DERMAGA//

By suroyyanurlaily

3.7K 123 10

๐™ˆ๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฅ๐™– ๐™จ๐™š๐™ค๐™ง๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™–๐™ฎ๐™–๐™ ๐™—๐™š๐™œ๐™ž๐™ฉ๐™ช ๐™ฉ๐™š๐™œ๐™– ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™ฃ๐™–๐™ ๐™ฃ๐™ฎ๐™–? " Aku selalu menyay... More

PROLOG//
{1}. Awal Cerita//
{2}. Pertemuan Mereka//
{3}. Menikmati Senja Bersamamu//
{4}. Awal Kisah Sang Bumantara & Shandya//
{5}.Apa definisi rumah bagi Bumantara & Sandhya? //
{6}. Kebersamaan//
{7} . Dia Hanya membutuhkan Bulan dan bintang untuk Menemaninya//
{8}. Tentang Indiya latita//
{9}. Hari Ini Hujan Turun//
{11}. Bandung Menangis//
{12}. Hei! you, aku merindukanmu//
{13}. Bulannya Indah Kayak Kamu//
{14}. Apa Itu...Bahagia?//
{15}. Kita hari ini//
{16}. It's Oky//
{17}. Sekuat Sesakit //
{18}. RUMAH//

{10}. Di Dunia Ini Masih Banyak Orang Baik//

54 4 0
By suroyyanurlaily

Happy reading📖

Tandai typo!!

--Dermaga//--

 
  " Pokoknya kalian harus berdua ikut papah nanti malem ke acara sahabat papah. " Ucap Adrian, menengahi anak dan istrinya yang saling bertatap tajam sedari tadi.

" Ingat! Tampilan kamu harus bagus jangan malu-maluin. " Peringat mamah nya sebelum meninggalkan Lilya juga di ruang makan.

Lilya menghela nafas kemudian melihat seluruh makanan di meja yang masih banyak, ia menaruhnya satu persatu di dalam etalase untuk makan malam nanti.

Lilya melangkah kan kakinya menuju tangga menaiki tangga itu dengan hati-hati, sesampainya di pintu kamar ia langsung masuk ke dalam dan menutupnya dengan rapat.

Lilya duduk di kursi yang berada di dekat meja belajar nya, ketika ia ingin membuka aplikasi tiktok tiba-tiba seseorang mengajak nya untuk video call belum sempat Lilya menolak, sebuah tombol berwarna merah menampakkan dirinya mau tak mau Lilya mengusap tombol itu ke atas.

" Hm, apaan? " Tanya Lilya dengan sedikit ketus.

" Ketus banget, nanti cantik nya hilang. " Goda laki-laki yang berada di seberang.

" Narsis banget lo. Ngapain nge-video call?? " Tanya Lilya.

" Gw kangen sama lo. " Ujar pemuda itu sambil menggembungkan pipinya kemudian setelah itu ia mengibaskan poninya.

Gemes banget!!

" Kamar lo berantakan banget. " Candra menengok ke belakang dan mengangguk paham, banyak sekali mainan yang berserakan di kasur dan lantai kamarnya di sebabkan oleh bocil yang berada di bawahnya yang sedang enteng dengan eskrim nya.

Candra memperlihatkan sepupunya kepada Lilya, " Gemes banget, anak siapa tu Cand. "

" Anak bibi gw. Capek banget jadi baby sitter. " Lilya tertawa mendengar keluhan itu.

" Ke sini yuk Lya. " Ajak Candra sembari memakan sesuatu di mulut nya.

Belum sempat, Lilya menjawab ia di kejutkan oleh pintu nya dibuka oleh seseorang dan menampakkan mamahnya yang membawa tiga sebuah dress berbeda warna.

" Lilya, kamu lagi telponan sama siapa? " Lilya berusaha menutup layar yang dengan jelas menampakkan pemuda yang memandanginya bingung dengan telapak tangan kanannya.

" Hah? N-nggak kok mah. Mamah ngapain ke kamar aku? " Tanya Lilya lagi dengan tangannya membalikkan handphone nya menutupi layar itu.

" Baju buat nanti malam, kamu pilih yang mana kamu suka. " Gadis itu mengangguk mengerti, Afifa menaruh baju yang ia tunjukkan tadi di kasur dan segera keluar dari kamar Lilya.

