Bad The Geng

By chihamusen

286K 3.4K 340

Meera kira the geng cowok yang pernah menolongnya akan mau berteman tulus dengan dirinya, akan tetapi salah s... More

Sentuhan terlarang?!
Getaran Candu?!
Dada yang menantang?!
Cumbuan panas?!
Tempat Gelap Bercinta?!
Terima Hadiah?!
Seseorang yang datang!?
Permen Manis dimulutnya?!
Pengen Ngenwe?!
Telan sayang?!
Mencuri sesuatu?!
Sebuah Apartemen!?
Kaos dan Bercak noda?!
Penguntit!?
Ketergantungan nafsu?!
Olahraga Bersama?!
Menggigit manis.
Gadis kesayangan?!
Janji Susu?!
Hubungan sesuatu?!
Sebuah Rencana?!
Siasat buruknya?!
Maaf Terlambat?!
Kaden VS Yurra
Mengambil kesuciannya?! ⚠️
Shit! Brother Love?!
Jalang incaran?!
Mafia Family!?
Usapan Bibirnya?!

Menjadi lebih baik

4.7K 87 3
By chihamusen

VOTE and KOMENTAR YAA!!

Semoga suka dan terhibur....

Harap maklum typo's bertebaran....

"Nih minum dulu. Lo bisa istirahat sebentar,," kata Gaztra setelah Meera cukup lama berolahraga hampir tiga jam lamanya. Ditemani oleh Sevan dan Enggar yang terus melatihnya. Kadang dua cowok itu sesekali mencari kesempatan untuk mencoba memegangi berjamaah bahkan meraba-raba bagian tubuh Meera saat gadis itu harus mengubah posisinya untuk bergerak yang benar melakukan persendian agar tak terlalu kaku.

Gaztra yang berjalan sebentar mendekati gadis sambil memberikan botol minumnya sendiri pada gadis itu. Meera pun menerimanyasetelah terduduk letih lalu sempat mendongak ke arah cowok itu  menatapnya sejenak.

"Hah! Hah! Makasih ya..." ujar Meera mulai tersenyum pelan dengan sedikit terengah. Wajah Gaztra terlihat sedikit datar dengan membalasnya meangguk singkat.

"Wah cuma Meera doang yang dikasih kita enggak heh?!" sewot Sevan sebentar ia juga kehausan setalah beberapa kali menegur Meera yang salah saat selama olahraga tadi. Enggar pun meangguk setuju. Ia terlihat ingin menyuruh Gaztra kembali untuk mengambilkan minuman mereka juga.

"Bangsat Lo dikira gue babu apa heh?!" desis Gaztra sedikit melotot tajam.

"Iya-iya tenang aja gue bisa ambil sendiri kok,," kicep Enggar seketika berdiri mengambil botolnya. Sevan pun memutar jengah matanya. Ia terlalu lelah jika ingin mengikuti langkah Enggar.

"Pasti Lo mau ngeracunin dia kan?" tukas Sevan kembali beralih mulai curiga. "tumbenan banget." decihnya sinis. 

Meera yang sudah meminumnya tadi sempat tersedak begitu mendengar Sevan berkata hal seperti itu dan Gaztra terlihat mengerut kesal. "Gue bukan orang yang licik sengaja campurin minumannya sama obat biar dia harus berakhir tidur bareng sama gue sorry gue masih waras,," sinis Gaztra mendelik penuh tajam.

Rivanca pun seakan tersindir saat begitu mendengar penuturan Gaztra yang berbicara seperti itu membuatnya sedikit malu dan teringat sendiri akan kelakuannya dialah orangnya yang sudah berbuat curang pada seorang gadis yang diincarnya sedang duduk berada didepan matanya saat ini, Rivanca tak berani untuk menatap ke arahnya saat Meera juga hanya melihatnya sekilas. Rivanca hanya menoleh ke arah Gaztra dengan sedikit lebih tajam. Meski temannya itu belum menyadarinya.

