dirinya malahan menjadi marah sehingga menginjak kaki Revan.

"Duh kasian banget sih Refalin. Pasti dia mau jadi mangsa selanjutnya Revan." ucap dari seorang teman sekelas Refalin dari belakang.

"Gak usah didengerin Lin." tegur Revan. Akhirnya mereka duduk dibangku mereka masing-masing.  Setelah kejadian tadi mereka berdua saling diam dan fokus dengan ponsel mereka masing-masing.

Sampai pada lonceng berbunyi dan wali kelas pun datang. Wali kelas mereka menerapkan peraturan jika setelah ini tidak ada lagi yang boleh untuk pindah-pindah tempat duduk. Sampai lulus mereka semua akan duduk satu bangku dengan orang yang sama. Seperti mereka awal masuk kelas 12. Jika ada salah satu yang pindah maka semua akan mendapatkan denda.

Refalin melirik Revan. Revan terlihat baik-baik saja mendengar peraturan dari wali kelas barusan. Jadi Refalin juga berfikir positif semoga tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua.

Refalin takut jika nanti penyakit Revan kambuh lagi seperti menggangu Refalin saat kelas 11.

Jam menunjukkn pukul 9. Wali kelas mereka keluar dari kelas. Dan memperbolehkan mereka semua untuk pergi ke kantin meskipun jam istirahat belum mulai. Tapi ini adalah hari ertama sekolah yang pasti hari ini adalah jam kos selama satu minggu kedepan.

Revan pergi ke kantin duluan sedangkan Refalin masih mencatat peraturan-peraturan baru yang wali kelas barunya catatkan dipapan tulis.

Setelah selesai dirinya pergi ke kantin sendirian seperti biasanya. Refalin memesan satu es teh kemudian dirinya bawa ke kelas.

Refalin agak shock melihat Revan dan Esha duduk dan makan di satu meja yang sama. Bahkan mereka saling bercanda. Apakah mereka berdua balikan?

Terbesit sedikit dihati Refalin rasa cemburu tapi apa ini?  Refalin bukannya membenci Revan. Setelah melihat itu dirinya kembali ke kelas dengan perasaan aneh.  Jangan bilang dirinya suka lagi kepada Revan oh tidak itu tidak akan mungkin terjadi.  Refalin berbicara didalam hati.

Refalin langsung beranjak pergi meninggalkan kantin. Dari kejauhan dirinya melihat segerombolah siswa menatap. Papan mading. Dirinya yang penasaran pun langsung menghampiri segerombolah siswa tersebut dan mencoba masuk kedalam segerombolan tersebut.

Ternyata mereka tengah melihat poster pertandingan basket yang dkadakan satu minggu lagi.

Didalam kelas pandangannya melamun sambil menyeruput es teh kedalam mulutunya.

Aurel dan Tari adalah teman sekelas Refalin.  Mereka datang menghampiri Refalin,  "Ref lo tadi barusan abis dari kantin kan? Lo liat gak Revan sama Esha?" tanya Aurel heboh

"Iya gue liat." jawab Refalin santai.

"Jangan mau deh sama Revan orangnya gabaik.  Tuh kan dia tuh cuma anggep lo mainan.  Bukannya selama ini selalu digangguin sama Revan.  Dibelakang aja kadang dia ngatain lo. " Refalin tak peduli jika Revan mengata-ngatai dirinya dibelakang. Karna Refalin juga mengata-bgatai Revan dibelakang.

Aurel dan Tari pun pergi kembali ketempat duduk mereka sambil berbicara menggosip yentang Revan.

Refalin segera menepis pikirannya.  Kemudian membayangkan wajah Reksa dikepalanya. Dirinya kembali tersenyum.

Revan cowok itu datang kemudian duduk disebelah Refalin.

"Rev, jodohin gue sama Reksa dong!" ucap Refalin tiba-tiba membuat Revan tertawa nyaring.  Sontak seluruh mata orang memandang mereka membali.

"Kalo lo naksir Reksa lo harus cakep dulu!" bisik Revan pada telinga Refalin agar orang-orang tak mendengar apa yang Revan ucapkan.

Refalin meneguk liurnya, begitu menohok ucapan Revan ditelinganya.

"Emangnya gue gak cantik ya? " tanya Refalin.  Memang benar Refalin sengaja tak terlihat cantik. Karna dirinya 90% mengubah cara pakaiannya.

