•[M] Crazy Husband [END]

By dbsiossmsjossn

1.2M 33.7K 4.3K

⚠️ • FOLLOW SEBELUM BACA!!! ⚠️ • DILARANG MENIRU° MENJIPLAK° MENYALIN MENGCOPY° DAN MEMPLAGIAT CERITA INI DAL... More

💸CH 1
💸CH 2
💸CH 3
💸CH 4
💸CH 5
💸CH 6
💸CH 7
💸CH 8
💸CH 9
💸CH 10
💸CH 11
💸CH 12
💸CH 13
💸CH 14
💸CH 15
💸CH 16
💸CH 17
💸CH 18
💸CH 19
💸CH 21
💸CH 22
💸CH 23
💸CH 24
💸CH 25
💸CH 26
💸CH 27
💸CH 28
💸CH 29
💸CH 30
💸CH 31
💸CH 32
💸CH 33
💸CH 34
💸CH 35
💸CH 36
💸CH 37
💸CH 38
💸CH 39
💸CH 40
💸CH 41
💸CH 42
💸CH 43
💸CH 44
💸CH 45
💸CH 46
💸CH 47 ENDING
CERITA BARU

💸CH 20

26.8K 887 130
By dbsiossmsjossn

Happy Reading My Bee 💸🖤

...

Matahari sudah bersinar terang di luar sana bahkan cahayanya sampai menyinari kamar namun itu tidak membuat Greeta mau terbangun dari tidurnya, sampai membuat Javer bingung melihat pada istrinya karena tidak biasanya Greeta belum terbangun saat jam kini sudah menunjukkan jam 10 pagi.

Javer pun mencoba membangunkan istrinya namun respon Greeta hanya bergeming sebentar dan kembali tertidur, membuat Javer yang melihat memilih ikut tertidur sambil memeluk tubuh istrinya yang berbalut selimut.

"Ayo bangun, kau belum sarapan." ujar Javer namun Greeta tidak menyahut ucappan suaminya itu.

Greeta tampak terlihat masih tertidur dengan nyenyak nya yang membuat Javer tampak terdiam menatap pada wajah istrinya, merapikan rambut berantakan Greeta lalu setelah itu Javer beralih mencium kening dan bahu istrinya yang membuat Greeta langsung menjauhkan tubuhnya dari Javer.

"Ayo bangun, ini sudah siang."

"Nanti."

"Masih mau tidur lagi?"

Greeta mengangguk sambil memeluk selimutnya yang membuat Javer langsung beralih menarik pelan tubuh istrinya untuk ia peluk, membuat Greeta langsung menerima pelukan suaminya sambil menyandarkan kepalanya dengan nyaman pada dada bidang Javer.

Javer pun tampak mengusap-usap bahu Greeta sambil menciumi kening istrinya, namun tidak berselang lama dari itu Greeta tiba-tiba saja mendorong dada Javer menjauh darinya yang membuat Javer kebingungan melihatnya.

"Ada apa?"

Greeta tidak menyahut dan segera beranjak duduk dari tidurnya yang membuat Javer langsung ikut bangun melihat khawatir pada istrinya karena Greeta tampak terlihat kesakitan sambil memegang perutnya.

"Ada apa, perutmu sakit?"

"Rasanya mual." ujar Greeta pelan.

Javer langsung segera turun dari ranjang untuk mengambilkan segelas air minum di atas meja lalu setelah itu menyuruh Greeta untuk minum. Greeta pun langsung meminumnya dan setelah itu tampak terlihat sedikit tenang.

"Ingin muntah?" tanya Javer dengan begitu khawatir yang membuat Greeta langsung menatap pada suaminya.

Hueeek...

Dengan cepat Greeta langsung menutup mulutnya karena ia tiba-tiba saja mau muntah, Javer yang melihatnya pun langsung segera menggendong tubuh istrinya membawa Greeta masuk ke dalam kamar mandi.

"Javer."

"Ada apa, kau ingin muntah?"

Greeta menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil memegangi pinggiran wastafel. "Rasanya benar-benar mual tapi aku tidak bisa muntah."

"Jangan di paksa jika tidak bisa." ujar Javer yang membuat Greeta beralih menyadarkan kepalanya pada dada suaminya yang membuat Javer langsung memeluk tubuh istrinya itu.

"Perutku sakit."