"Biasa aja kali ngeliatinya tuh biji mata Lo hampir jatuh keluar!!" cibir Sevan begitu akan saat melihat tatapan tajam Rivanca terarah pada Gaztra. Gaztra pikir Sevan sedang ingin mengajaknya berantem, namun cowok itu malah melirik ke arah lain hingga Gaztra mengikuti arah pandangan Sevan padanya.

"Kenapa Lo liat-liat?!"Gaztra pun menoleh pada Rivanca saat Sevan mencibirnya membuat Gaztra menyadarinya begitu Rivanca tak sempat mengalihkan tatapannya dari cowok itu.

"Gue punya mata ya kali buta ngeliat Lo?!" dengus Rivanca geli sesaat. Sialan! Sevan punya mulut yang terlalu merepotkan. Akan bahaya kalau Gaztra juga ikut tersinggung padanya tadi, matanya tanpa sadar melayangkan tatapan tajam pada temannya itu. Jangan sampai anak-anak akan tahu dengan kelakuan Rivanca dibelakang mereka yang telah membodohi seorang gadis yang menjadi teman barunya dalam geng Bangs.

Rivanca hampir saja lupa kalau Sevan itu tipe yang paling peka diantara temannya yang lain. Salah sedikit saja dia akan langsung menaruh kecurigaannya yang berlebihan diam-diam. Rivanca harus lebih berhati-hati lagi dalam menyembunyikan sikap anehnya.

"Sini bagi! Gue mau minum juga." kata Sevan sambil ingin merampas botol yang masih berada dari tangan gadis itu tadi. Meera baru setengah meminumnya saat berhenti karena masih tersedak. "Iya kalau kamu mau, nih ambil aja buat kamu. Gak papa kok,," ujar Meera sedikit terkekeh pelan seakan ingin menawarkannya juga pada cowok itu yang duduk dekat disampingnya.

Sevan pun meminumnya hingga botol itu tandas begitu ia meneguknya sampai habis. "Ahh segarnya..." desah Sevan sejenak.

"Sialan lo! Itu bukan buat Lo bego,," decak Gaztra agak kesal seakan tak terima kini merasa dirinya seakan jadi terlihat seperti babu untuk seorang Sevan baginya sempat ingin menyuruhnya tadi, namun Gaztra tak mempedulikan temannya. Cowok itu sedikit tersenyum puas melihat wajah Gaztra yang merenggut kemudian saat Meera dengan entengnya memberikan botol miliknya tadi untuk temannya itu.

"Thanks Meera..." balas Sevan malah tersenyum lembut ke arah gadis itu dan mengabaikan ocehan tak terima Gaztra tadi padanya.

Enggar baru kembali cowok itu sudah meminum air putih dari botolnya yang telah dia ambil. Lalu dia pun menyiramkan air itu ke wajahnya hingga membasahi bagian tubuh atasnya yang tidak tertutupi pakaiannya. Lalu mengelap badannya dengan baju kaosnya sendiri sebagai handuk setelah sempat melepaskannya lebih dulu sebelum mulai berolahraga. Enggar hanya ingin menemani supaya sana dengan gadis itu yang terlihat seksi dengan seragam yang terikat diatas perutnya. Jadi Meera tak perlu harus merasa malu karena Enggar juga tak memakai bajunya.

"Saatnya kita pulang udah terlalu sore bentar lagi mau malam!!" ujar Adhery yang entah sudah berapa lama menunggunya. Sambil cowok itu juga menutup bukunya selesai.

Sedangkan Kaden cowok itu pamit lebih dulu ketika sang ayah untuk minta mengembalikan burung beo yang dibawa Kaden ke sekolah karena suruhan ayahnya sendiri agar bisa belajar berbicara bahasa manusia dan lebih pintar dari anaknya sendiri. "Sialan kenapa nggak sekalian bokap kawin sama monyet aja sih?!" omel Kaden sempat menggerutu kesal.

"Ayo Meera biar gue anter pulang. " kata Rivanca langsung menarik tangan gadis itu memaksanya untuk segera berdiri dari duduknya. Meera cukup tersentak belum siap.

