Male lead Antagonist

Bởi Raraayyy16

463K 34.2K 5.1K

[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mun... Xem Thêm

Prolog
🍂Part 1
🍂Part 2
🍂Part 3
🍂Part 4
🍂Part 5
🍂Part 6
🍂Part 7
🍂Part 8
🍂Part 9
🍂Part 10
🍂Part 12
🍂Part 13
🍂Part 14
🍂Part 15
🍂Part 16
🍂Part 17
🍂Part 18
🍂Part 19
🍂Part 20
🍂Part 21
🍂Part 22
🍂Part 23

🍂Part 11

17.6K 1.2K 56
Bởi Raraayyy16

°Selamat membaca📖°

MENGIGIT kuku ibu jari sudah kebiasaan Adrea saat merasa tertekan. Ucapan Veno sebelumnya berhasil membuat Adrea tidak dapat berfikir dengan baik. Tadinya Adrea pikir bebannya sudah berakhir setelah melakukan balas dendam, namun ia salah. Tindakannya malah semakin membuat Adrea dekat dengan mautnya.

Bagaimana ia harus mengatasi masalah ini? Apalagi mengingat bagaimana kejamnya tokoh antagonis itu Adrea tidak yakin ia akan selamat dari amukannya.

Sungguh! Mana Adrea tau kalau motor yang dirusaknya adalah milik Ashland, jika tau dari awal Adrea tidak akan berfikir untuk merusak motor milik tokoh kejam itu. Sudah pasti Adrea akan melupakan rasa kesalnya, namun nasi sudah menjadi bubur.

Adrea tinggal menghitung menit sebelum ajal menjemput. Bye.. Nathan aku akan mengingat pertemuan singkat ini, semoga harimu Senin terus.

Adrea melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 11.00 lalu ia segera bangkit. Untungnya kelas kali ini jamkos karna guru sedang rapat, jadi Adrea pikir ia harus membuat sebuah kesan sebelum koit.

Baru juga login udah disuruh log out.

Saat sampai diambang pintu kaki Adrea berhenti, tidak jauh dari keberadaannya dari arah kiri koridor Adrea melihat sosok Nathan.

Baru juga ingin dicari orangnya sudah didepan mata.

Dengan langkah ringan Adrea melangkahkan kakinya mendekati pria itu yang tengah berbicara dengan seorang siswi.

"Ayo sungkeman dulu sebelum mati Rea." Gumamnya.

Perlahan langkah kaki Adrea melambat melihat raut wajah Nathan yang tidak baik-baik saja.

Apa yang mereka bicarakan?

Sepertinya sangat serius. Adrea tidak begitu mendengar apa yang mereka bicarakan, semakin kakinya melangkah mendekat samar-samar ia mulai mendengar.

"Kita nggak bisa biarin dia kayak gini terus, Nat. Lo liat sendiri kan? Kalau udah emosi dia nggak mandang bulu buat mukul orang. Pikirin nasib mereka yang jadi korban."

"Kita harus tegas kali ini, Nat. Sebelumnya kita cuman ngasih peringatan tapi kali ini dia udah keterlaluan. Bahkan video dia udah ditonton ratusan orang!" Lanjut Audrey, lawan bicara Nathan.

Helaan nafas gusar keluar dari sela bibir Nathan, ia memijit pelipisnya yang terasa sakit mendengar setiap aduan dari berbagai murid mengenai tingkah Ashland kepadanya.

Tanpa sengaja ia melihat Adrea yang berdiri tak begitu jauh darinya, wajah gadis itu terlihat pucat. Apa dia sakit?

Sebelum sempat memanggil, sebuah benda bulat melayang kearah mereka, Nathan melihat Adrea yang masih tak bergeming ditempat. Ia berlari kearah gadis itu lalu menariknya kuat menghindari benda keras tersebut.

Brak!

Bunyi keras akibat benda tersebut beradu dengan lantai berhasil mengambil kesadaran Adrea. Ia melihat asal suara dan mendapati sebuah helm tergeletak dilantai dalam keadaan kacanya pecah dan retak.

"Lo nggak papa?" Tanya Nathan cemas melihat keterdiaman Adrea.

Adrea menatap Nathan linglung, lalu mengangguk. Hampir saja kepalanya kena sasaran kalau saja Nathan tidak menariknya. Pandangan Adrea menurun, tangan Nathan tengah melingkar di pinggangnya. Tuhkan! Jantung nya ini murahan, begini saja sudah baper.