Javer tampak terdiam, dan bukannya mengusap perut istrinya karena wanita itu sudah mengadu sakit Javer justru mengusap pinggang Greeta yang membuat Greeta tampak sedikit merasakan sedih melihatnya.

"Kau menginginkan sesuatu?" tanya Javer.

"Aku ingin makan."

"Makan apa, katakan padaku."

"Sup ayam pedas."

"Kau tidak boleh memakan makanan pedas untuk sekarang."

"Sedikit saja pedasnya, apa boleh?"

Javer langsung mencium kepala istrinya yang membuat Greeta langsung mendongakkan kepalanya menatap pada wajah suaminya.

"Baiklah kalau begitu."

Greeta langsung tersenyum yang membuat Javer langsung mencium bibir Istrinya sebentar, lalu setelah itu Javer kembali menggendong tubuh Greeta membawanya keluar dari kamar mandi mendudukkannya di sova panjang agar istrinya itu merasakan nyaman.

"Tunggu disini sebentar."

Greeta mengangguk menuruti ucappan suaminya sambil melihat pada Javer yang mulai beranjak pergi keluar dari kamar, membuat Greeta kembali beralih menyadarkan tubuhnya pada sandaran sova sambil memejamkan matanya.

Meredakan sedikit rasa mual dan rasa sakit yang hilang datang pada perutnya, sambil mengusap-usap perut ratanya.

Dan tidak lama setelahnya Greeta tiba-tiba saja merasakan benar-benar ingin muntah yang membuatnya langsung segera berlari menuju kamar mandi.

Huek...huek...

Greeta langsung memuntahkan apa yang sedari tadi ia tahan-tahan namun yang keluar hanya cairan putih bening, dan tidak hanya sekali dua kali Greeta muntah. Ia muntah berkali-kali sampai terlihat menangis karena menahan rasa sakit pada perutnya.

Tubuhnya bahkan sampai hampir saja limbung namun sebuah tangan datang dan langsung memeluknya, Greeta langsung menoleh dan melihat pada suaminya yang datang tampak menatapnya dengan penuh khawatir.

"Ingin muntah lagi?" tanya Javer dengan lembut sambil mengusap kening istrinya dan beralih memeluk tubuh Greeta.

"Sakit, perutku sakit...."

"Nanti kita periksa."

Greeta langsung menangis yang membuat Javer langsung kembali menggendong tubuh istrinya membawa Greeta keluar dari kamar mandi, lalu menidurkan tubuh istrinya itu di atas ranjang.

"Ingin minum?"

Greeta menggelengkan kepalanya sambil memejamkan matanya, yang membuat Javer tampak begitu khawatir melihat pada istrinya.

"Kita makan sup ayam yang tidak pedas saja yaa."

"Javer."

"Ada apa, Sayang?"

"Kepalaku pusing sekali."

Javer semakin mendekatkan dirinya dan mulai memijatkan kepala istrinya.

"Kau tidak pergi bekerja?"

"Bagaimana aku bisa pergi bekerja jika kau seperti ini."

Greeta langsung membuka matanya menatap sayup pada wajah suaminya.

"Apa aku merepotkan mu dengan keadaan hamil seperti ini?"

"Jangan memulai perkelahian, Greeta."

"Aku hanya bertanya."

Javer langsung berdecak kesal dan beralih menatap sepenuhnya pada wajah istrinya.

"Tidak ada yang merepotkan disini karena kau sudah tanggung jawabku, kau istriku dan aku suamimu."

"Tapi kau tidak menerimanya saat kini aku tengah hamil anakmu." ujar Greeta yang membuat Javer langsung menoleh ke arah lain, Greeta yang melihat tau jika suaminya itu kini tengah menahan amarah saat mendengar ucapannya.

"Javer..."

"Berhenti membahasnya!"

"Jika kau menerimanya sedari awal aku tidak akan terus membahasnya."

"Greeta!"

Tok...tok...

Javer langsung menoleh saat mendengar pintu kamar di ketuk, yang membuatnya segera beranjak berdiri dan berjalan ke arah pintu. Melihat pada Nera yang datang membawakan makanan lalu Javer langsung mengambilnya.

"Ayo makan agar setelah ini kau bisa kembali berisitirahat."

...

"Apa ada yang nyonya inginkan lagi?" tanya Nera pada Greeta yang membuat Greeta langsung menggelengkan kepalanya.

"Ini saja, terimakasih Nera."

Nera langsung menunduk dengan sopan sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya permisi dulu, nyonya."

Bertepatan dengan itu Javer terlihat datang yang membuat Nera langsung segera beranjak pergi karena takut di marahi.

"Apa yang kau makan?" tanya Javer sambil ikut mendudukkan tubuhnya di samping istrinya.

"Cake dan buah, tadi aku memintanya pada Nera."

Javer hanya mengangguk sambil beralih membuka laptop di pangkuannya yang membuat Greeta langsung menoleh untuk melihat apa yang suaminya itu lakukan yang tidak lain ternyata sedang mengurus pekerjaan kantornya.

"Javer."

"Ada apa."

"Boleh aku meminta sesuatu darimu?"

Javer langsung menoleh. "Apa yang kau inginkan, katakan padaku?"

"Aku ingin jalan-jalan keluar, apa boleh?"

"Jalan-jalan kemana?"

"Berkeliling, aku ingin merasakan dan menikmati waktu seperti itu seperti bersantai di taman dekat jembatan Han sambil menikmati angin dan pemandangannya." ujar Greeta yang membuat Javer tampak terdiam mendengarnya.

Javer bukannya tidak ingin mengajak Greeta keluar dan membebaskan istrinya itu, hanya saja kekhawatiran Javer sudah begitu besar dan dirinya begitu takut jika Greeta akan kenapa-kenapa lagi nantinya terlebih lagi kini wanita itu tengah hamil.

Membuat Javer semakin takut, karena Javer tau musuhnya di luar sana bukan hanya satu atau dua orang, ada banyak yang mengincarnya begitupun dengan sebaliknya.

"Besok aku ada meeting penting."

Senyum di wajah Greeta langsung sirna saat mendengar ucapan suaminya dan Greeta beralih menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu lain kali saja jika kau tidak sibuk." ujar Greeta sambil kembali melanjutkan memakan cakenya dan menonton tv.

Javer yang mendengar ucapan istrinya itu tampak terus menatap pada Greeta karena ucapan wanita itu benar-benar menyindirnya.

"Kau ingin berjalan-jalan?" tanya Javer yang membuat Greeta langsung menoleh.

"Tapi jika kau sibuk lain kali saja."

"Setelah selesai meeting aku akan membawamu kesana."

Greeta tampak sedikit kaget mendengarnya sambil menatap pada wajah suaminya, yang membuat Javer melihat keterdiaman istrinya itu langsung segera mencium bibir Greeta sebentar.

"Kau tidak berbohong kan?"

"Sejak kapan aku berbohong padamu?"

Greeta langsung tersenyum yang membuat Javer kembali mencium bibir Istrinya sambil melumatnya dengan penuh kelembutan.

Lalu setelah itu Javer beralih memindahkan laptop di pangkuannya dan beralih mengangkat tubuh Greeta untuk di dudukan di atas pangkuannya yang membuat Greeta tampak sedikit kaget sambil memeluk leher suaminya.

"Ada apa, perutmu sakit lagi?"

Greeta menggelengkan kepalanya sambil tersenyum yang membuat Javer langsung kembali mencium dan melumat bibir Istrinya.

Melupakan tv yang tengah menyala, cake yang tergeletak begitu saja di atas sova, serta niat awal Javer yang ingin menyusun pekerjaannya dan keduanya kini justru terlihat tengah asik berciuman dengan begitu mesranya sambil berpelukan.

"Javer." panggil Greeta sambil sedikit menjauhkan wajahnya.

"Dokter Bella bilang kita tidak boleh melakukannya dulu."

"Aku tau."

"Kau tidak marah kan?"

"Untuk apa aku marah karena ini demi kebaikanmu."

"Demi kebaikan anak kita, Javer." ujar Greeta memperbaiki ucappan suaminya namun Javer seolah pura-pura tidak mendengarnya.

Yang membuat Greeta merasakan begitu sedih melihatnya, namun Javer justru beralih langsung memeluk tubuh Greeta sambil mengusap dengan lembut kepala istrinya itu.

"Beri aku waktu."

"Waktu untuk apa?" tanya Greeta.

"Waktu untuk bisa menerimanya."

"Kenapa harus ada waktu untukmu bisa menerimanya sementara dia anakmu juga?"

"Greeta..."

"Aku juga memiliki waktu untuk bisa memutuskan sampai kapan aku bisa bertahan denganmu."

"Kau masih berniat ingin berpisah denganku?"