"Lo cantik kalo dimata gue!" jawab Revan membuat Refalin mengerutkan keningnya. Jawaban cowok buaya ya kayak gitu.  Pantas saja teman-teman sekelasnya memperingatkan Refalin agar tidak masuk kedalam perangkap Revan.

"Ahh... Boong lo,  orang gue jelek gini." Refalin malah suka menjadi merendah. Padahal dirinya bisa saja sekejap menjadi cewek suer cantik jika dirinya ingin menjadi dirinya sendiri. Dirinya berpenampilan seperti ini karna keadaan jika tidak pasti dirinya sudah sangat dihargai dan dipuja-puja disekolah ini.

Revan kembali menaruh tangannya dikepala Refalin, "Lo cakep tapi cuman dimata gue. Kalo dimata orang  lain gak. Apalagi dimata Reksa." ucap Revan dengan ekspresi wajah tak biasanya.  Se akan-akan dirinya mengatakan hal tersebut dengan tulus. Membuat jantung Refalin berdegup kencang karna jawaban Revan tadi.

"Refalin Saradhiva,  ada gak? " salah satu siswa memanggil Refalin dari depan pintu kelas. Hal tersebut adalah penyelamat bagi Refalin.  Kalo tidak dirinya bisa mampus terus-terusan berada disamping Revan.

"Aku,  aku! " seru Refalin sambil mengangkat satu tangannya. 

"Di panggil Bu Yani keruang music." ucap murid itu kemudian di iyakan oleh Refalin dengan senang hati.

Dengan cepat-cepat dirinya pergi keluar dari kelas meninggalkan Revan.

Ditengah perjalanan Refalin memegangi dadanya. Sebenarnya ada apasih, masa dirinya cemburu dan berdebar saat dipuji oleh Revan. Aneh rasanya tapi Refalin juga bingung.

Refalin mengetok pintu ruangan music yang terbuka lebar.  Karna jika pintu itu ditutup pasti tidak akan bisa dibuka dari dalam.

Bu Handayani atau bisa disapa dengan Bu Yani menyuruh Refalin di kursi kosong.  Kemudian Bu Yani memperlihatkan sebuah vidio.

Refalin terkejut melihat vidio itu. Vidio dirinya menyanyi saat masih SMP.

"Ibu dapat dimana vidio saya ini Bu? " tanya Refalin ketakutan. Dirinya takut kalo Guru dihadapannya ini akan menyuruh dirinya mengikuti lomba mewakili sekolah karna suara yang dirinya punya.

"Kamu mau gak,  gantiin Grace buat lomba nyanyi tingkat nasional di istana negara?" tanya Bu Yani, Refalin hanya bisa membulatkan matanya.

"Emangnya Grace kenapa Bu jadi gak bisa? "

"Grace ada acara nikahan keluarga pas sama tanggal lomba." Refalin diam bingung mau membalas ajakan Bu Yani dengan bagaimana.  Jika dirinya ikut pasti saja Ayahnya tau. Jika Ayajnya tau pasti Ayahnya akan murka dan marah.  Bisa-bisa Refalin diberhentikan sekolah gara-gara melanggar peraturan Ayahnya.

"Tapi suara aku gak bagus Bu,  beneran deh!" kata Refalin meyakinkan Bu Yani. Bu Yani merubah ekspresi wajahnya. Fyi Bu Yani ini terkenal sebagai Guru yang sangat pemarah disekolah.

Refalin meneguk lirunya kemudian tersenyum sambil mengedipkan matanya.

"Kalo begitu nyanyi kamu!"

"Nyanyi apa Bu? "

"Lagu nasional yang kamu hafal!" suruh Bu Yani. Refalin memiliki ode dirinya menyanyi menggunakan suara jelek yang memang suara itu dirinya sengaja jelek-jelekkan.

Satu nusa,  Satu bangsa
Satu bahasa kita

"Saya tau suara kamu bagus Refalin.  Tolong saya serius kali !" terpaksa Refalin mengeluarkan suara indahnya karna ketakutan oleh Bu Yani.

Setelah dirinya selesai menyanyikan lagu itu.  "Kamu mulai besok bimbingan sama saya!"

"Tapi Bu saya gak mau ikut lomba! " tolak Refalin.

"Kenapa?!" ucap Bu Yani dengan nada marah.

***

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

3.5M 179K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.8M 128K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...