" E-eh, mah boleh nggak aku ke rumah temen, cuman sebentar kok. " Izin Lilya sebelum mamahnya pergi dari kamarnya.

" Laki-laki atau perempuan? "

" Em... L-laki-laki mah. " Ucap Lilya sedikit gugup.

" Nata? " Lilya menggeleng membuat Afifa mengangguk memberi izin Lilya untuk keluar.

Lilya tersenyum dan berterima kasih kepada mamahnya sebelum mamahnya menutup pintu kamarnya.

Gadis itu mengambil ketiga baju berbagai warna itu, ia kembali mendirikan benda persegi panjang itu dan memanggil nama laki-laki yang berada di seberang yang ternyata tidak mematikan video call tadi.

" Jadi gimana? " Tanya Candra menanyai yang tadi.

" Gw ke sana sekarang. Gw mau nanya, menurut lo di antara ketiga ini yang paling bagus yang mana? " Lilya menunjukkan tiga baju tadi kepada candra begitupun dengan Candra yang mengamati baju-baju yang tidak bisa ia mengerti.

" Yang putih hitam deh, lebih bagus dari duanya menurut gw. " Lilya melihat baju berwarna putih yang dipadukan dengan warna hitam yang berada di tangan kirinya. Baju itu di padukan dengan hotpants putih yang pendek, jas berwarna putih di bagian kanannya dan hitam di sebelah kirinya dan rok berwarna hitam yang lumayan pendek.

" Putih hitam banget. Yang biru sama yang merah kenapa emang?

" Bagus juga sih. Gak tau ah gw, ngapain nanya ke gw sih? " Lilya terkekeh lalu menaruh baju itu di kasurnya.

" Matiin ya, gw ke sana sekarang. " Video call itu dimatikan duluan oleh Lilya. Gadis itu berjalan keluar dari rumahnya menuju rumah Candra dan Catra melewati dua rumah yang kosong tidak pernah ditempati oleh pemiliknya dan rumah yang satu lagi banyak orang yang mengatakan kalau rumah yang bersebelahan dengan rumah si kembar itu angker.

Sesampainya di rumah dua C  Lilya langsung mengucapkan salam dan memanggil nama Candra, ia tidak bisa masuk ke halaman rumah itu dikarenakan gerbang nya yang terkunci.

" Lilya? Ngapain lo disini? " Lilya mengalihkan perhatian nya kepada seorang pemuda yang menggendong seorang anak kecil.

" Cat, Candra mana? " Tanyanya kepada Catra yang sibuk membuka gembok gerbang.

" Ada di dalam. "

" Udah cocok lo jadi ayah cat. " Goda Lilya kepada Catra yang sibuk menepuk-nepuk pantat anak kecil di gendongannya.

" Ada-ada aja lo lya. " Ujar Catra sambil tertawa. Diikuti oleh Lilya mereka berdua beriringan masuk ke dalam, sesekali Lilya mengajak Catra berbicara dan direspon baik oleh sang empu. Bener kata Indi, Catra itu tidak seburuk yang ia pikirkan hanya saja Catra itu memiliki sifat yang pemalu dan tidak banyak bicara tetapi, mudah tersenyum tidak seperti kembarannya.

" Cand, ada Lilya. " Tunjuk Catra kepada Candra ketika mereka sudah sampai di depan kamar Candra. Candra yang berselonjoran di lantai sembari memegang Barbie mendongak menatap keduanya begitupula anak kecil yang bersama dengan Candra main, menatap Lilya dengan bingung karena tidak pernah ia lihat sebelumnya.

" Dah ya, gw tinggal. Pintunya di buka, nggak baik cewek sama cowok berduaan di kamar. " Nasihat Catra dengan senyum lebar nya kepada mereka berdua.

" Lama-lama gw beliin lo kaca. " Bagaimana tidak, Candra yang selalu menjadi saksi perbucinan Catra dengan ceweknya, terkadang saudaranya itu selalu mengajak pacar nya ke kamar tanpa membuka lebar pintunya.

" Lo yang seharusnya beli kaca, udah jelek, pede nya kebangetan lagi. " Setelah mengatakan itu, Catra langsung pergi daripada mendengar ocehan adiknya.