"Gak usah! Aku bisa sendiri!!" Meera menepis tangan Rivanca. Sebisa mungkin agar tak terlihat lebih kasar didepan para teman cowok itu. Ia menatap cowok sedikit tidak suka saat akan diseret oleh Rivanca yang sedari tadi tidak sabaran ingin meninggalkan markas mereka.

"Lo pasti kecapean! Mau ya sama gue pliss..." desis Rivanca memelas kecil meski sedikit tak terima Meera sempat menghempaskan tangannya sebentar.

"Jangan maksa dia lah bro! Orang nggak mau gak usah maksain gitu juga,," cibir Sevan langsung bangkit berdiri. Melihat Rivanca yang sedang menahan emosinya. Sevan tak akan membiarkan Rivanca untuk berbuat lebih pada gadis ketika Meera yang tak nyaman dengan temannya itu.

"Gue gak ngajak Lo! Gak usah bacot deh!!" sengit Rivanca tajam. Sevan benar-benar ingin memancingnya. Tentu saja Sevan tak ingin kalah. Enggar memutar jengah bola matanya. Seperti teringat hari kemarin soal Rivanca yang suka menyebalkan jika berkaitan dengan Meera.

"Meera biar gue yang anterin dia pulang, Lo pada gak usah saling ribut deh malas gue ngurusin kalian!!"tegas Adhery menengahinya. Meera yang sebelumnya tadi dibuat bingung oleh keributan mereka, membuatnya tak ingin berlama-lama lagi disini, lalu perlahan menghampiri Adhery ketika cowok berwajah dingin itu juga memanggilnya untuk segera mendekat enggan padanya.

"Rivanca tadi dia bukan menawarkan tumpangan, tapi mau mengajukan dirinya untuk buat menjalin hubungan aneh juga sama Meera." Sevan berbisik pelan pada Enggar seakan sok tahu ingin memberitahunya. Enggar sontak melototkan matanya. "Gak bakalan gue biarin deh dia bisa memilikinya. Enak aja!!" Enggar tak akan pernah setuju. Baginya Meera tetap pilihannya yang pertama, sedari dulu sebelum para temannya itu mulai tertarik menyukai gadis itu juga.

"Yeah... Saingan juga dong kita!!" celetuk Sevan seketika. Enggar sedikit terkejut pada Sevan yang seolah ikut jujur mengatakannya bahwa keduanya pun mulai sekarang akan menjadi rival demi bisa mendapatkan gadis itu.

Meera akhirnya dibawa oleh Adhery keluar dari sana. Cowok berkacamata itu telah menengahinya. Ia tak mau Rivanca yang lebih memaksa gadis itu padahal tahu dia sudah menolaknya. Lalu Sevan yang suka selalu ingin berdebat temannya itu akan tak mau mengalah begitu saja jika Rivanca akan ikutan terpancing emosinya. Tapi masih ada Gaztra diantara mereka yang akan bisa mengatasinya kedua bocah besar itu.

***

"Kalau dilihat-lihat Yurra itu agak baik sih, cuma ketutup aja sok bergaul sama geng Rhea. Dia beruntung gak dijebloskan jadi pasien RSJ juga." kata Kaden saat memainkan isi ponselnya. Cowok bertopi itu teringat sebentar pernah melihat video snapgram Yurra yang lebih akrab dengan geng Rhea. Bisa dibilang mereka lebih dari sekedar sahabat. Kaden terkekeh pelan sejenak. Pernah melihat sorotan menarik video Yurra dengan geng Rhea menjadi kenangan. Terlihat Yurra berusaha menutupi bagian belahan dada Rhea dan Della dengan menggunakan kedua tangannya. Rhea tertawa saat Yurra agak panik. Lalu Della menatap sebal pada gadis. Gagal deh, niatnya ingin cari perhatian saat Yurra tak membiarkan mereka sedikit memamerkannya. Tanpa sadar Kaden ikut terkekeh menontonnya sebentar saat itu.

