Kun Little Wife (HIATUS)

By AraZwaka

1K 159 50

"Biarku beritahu, aku memilihmu bukan untuk dijadikan sebagai pengganti dirinya. Kau dan dia memiliki tempat... More

Attention
00: Prologue
01: KLW
02: KLW
03: KLW
04: KLW
05: KLW
06: KLW
07: KLW
08: KLW
09: KLW
10: KLW
11: KLW
12: KLW
13: KLW
14: KLW
15: KLW
16: KLW
18: KLW
19: KLW
20: KLW
21: KLW
22: KLW
23: KLW
24: KLW
25: KLW
26: KLW
27: KLW
28: KLW
29: KLW (Special chapter)

17: KLW

16 5 0
By AraZwaka

***

Mentari mulai menampakkan dirinya melalui jendela kerja ruangan seseorang. Terlihat seorang pria tampan masih tertidur di atas sofa panjang di ruangannya tanpa sehelai selimut yang menutupi tubuhnya.

Ponsel yang bergetar membuat pria itu terbangun dari tidurnya. Ia melirik ponsel tersebut dan mematikan bunyi alarm. Pria itu bangun dan bersandar di punggung sofa. Tangannya memijat pangkal hidungnya yang sakit, dan kini ia juga meregangkan ototnya yang kaku. Matanya masih terpejam sembari terus memijat dengan pelan.

Helaan napas berat terdengar dari mulutnya. Ponselnya kembali bergetar dan berhasil menarik perhatian pria itu. Segera ia menjawab panggilan tersebut.

"Hallo?"
Suara Kun yang parau membuat gadis di seberang sana mengerutkan alisnya

"Kau baik-baik saja?"


Kun tersenyum, "Tentu, kenapa kau menghubungiku di pagi hari?"

"Ah, itu karena aku ingin berterima kasih"

"Untuk?"

"Mantel, kau yang mengirimkannya, 'kan?

"Apa terlihat jelas?"

Yeon soo tertawa
"Hanya aku yang menyadarinya. Berkat dirimu aku bisa tidur nyenyak"


Kun kembali tersenyum, "Syukurlah, aku sempat cemas karena di sana dingin"

"Tapi, bagaimana kau bisa tahu alamat villa Yangyang? Dan bagaimana paket itu bisa sampai dalam waktu cepat?" Dengan rasa penasaran Yeon soo bertanya

"Emm, mudah. Kau mengirimkan video dengan jelas, dan aku menyadari tempat itu?"

"Benarkah? Bagaimana bisa? Ini 'kan tempat pribadi"

"Qian Group bekerja sama dengan Liu Company, dan aku pernah ke villa itu untuk membicarakan bisnis dengan Ayah temanmu"

"Begitu, pantas saja"

"Sebelum kau mengirimkan video itu pun aku sudah tahu kalau temanmu akan mengajak ke sana, makanya aku dapat menemukanmu dengan mudah"

"Kau seperti detektif saja"

Kun tertawa,
"Dan soal paket, temanku tinggal di sekitar sana. Jadi aku memintanya untuk membelikan mantel di toko pakaian terdekat dan mengirimkannya ke villa"

"Woah, kau sungguh keren"

Kun tersenyum kecil,
"Yeon soo maaf, aku harus pergi sekarang. Ada kunjungan dari perusahaan Australia pagi ini, dan aku harus bersiap-siap untuk menyambut mereka."

"Hmm, tak apa"


"Sampai bertemu"

Pria itu menutuskan panggilan teleponnya dan menuju kamar mandi kecil yang ada di ruangannya itu.

Lain halnya dengan Yeon soo, gadis itu nampak sedikit cemas. Ia meremas ponsel sembari berpikir, lalu sebuah ide terlintas di benaknya. Segera gadis itu mencari sebuah nama di daftar kontak ponselnya. Setelah menemukan orang yang ia cari, gadis itu langsung menghubungi orang tersebut.