Candra juga tidak mempermasalahkan nya karena orang yang tidak belekan yang hanya bisa melihat pesona nya, ia menyuruh Lilya untuk masuk ke dalam kamarnya  tak lupa juga ia menyuruh Lilya membuka pintu itu lebar-lebar.

" Kak Ezal, ini siapa? " Tunjuk seorang bocah yang sangat imut pada Lilya sangat penasaran,

" Temennya kakak, namanya kak Lya." Beritahu Candra dengan lembut kepada bocah itu, membuat Lilya sedikit tertegun.

" Hai, nama kamu siapa? " Tanya Lilya balik.

" Eys, " Jawabnya dengan ketus tanpa menengok ke Lilya, membuat ia tersenyum canggung.

" Jadi, gw ngapain di sini? " Lilya menduduki dirinya di sebelah Candra supaya bisa bersandar pada dinding.

" beresin ni mainan. " Suruh Candra sembari menunjuk mainan yang berserakan di mana-mana.

" Lo kira gw babu lo?! " Bentak Lilya, ketika Lilya ingin memukul Candra, justru langsung di berhenti kan oleh eysa yang sambil berkacak pinggang.

" Kak lya jangan pukul kak Ezal aku dong... " Ujarnya kemudian beralih memeluk Candra erat, Candra memeluk pinggang Eysa kemudian mencium pipi anak itu berkali-kali membuat Eysa senang dan tertawa.

Lilya memajukan mulutnya cemberut melihat keduanya. " Cand, lo kalok sama keluarga lo di panggil Ezar ya? "

" Iya."

" Kak Ezar nya punya aku, bukan punya Eys. " Goda lilya pada Eysa yang membuat anak itu ingin mengeluarkan air matanya. Candra menyubit lengan tangan Lilya sedikit keras membuat sang empu meringis.

" Ssst, nggak usah nangis ya. " Kata Candra menenangkan.

Lilya mendongak menatap jam yang berada di dinding, udah jam 16:09.

" Emangnya nanti lo mau kemana? " Tanya Candra tiba-tiba mengalihkan pembicaraan yang semula mendiamkan Eysa yang menangis, Lilya mengalihkan pandangannya menuju Candra kemudian menghela nafas berat.

" Ikut papah sama mamah pesta temen bisnis nya. "

" Mau keluar nggak? " Tawar Candra,

" Mau. " Jawab keduanya serempak. Candra, Lilya berdiri dari duduknya diikuti oleh Eysa kemudian anak itu berdiri dengan sangat imut tak lupa dengan senyum lebar nya yang membuat matanya sedikit terpejam.

" Kalian pacalan ya kayak kak ama... " Tuduhnya ketika melihat kedua manusia lawan jenis di sampingnya saling menautkan jari.

" Anak kecil zaman sekarang ya.. Udah tau yang namanya pacaran. " Gumam Lilya tetapi masih bisa di dengar oleh Candra dan Eysa.

" Kata kak ama kalo pegangan tangan itu tandanya orang pacalan. " Jelas Eysa dengan polos dan lugunya. astaga, Rama kamu bilang apa aja ke adekmu.

Sesampainya di luar, Eysa langsung menghampiri seorang pemuda yang duduk di halaman rumah beralaskan tikar tak lupa dengan makanan yang berceceran di sana, ia bersama seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.

Catra mengajak ketiganya untuk bergabung dengannya yang langsung di angguki.

" Halo, bayi.. " Sapa Lilya kepada anak kecil yang duduk di dalam pangkuan Catra, Oiz memandang bingung Lilya lalu kemudian tersenyum juga ketika melihat Lilya memberikan senyum termanis yang ia miliki.

" Ih, pipi kak Lya bolong. " Seru Eysa ketika melihat dua buah lesung pipi yang dimiliki Lilya, meskipun tidak lesung nya tidak terlalu dalam tapi tetap bisa di lihat oleh kedua mata.

Candra dan Catra serempak menatap pipi Lilya yang jelas terlihat bolong di sana.

" Ini itu namanya dimple. " Beritahu Lilya.

" Dim.. Apa? "

" Bahasa indonesia nya dimple apa? " Tanya Lilya kepada kedua cowok di sana. .

