Home [Boboiboy x Reader] || B...

By fayree_

100K 10.1K 3.9K

Hakikatnya rumah, tempat tinggal yang memberi rasa aman dan kenyamanan. Nyatanya, kamu hanya tinggal saja, ha... More

0.0 [Prolog]
0.1 [Planet nun jauh]
0.2 [Bebas untuk pergi]
1.1 [Bukan anggota]
1.2 [Di depan Api unggun]
2.0 [Menolong dan ditolong]
3.1 [Menguji kelayakam]
3.2 [Buah kesukaan]
4.1 [Ujian berapi]
4.2 [Penerang salah paham]
5.1 [Pelatihan maut]
5.2 [Misi beruntun]
6.0 [Arena sirkus]
7.0 [Menghindar beralasan]
8.1 [Pijakan rumput]
8.2 [Terik pantai]
8.3 [Soalan kejujuran]
8.4 [Konser membara]
8.5 [Menginap Asik]
9.0 [Kembali ke galaksi]
10.1 [Secangkir coklat]
10.2 [Senandung misterius]
11.1 [Gejolak dendam]
11.2 [Serangan lanun angkasa]
11.3 [Perasaan terpendam]
12.1 [Jawaban segala pertanyaan]
12.2 [Rahasia yang terbongkar]
12.3 [Pilihan nekat]
13.1 [Bertemu kembali]
13.2 [Jeritanmu & seringainya]
13.4 [Liontin berharga]
14.1 [Pulang ke Bumi]
14.2 [Pilihan memihak]
15.0 [Melunasi janji]
16.1 [Kekecewaan]
16.2 [Pelatihan kejammu]
16.3 [Lagu]
17.1 [Melindungi & dilindungi]
17.2 [Mirip]
18.0 [Epilog]

13.3 [Bercerita ngawur]

2K 215 368
By fayree_

Haloo gess, udaa up nih
Mumpung lancar ide kann..

Fayre nulisnya salbrut sih ini, moga moga kalian juga yaa biar salting bareng-bareng kita ama tulisan (ahahahaha!)

Happy reading guys!

──────⊹⊱ fayre ⊰⊹──────

Jam kuasamu bergetar, menandakan ada sebuah panggilan telepon yang harus diangkat "Ck. Siapa yang menelepon di saat seperti ini?" Sebalmu menyibak poni rambut biru di dalam kupluk hoodie.

Kamu tidak menghiraukan panggilan itu dan tetap menoleh ke arah lain "Hmm~ hmm~" senandung gemerisik angin itu menaikkan bulu kudukmu.

"Di sana heh ternyata" seringaimu.

Belakangan ini senandung itu cukup membantu, sebagai Asterian itu adalah kelebihan. Senandung itu bisa memberitahu dan aba-aba jika kamu tengah lengah dan ada serangan yang mendekat.

Apalagi dari orang dengan kekuatan halimunan seperti ini, "Sepertinya kekuatan ini bukan dari power sphera Halimunan milik Panto" kamu memerhatikan sekitar dengan ujung mata.

"Hmm~ hmm~" kamu memundurkan langkah dan melompat menghindar dan "Cakaran Pembelah!" Serangmu dengan cakaran panjang menyerang titik lemah si perisai anti terlihat itu "Sudah kuduga"

"RASEKANN NII!" teriaknya menggelegar.

"Mampus aku.." Ternyata bukan hanya satu alien saja musuh yang sejak tadi kamu serang, ada lima belas orang.

Dengungan itu tak lagi membantu, karena kamu sudah tidak buta arah menyerang lagi, dengan atletis kamu menghindari bogeman dengan sarung tangan dari banyak petinju profesional arena angkasa itu.

"Tak bersangka kita berjumpa disini musuh bebuyutan aku, anak muridku semua! Inilah musuh kucing yang guru cakap haritu!" Teriaknya pada keempat belas muridnya.

Kamu berdecih 'Sial, bisa-bisanya misi ini aku yang dapat. Kebetulan pula dia orang yang kukalahkan di Arena Tarung Ilegal. Kebetulan macam apa ini heh! Dia kan master, walau tak guna alat yang buat tak terlihat tetap saja mereka ini ramai!' Panikmu dalam hati.

"Kalau aku tak punya dendam kat kau, aku pasti dah serahkan TinjuBot dan kabur dari sini. Tapi itu tak berlaku untuk kau, jangan ingat tanpa penyamaran aku tak ingat cara tarung kau!" Teriaknya merasa puas karena tahu dan hendak bertarung denganmu.

"Memang hebat, dah kuduga aku tak boleh remehkan kau" kekehmu memasukkan tangan ke dalam saku jaket.

"TinjuBot, berubahlah jadi sarung tangan aku!" Suruhnya membuat power sphera itu patuh dan berubah jadi sarung tangan tinju yang besar.

"Heh, guna power sphera lepastu keroyokan, aku pun boleh lah!"

"Cat power, 25℅!" Tegasmu berjongkok dan menunduk seperti aba-aba lari. Percikan listrik dan ekormu yang mengkilat biru sudah siap untuk melepaskan kecepatan.

"Drrtt drtt" jam kuasamu bergetar lagi.

Kamu yang terkejut pun melihat ke arah panggilan untuk mengangkatnya, siapa sangka sebuah tinju berkekuatan maksimal dalam satu detik mengarah ke arahmu dan kamu tak sempat menghindar "Halo Y/n- EH?? Y/N!!"

"AARGHHH!" Erangmu yang terlempar ke di dinding membuat keretakan.

"Y/n, kau oke ke?!" Panik suara itu.

"Eh, bukan ke kata komander musuh nya cuma seorang, apesal jadi ramai ni?" Tanyanya lagi.

Karena kat Tapops takde lagi cadangan bantuan, semuanya sudah berangkat bermisi, kamu tak bisa melancarkan permintaan tambahan ke stasiun Tapops. Kalau bisa ya akan kamu lakukan sejak awal.

Boboiboy yang tampak di hologram panggilan berseru padamu yang tengah mengelapi sudut bibir yang berdarah, ia memberitahu "Tunggu kejap, kami dalam perjalanan balek akan segera kesana, Fang-"

"Diam!" Bentakmu.

"Y/n..."

"HAHAHA, TAK KUSANGKA KAU SELEMAH NI SAMPAI AKU BOLEH HEMPASKAN KAU!" tawa si guru itu dengan murid-muridnya ikut menertawakanmu dengan jahat.

"Cuih" kamu membuang ludah dengan campuran darah itu "Diam heh sialan, kau cuma tengah beruntung je!"

"HAHAHA! KAU MARAH?"

Kamu menatapnya penuh amarah "Ya. Aku marah, ini pertama kalinya aku buat kesalahan di medan pertempuran dan dijatuhkan macam ni"

"Heh. Saking marahnya aku sampai nak lenyapkan tempat ni sekali" seringaimu.

Boboiboy terdiam saat kamu mematikan panggilan secara mendadak.

Sepuluh menit kemudian, kapal angkasa Fang sampai. Menjemputmu seperti, tapi lebih lambat dari yang seharusnya karena datang bersama Boboiboy dan Yaya yang risau. Harusnya mereka balik bersama Kapten Papa ke Stasiun Tapops.

Pintu kapal angkasa yang diparkirkan terbuka "Y/N, KAU OKE KE?!" Teriak Boboiboy berlari ke luar. Langkah cepatnya kian jadi melambat "Y/n..."

"Ha?!" Yaya menutup mulutnya kaget.

Kamu yang berada di atas tumpukan orang sekarat itu berdiri melepas TinjuBot di tangan pria master Tinju itu. Bangunan yang harusnya menjadi stadion pertarungan tinju kini telah rata dengan sisa puing yang berdiri.

"Fang, telepon medis tahanan angkasa, aku kelepasan sikit tadi" suruhmu pada Fang yang ternga-nga dan melemparkan TinjuBot ke arah Yaya yang menangkapnya.

"Ini ke TinjuBot?" Tanya Yaya.

"Hm" jawabmu seadanya.

"Fang" panggilmu dengan wajah datar tapi aura penuh ketegasan "Ah- a, baek Y/n! Aku dah hubungi, mereka akan tiba dalam dua minit lagi"

"Y/n, kau oke?" Tanya Yaya.

"Menurut kau?" Tanyamu balik.

"Eh, Yaya tanya je lah" bela Fang yang melihat raut wajah Yaya yang kaget sekaligus khawatir.

"Ketepi" kamu berjalan melewati mereka dan sekaligus tanpa sadar ikut menyenggol bahu Boboiboy.

Boboiboy menahan menahan lenganmu lembut dengan rasa bersalah "Y/n, aku-"

Kamu menarik kerahnya "Kau diam dan jangan ucapkan sepatah kata apapun. Aku tak nak dengar semua alasan yang keluar dari mulut kau, paham heh?!" Tajammu melepas dengan kasar cengkraman itu.

Boboiboy tak menyerah "Y/n, baik obati dulu luka kau-" kamu menendang perutnya membuatnya terlempar mundur kebelakang.

"BOBOIBOY?!" Panik Fang dan Yaya menghampirinya.

"Kau oke ke?"

"Aku.. Uh.. Oke.."

"Y/n, kau ni berlebihan. Boboiboy call kau sebab risau je!" Ucap Fang.

"Risau ke tak heh, berkat dia aku babak belur hari ni. Ck, pencapaian terburuk aku" cicitmu berdecih meninggalkan mereka dan naik ke kapal angkasa Fang "Hantar aku kat medis angkasa nanti, aku nak suntik tambah darah" ucapmu. Pandanganmu agak berbayang, mengingat sebanyak apa darahmu terbuang percuma saat dihempaskan tadi. Kamu naik untuk duduk di atas tiang puing bangunan sambil mengelapi pipi dengan sapu tanganmu.

Lukanya memang sudah menutup tanpa bekas karena kemampuan regenerasi Asterian, tapi tetap saja darah yang sudah keluar tak akan masuk kembali.

"Boboiboy, jangan fikirkan sangat apa yang Y/n cakap tadi. Dia terlampau emosi tu, penat kot" kata Yaya menyemangati temannya.

Fang menggeleng dengan mata bergetar "Tak.. Boboiboy, kau memang kena merasa bersalah-" tunjuk Fang ke puing dinding dengan retakan dan darah segar yang membekas mengecat warna dinding itu menjadi merah.

"Tak mungkin.." Yaya dan Boboiboy juga ikut shock "Ta-tapi jaket Y/n bersih je tadi!" Seru Boboiboy sangat berharap itu bukan darahmu.

"Ha'ah, tak ada bekas luka juga" angguk Yaya.

"Dia kan Asterian, itu adalah salah satu kemampuan mereka. Boleh meregenasikan segala jenisan luke" jelas Fang, lidahnya kelu membayangkan sesakit apa kamu tadi sampai memintanya menemani untuk mengisi darah nanti. "Jaket dia pun tak menyerap cairan apapun, jadi arah tu boleh menetes dan lepas macam tu je"

"Aku kena minta maaf kat Y/n-" Fang menahan tangan Boboiboy, "Kita bagi dia masa untuk tenang dahulu Boboiboy, sabar"

Boboiboy menatap nanar ke tumpukan orang sekarat dan dirimu yang duduk di atas puing tinggi yang lain.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

"Hahaha, kusut nampak. Mengingatkan aku pada penampilan kau selepas aku latih pertama kali!" Tawa Laksamana Tarung di meja kantin antara meledek dan tengah bernostalgia

"Tak lucu" tajammu membuat pria itu tak berkutik "Aha.. Ha, korang lanjutlah berehat ya, saya nak isi aer kejap" ia pun pergi.

"Woi Y/n, macam mana boleh jadi macam tadi? Sampai tambah darah pulak tu" Tanya Shielda tanpa basa-basi langsung duduk di sebelahmu.

Sai menatapmu dari dekat "Aku tebak, kau isi satu kantung full darah kan?"

Kamu meminum jus apel malas menjawab, sungguh tidak menyenangkan harus diinfus beberapa jam saat pengisian darah tadi. Kamu sudah eneg dengan aroma rumah sakit.

"Ih, satu ape? Dua full korang tau tak" jelas Fang melipat tangan.

"Dua kantong full?!" Bahkan penghuni meja sebelah yang menguping sudah berdiri dan muncul dari balik meja sebelah dengan kaget. Ying dan Yaya di meja kiri kalian, Gopal dan Boboiboy di kanan.

"Hm" anggukmu meminum jus apel sambil menurunkan karet pergelangan baju biru dongkermu menutupi plester bekas suntikan.

Jam kuasamu bergetar, kalau call "Kapten Y/n, diarahkan untuk rapat mingguan ke ruang rapat segera. Ditunggu kedatagan" hormat Kapten Kaizo, kamu juga hormat balik "Baik"

"Aku kena pergi, bye" ucapmu sambil memakai jaket dengan terburu-buru sambil sesekali meringis menahan sakit karena tubuhmu masih perih.

"Sini aku bantu-" tawar Yaya dan Shielda berdiri mendekat.

"Ah, takpe heh, aku boleh" kamu menggoyangkan jemari membuat mereka menatap ragu.

Boboiboy tak menawarkan karena ia tahu kamu akan menolak bantuan, ia langsung turun dan membantu memakai jaket, dengan perlahan pula, "Makasih" ucapmu.

"Hmm, bergegaslah ke ruang rapat" senyumnya lalu kamu pun melambai pada mereka semua pergi dari kantin.

Boboiboy menutup mulutnya yang bergetar. Seperti habis melihat sesuatu yang mengejutkan. Ia menahannya dengan senyuman sejak tadi.

"Kenape Boboiboy?"

"Wajah ku panik nampak.."

"Ape hal?"

"Ish, bagi tahu lah!"

"Dey, cakap lah!"

Boboiboy berbicara terbata "Kat ba-bahu dan leher Y/n.. Banyak sangat bekas memar dan sisa bercak darah"

"...." Mereka semua menunduk.

"Bila lah Y/n nak terbuka dan andalkan kita yang kawan dia ni?" Hela Yaya.

"Aku yang bff dia je perlu cari tahu sendiri kalau terjadi apa-apa pada dia, dia tak pernah nak cakap langsung" geram Fang.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

Kamu menatap lamat Boboiboy Ice, ini tepat sejam setelah kemunculan tahap kedua Boboiboy Air.

"Emm.. Y/n, apesal kau tatap aku macam tu?" Bingung Ice, ia jelas sadar karena semenjak kemunculannya di misi kalian berdua ini kamu terus melamun menatapinya dari atas sampai bawah berulang kali. Boboiboy Ice merapatkan kupluk berbulunya.

Kalian tengah perjalanan menuju ke puncak gunung tempat Kapten Papa akan menjemput kalian. Power sphera seukuran bola bayi itu sudah tersimpan aman di dalam tas pinggangmu.

"Heh? Aku?" Tunjukmu pada diri sendiri.

Boboiboy Ice mengangguk.

"Tengok kau?" Telunjukmu mengarah ke Ice "Heh, geer, Mana ade!" Kamu menatap sinis.

"Oh ye ke? Ingatkan iye. Sebabkan aku ni tipe cowo kesukaan kau" ia mengulum bibir mangut-mangut.

"Ke-kesukaan ape?! Mengade.." cibirmu memajukan bibir. Lalu kembali menatapi wajah itu, muka tanpa ekspresi itu, gaya musim dingin yang keren itu, cara jalannya yang begitu keren. Kamu lupa cara berkedip.

"Eh, Y/n!" Pekik Ice, kamu terkejut saat dia ada di sebelahmu menahan ujung batuan tebing yang hampir mengenai dahimu dengan telapak tangannya "Fiuh.. Masih baek" leganya.

Kamu yang kini menatapnya dari dekat terkejut dan kehilangan keseimbangan di atas tumpukan salju.

"Mew.." Sedihmu kedinginan apalagi makin merosot jatuhkedalam salju yang tebal. Kamu menghentak-hentakkan kaki agar bisa naik, tapi malah makin masuk ke dalam salju itu.

"Pftt- kucing terjebak dalam salji" kekehnya. Ia membantumu bangun dengan mengangkat pinggangmu dan mendiirikanmu di sebelah lubang salju berbentuk bintang alias bentukmu tadi. Dia meletakkanmu seperti meletakkan anak bayi yang sudah bisa berdiri.

Kupluk hoodiemu yang jatuh sudah terisi banyak saju "Meh aku bersihkan" Boboiboy Ice pun menepuk-nepuknya pelan.

"Kau oke? Mesti dingin kan?" Tanyanya. Kamu angkat jempol "Heh, oke lah- HATSYII!"

Mendadak mengheningkan cipta, wajahmu memerah malu, tapi hidungmu lebih merah lagi. Ice terpaku lalu tersenyum dengan telunjuk terlipat menutup setengah bibirnya. Ada semburat merona di pipinya.

"Jangan gelak. Malu" tundukmu mencengkram ujung hoodie dengan kuat.

"Comel" pujinya tersenyum tampan.

'SIAALL CAKEP BANGET! IYA! KAU NI MEMANG TIPE IDAMAN AKU ICE, AKU TAHU TAPI TOLONG JANGAN LAH TERANG-TERANGAN! DADDYY~ HUHUU Y/N MALUU' batinmu sudah tidak aman.

"Naiklah" suruh Ice yang sudah berjongkok di depanmu. Kamu ingin menolak, gak gak! Kamu ga nolak sama sekali, memakai penutup kepala dan naik perlahan ke punggungnya.

"Haih? Ringan?" Gumam Ice kaget.

"Heh? Berat ke?" Heranmu.

"Tak"

Pemuda itu hanya tersenyum, "Eumm.. Ice.."

"Hm?"

"Kau rupanya hangat juga" bisikmu memeluk erat lehernya. Ice berjalan semakin lambat dan kamu yang digendongannya terlalu tidak enak badan untuk menyadari hal itu. Ia sengaja berjalan perlahan, agar lenganmu bisa semakin lam mengalung di lehernya. (Modus diam diam bae si kulkas).

Ada satu hal yang jarang kamu perlihatkan pada siapapun, dan Catbot pasti menyumpal telinganya atau mematikan mode dengar saat ini terjadi. Kalau sedang demam, kamu suka ngomong ngawur, meracau soal ini dan itu. Seperti orang mabuk, kamu tidak akan mengingat hal ini :) Dan pembicaraan itu sudah berlangsung selama lima menit.

"Boboiboy, kau... tahu tak?"

"Hm?"

"Kalau orang-orang tengok kau dalam wujud ice macam ni, mesti... diorang agak kau dari suku Eskimo.. kat planet ni"

"Ye ke?"

"Ha'ah, walau katanya takde alien kat sini.. Kalau ada.. macam mana heh?"

"Kau aman"

"Heh, aku boleh aman, tapi kau? Kalau diorang ambel kau.. sebab kira kau anggota diorang.. macam mana heh?"

"Aku ajak duel"

"Kalau kau ternyata malah diagungi macam mana? Nanti... kau jadi pemimpin suku, lepastu... tinggalkan aku sorang-sorang.."

"Pftt-" Boboiboy Ice menahan untuk tertawa, dia mengulum bibirnya mendengarmu meracau 'Apesal Y/n lucu macamni..' Batinnya gemas.

"Nanti... kau dikahwinkan dengan putri mantan pemimpin suku... Nanti kau lupakan aku... Gantilah wujud kau Boboiboy, aku... taknak itu terjadi.."

"Tenang je, tak akan terjadi" ucapnya lembut

"Betol tu?" Tanyamu.

"Hmm"

"Ice, kau tahu tak.."

"Hm?" Tanyanya.

Dan kali ini Ice menunggui jawabanmu, tapi tak ada sahutan. "Y/n, tahu apa?" Tanyanya. Ia tersenyum menyadari kamu tertidur dari suara mendegkur pelan.

Kalian akhirnya sampai di puncak gunung. Tampak ada Fang yang sedang berdiri di samping kapal angkasanya sambil melihat jam.

"Apesal lama sangat? Aku tak telefon sebab agak korang masi bermisi lagi, kau tahu dah berapa lama aku tung-" Fang terdiam melihat pemuda berjaket dengan kupluk bulu dan topi di dalamnya tengah menggendong gadis rambut biru dengan kupluk jaket serba putih.