"Hallo? Oppa, ini aku"

"Siapa?"

Di seberang sana orang itu menyahut parau, khas orang baru bangun tidur

"Yeon soo"

Mata orang itu membulat lalu memastikan kembali nama yang baru disebutkan

"Yeon soo? Park Yeon soo?"

"Hmm, memangnya siapa lagi"

"Ahaha, benar. Untuk apa kau menghubungiku sepagi ini, ipar?"

"Di mana kau sekarang?"

"Kantor"

"Sepagi ini?"

"Ya, perusahaan kami akan dikunjungi oleh perusahaan Australia yang sepertinya ingin bekerja sama, makanya aku tinggal di kantor untuk menyambut mereka agar tidak terlambat"

"Kun-ssi juga?"

"Ya, dia tidur di ruangannya semalam"

"Dengan selimut?"

...

"Aku rasa tidak, karena di ruangan Hyung tak ada selimut"

"Lalu kau? Bagaimana denganmu?"

Jauh di sana, Sungchan meneguk salivanya kasar.

"Aku aman. Yeon jung memberikanku selimut semalam, hahaha"

Yeon soo menghela napasnya mendengar suara tawa terpaksa itu.

"Apa di ruangannya tidak ada kamar?"

"Ada, tapi Hyung jarang ke sana, sehingga kamar itu tak terawat. Mungkin sekarang banyak debu"

Kembali Yeon soo menghela napasnya panjang.

"Baiklah. Sebelum kalian bekerja, menyaraplah dulu, dan berikan dia selimut kalau kalian menginap di kantor lagi"

"Oke, akan kulakukan!"

"Hmm, terima kasih, Oppa"

"Sudah menjadi kewajibanku, Ipar"

Tut!

Sambungan telepon diputus begitu saja oleh Yeon soo. Ia menatap lurus ke arah pantai yang biru nan luas yang terhampar di depan matanya. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri sambil memikirkan Kun dalam benaknya.

"Yeon soo-ya, saatnya makan" tegur Hana

Namun, tak ada sahutan dari gadis itu. Ia masih saja melamun memandangi pemandangan indah tersebut.

"Yeon soo. Yaaa, Park Yeon soo!"

Dengan tepukan sedikit kencang, Hana berteriak kecil memanggil nama gadis itu

"Eoh, apa?" Yeon soo menoleh dengan tatapan mengerjap

"Ada apa denganmu? Dari tadi aku memanggil, tapi tidak kau jawab"

"Ahaha, maaf. Aku terpikir akan sesuatu tadi"

"Memangnya apa?"

"Liburan ini sangat menyenangkan, tapi sebentar lagi kita kembali ke kampus dan harus bertemu dengan dosen menyebalkan itu," alibi Yeon soo berusaha membuat Hana percaya.

Hana menghela napasnya kasar, "Benar. Profesor Hong sungguh membuat kita resah."

Yeon soo hanya tersenyum kecil

"Ah, sudahlah. Jangan bahas dia lagi. Kita harus menikmati liburan ini sampai puas" Hana merangkul pundak Yeon soo sembari berkata demikian

"Begitukah? Haruskah kita minum soju pagi ini untuk merayakannya?"

"Aku setuju, tetapi kita harus hati-hati agar tidak ketahuan yang lain. Akan menjadi masalah jika mereka tahu, apalagi Xiao Dejun, benarkan?"

"Benar, kita harus bersembunyi untuk itu"

Tok..tok..tok..

Sungchan membuka pintu ruangan Kun dan tidak mendapati pria itu di sana. Ia menghela napas lega, lalu lelaki itu menhendap-ngendap masuk sambil meletakkan sebungkus berisi makanan untuk Kun.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Kun datar

Sungchan terlonjak kaget. "Aish, kau mengejutkanku!"

Kun mendekat dan melihat bungkus itu. "Apa itu?"

