The Minister is Mine

Por ravinsary

736K 51.1K 1.6K

Tidak ada yang tahu jika gadis biasa seperti Guinina Larasati adalah istri dari seorang Menteri Pertahanan ne... Más

Cast
1.Guinina Larasati
2. Sebuah Jalan
3. Airlangga Lynn Marshall
4. A Banquet
5. The man who infinite
6. A road to Rome
7. My magical mystery road
8. I am yours
9. Kaisar Si Pembuat Onar
10. Jobless
11. Pacaran itu?
12. SEMINAR
13. Suddenly Married
14. Menjadi istrimu
15. Traktiran
16.JOGJA
17. HEHA
18. About Kaisar
19. My Mom
20. my Mom (2)
21. Gabriel
22. Celine
23. Mission
24. Tulang Rusuk
Cast(2)
25. Alexander Rhodes
26. All is well
27. Kekuasaan
28. Dia Ratunya
29. Heart Attack
30. DON'T RUN TO ME
31. LALUNA
32. G20
33. GIGI
34. OFFICE
35. GUEST STAR
36. CLASS MEETING
37. OSPEK
38. KEHILANGAN
39. PETUNJUK
40.TRAP
41. INCIDENT
42. FALLING THORNS
43. ALEXANDER EFFECT
44. FAMILY LIFE
45. ATTRACTIVE
46. IT IS HIM
47. NERVOUS
48. FAT ISSUE
49. PICK ME UP
51. A DAY WITH DADDY
52. FIRST STEP
53. SECOND
54. SEMINAR
55.AFFECTION

50. THE TRUTH

9.7K 627 133
Por ravinsary

Pengumuman:

The minister is mine Menuju ending ,,🥳🥳. Jangan lupa vote dan komennya yaa ....makasih teman-teman udah mampir ke lapax aku yang kentang ini..hiks😭. Yang mau curhat atau ngasih masukan boleh banget.. aku menampung segala jenis kritik dan saran karena aku yakin itu yang akan membangun kualitas diri.
Terimakasih semua ..love you.

Note : part part terakhir ini Akan menjawab pertanyaan banyak pembaca. Kenapa sih, si kentang rebus kayak Guin ini bisa berjodoh dengan Airlangga? Bagaimana semesta memberikan restu kepada mereka?.
Yah, spoiler deh ..wkwkwk .. untuk lebih lengkapnya silahkan dibaca sampai tuntas.
_____________________

"El, yang tadi beneran kakaknya si Guin?" Galih bertanya dengan wajah keponya.

Mereka berdua mampir sebentar di sekretariat bersama BEM Pusat. Galih memiliki akses tanpa batas untuk menggunakan ruangan ini sebagai tempat diskusi atau rapat persiapan acara, tempat ini juga menyediakan sumber listrik kalau-kalau baterai smartphone atau laptop pengurus BEM habis.

"Beneran," Gabriel menjawab ala kadarnya. Ia membuka laptopnya, mencari informasi mengenai targetnya hari ini.

"Bule banget, bangettttt. Matanya biru, walau rambut coklat agak hitam sih. Tapi, Masa kakak kandung?"

"Iya bego, kakak kandung"

"Lo yang bego. Darimana datangnya gen bule kalo penampilan Guin lokal banget gitu?"

" Lo nanya?"

"Kampret banget Lo " Galih bersungut-sungut. "Gue serius nanya nih"

"Eits. Gue inget. Dulu ibunya Guin pernah ke kampus juga"

" Serius?. Bu Jennifer?"

"Lo nanya?" Kali ini gantian Gabriel yang terkena jebakan. Jebakan Guguk.
Ia memutar bola mata, lalu kembali fokus pada laptopnya.

"Pokoknya si 'ibu' ini bule banget. Gue kira ibu angkat. Kelihatan masih muda banget. Lah malah ibu kandungnya. Seriusan?"

"Iya." Gabriel juga pernah tertipu dengan paras awet muda Jennifer, sebelum akhirnya mundur teratur.
" Guin itu mirip neneknya atau buyutnya gitu, gue lupa. Yang jelas punya darah lokal. Kalau Lo perhatikan mata Guin, warnanya coklat agak terang."

"Kok Lo kayak udah kenal keluarganya Guin. Gue curiga." Galih mengintip apa yang sedang dikerjakan Gabriel, sontak saja Gabriel menutup layar laptopnya.

" Tanya aja, kalau gue mau, gue bisa jawab. Sesuai kapasitas gue. Tapi jangan ganggu apa yang gue lakuin kali ini"

"Oke. Jadi apa hubungan Lo sama Guin?"

"Pertanyaan Lo cupu. Jelas sekali kita berteman." Galih menggeser kursinya menjauh. Sekarang ia duduk berhadapan dengan Gabriel.

