Terjebak Pernikahan Dini [ S...

By Min_Ahaja

19.5K 473 13

Raline Anindika gadis berusia 19 tahun yang kuliah baru semester 3, terpaksa harus menikah di usianya yang ba... More

Visual Terjebak Pernikahan Dini
01. Pertemuan Yang Menyebalkan
02. Rencana Perjodohan
03. Penolakan
04. Hari Pernikahan
05. Menjaga Rahasia
06. Kecurigaan Luna
07. Rencana Bulan Madu
08. Menagih Janji
09. Raline Cemburu
10. Bukan Kriteria Idaman
12. Gara-gara Luna!
13. Video call
14. Perjanjian Nikah
15. Sandiwara Dimulai
16. Rasya Murka
17. Undangan Dinner
18. Perlakuan Istimewa
19. Gift Lingerie Merah
20. Mencuri First Kiss (18+)
21. Foto After Wedding
22. Pembalut bersayap
23. Seperti Artis Korea
24. Pak Rasya Gay ?
25. Mertua Muka Dua
26. Yang Tajir Pak Rasya, Bukan Gue!
27. Pelakor Datang
28. Pria Hoddie Hitam
29. Mas Cemburu ya?
30. Couple Perfect
31. Raline Pingsan
32. Plaster Bermotif Hati
33. Jebakan Makan Tuan!
34. Saya Tahu Kalau Saya Tampan
35. Dressnya Yang Cantik, Bukan Kamu!
36. Rasya Mode Cemburuan
37. Rasya Mabuk, Raline Meleyot
38. Gara-gara Cicak!
39. Senyummu, Membahayakan Jantungku
40. Akhiri Pernikahan atau Lo Menyesal?
41. Cemburu Tanda Sayang.
42. Saya Mau Kamu!
43. Teman Seumur Hidup
44. Wanita Simpanan Rasya
45. Gosip Miring
46. Saya Suaminya, Bukan Omnya!
47. Honeymoon Kedua
48. Je Vous Aime
49. Malam Pertama 18+
50. Pelakor Datang
51. I Love You, Mas Rasya
52. Saling Cinta Satu Sama Lain. [ Ending Season 1 ]

11. Foto Mesra

299 7 0
By Min_Ahaja

Raline dan teman-temannya sedang tertawa yang menertawakan nasib Rasya yang diturunkan dijalanan begitu saja. Tetapi tawa Raline berhenti ketika ponselnya bunyi dan Mamanya menelfon.

"Mati gue Mama nelfon! Aduh gimana ini ?" ucap Raline yang panik melihat Mamanya telfon.

"Pak-pak ! Tolong berhenti dipinggir jembatan sana Pak !" pinta Raline yang memegang telefonnya yang masih berdering.

Sementara taksinya berhenti sesuai dengan permintaan Raline. Raline and friend turun dari taksi dan berdiri disamping jembatan dan kocaknya mereka mengeluarkan kacamata dan memakainya secara bersamaan dan Raline mengangkat telefon dan berakting seolah-olah di Bali.

"Hallo, Ma!" sapa Raline pada Mamanya dalam telepon.

"Hallo, Lin. Ini Papa, gimana kalian udah sampai di Bali kan sekarang ?" tanya Papa Raline. Dan melirik ke arah sang istri yang tersenyum.

"Iya, Pa. Raline udah sampai Bali sekarang !" jawab Raline sambil cengengesan.

"Ngomong-ngomong dimana Rasya ? Papa mau bicara sama Rasya," ucap Papa Raline menanyakan keberadaan menantunya.

"Eeee, Rasya pergi ke laut !" celetuk Raline yang sebel karena yang ditanya pertama kali kabar Rasya bukan kabar Raline.

"Hah ? Maksudnya ke laut gimana ?"

"Eeeem, Maksud Raline itu, Rasya lagi berenang di tepi laut Pa, Ma," ucap Raline yang gugup menjawab pertanyaan dari Papanya.

"Kalau sampai Papa tau gue dan Rasya gak jadi pergi ke Bali, bisa berabe nih urusannya !" batin Raline.

