GAVIANO [hiatus]

By LalapanFlashback

62.8K 3.4K 2.8K

Tidak terlintas dibenak Gavi,jika ia akan tinggal satu rumah bersama seorang gadis. Banyak cara yang Gavi lak... More

-00:Tyhrgang
-01:Inti Tyhrgang
-02:Hukuman
-03:Pembalasan
-04:Siapa dia?
-05:Cinta itu?
-06:Sadvibes
-07:Presentasi Versi Tyhrgang
-08:Boncel darimana?
-09:Cewek Nyusahin?
-10:Ditinggalkan
-12:Penculikan
-13:Berpura-pura?
-14:Mencari dan Hilang?
-15:First Time
-16:Surat Izin untuk Alna
-17:Hanya berpura-pura?
-18:Drunk and Kiss
-19: Begitu cepat?
-20:IPC dari Rifan
-21:Algaza
-22:Maling Mangga
-23: Mengetahui dan Cerai?
-24: Rasa Bersalah Gavi
-25: Ujian 🔞
-26: Kembali
-27: Gengsi Berarti Kurang Percaya Diri!
-28:Algaza Berulah
-29: Barbeque'an

-11:Rencana Gavi

1.3K 97 121
By LalapanFlashback

Hii-!! Call me Lala-!!

Apa kabar kalian semua para pembaca?

Udah siap buat baca kelanjutan cerita GAVIANO? Udah penasaran? Langsung baca aja ya-!!

"Jangan merasa spesial kamu manusia bukan martabak manis!" ~Kenzo.

Usahain komen disetiap paragraf yaw! Buat next part harus antusias dong, ini lala juga udh double up!!

Lala usahain buat ngebut walaupun lagi ga mood demi kalian, jadi please komennya tolong disetiap paragraf yaw!

Happy reading temen-temen-!! Enjoy ya,bacanya-!!

-11:Rencana Gavi
.
.
Rooftop tempat ternyaman bagi anak-anak bandel seperti Gavi, Kenzo, Lingga, Rifan, dan juga Rafin. Kelima inti Tyhrgang kini sedang berada disana, bukan tanpa alasan mereka disuruh oleh ketuanya sendiri yaitu, Gaviano.

Cowok dengan nama tengah Alister itu mengatakan, bahwa ada rencana yang harus mereka lakukan. Entah untuk apa mereka berempat tidak tau, tugas mereka hanya menuruti perintah ketuanya.

"Rencana apaan, Gav?" pertanyaan itu keluar dari mulut Lingga.

"Bantu gue buat Alna ngga betah dirumah gue!" jawab Gavi dengan tatapan datar lurus kedepan.

Tidak seperti biasanya, Gavi yang akan barbar dan absurd itu menjadi cool seperti ini. Sepertinya cowok itu memang tidak suka dengan keberadaan Alna dirumahnya.

Teman-temannya menatap ketuanya dengan tatapan bingung. "Coba kasih gue satu alasan kenapa lo segitu nggak sukanya sama Alna?"

"Lo kayak nggak tau gue aja, gue paling nggak suka kalo ada perempuan selain bunda dirumah gue!" jawab Gavi berdecak kesal.

Rifan melongo mendengar itu, sebegitu bencinya Gavi dengan perempuan. Sangat beda sekali dengan dirinya yang sangat suka menggoda gadis-gadis cantik yang lewat disampingnya.

"Bos, bos, jangan terlalu benci sama cewek! Lo pernah denger kata-kata ini nggak? Gimana, bro kata-katanya?" tanya Kenzo sambil menatap Rifan dan Rafin.

"Pake bahasa inggris, Fin, Fan! Biar keren dikit!" sambung Kenzo.

"From hate to love!" jawab si kembar barengan.

Lingga terkekeh mendengar itu, ada-ada saja kelakuan mereka bertiga. Sedangkan, Gavi lagi-lagi cowok itu berdecak kesal, jangan sampai ia suka dengan gadis pendek itu.

"Lingga!" panggil Gavi membuat Lingga menoleh.

"Apa?" tanya cowok itu.

Gavi melempar kunci kearahnya membuat Lingga dengan sigap menangkap kunci tersebut. Cowok itu menatap bingung kunci tersebut.

"Kunciin Alna digudang sama Rafin! Kenzo sama Rifan lo berdua bujuk Alna biar dia mau kegudang!" perintah Gavi dengan tegas.

"Lo gila bos?" pekik Kenzo tertahan.

"Turutin atau lo tau akibatnya!" ujar Gavi lalu tanpa sepatah kata lagi, cowok itu pergi dari rooftop.

Mereka berempat saling pandang bingung, antara menuruti atau tidak. Disisi lain mereka kasihan dengan Alna, gadis lemah lembut yang harus mereka kurung digudang padahal gadis itu tidak ada salah apa-apa. Tapi, mereka juga tidak bisa membantah ucapan ketuanya mengingat, Gavi yang nekat melakukan apapun jika mereka tidak menuruti perintahnya.

Kenzo mengacak-acak rambutnya, sebenarnya bisa saja ia ia membujuk Alna dengan alasan apapun itu. Tapi, ia masih punya hati untuk itu ia juga tidak ingin membuat gadis itu ketakutan.

"Arrgghhh gimana nih?" tanya Kenzo mengusap wajahnya frustasi.

"Mau gimana lagi? Lo tau akibatnya, 'kan kalau kita nggak nurutin Gavi?" tanya balik Lingga.

"Kasihan Alna cok, gadis yang nggak tau letak kesalahannya diamana dia malah dikurung digudang," ucap Rafin.