"Gue ganti. Apa hubungan Lo dengan Kaisar, kakaknya Guin?"

"Dia boss besar gue."

"Berarti Guin juga boss Lo?"Gabriel mengangguk. "Gue disini untuk menjaga dia, Lo bisa liat dari awal gue masuk, gue selalu satu kelas bahkan nih ya, kalau dia ijin ke toilet. Gue pasti selalu ikutin"

"Bolot. Cabul Lo." Satu pukulan keras
mendarat di kepala Gabriel.

"Shh, bukan gitu juga bego. Gue memang ditugaskan buat jadi bodyguard Guin. Sejak Kaisar tahu kalau Guin kemungkinan adalah adiknya, gue langsung melesat ke negara antah-berantah ini untuk melindungi Guin." Gabriel mengusap kepalanya yang terkena serangan dadakan.

"Gue tahu Lo udah deket sama Guin dari kalian masuk kampus. Lo laki-laki yang baik, makanya sampai saat ini gue masih ngasih Lo kesempatan untuk berteman dengan Guin." Gabriel menghela nafas. Ia perlu memperingatkan Galih akan kesulitan yang mungkin dia akan hadapi dimasa depan jika berani mengusik Guin. "Guin, bukan cewek yang bisa kita miliki untuk menghabiskan waktu sampai tua. Dia lebih dari itu. Makanya hanya orang terkuat yang bisa memiliki dia"

"I see. Eh, berarti Lo juga tahu kan kalo suami si Guin itu pak Airlangga?. " Gabriel mengangguk. Ia sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan misinya." Lo bakal lebih terkejut kalau tahu siapa ayah Guin".

" semacam crazy rich? Dilihat dari gaya hidup kakaknya Guin. Gue yakin keluarga mereka pasti golongan jetset. Anehnya si Guin ini nggak pernah menunjukkan sisi eksklusif dari high-class level yang dia miliki. Baju juga itu-itu terus."

"Banyak orang kaya tapi mereka nggak punya kontrol atas dunia. Tapi ayahnya Guin pengecualian" Gabriel memberi gambaran. "Beliau sosok yang nggak akan pernah Lo bayangkan sebelumnya"

"Siapa dia?"

Gabriel diam, ia memilih menggelengkan kepalanya, menolak untuk memberikan jawaban.
"Nanti Lo juga tahu lih,"

Disisi lain, Agni yang sedang melakukan siaran langsung di Instagram pribadinya mengalami masalah dengan laptopnya. Tiba-tiba saja filternya tidak dapat muncul, sehingga wajah pucat dan lelahnya tidak dapat tersamarkan. Beberapa saat menunggu, namun tiada perubahan. Beberapa orang mulai memberikan komentar yang bukan-bukan tentang wajahnya yang dinilai tidak sebagus di foto. Sebagian mulai meninggalkan siarannya. Sial sekali, harusnya tadi dia berdandan sebelum memulai siaran langsung, bukannya mengandalkan filter. Dengan Ia segera menutup kamera dan siaran dia akhiri begitu saja.

"Yess!!" Gabriel bersorak, membuat gebrakan meja yang cukup keras. Galih langsung berdiri, melihat apa yang dilakukan Gabriel dengan laptopnya.

"Apaa Lo?" Gabriel bertanya sewot. Ia ikut berdiri menahan agar Galih tidak beranjak dari kursinya. Ia juga mematikan laptopnya sebelum Galih melihat apa yang telah dilakukannya.

"Heh, apa loo? Gue kaget aja Lo tiba-tiba girang begitu. Lah, malah dimatiin laptopnya?" Galih duduk kembali, menyimpan rasa ingin tahunya didalam hati.

"Gue habis ngerjain orang. Lo nggak boleh tahu privasi gue. Cukup lihat hasilnya nanti." Finalnya. "udah yuk cabut, lih. Gue laper. Temenin gue makan ditongkrongan gue"

"Oke. Tapi Lo yang nyetir." Galih memasukkan bukunya ke dalam rangsel lalu bergegas mengikuti Gabriel yang sudah berjalan duluan.

_______________________

"Mas, rumah kita yang di perumahan sekitar kampus itu gimana kalau dijual aja?. Kayaknya aku mulai nyaman di apartemen ini. Sekarang aku juga jarang ke kampus karena skripsi. Rumahnya udah kosong dari lama juga." Guin sedang membolak-balik lembaran buku yang baru dikirimkan ibunya. Buku seputar psikologi klinis.

"Atau disewakan, buat kos-kosan gitu kayaknya seru. Nanti tiap bulan aku yang nagih uang kosan. Wkwkwkk"Guin terkikik membayangkan dirinya menagih uang kos.