"Nathan!" Seru Audrey membuat kedua manusia berbeda jenis itu melihat kearahnya. Audrey memberikan kode mata yang langsung dimengerti Nathan, rupanya pria itu yang melempar benda tadi.

Hampir saja seseorang celaka karna pria itu, Nathan semakin muak dengan tingkah Ashland.

"Tetap disini!" Ucap Nathan mutlak tak ingin dibantah. Ia mulai berjalan kedepan dengan sorot mata tajam. Tak beda jauh, Ashland juga melempar tatapan yang sama mengerikannya. Jika mata itu bisa mengeluarkan laser mungkin laser itu akan saling beradu.

Audrey segera berinsut kebelakang menempatkan diri disamping Adrea. Sementara Adrea sendiri sudah panas dingin melihat aura Ashland yang lebih menakutkan dari gambaran novel.

Matilah gue! Risau Adrea dalam hati.

"Jangan menghalangi!" Ucap Ashland dingin, tatapan tajam itu seakan membolongi tubuh Nathan.

Teruntuk tukang ngali kubur, mulailah mengali sekarang. Sungguh gwenchana yoo ( ꈨຶ ⌓ꈨຶ )

Nathan tak bergeming."Ternyata lo menganggap remeh peringatan gue Minggu lalu ya"

Suara kekehan keluar dari mulut pria itu. "Bajingan kecil!" Desis Ashland menatap Nathan nyalang.

Nathan menghela nafas mencoba sabar. "Ikut gue ke ruang BK."

Terdengar decakan sinis. "Lo aja yang pergi."

Ashland menubruk bahu Nathan, langkah pria itu semakin dekat kearah Adrea dan Audrey. Adrea keringat dingin ditempat merasa waspada, bunyi sepatu yang bersentuhan dengan lantai seakan menambah kesan horor ditelinganya.

Dia kesini! Dia kesini! Oh, yatuhan... Gue harus apa? Kabur? Tapi kaki sialan ini kenapa tidak bisa diajak kerjasama! (༎ຶ ෴ ༎ຶ)

Apakah Ashland tau kalau ialah pelaku yang merusak motornya?

Kalau itu bener, kasih gue waktu buat makan dulu! Gue nggak mau mati kelaparan! Adrea, gadis itu dengan rasa putus asa nya. Ia sudah kelewat pasrah tapi yang lebih ia khawatirkan mati dalam kondisi kelaparan.

Sama halnya dengan Adrea, Audrey juga ketakutan ketika sosok Ashland mendekat kearah mereka. Siapa yang tidak akan takut melihat secara langsung bagaimana kebengisan pria itu, mendengar namanya saja sudah membuat bulu kuduk Audrey merinding.

Ashland berdiri dihadapan Adrea, pria itu tak menunjukkan reaksi apapun. Berbeda sekali dengan Adrea yang sudah melantunkan doa suci agar Tuhan membantunya dari jelmaaan iblis yang bersembunyi didalam tampang rupawan.

Sungguh tidak adil, yang tampan selalu menjadi villain (눈‸눈)

Selang beberapa detik Ashland tak melakukan apapun padanya, pria itu hanya menatapnya dengan tatapan yang tak ia mengerti. Adrea dibuat binggung karna sifat antagonis satu ini. Terlalu berubah-ubah.

Larut dengan pikirannya sendiri, Adrea tersentak saat wajah pria itu sudah berada dihadapannya dengan jarak sejengkel. Ashland menyeringai, seringai yang menjadi malapetaka bagi Adrea!

Adrea memejamkan matanya. Kalau emang gue harus mati sekarang setidaknya masuk surga, tapi emang bisa? Gue aja pendosa.

5 detik

15 detik

30 detik

Kerutan timbul dikening Adrea dengan jelas, ia tidak merasakan apapun. Penasaran, ia mulai mengintip, matanya terbelalak melihat senyum lebar Ashland. Bagi Adrea itu menakutkan! Senyum lebar dengan sorot mata kosong itu berhasil membuatnya tak berdaya. Aura antagonis memang sangat kuat.

Adrea memberanikan diri membuka suara walau agak sulit. "K-kenap-"

"Apa itu kau?" Tanya Ashland tersenyum miring melihat reaksi gadis itu yang menegang.

Jika ada yang menanyai keberadaan Audrey, gadis itu sudah melarikan diri lebih dulu meninggalkan Adrea seorang diri. Adrea juga baru sadar saat melirik kesamping hendak meminta pertolongan gadis itu menghilang.

Bangsat! Gue ditinggal (`∩')

Sebenarnya Adrea bisa saja memberontak kalau Ashland menyerangnya tapi ia terlalu pengecut sekarang. Adrea tidak tau harus bereaksi seperti apa, salah bicara sedikit nyawa taruhannya.