"Apa dah jadi ni? Y/n luka ke?" Tanyanya berlari mendekat.

"Shuutss" Ice menempelkan telunjuk di bibirnya, Fang secara ga sadar meemundurkan langkah saat Ice yang menggendongmu masuk ke dalam kapal angkasanya.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

Di alam bawah sadarmu yang sekarang bukan sekedar warna hitam saja, tapi sudah berubah menjadi daratan dilapisi awan yang bisa dijadikan tempat tidur empuk. Kamu melihat ke sekeliling ada banyak sekali bintang-bintang bertabur di angkasa.

Ini alam bawah sadarmu, daratan tanpa ujung  dengan awan sebagai pasir pijakan, pantai berombak dan langit berbintang yang indah. Desiran dengungan yang selalu bersamamu adalah suara ombak air dan hembusan angin pesisir. Kamu menatap tempat itu dengan tatapan lelah.

"Masuk" ucapmu pada cahaya yang mendekat dan didorong seperti kenop pintu. Dari balik pintu tampak pemandangan es juga aurora, wanita cantik dengan rambut biru dan berkulit kecoklatan eksotis itu masuk.

"Eh? Nenek?"

"Lama tak bertemu, cucuku" senyumnya, kalian berpelukan erat "Apesal tak undang nenek ke dimensi bawah sadar kamu?" Tanyanya mencubit hidungmu.

Berbeda dengan ibumu yang mirip alien Ding-dong, nenekmu ini terlahir dan besar di planet Tropical yang merupakan daerah pantai. Itu sebabnya dimensi bawah sadarnya seperti kutub utara, dia selalu bermimpi tinggal di tempat bersalju.

Wanita ini memang terlihat meninggal di usia 30an, tapi jangan salah, nyatanya usia terakhirnya adalah 99 tahun setelah melahirkan ibumu. Dia terus menceritakan padamu tentang betapa ia membenci angka nanggung seperti itu di kala kamu pingsan tiga hari di dua bulan lalu. Kalian memang bisa hidup lama, wajar saja jika nenekmu awet muda.

Kalian berbincang sejenak, walau tak ada jam jadi kamu tak tahu berapa waktu yang sudah kalian habiskan di sini. Lalu sebuah tangan hitam menempel dan membolak-balik di jidatmu. Kamu pun kebingungan.

"Nampaknya seseorang mengkhawatirkanmu, lihat, kamu sudah hampir sadar" ujarnya membuatmu mengangguk, tanganmu sudah tembus pandang.

"Sampai jumpa nenek"

Pintu bintang itu terbuka lagi, nenekmu masuk kedalamnya dan melambai. Lalu pintu menutup bersamaan denganmu yang lenyap.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧

"Heh?" Kamu mengucek-kucek mata juga merasakan ada tangan yang menempel di dahimu.

"Apa kau buat ni, heh?" Tanyamu.

"Oh, cek suhu tubuh kau lah, apa lagi?" Tanya Boboiboy Duri tampak tengah menumbuk-numbuk sesuatu di dalam mangkuk.

"Huek, baunya" kamu mual-mual.

"Mestilah, nama juga obat- eh- Y/N DAH SEDAR? Macam mana? Masih ada saket lagi ke?" Tanyanya memelukmu erat dengan menggemaskan.

Kamu mendorong kepalanya dengan tanganmu "Aku okei aku okei.. Hatchi"

"Kan.. Kan.." Dengan cepat Duri mengatur posisi tempat tidur UKS dan menaikkan selimut.

"Nah, mam ni" ia hendak menyedokkan cairan.yang tampak mengeluarkan aroma tak sedap seperti campuran daun obat herbal dan jahe "A-ape ni heh?! Kau nak racuni aku ke?!" Tuduhmu sampai memeluk kaki.

"Mana mungkin Duri macam tu.. Y/n tak percaya Duri ke? Padahal ni obat jelah.. Penat Duri racikkan..." Mendengar itu, kamu refleks memajukan mulut dan memasukkan smua obat di sendok itu "Dah, hehe" kamu tersadar 'Apesal aku macam terhipnotis ni?' Kamu melipat alis heran.