"Pengen banget jadi ibu kos," Airlangga menyahut. "Coba nanti aku diskusikan dengan Abimana. Mana yang lebih bagus prospeknya. Hmm, padahal rencananya nunggu kamu lulus baru kita pindah."

"Wah, Pindah di rumah yang mana mas? Rumah kamu terlalu banyak. Jariku nggak muat menampung, hiks " Guin menutup bukunya. Ia menggeser tubuhnya dan mulai menaruh atensi penuh pada Airlangga.

"Maunya yang mana?" Airlangga mendekatkan wajahnya, menatap mata Guin dari dekat. "Inget nggak rumah masa kecil kamu, tempat pertama kali kita ketemu. Kita ngobrolin hal-hal receh yang entah kenapa justru membuat aku senang karena mengingatnya."

"Hahaha, iya iya. Dulu gimana sih perasaan kamu waktu tiba-tiba disuruh tunangan sama anak kecil dekil kayak aku?" Guin menjauhkan diri, ia menyangga wajahnya dengan kedua tangan.

"Aneh banget "

"Yeee, bapakk" teriaknya agak tidak terima. Sementara Airlangga justru terkikik.

" waktu itu aku sedang menjadi kapten basket di kampusku. Harvard as good as always. Lagi dimasa paling keren dan tenar, selain karena aku pintar dan tampan, waktu itu Daddy juga memberi banyak fasilitas yang membuat gadis disana menoleh 2 kali kepadaku."

"Allura?" Guin bertanya.

"Dulu dia tidak seperti itu, dia baik dan polos. Entah mengapa setelah memenangkan beberapa kontes kecantikan, dia jadi sedikit berbeda. Sebagai teman, aku cukup menyesalkan apa yang telah terjadi padanya."

"Kami dulunya dekat, dia biasa saja. Dan itu poinnya. Terkadang berada di antara superior membuat kita tidak nyaman. Oh ya, dulu aku juga pernah memenangkan lomba debat, started my career there. Sampai suatu hari aku diberi tanggungjawab untuk memimpin parlemen "

Guin mendekap Airlangga, ia menyusupkan kepalanya di dada bidang suaminya. Mencari kenyamanan.

"That was great. Bukan hiperbola dong, kalau dulu temen-temen aku pada bilang kalau sepak terjang kamu keren."

"Hahaha, untuk memiliki kamu aku harus keren, tampan dan mapan"

"Aishhhh, gombal lu mas"

Keduanya tertawa cekikikan.

"Faktanya, pak Alexander nggak akan mungkin melepas anak gadis satu-satunya untuk orang sembarangan. Orang itu harus aku. Wanna know the secret?"

"Hah? Rahasia apa?"

"Kenapa orang tua kita menjodohkan kita?"

"Apaaaa? Jawab dong mas" Paksanya. Sekarang ia tidak lagi memeluk Airlangga. Ia duduk menjauh, bersiap-siap mendengarkan.

"Actually, mom udah mengincar kamu dari bayi. She didnt tell anyone, even my Dad the reason, Why did she choose you?. Padahal aku anak satu-satunya. Waktu itu Dad tidak setuju, tetapi akhirnya beliau membiarkan aku untuk memilih. Itu pilihan sulit, karena aku sangat pemilih."

"Kenapa akhirnya kamu mau?"

"Karena, mom bilang you will never leave me alone. Dan itu terbukti sekarang. You take care of me"

"Kita hadapi sama-sama mas. Kita enggak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Boleh aku minta komitmen kamu untuk selalu percaya sama aku?" Guin menatap mata Airlangga tepat di maniknya.

"I Will. Kamu juga harus percaya bahwa hanya kamu yang aku mau untuk menemaniku sampai menua." Airlangga menggenggam kedua tangan mungil Guin dengan jemarinya yang besar.
"Kita menua bersama ya sayang." Tekannya.

Guin mengangguk mantap. Perasaan haru menyeruak, ingin ia dekap Airlangga hingga mereka tutup usia.

"Aku cinta kamu, mas air" tambahnya.
Keduanya berpelukan, menyalurkan rasa sayang yang mereka harap akan terus berpijar sampai maut memisahkan.

"Aku lebih mencintaimu, Guin."  Airlangga mengecup dahi, kedua mata dan terakhir mengecup lama bibir istrinya. Keduanya tenggelam dalam romantisme pasangan muda.

Seguir leyendo

También te gustarán

802K 7.3K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
956K 22K 50
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
33.3K 4.4K 24
Namanya Abriagi sering di panggil Agi. Anak berusia empat belas tahun, masih tergolong anak-anak karena belum menginjak remaja. Hidup Agi itu keras s...
My sekretaris (21+) Por L

Ficción General

413K 3.8K 23
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra