Who Is Firzha ?

By blairwillowsone

1 12 0

Khilaf. Aku membuatnya tidak percaya diri. Aku membuatnya mogok ekskul. Aku membuat kerusakan di hatinya. Dia... More

✦ Prolog ✦
✦ Saat Semuanya Berawal ✦
✦ Kebablasan ✦
✦ Musuh hebat ✦
✦ Kebetulan atau apa? ✦
✦ Buruk Bagiku, Baik baginya ✦
✦ Aduh, Gue Bingung ✦
✦ Dimulai Dari ✦
✦ Ya Udah, Iya ✦
✦ Ai Shiteru ✦
✦ Valentines Day, huh? ✦

✦ Akar Masalah ✦

0 1 0
By blairwillowsone

Sebenernya banyak hal lain yang bisa jatuhin gue, tapi satu-satunya hal yang bener-bener dapat bikin gue down adalah sikap gue sendiri.

Hari-hari gue berjalan baik. Sejauh ini baik, belum ada masalah apapun yang nabrakin. Si Firzha juga biasa aja kalo gue ketawain, mungkin dia mental baja. Haha. Atau mungkin dia juga ga pernah nyadar kalo semua itu ejekan, tiap lewat atau papasan sama dia gue kayak spontan otak gue mulai itu dia si bencong. Tapi dia sama bestienya juga cuek-cuek aja.

"Aduh, Rei. Lo ga kebablasan gini ngetawain dan ngejek si kak Firzha?" tanya Safira. "Nanti lo kena labrak gengnya,"

"Heleh! Itu cewek yang suka sama dia aja cuek sama gue, berarti aman dong!" Ga takut gue di labrak. Biarin aja dia introspeksi diri kalo dia itu bencong dan harus ganti pergaulan.

Eh dua hari kemudian malah ada petir di siang hari, semua anggota gengnya labrakin gue di kelas! Semua anggota geng ceweknya dari kelas 9-1, 9-2, dan paling banyak dari 9-8. "Mana yang namanya Reina?" Gue samperin mereka, "ada apa?". Agak gemeter sih ini pertama kalinya gue di labrak kakak kelas.

Mereka belum jawab pertanyaan gue dan malah sibuk cari bukti chattan. "Ini maksudnya apa?" tanya cewek dari kelas 9-1. Dia nunjukin chat dari unknow number. Isi chatnya kalo ga salah minta maaf atas Reina atas kelakuannya. Eh itu ga cukup buat mereka. Unknow number itu juga udah minta maaf atas nama gue.

"Sekarang jawab maksudnya apa. Firzha suka nanya ke aku 'kenapa ya si Reina kalo papasan suka ketawa, apa ada yang salah?', kenapa?"

"Emang aku ngetawain Firzha?" Gue tanya balik.

"Firzha kalo papasan sama Reina katanya Reina seolah-olah ngetawain, emang Firzha kenapa?" tanya Kak Windy.

Disitu gue ga ada tameng apapun, si Safira ga sekolah. Harusnya si Safira yang dilabrak! Bukan gue. Gue masih berusaha ngelak, "Bukannya itu hak aku buat ketawa?"

Satu dari mereka ngelawan, "Iya itu hak lo! Tapi si Firzha suka ngomong lo ketawanya pas papasan sama Firzha!"

Sebelum gue jawab itu gertakan gue liat dia lagi di paksa si Stef buat ketemu sama gue. "Ih si Stefany malah di tarik-tarik! Jangan di tarik kesini si Firzha ga sudi nemuin!"

Mereka berdua lari pergi ke kelas, dia yang lari duluan. Stef ngejar.

"Kamu pasti ngetawain kalo Firzha gaulnya sama kita kan?" tanya Kak Michelle.

Akhirnya gue ngaku, "iya. Sebenernya yang ngetawain bukan cuman aku. Ada Safira, cuman ga sekolah,"

"Iya aku ngomong kalo Firzha 'Bencong'. Tapi disisi lain juga aku malah sadar mungkin Firzha dulunya di bully sama cowok-cowok jadinya dia gaul sama cewek," tegas gue. Akhirnya gue ngalah sama mereka. Ya jelas, lawan ga imbang mereka bersepuluh versus gue yang cuman satu orang.

Mereka jawab, "Tapi kenapa harus di ketawain. Bukannya Firzha juga punya hak buat gaul sama siapapun juga? Tadi kamu jawab kalo kamu punya hak, Firzha juga berarti otomatis punya hak juga!"

"Iya, kak Firzha emang bener punya hak. Aku punya hak. Punya hak masing-masing. Tapi sebelumnya aku ga tau kenapa Firzha bisa gaul sama cewek-cewek, tapi tadi aku bilang akhirnya aku juga sadar mungkin dia juga ada masalah tersendiri sampe ga gaul sama cowok. Di sini iya ngaku, aku yang salah. Aku ngaku, aku yang salah. Maaf," kata gue.

"Yaudah kalo alasannya itu kita maafin, dari dulu Firzha emang suka sama kita. Tapi ini pertama kali ada orang yang ngatain dia, adek kelas, kita juga minta maaf, kita cuman mau mastiin di antara kalian sebenernya ada apa, Firzha sampe ga mau nemuin kamu," jelas kak Michelle.