"Hah?! Gak salah Lo? Palingan sama aja dia! Coba aja waktu kemarin gak absen sakit, gue yakin dia sudah gabung sama orang gila, dijemput juga sama para bidan beranak itu buat kelahirannya yang baru di tempat sana,," sahut Enggar sedikit ogah mengingat para geng cewek itu dulu.

"Dhery, Yurra masih suka nggak ya sama Lo? Biasanya cewek itu suka minta maaf mulu sama Lo walau nggak salah demi membela geng mereka,," ucap Kaden mengalihkan pandangannya pada cowok berkacamata itu yang sok sibuk mengerjakan tugasnya. Kaden terkekeh lucu sedikit memperhatikannya.

"Gak ada urusan gue, ngapain juga coba ngomongin dia gak sudi gue dengarinnya!!" ucap Adhery seakan terganggu sekali dengan Yurra yang hanya diam saja di tempatnya namun bagi Adhery membicarakan cewek itu membuat lebih risih.

Meera terdiam mendengarkan para cowok itu mulai membahas Yurra. Tidak bisa Meera pungkiri cewek itu masih bisa sedikit bersikap baik padanya dulu. Ia jadi tiba-tiba teringat saat Yurra pernah menahan tangan Rhea yang hampir ingin menampar keras wajahnya, padahal saat itu wajah Meera sedikit terluka dibagian sudut bibirnya entah kerena apa, ia pikir mendapat sariawan meski terasa aneh. Saat waktu ia baru pulih dari rasa sakitnya selama dia tak ada kabarnya datang ke sekolah untuk yang pertamanya karena rokok sialan itu, dia juga menjadi target sasaran Rivanca diam-diam tanpa Meera inginkan dan sadari kalau cowok itu yang sudah mengambil keuntungan darinya.

"Jangan Rhe... Lo mau bikin wajah Meera lebih rusak lagi? Bukannya dia akan berhasil menggoda mereka malah bukti luka itu membuat Lo bisa semakin dituduh langsung udah nyakitin Meera sebelum lo beneran menyentuhnya,," tangan Yurra dengan cepat menghentikan sebuah tamparan yang hampir saja melayang ke wajah Meera namun tertahan oleh cewek itu yang mencegahnya.

"Sana Lo pergi sebelum gue tendang!!" usir Rhea galak seakan tak bisa menahan emosinya lagi. Meera segera berlari menjauhinya. Untung saja ada Yurra yang masih bisa menyelamatkannya dari amukan geng cewek itu. Jika tidak mungkin Meera akan dibuat lebih babak belur lagi setelah setiap malam wajahnya yang dipenuhi rasa nyeri pada bibirnya meski Meera tak bisa mengingatnya apa yang sudah terjadi. Ia masih berpikir dirinya sakit dan benar-benar sariawan dimulutnya.

"Mau kemana Meera? Lo mau balik ke meja dulu Lo itu lagi?" tanya Sevan sambil melirik ke arah Yurra sekilas. Cewek itu diam seakan melamun di seberang mejanya terdiam duduk disana tanpa ditemani oleh geng Rhea kedua temannya itu bersama Della yang biasanya selalu hiperaktif apalagi Meera yang dibuat menjadi bahan lelucon untuk mereka sebagai budaknya saat itu.

"Jangan dekat-dekat sama dia." tegur Adhery seketika melihat gadis itu bangkit berdiri.

"Aku cuma mau nyapa dia doang kok, dia udah gak punya teman lagi setelah Rhea keluar dari sekolah ini." jawab Meera sebelum akan beranjak mendekati Yurra sebentar.

"Tapi ingat ya Lo tetap duduknya disini! Jangan pindah seenaknya." dengus Sevan.  Meera hanya meanggukkan kepalanya. "Iya enggak kok." balas gadis itu.