"Jika waktumu itu lama dan aku sudah tidak sanggup lagi untuk menunggunya, maka aku yang akan mundur darimu karena waktuku yang sudah habis."

"Kau tau jika aku tidak akan melepaskanmu."

"Berhenti menjadi manusia yang begitu egois, Javer. Karena disini bukan hanya kau saja yang bisa mengadu lelah, aku juga bisa!" ujar Greeta sambil menatap pada wajah suaminya yang membuat Javer tampak terdiam mendengar dan menatap pada wajah istrinya.

"Lihat, kau selalu saja seperti ini. Terdiam tidak ingin berkata apapun agar aku selalu kalah darimu."

Lalu setelah itu Greeta langsung beranjak turun dari pangkuan suaminya dan segera beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut, yang membuat Javer tampak hanya diam saja melihat pada Greeta yang sudah pergi menghilang dari pandangannya.

Javer pun tampak langsung menghele nafasnya sambil menundukkan kepalanya, dan setelahnya beranjak berdiri berjalan mendekati pada jendela kaca untuk melihat pada halaman samping mansionnya yang penuh dengan lampu-lampu hiasan yang tengah menyala.

Entah apa yang pria itu pikirkan, Javer tampak terdiam lama menatap keluar jendela dengan raut muka yang datar.

Mungkin kini dirinya tengah memikirkan semua ucapan istrinya karena belakangan ini keduanya sering kali berdebat dan berkelahi membahas persoalan kehamilan Greeta.

Lalu setelah itu Javer beralih beranjak pergi keluar dari ruangan langsung menuju kamar karena Javer tau pasti istrinya itu pergi ke kamar.

Dan dugaan Javer benar saja, Greeta kini bahkan terlihat tengah duduk santai di kursi meja riasnya sambil membaca buku kehamilannya yang membuat Javer tampak terdiam melihat istrinya itu dari jauh.

Greeta yang menyadari kedatangan suaminya itu langsung segera menutup bukunya dan menyimpannya, lalu setelah itu segera beranjak pergi menuju ranjang sebelum Javer langsung menghampirinya dan langsung memeluknya dari belakang.

"Lepaskan, Javer."

"Ayo kita memulainya bersama-sama." ucap Javer yang membuat Greeta langsung terdiam.

Belum lagi Greeta di buat kaget saat merasakan tangan suaminya itu tampak mengusap-usap perutnya dengan begitu lembut.

"Aku mencintai dan menyayangimu, terlebih lagi ada malaikat kecil di antara kita sekarang ini."

"Javer..."

Javer langsung memutar tubuh istrinya menjadi mengahadap padanya, dan setelah itu Javer beralih duduk mensejajarkan tubuhnya dengan perut Greeta yang membuat Greeta tampak kebingungan melihat apa yang suaminya itu ingin lakukan.

"Daddy mencintaimu, Sayang." ujar Javer tepat di hadapan perut Greeta lalu setelah itu Javer langsung mencium perut istrinya, yang membuat Greeta begitu kaget mendengarnya bahkan ia langsung menitikkan air matanya melihat apa yang kini suaminya lakukan.

Lalu setelah itu Javer beranjak berdiri menatap pada Greeta sambil menghapus air mata istrinya dan setelahnya langsung memeluk tubuh Greeta.

"Maafkan aku."

Hiks....hiks..... Greeta malah menangis yang membuat Javer tersenyum mendengarnya.

"Besok kita akan berjalan-jalan membawa baby keluar."

"Hiks....hiks.... Javer..."

"Berhenti menangis, Sayang."

"Kenapa kau suka sekali membuatku menangis?!"

Javer langsung terkekeh sambil mengusap dengan lembut pipi Greeta dan setelah itu kembali memeluk tubuh istrinya.

"Aku benar-benar mencintaimu dan anak kita."

...

Anak kita gak tuh?

Sekarang dah baikkan yaaa, jadi siap-siap membaca adegan bucin keluarga Salvatore🌚🌝

Suka kan Bee?

Apakah Javer Marry Me kembali bangkit dan para selir kembali datang ke pelukan tuan Javer??

🤡🖤🤡

...

JANGAN LUPA!!!
👇🏻👇🏻👇🏻

- Jangan Lupa Untuk Vote✶
- Jangan Lupa Untuk Coment☆
- Jangan Lupa Untuk Follow✭

💸See You in The Next Chapter💸

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 23.5K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
2.6M 186K 34
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.6M 80.7K 54
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
7M 346K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...