"Hihi, bagus! Nah sekarang, mari Duri suapkan bubur yaa~" senyumnya riang memamerkan deretan gigi putih.

"Okee Duri~ eh?" Kamu menutup mulutmu dengan dua tangan 'Kenapa aku bicara macam tu heh? Aku gila ke?' Kamu menggeleng kuat.

Duri menyendokkan ke mulutmu bubur ayam yang sangat enak. Kamu sebenarnya bisa-bisa saja makan sendiri, tapi mager dan Boboiboy Duri ini malah menawarkan diri. So, why not? Itulah pendapatmu.

"Heh, apesal aku dah ganti baju luaran dan jaket ni?" Bingungmu menatap sweater tanpa kupluk itu dan beralih menatap Duri.

Duri tampak panik "Bu-bukan Duri! Ying dan Yaya yang gantikan tadi sebelom diorag pergi misi, Duri tak tengok! Sumpa! Serius! Bukan Duri-"

"Pftt- hahaha, aku tahu lah.. Mana mungkin kau" kamu menepuk-nepuk pelan kepalanya "Aku saje je tadi, heh" candamu.

"Ingatkan Y/n tuduhkan duri tadi.." Ia mempoutkan bibir dan menyatukan dua telunjuknya dengan wajah sedih, tadi sudah hampir mewek agaknya. Kamu yang kegemesan mendusel-dusel pipinya ke pipimu "Aaa~ mana mungkin lah heh~ Duri kan anak baek-" sejenak kamu lupa itu Boboiboy. Kamu lupa itu remaja sebayamu lalu mentoel-toel pipinya gemes.

Duri bersemu, wajahnya kini merah muda dan berubah menjadi Boboiboy original, kamu masih mentoel-toel pipinya dengan jemarimu, saat ia kembali jadi wujud sebenarnya pacarmu kamu refleks menendangnya "ALLAHU AKBAR!"

"ADOI! Adooh.." Ia memegangi perutnya kesakitan.

"Heh- sorry! Kau oke-" Kamu yang panik hendak turun dari tempat tidur, malah kakimu terlilit selimut dan berakhir jatuh juga.

Pintu UKS terbuka "Y/n, Daddy bawakan madu ni biar lekas sem....... buh" Laksamana Tarung mematung, tas belanja berisi botol madu terjatuh begitu saja. Ia melihat pemandangan yang tak ia sangka, tak pernah ia sangka sekalipun. Kamu dan Boboiboy, kalian di lantai, pemuda itu di bawah dan kamu di atas dengan kedua bibir yang bertegur sapa dalam artian lain.

Kalian berdua.. Berciuman. Secara tak sengaja tapi nyata adanya terjadi.

──────⊹⊱ fayre ⊰⊹──────

Gimana nih guys bab ini?
Kasi rate dong 1-10 tuh berapa?

biar Fayre bisa tau seberapa sukanya kalian ama bab ini, kalo nilainya kurang bakal Fayree usahain tingkatin nanti :)
Thanks buat yg ngerating~!

Btw nyisa si Taufan nih, jujur masi bingung mau bikin scene apa, intinya pengen alurnya lebih ke something different gituu. Nanti Fayree bikin kalo dah ada ide deh yaa :v

Papaii, jangan lupa tinggalin jejak!
See you next chapter!

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Momen kamu kelepasan marah dibogem

"Heh. Saking marahnya aku sampai nak lenyapkan tempat ni sekali"

✩.・*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩

Continue Reading

You'll Also Like

52.4K 4.7K 28
baca terlebih dahulu book Boboiboy × reader season 1, 2, & 3 dan Book Boboiboy movie × reader nya start: 29/08/2021 end: --/--/---- ‼️Warning‼️ >Bany...
169K 14.3K 48
Seorang gadis yang bernama (FullName) yang harus menikah dengan sahabat nya, Boboiboy superhero bumi. Atas perjanjian orang tua mereka dulu waktu b...
724K 67.6K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
159K 20.7K 60
[Nama] adalah seorang gadis blasteran Indo dan Malaysia. Ia adalah fans berat Boboiboy dan selalu berharap bisa bertemu dengannya. Impiannya terkabul...