"Yurra, kalau kamu butuh sesuatu sama aku bilang aja ya.... Kamu mau enggak ikut keluar bersama?" ajak Meera begitu berdiri disamping Meja Yurra. Cewek itu hanya meliriknya tajam, tanpa ingin menjawabnya. Ia pun lantas berdiri dan berlalu ingin pergi dengan sengaja juga sempat menabrak bahu Meera begitu kasar.

"Cih! Lo liat tuh Den udah tetap dibaikin Meera masih aja tuh anak dendaman!!" decih Enggar pelan. Kaden terdiam sebentar.

"Dia masih gak terima kedua temannya beneran udah Lo kirim kesana." Kaden menoleh seakan pada Adhery. Terlihat cowok itu juga tak peduli sama sekali mengenai soal keadaan Yurra bagaimana setelah tahu temannya menderita sudah meninggalkan pergi.

"Meer Lo gak usah pedulikan dia. Buang-buang tenaga buat mikirin dia." ujar Sevan setelah gadis kembali.

"Bagaimanapun juga Yurra pernah jadi teman baru aku dulu saat pindah kesini,," kata Meera masih merasa sangat bersalah begitu melihat Yurra sendirian tanpa ada yang mau berteman dengannya.

"Musuh Lo kali! Dia aja gak mau temanan sama Lo. Ada kita gak usah pedulikan dia juga lagi!!" ucap Sevan mengingatkan.

"Tau Meer entar Lo kena sial kalau sama Yurra. Sama kita lebih aman kok." Enggar mengedip sebelah matanya sambil merangkul gadis itu. "Ayo kita kekantin gue udah laper." ajak Gaztra juga menarik tangan gadis itu begitu saat terdengar jam istirahat berdering nyaring.

"Bangun Van jangan mati dulu Lo!!" Kaden membangunkan cowok yang tertidur pulas dikelas itu.

"Hmm... Mana Meera?" tanya laki-laki itu saat mulai terbangun masih mengantuk dengan malasnya, malah langsung teringat mencari gadis itu lebih dulu.

"Pergi duluan sama trio kampret ke kantin, keburu Gaztra lapar sebelum gigit tangan gue nih,," jawab Kaden mendengus kesal sebentar.

"Hah?! Gue ketinggalan bangsat!!" Rivanca seketika terbangun dengan lebih segar. Biasanya cowok itu susah sekali untuk dibangunkan sebelum berkali-kali harus diseret dari tempatnya. Hingga Rivanca langsung segera berlari ingin menyusul gadis itu bersama temannya yang lain.

"Sialan tuh bocah! Bukannya stay disini malah berburu kesetanan!!" heran Kaden bingung.

Adhery pun beranjak diikuti oleh Kaden. Jika Rivanca belum bangun Adhery tak akan meninggalkan begitu saja. Lalu termasuk Kaden yang sangat malas jika dia yang harus disuruh setiap kali akan membangunkan Rivanca dari tidur kematiannya. Kalau tidak Kaden lakukan yang ada dia akan di kubur hidup-hidup oleh cowok itu.

"Cepat banget lagi dia ngejar hantunya..." Tidak tahu saja kalau Rivanca benar-benar ingin marah saat tahu dia tinggalkan begitu saja oleh Meera dan teman-teman sialannya itu seakan ingin mencoba berniat memisahkan Rivanca dari gadis itu.

"Awas Lo, gue bantai habis ini kalian semua berani udah ninggalin gue,," geram Vanca. Padahal dia ketua geng Bangs mereka. Tapi rupanya Sevan dan Enggar maupun Gaztra ikutan kompak sekali membawa Meera pergi begitu saja. Sepertinya teman-temannya itu ingin mencoba bersaing dengan Rivanca juga soal tentang gadis itu yang sama-sama menyukainya. Meski Meera belum terbiasa akan tingkah geng para cowok itu yang jauh berbeda sekali bisa bersikap cukup baik dibandingkan dengan geng Rhea dulu pernah menindasnya begitu buruk.

TBC...







Continue Reading

You'll Also Like

78.7K 7.6K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
55.2K 11.2K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
75.7K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
72.6K 5.3K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...