"Sarapan untukmu. Menyaraplah dulu sebelum bekerja"

Kun memicingkan matanya. "Tumben, kau tidak pernah baik sebelumnya padaku."

"Yaaa, itu tidak benar! Aku selalu baik padamu. Kau lupa apa yang kulakukan untuk kencan but-"

"Ya ya ya, baiklah. Kau yang paling baik" potong Kun lelah

Sungchan tersenyum senang. "Itu memang kenyataannya,"

"Baiklah, Jung Sungchan. Sekarang bisa katakan siapa yang menyuruhmu membelikanku sarapan?"

"Aish, tidak bisakah kau menyarap dengan tenang saja tanpa bertanya, huh?"

"Aku harus tahu dulu, agar bisa kumakan dengan tenang"

"Astaga, kau benar-benar..." Sungchan menarik napasnya panjang. "Istrimu, kekasihmu, iparku, Park Yeon soo yang menyuruhku!"

"Yeon soo?"

"Ya, dia meneleponku tadi pagi dan menanyakan tentangmu. Mau tak mau aku harus menjawab semua pertanyaannya"

"Hmm, begitu rupanya" Kun tersenyum tipis. "Baiklah, terima kasih sarapannya."

"No problem. Jangan lupa habiskan agar dia tidak marah"

"Jangan khawatir. Kau tidak ikut makan?"

"Aku makan bersama Yeon jung" jawab Sungchan diakhiri cengiran lebarnya. "Aku pergi dulu, dah~"

"Cih, dasar budak cinta!" gumam Kun tertawa kecil

"Aku akan mengantarmu pulang" kata Dejun begitu mereka sudah mendarat di Seoul.

"Bagaimana dengan yang lain?" Tanya Yeon soo

"Jangan cemas, kami akan diantar Yangyang, benarkan?" Jieun menyenggol lengan lelaki Liu itu yang sedang fokus memainkan ponselnya

Yangyang menoleh sekilas lalu mengangguk

"Baiklah, kalau begitu sampai bertemu di kampus."

"Ya, beristirahatlah" kata Hana tersenyum simpul

Yeon soo mengangguk singkat. Gadis itu dan Dejun melambaikan tangan mereka, sebelum masuk ke dalam mobil milik lelaki itu. Beberapa saat kemudian, mereka telah melaju membelah kota Seoul yang sibuk.

Tak ada percakapan di antara mereka. Yeon soo sibuk dengan pikirannya dan Dejun fokus menyetir mobil. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah Yeon soo. Lelaki itu menyeret koper sang gadis, sedangkan Yeon soo berjalan di depannya.

"Aku pulang" seperti biasa, itulah yang diucapkan Yeon soo begitu membuka pintu rumahnya

"Masuklah,"

Dejun mengangguk lalu diletakkannya koper Yeon soo di samping sofa di ruang tamu.

"Kau mau minum?" Tawar Yeon soo pada lelaki itu

"Boleh" jawabnya

"Tunggu sebentar,"

Gadis itu masuk ke dapur, ia membuka pintu kulkas untuk mencari minuman dingin. Dibawanya dua buah kaleng cola menuju Dejun. Yeon soo menyerahkan sekaleng pada lelaki itu, lalu ia duduk di sofa yang ada di seberang Dejun. Mereka meminum dalam diam, tanpa ada yang berbicara.

Terlalu lama hening, akhirnya Dejun membuka suaranya. "Apa Bibi dan Paman belum pulang?"

"Mereka menginap di rumah Nenek lagi,"

"Ah, begitu. Bagaimana dengan Noona?"

"Sepertinya dia lembur, karena perusahaannya baru saja kerja sama dengan perusahaan luar"

"Benarkah?"

"Ya"

"Apa kau mau kutemani sampai Noona pulang?"