"Udah Ya, Ma, Pa ! Raline mau nyamperin Rasya dulu Ma, Pa."

"Raline, Papa cuma mau mengingatkan kamu jangan lupa berfoto mesra dengan Rasya ya, lalu kirimkan ke papa sekarang ya!"

"Haduh bagaimana ini!" batin Raline.

"Raline?"

"I-iya, iya Pa. Nanti Raline foto sama Rasya,Pa. Udah ya Pa, Ma. Raline mau nyamperin Rasya dulu. Bye, Mama Papa, Raline sayang kalian!"

"Iya, Sayang. Hati- hati ya, jangan sampai berenang melewati batas ya Nak," ucap Mama Raline yang mewanti-wanti Raline.

"Iya, Ma, Pa. Bye, Raline tutup dulu ya teleponnya."

"Bye, Sayang," ucap Mama Raline.

"Have Fun, ya," ucap Papa Raline.

Telepon pun terputus.

"Hufth, hampir aja! " ucap Raline yang menghela nafas lega bisa menjawab pertanyaan Papanya. 

"Eh, Lin. Btw elo habis ini planning lo gimana?" tanya Nada.

"Iya, kan secara elo udah gagal berangkat ke Bali!" sahut Alena.

"Entahlah, gue juga bingung. Pening kepala gue, kenapa hidup gue jadi ribet kayak gini ya. Hufht!" ucap Raline sambil memijit keningnya untuk menetralkan rasa pening nya dan menghela nafas.

Sementara diposisi Rasya berada di taman yang tak jauh dari bandara  dimana letak tadi Rasya diturunin dijalan begitu saja. Rasya sedang duduk  menerima telepon dari Papanya juga. Sama halnya dengan Raline yang ditanya pertanyaan yang sama.

"Hallo, Pa!" sapa Rasya dengan suara bariton Rasya.

"Hallo, Rasya. Kamu sekarang udah sampai Bali kan? " tanya Papa Rasya.  Yang sedang duduk bersantai diruang tamu bersama sang istri.

"Iya, Pa. Rasya udah sampai di Bali sekarang!" jawab Rasya dengan cengengesan .

"Sekarang kalian lagi ada dimana, Nak ?" tanya Mama Isna yang penasaran dengan posisi anaknya sekarang.

"Eeeeem, ini kita lagi di Ubud, Ma. Tepatnya di pura taman Saraswati, Ma," jawab Rasya hanya beralibi agar orang tua nya tidak curiga.

"Ma, udah dulu ya. Rasya mau lanjut jalan-jalan lagi ya, Ma, Pa. Bye."

"Iya. Have fun ya, Rasya."

"Hufht, hampir aja!" ucap Rasya bernafas lega.

"Sekarang gue gimana ya? Eeem, gue telfon Eva aja ya, buat minta tolong!" ucap Rasya pun menelfon Eva untuk meminta bantuan.

Sementara diposisi Raline Alena dan Nada. Mereka sedang ngadem dikafe Cakrawala dan duduk memesan minum dan camilan.

"Lin, kenapa elo gak nelfon Pak Rasya aja, Lin?" tanya Nada.

"Haduh, Nad. Tengsin lah gue nelfon duluan mau taruh dimana muka gue, Nad!"

"Lin, kenapa lo harus ngedepanin rasa tengsin lo, Lin. Kan ini semua demi kebaikan lo serta demi kesehatan Papa lo, Lin," ucap Alena.

"Jadi, lo harus nurunin rasa tengsin lo demi kebaikan lo sendiri, Lin. Lo milih rasa tengsin lo apa kesehatan Papa lo? Lo gak mau kan kalau Papa lo kumat lagi?" tegas Nada.

"Iya-iya, gue telfon sekarang!" ucap Raline sambil menelfon Rasya.

Sementara Rasya sedang menyetir mobil Eva. Iya tadi setelah Eva ditelfon oleh Rasya, Eva pun langsung meluncur menemui Rasya.

Klunting! Klunting! Klunting!

Ponsel Rasya bunyi dan dilayar tertera nama Cewek bar-bar yang memanggil.

"Ck, Hallo! Ngapain lo nelfon gue ? Kangen lo sama gue? " tanya Rasya yang tersenyum smrik dengan PDnya yang setinggi langit.

"Ck, dih ogah! Gue kangen sama elo ? Gak penting!" jawab Raline dengan berdecak.

Eva yang berada disamping Rasya pun hanya mengerutkan alisnya karena bingung Rasya teleponan sama siapa.

"Lo sekarang harus datang ke taman kota sekarang ya penting!"

"Iya, gue kesana sekarang," ucap Rasya.

Tak lama kemudian Rasya dan Eva tiba ditaman kota sesuai permintaan Raline tadi. Disana Raline, Alena dan Nada sedang duduk dikursi menunggu kedatangan Rasya. Dan ketika ada mobil yang berhenti langsung mereka menoleh kearah mobil tersebut.

"Ada apa sih ? Nyuruh gue kesini?" tanya Rasya.

"Ooooo!  Lo pergi sama cewek lain dan lo kepengen ngasih tau semua orang ya? "ucap Raline sambil bersungut-sungut.

"Gini tadi Om Roy nelfon dan minta kalian untuk berfoto mesra dan dikirim ke Om Roy sekarang juga," ucap Nada.

"Hah, foto mesra ?" ucap Eva yang terkejut oleh omongan temannya Raline.

Seketika Alena berjalan mendekati Eva untuk mengalihkan pembicaraan tadi.

"Enggak, maksudnya foto mesra untuk tugas kuliah. Iya gitu maksudnya," jelas Alena.

"Yuk-yuk! Ikut gue jalan-jalan kesana," ucap alena lagi sambil menarik tangan Eva.

Sementara Raline dan Rasya ditarik Nada dibawa berlawanan arah dengan Eva tadi. Nada berhenti di taman bunga untuk mengambil foto mesra mereka. Sedangkan yang mengambil gambar adalah Nada menggunakan ponsel bermerk apel kroak.

"Ayo kalian berpose yang romantis dan tunjukkan ekpresi bahagia."

Sedangkan Raline dan Rasya yang kaku kalau disuruh pose mau tak mau Nada lagi yang mengarahkan mereka berpose romantis.  Nada mengarah kan Raline agar memegang bahu Rasya dan Rasya memegang pinggul ramping Raline dengan posisi berhadapan dan tak lupa untuk tersenyum.

Cekrek!

Foto pertama berhasil diambil lalu foto kedua kalinya mereka berpose Raline dipeluk Rasya dari belakang dan Raline menoleh kearah Rasya dan tak lupa dengan tersenyum.

Cekrek!

Foto kedua sukses diambil lalu foto ketiga untuk pose ini Raline digendong dipunggung Rasya . Dan mereka bertatapan dan kali ini tatapan mereka penuh dengan arti.

Cekrekkkk!

Misi completed foto ketiga sukses diambil tinggal edit foto ke orang yang ahli edit foto. Dan orang yang dimintai tolong edit foto adalah Raykal.

Raline dan teman-temanya datang ke rumah Raykal guna meminta tolong. Raline memasuki rumah Raykal yang bergaya minimalis klasik modern dan Raline mengetuk pintu rumah Raykal.
Tok! Tok! Tok!

Kriekk!

Tak lama bunyi pintu terbuka dan menampilkan Raykal yang berbinar melihat siapa yang datang bertamu dimalam hari. Dan ternyata yang datang adalah Raline.

"Malam Raykal."

"Loh, Raline elo ngapain kesini malam-malam gini ?" tanya Raykal.

"Gue kesini mau minta tolong elo buat ngeditin foto milik gue, Kal. Lo mau kan bantu gue? Gue percaya kalau elo itu jago banget ngedit foto jadi gue kesini deh!" ucap Raline dengan mempuppy eyes matanya agar Raykal mau bantu dia.

"Iya, ayo masuk dulu," jawab Raykal yang mempersilahkan masuk Raline dan teman-temannya. Disusul oleh Rasya dan Eva.

Sementara Raykal mulai mengedit foto Raline yang ditemani oleh Alena, Nada dan Raline. Sementara Rasya dan Eva duduk disofa hanya mengamati Raykal bekerja.

Sementara dirumah sakit Permata tempat Papa Raline dirawat Om Zaki dan Tante Isna berkunjung menjenguk Papa Roy.

"Hey, Mas. Gimana keadaan kamu sekarang? " tanya Papa Zaki memasukkan tangannya kedalam saku celana dan duduk disamping ranjang pasien.

"Alhamdulillah, Zak. Keadaan saya semakin membaik, apalagi setelah mendapat kabar dari Raline kalau mereka lagi berenang dipantai Kuta tadi," ucap Papa Roy yang terkekeh sambil menoleh ke arah istrinya.

"Pantai Kuta ? Bukannya Rasya dan Raline lagi ke Ubud ya ? Tepatnya di Pura Taman Saraswati ? Ya, kan Pa ? " ucap Mama Isna sambil menautkan alisnya.

"Iya, Mas Roy. Tadi saya juga habis menelfon Rasya dan mengatakan kalau mereka lagi di Ubud lo, Mas. Bukan di pantai Kuta," jawab Papa Zaki.

Seketika Papa Roy memegang dadanya yang merasakan sakit kembali dan wajah memerah. Mama Rike pun panik melihat suaminya kembali kumat.

"Pa, Kamu yang tenang ya, Pah. Jangan terlalu dipikirkan," ucap Mama Rike.

"Bagaimana mungkin mereka bisa beda tempat seperti itu. Kecuali, kalau mereka pergi terpisah! " ucap Mama Isna.

"Aduh, Ma. Dada Papa sakit!" rintih Papa Roy.

"Hust, Isna! Jaga ucapan kamu! " tegur Papa Zaki pada Mama Isna agar tidak berbicara lebih jauh lagi.

"Pa, tenang ya, Pa," ucap Mama Rike yang memegangi tangan suaminya sambil menelfon Raline, tetapi tidak ada jawaban.

"Gak, Ma! Tolong telfon mereka sekarang juga Ma!" pinta Papa Roy.

"Ma, cepetan! Telfon mereka Ma!"

"Iya, Mas. Biar saya saja yang menelfon," ucap Papa Zaki lalu menelfon Rasya dan dengan nada tersambung berarti udah nyambung di telefon Rasya.

Klunting! Klunting! Klunting!

Sementara dirumah Raykal mereka berkumpul. Ponsel Rasya berbunyi dan dilayar menampilkan nama  Papa dan Rasya menggeser tombol dan mengangkat teleponnya.

"Iya, hallo Pa. Gimana ? " tanya Rasya dengan berusaha untuk setenang mungkin.

"Hallo, Rasya. Papa mau tanya kamu ini dimana?" tanya Papa Zaki.

"I-iya, di Bali lah, Pa. Di Pura Taman Saraswati, Pa. Kan tadi Rasya udah bilang ke Papa," jawab Rasya. Raline yang tadinya disamping Raykal langsung pergi menghampiri Rasya.

"Tadi kata Om Roy, Raline pergi ke Pantai Kuta dan kamu tadi bilang ke Pura Taman Saraswati. Yang benar kalian dimana ?" tegas Papa Zaki.

"Ck, heh lo tadi ngomong apa sih! Kenapa tadi gak janjian dulu kalau kayak gini repot jadinya," bisik Rasya kepada Raline.

"Hallo- Hallo! Rasya kamu masih disana? " tanya Papa Zaki pada Rasya karena teleponnya masih terhubung tetapi gak ada suaranya. 

"I-iya, Pa. Rasya masih disini! Oh iya Pa. Jadi gini tadi pas Papa telepon kita lagi di Ubud, tepatnya di pura Taman Saraswati Pa dan pas Om Roy telepon kita sudah pindah ke Pantai Kuta gitu Pa maksudnya!" jelas Rasya dengan cengengesan.

"Oh, begitu ceritanya. Ya sudah maafkan Papa ya ? Yang sudah mengganggu waktu bersama kalian," ucap Papa Zaki pada Rasya.

"Rasya- Rasya!  Papa mau ingatkan kamu jangan lupa kirim foto mesranya sekarang juga Papa mau lihat!" jawab Papa Roy.

"Eee, iya, Pa. Bentar ya, foto kita nanti pasti kami kirim secepatnya Pah," jawab Rasya.

Seketika ponsel Mama Rike berbunyi.

Klunting!

Mama Rike membuka pesan yang masuk ternyata pesan dari Raline dan Mama Rike langsung membuka pesannya.

[ Raline : Send photo. ]

[ Raline : Send photo. ]

[ Raline : Send photo. ]

Raline mengirim kan 3 pesan yang berupa 3 foto hasil jebretan mendadak tadi.  Hihi aman dah si Raline.

Mama Rike yang membuka dan melihat foto tersebut langsung menunjukan pada sang suami dan besannya.  Mereka semua bahagia melihat foto mesra yang dikirimkan oleh Raline.

"Oh, so sweet banget sih posenya! beda ya Pa dengan jaman kita dulu," ucap Mama Rike.

"ini lah yang Papa suka romantisme pasangan sekarang bikin baper," jawab Papa Roy sambil tertawa dan bernapas lega.

"Iya- ya. Mereka tampak pasangan yang sangat serasi," ucap Papa Zaki dan Mama Isna ikut tersenyum bahagia.

"Yaudah, ya Pa. Rasya tutup dulu telfonnya."

"Iya-iya," jawab Papa Zaki sambil terkekeh melihat foto sang anak.

"Huhft, hampir aja! " ucap Rasya.

Nada pergi menghampiri Rasya dan Raline diruang makan milik Raykal.  Karena posisinya sekarang masih ada dirumahnya Raykal.

"Lin, gue minta maaf ya. Tadi gue lancang buka ponsel lo dan ngirim foto yang udah di edit Raykal ke Nyokap lo. Soalnya tadi Nyokap lo nelfonin terus," ucap Nada dengan suara menyesal.

"Gak usah minta maaf, Nad. Justru gue yang harus berterima kasih sama elo, karena lo tepat waktu ngirim fotonya. Jadi gue selamat deh! Makasih ya, Nad," ucap Raline sembari memeluk sahabatnya.

"So, misi completed," ucap Nada.

Setelah semua drama tentang foto selesai, Rasya putuskan pulang diantar oleh Eva didepan komplek perumahannya. Dan Rasya berterima kasih atas bantuan Eva dan meminta Eva untuk tidak memberi tahu siapa-siapa tentang masalah ini. Dan Eva hanya mengangguk dan pergi meninggalkan komplek rumah Rasya. Dan Rasya pun akhirnya pulang dengan jalan kaki .

"Huft, akhirnya misi hari ini completed!  Kini tinggal mikir caranya masuk ke kamar tanpa Papa dan Mama tahu," ucap Rasya yang masuk kerumah dengan memanjat gerbang dan masuk ke kamarnya dengan mengendap-endap lewat balkon kamarnya.

"Huft, akhirnya!  Bisa selonjoran juga di kasur," ucap Rasya sembari meregangkan otot-ototnya yang tegang karena seharian hidupnya dipenuhi dengan drama yang tiada habisnya.

Rasya meregangkan ototnya dan tak sengaja tangannya menyenggol jam beker miliknya.

Brakkkk!

Sementara Papa dan Mamanya Rasya lagi bersantai diruang tv secara otomatis mereka mendengar kalau ada barang yang jatuh.

"Pah, suara apa itu? Kayak barang jatuh deh," ucap Mama Rasya.

"Papa juga gak tau, Ma. Tapi kalau dari suaranya itu berasal dari kamar Rasya deh, Ma! " tebak Papa Zaki.

"Pa, apa jangan-jangan ada maling!"









Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 192K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
549K 37K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
789K 5.2K 6
(Sedang dalam proses revisi, di publikasikan berkala) Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya k...
309K 24.4K 35
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...