" Lesung pipi. "

Eysa tersenyum lalu mengusap kedua pipinya berharap ia mempunyai lesung pipi seperti Lilya, " Yah... Aku ndak punya. "

" Kak Aca punya. " Catra menunjukkan lesung pipi nya yang berada di sebelah kiri membuat Eysa memajukan kedua bibir nya cemberut.

" Nggak papa, kak Ezal juga nggak punya. " Kata Candra sambil menaruh kedua telunjuk nya di pipi.

" Adek Oiz juga nggak punya, " Lanjut Candra kepada bayi yang dari tadi sibuk sendiri.

" Eys, kamu main sama adek Oiz ya. " Suruh Catra menyuruh Eysa untuk menemani adeknya, ia mengangguk dan berpindah tempat di samping Catra.

" Nih makan. " Catra melemparkan satu buah roti yang terbungkus rapi kepada Lilya dan Candra, Lilya mengambil nya lalu mengamati bungkus roti itu.

" Gak dimakan? " Tanya Candra yang melihat Lilya membolak-balikkan bungkus roti yang ia pegang.

" Gw gak suka rasa vanila. " Kata Lilya yang membuat Candra langsung merebut roti itu dari tangan Lilya.

" Ihh, Candra!! " Seru Lilya, ia memukul dan berusaha mengambil roti itu kembali.

" Bentar woiy. Ni ambil punya gw. " Candra menyodorkan roti rasa coklat yang sudah ia makan sepotong kepada Lilya. Lilya memandang Candra datar.

" Nggak mau gw bekas lo. " Tolak Lilya mentah-mentah yang menyebabkan Candra menarik tangannya dan memakan semua roti rasa cokelat kesukaan Lilya.

" Kalian kenapa sih? " Tanya Catra yang sedari tadi diam menyimak perdebatan keduanya.

" Catra... Nakal banget kembaran lo. " Rengek Lilya merucutkan kedua bibir nya memandang Catra berharap pemuda itu menegur saudara kembarnya.

Berasa jaga dua bayi besar gw.

" Kek anak kecil lo berdua. Nih ambil."
Catra kembali memberikan satu roti rasa cokelat kepada Lilya yang langsung di terima dengan baik oleh sang empu.

" Makasih... " Catra tersenyum sebagai jawaban.

" Kak Lya sama kak Ezal kayak anak kecil, hehe. " Celetuk Eysa.

" Biarin, wlee. " Ucap Candra mengejek sepupunya.

Sudah setengah jam Lilya bermain di sana, langit Oranye sudah menampakkan dirinya.

" Dahlah, gw pulang dulu ya. Cand, Cat. Oiya, besok berangkat sama gw ya Cand. " Kata Lilya mengajak Candra untuk berangkat bareng ke sekolah bersamanya.

" Hm. "

Lilya melambaikan kedua tangannya kepada mereka semua terkhusus kepada eysa yang juga melambaikan tangannya sambil tersenyum manis kepada Lilya yang ingin meninggalkan perkarangan rumah candra.

" Lilya gw anter. " Tawar Candra yang langsung di gelengi oleh Lilya sebagai jawaban.

--Dermaga//--

" Kau terlalu fokus mencari satu bulan tanpa menghiraukan beribu bintang yang ada untukmu. "

Ada kritikan atau komentar dengan cerita ini?

Siapa yang baru tahu kalau candra itu takut sama cewek? Kenapa ya?

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 855 27
โš ๏ธWarningโš ๏ธ Vote sebelum scrollโ€ผ๏ธ ... Dia Cevia, pengidap gagal ginjal kronik yang terpaksa kehilangan sahabat masa kecilnya - Nathanio Hermawan - ka...
6.6K 44 2
[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW! SORRY KALAU ADA TYPO!] "๐—๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐—ฎ๐˜‚ ๐—ท๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ต ๐—ฐ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ฎ ๐—ฑ๐—ถ ๐—•๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐˜‚๐—ป๐—ด, ๐—ป๐—ฎ๐—ป๐˜๐—ถ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—น ๐—ท๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ต ๏ฟฝ...
33K 2.9K 41
Dia tersenyum untuk menutupi duka, tertawa untuk menutupi luka dan pura-pura terlihat bahagia di depan semua orang. Ini kisah dia Laut yang memiliki...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...