"Bisu, heh?" Sarkas Ashland.

"A-aku--" Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya Nathan datang dan menarik Ashland menjauh darinya.

"Jangan mengganggunya." Titah Nathan memperingati.

Adrea bernafas lega, ia selamat. Matanya menatap Nathan berkaca-kaca, Nathan memang penyelamat.

Entar gue traktir aqua, Nat. Walau murah tapi nggak murahan. \(^▽^)/

Adrea menatap kedua pria itu yang beradu sengit. "Cukup untuk hari ini. Sekarang ikut gue ke ruang BK! Sebelum gue kasih tau kepala sekolah tentang tindakan lo kali ini." Ancam Nathan.

Ashland berdecih. "Sudah?" Kata itu membuat Nathan terdiam dengan tangan mengepal.

Mata tajam itu menatap Nathan dan Adrea bergantian. "Cih!"

Adrea mengerjap tak percaya, menoleh kebelakang melihat punggung tegap itu yang mulai menghilang dari pandangan, lalu menyentuh tubuhnya seolah memeriksa. Setelah memastikan tubuhnya baik-baik saja, senyum lebar tak dapat Adrea tahan.

Weii? Gue selamat? Hah? Demi apa? Demi nenek tapasya! Gue nggak percaya! (╯°□°)╯

Jerit Adrea kesenangan didalam hati. Tapi ini sedikit mengherankan, sebab Ashland tak pernah melepaskan mangsanya semudah itu. Adrea kembali was-was.

"Anj! Jangan bilang kalau dia tau sesuatu?" Gumam Adrea.

"Adrea"

"Hah?" Beonya.

"Dia ngomong apa?" Tanya Nathan.

Adrea buru-buru menggeleng "Bukan apa-apa kok, hehe" Cengirnya.

"Ayo ke UKS!" Titah Nathan menarik pergelangan tangannya.

Kening Adrea mengerut."Ngapain?" Tanyanya dengan wajah polos.

"Lo sakit. Muka lo juga pucat ada baiknya lo istirahat sekarang."

Adrea menggeleng lagi, ia tidak sakit sama sekali. "Siapa yang sakit? Gue sehat gini- NATHAAAN!"

Nathan tak menghiraukan ucapan gadis itu, ia tau jika tidak dengan cara paksa Adrea tidak akan mau dilihat dari perilakunya Adrea tipe yang keras kepala.

"Baring." Ucap Nathan tak ingin dibantah, mereka baru saja sampai di UKS, lumayan ramai.

Adrea menurut walau masih sedikit kesal dengan pria itu, netra melihat para siswa yang sedang diobati lukanya. Ada 5 siswa yang sedang ditangani petugas UKS saat ini, 2 diantaranya mendapat luka cukup parah dan 3 lainnya mendapat lebam. Siapa lagi jika itu bukan ulah dari Antagonis.

Tidak heran lagi karna melihat kondisi mereka yang harus menjadi sasaran samsak karna kemarahan pria itu. Adrea jadi merasa bersalah, bagaimanapun ialah yang mematik emosi Ashland hingga memakan korban sebanyak ini.

Memejamkan mata sesaat memikirkan kekacauan yang terjadi hari ini, semoga saja setelah ini ia baik-baik saja. Karna senyum Ashland tadi itu menjadi tanda tanya benar baginya, Adrea harus berhati-hari dengan pria itu.

12 Desember 2023

Cerita ini update lagi Yeay\(^o^)/

Makasih buat kalian yang masih menunggu aku emang pemalas ಥ╭╮ಥ

Semoga hari kalian menyenangkan😁😉

Vote & komen jangan lupa

Raraayyy16
See you

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

IMAGINATION Bởi Mama

Viễn tưởng

21.5K 1.2K 58
Ganti judul. JUDUL AWAL : Aku Karakter Novel?! . . . Seseorang dari dunia nyata bertransmigrasi ke dunia novel mungkin sudah biasa. Tapi, bagaimana j...
247K 6.2K 32
Seorang gadis yang bekerja menjadi jalang di sebuah club harus tewas dan lebih parahnya ia tewas dengan melakukan sex Bukannya ke neraka ia malah be...
1.9K 297 6
Bagaimana jadinya si maniak pisang berpindah jiwa kedalam novel yang ia goreng karna kesal dengan ending novel tersebut?. Nolan tidak menyangka jika...
Dia SAFARA (END) Bởi A.U.P

Khoa Học Viễn Tưởng

4.5M 308K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...