"Kita maafin kamu, tapi belum tentu Firzha. Hari ini juga kamu harus temuin Firzha, minta maaf ke dia!" suruh kak Windy.

"Iya,". Mereka pergi gitu aja ga ada pamitan atau apapun. Sialan. Kenapa jadi gini sih! Ih gara-gara si Safira jadi gue yang kena. Ih kesel!!

"Apa yang gue bilang, Rei. Lo kebablasan! Lo juga kan yang kelabrak. Rasain! Itu akibatnya!" kata Lia muter bola matanya sebel.

"Lo mau minta maaf ke dia?" tanya Amber.

"Iya, gue yang salah di sini, gue ga bisa ngelak gitu aja. Ayolah anter ke 9-8 atau cari dia," kata gue ngajak si Amber.

Langsung ke kelas 9-8 buat nemuin dia. Gue liat dari lawang kelas ga ada. "Tanya ke kak Sonny aja!" lontar Amber.

"Kak! Kak Sonny!"

Dia nengok, "apa?"

"... Ada Firzha?" Gue nanya agak gemeter.

Dia liat sekeliling kelas sambil teriak-teriakin nama, "ga ada! Jajan kali sama gengnya!"

Dua kali, "enggak ada!"

Tiga kali, "masih jajan! Belum balik!"

Empat kali, "Ehh! Lo lagi lo lagi! Belum balik!"

Ya mana gue tau kalo dia belum balik, sebunderan sekolah gue keliling ga ketemu sama si bencong!

"Ih si bencong kemana jajannya sih! Pusing nyari tau ga!" gerutu gue sambil masih keliling sekolah. Jam pelajaran di jam sepuluh sampai jam sebelas kosong.

"Eh! Nanti kena labrak lagi!" kata Amber.

"Habis kemana! Ih kesel tau, kalo balik lagi ke sana nanti gue malah dibentakin lagi! Tapi yaudahlah ayo ke kelas 9-8 lagi," gue ajakin dia buat belok kanan ke kelas 9-8. Di kelokan ada separuh geng tadi yang labrakin gue, "itu Firzha ada di kelas,"

"Anjir, gue gemeter, gimana nih!" tanya gue.

"Tenang aja, lo minta maaf aja langsung, abis itu balik!" jawab Amber megangin tangan lalu gue lari ke lorong, ke lawang 9-8. Nanya "kak Dwi, ada Firzha?"

Kak Dwi nunjukin kalo di luar ada gue, tapi dia ga mau keluar. "Sini aja," kata kak Dwi lembut. Akhirnya gue masuk ke 9-8.

Gue nemuin dia yang nunduk di meja, kak Dwi nepuk-nepukin punggungnya. Dia mungkin nangis. Gue merendah, berdiri pake lutut. Narik napas panjang, "Kak Firzha," dia ngangkat kepalanya, tangannya basah. Air mata. Gue ambil tangan kanannya. Liat dia nangis gini kok gue malah ikut-ikutan ke tusuk ya?

Gue pegang tangannya nundukin kepala di tangannya, "kak Firzha maafin aku, maafin aku, aku khilaf. Maaf banget," gue masih pegang tangannya. Dia biarin aja gue pegang. Ga berusaha lepasin. Dia berusaha angkat kepala gue, gue liat matanya masih berkaca-kaca. "Iya, aku maafin," dia ngangguk. Giliran pegangin tangan. Sekali lagi dia ngomong, "aku maafin kamu," seisi kelas comblangin, "CIE,". Gue minta maaf ke 9-8, "maaf ya kelas 9-8," buru-buru pergi. Lari, narik keras tangan si Amber buat buru-buru pergi dari lorong.

"Apa, Rei?" Dia nanya gue, gue ga jawab masih lari buru-buru mau masuk kelas 8-8. Ketawa-ketawa ga jelas. Entah kenapa. Salting.

Di kelas gue jelasin semuanya ke Lia, Amber dan Keiran. "Jangan sampe lah kalian pacaran, hehe," kata Keiran.

Gue diem aja nunduk. Berusaha lupain kejadian tadi. Berusaha lupain semua kesalahan. Berusaha lupain kejadian labrakan tadi. Berusaha lupain tadi yang di bentak dari kelas sama kak Sonny. Pas jam pulang gue sengaja pulang paling telat di jam tiga pas. Berusaha ga ketemu kelas 9-8 itu lagi. Pulang udah sepi di jalan, kali ini gue pulang berdua sama Lia.

Continue Reading

You'll Also Like

402K 45.7K 28
"𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒐𝒖𝒍𝒅 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌 𝒎𝒚 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏 𝒕𝒘𝒐 𝒃𝒖𝒕 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒊𝒕 𝒉𝒆𝒂𝒍𝒔, 𝒊𝒕 𝒃𝒆𝒂𝒕𝒔 𝒇𝒐𝒓 𝒚𝒐𝒖" ...
10.1M 303K 53
Anna Krause is in her senior year and more than ready to leave high school behind and start a new, fresh life without homework. What she didn't expec...
4M 166K 63
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
1.3M 33.3K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...