Yeon soo mendongak. "Tidak perlu. Lagi pula ini bukan kali pertama mereka pergi, jadi tak apa. Aku sudah terbiasa." tolak gadis itu sembari tersenyum manis

"Baiklah jika itu maumu," Dejun berdiri dari duduknya. "Kalau begitu aku pulang dulu. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu"

Yeon soo mengangguk patuh. Ia mengikuti Dejun keluar rumah.

"Xiaojun-ah, hati-hati di jalan. Telepon aku jika kau sudah sampai di rumah, ya. Berikan salamku pada Paman, Bibi, dan Zhan Oppa, okay!?"

Dejun berdecih kecil. "Baiklah, dasar cerewet!" Lelaki itu mengacak-ngacak rambut Yeon soo sebelum pergi meninggalkan rumah sang sahabat.

Yeon soo melambaikan tangannya kemudian masuk ke dalam. Gadis itu menyeret kopernya ke kamar.

Yeon soo
Ibu, aku sudah pulang. Apa Ibu sungguh menginap di rumah Nenek?

Tak lama kemudian, sebuah balasan Yeon soo dapatkan

Ibu
Iya, Ibu akan pulang besok. Di mana Yeon jung?

Yeon soo
Eonni masih di kantor, dia bilang lembur

Ibu
Benarkah? Kau tak apa sendirian?

Yeon soo tersenyum

Yeon soo
Tentu saja, aku gadis yang dewasa dan pemberani

Ibu
Ibu tahu kau bisa diandalkan
Ah iya, kemarin Kun datang ke rumah

Yeon soo langsung mengubungi Nara begitu membaca pesan itu.

"Hallo? Ibu?"

"Apa? Ibu mendengarmu"

"Kun, apa dia sungguh ke rumah kemarin?"

"Iya, dia menitipkan sesuatu untukmu.
Apa kau di kamar?"

"Hmm"

"Di rak bukumu, ada kotak berwarna pink. Itu untukmu"

Yeon soo langsung berlari menuju rak tersebut, matanya menangkap kotak berukuran sedang, tangannya mengambil kotak tersebut.

"Apa kau sudah menemukannya?"

"Iya, apa boleh kubuka?"

"Kenapa bertanya Ibu? Tanyakan saja pada kekasihmu"

Mata Yeon soo membelalakkan kaget, "Bagaimana Ibu tahu?"

"Ck, Ibu ini sangat peka terhadap putri-putri Ibu. Selain kau, Ibu juga tahu Yeon jung berkencan dengan Sungchan sekretaris Kun, benarkan?"

"Wah, hebat. Sejak kapan Ibu tahu?"

"Sejak mereka berdua sering datang kemari"

Yeon soo meringis mendengar sahutan sang Ibu, "Apa Ayah tahu?"

"Hmm, Ibu memberitahunya"

"Lalu, apa Ayah dan Ibu marah?"

"Kenapa kami harus marah? Kami senang kalian mempunyai pacar. Apalagi pacar kalian orang yang dewasa dan berpikiran terbuka"

Yeon soo tersenyum hangat mendengarnya. "Terima kasih, Bu"

"Ya sudah, sekarang kau istirahatlah"

"Tentu, Ibu juga. Berikan salamku untuk Nenek"

Yeon soo menutup ponselnya. Tangannya bergerak untuk membuka kotak berwarna pink itu. Ketika membuka, matanya langsung berbinar senang.

"Terima kasih, Kun-ssi!"
















































Martabak manis

Continue Reading

You'll Also Like

268K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
77.8K 7.1K 11
High rank #2Jaerose #4 lifestyle #5 #blackpinkrose Banyak orang yang selalu menyebut kami adalah pasangan yang sempurna dan memiliki anak yang begitu...
29K 1.4K 33
Aku takut jika rasa ini hanyalah sebuah mimpi untukku - Mina Aku di sini, selalu di sini hanya untuk kamu, Minaku - Jungwoo ⚠ Bahasa Baku
445K 86.8K 49
Gimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Ten? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti. Ini cerita tent...