"Tapi lo tau sendiri anjir si Gavi nekat!" sahut Rifan, kembarannya.

"Yaudah lakuin aja tapi, lo berdua jangan paksa Alna dengan cara kekerasan!" Lingga memperingati Kenzo dan juga Rifan.

"Gue masih punya hati! Walaupun gue sering ngeghosting!" sahut Rifan kesal.

"Gue kira tukang ghosting nggak punya hati!" celetuk Rafin menyindir.

"Ck, cabut!" perintah Lingga membuat mereka keluar dari rooftop.

-tyhrgang-

"Oke, Ken! Lo harus bisa bujuk Alna, lo harus bisa walaupun lo nggak bisa! Tenang, Ken tenang demi ketua lo yang nekat itu! Lo harus ngelakuin ini anggap aja lo lagi musuhan sama Alna," gumam Kenzo yang berada disamping Rifan.

Rifan mendengar itu semua, cowok itu menoyor kepala Kenzo sambil menggelengkan kepalanya. "Lakuin aja udah!"

"Buruan woi! Gue nggak mau dikeluarin dari Tyhrgang gara-gara lo lambat!" ujar Rifan sambil berjalan mendahului Kenzo.

"Tungguin, nyet! Woi!"

Kenzo menyamakan langkanya dengan Rifan. "Kira-kira aman nggak tuh gudang? Gue takut Alna kenapa-napa,"

"Tenang aja, aman kok cuma---"

"Cuma apa, Fan?" potong Kenzo cepat.

"Gausah motong dong, nyet!" kesal Rifan.

"Cuma ya gelap lo tau sendiri digudang cuma ada bangku-bangku rusak sama barang yang udah nggak berguna!" sambung Rifan memberitahu sambil terus berjalan kearah kelas mereka.

Sampai didepan kelas mereka berdua dapat melihat Gavi yang sedang menatap mereka tajam bak elang yang ingin membunuh mangsanya membuat mereka bergidik ngeri.

"Alna!" panggil Rifan membuat gadis itu yang tadinya sedang asik membaca buku menoleh.

"Lo dipanggil sama pak Yanta!" ujar Kenzo berteriak.

Alna berjalan keluar kelas dengan tatapan bingung. "Dipanggil? Buat apa, kak? Aku dipanggil pak Yanta?"

"Katanya, lo disuruh ambil buku digudang! Terus kata pak Yanta bukunya ada diatas bangku disana," jelas Kenzo.

"Yaudah, aku kegudang dulu, kak! Makasi udah ngasih tau!" Alna berlari kecil sambil bersenandung kecil, wajahnya tampak gembira membuat Kenzo dan Rifan semakin merasa bersalah.

Kasihan banget lo, Al! Gue minta maaf sama lo, gue terpaksa ngelakuin ini! Batin Kenzo.

Terlihat Gavi tersenyum miring, dirinya puas bahkan sangat puas melihat itu.

"Sebelum lo pergi dari rumah gue jangan harap lo bisa tenang, Alna!" gumam Gavi pelan.

Disisi lain, Lingga dan Rafin sudah bersiap-siap ditempatnya. Mereka berpura-pura berjalan, dan begitu melihat Alna yang berjalan kearah mereka lebih tepatnya kearah gudang. Mereka berdua menyapa Alna.

"Halo, Alna!" sapa Rafin tersenyum diikuti oleh Lingga.

"Hai, kak!" sapa balik Alna membalas senyuman mereka berdua dengan senyuman khasnya, manis.

"Mau kemana lo?" tanya Lingga basa-basi.

"Mau kegudang, kak! Mau ambil buku." jawab Alna.

"Ohh yaudah kita duluan ya!" pamit Rafin lalu mengajak Lingga berjalan kearah berlawanan dengan Alna.

Dirasa Alna sudah memasuki gudang, mereka berdua berlari dengan cepat untung saja tidak ada yang lewat disana. Jadi aman untuk mereka melakukannya.

"Buruan kunci, Ngga! Keburu ada orang anjir!" bisik Rafin sambil melihat-lihat sekitar memastikan semua aman.

Lingga berhasil mengunci Alna didalam sana. "Udah nih, ayok pergi!"

Terdengar teriakan Alna dari dalam. Membuat Lingga dan Rafin saling pandang, wajah mereka tampak kasihan dengan Alna. Lalu, mereka berdua berjalan pergi dari sana.

-tyhrgang-

Alna masuk kedalam gudang, melihat-lihat dimana keberadaan buku yang dimaksud oleh pak Yanta. Tapi, tidak ada satupun buku disana.

Hingga, tiba-tiba pintu yang tadinya terbuka, tertutup seketika cahaya yang tadinya masuk lewat jendela menghilang. Membuat didalam sana gelap.

"Mommy!" Alna terkejut bukan main, begitu pintu gudang tertutup rapat.

Gadis itu berlari kearah pintu, mencoba membukanya dan ternyata terkunci dari luar. "TOLONG! SIAPAPUN TOLONGIN AKU!!"

"TOLONG BUKA PINTUNYA PLEASE!!"

Cairan bening turun dari kelopak mata gadis itu. Alna tidak suka gelap, ia sangat takut dengan kegelapan terlebih lagi dia sekatang sendirian. Gadis itu lupa membawa ponselnya.

"Tuhan tolongin Alna, Alna takut gelap abang, daddy tolongin Alna!" gadis itu menangis tersedu-sedu.

Gadis itu terduduk lesu dilantai yang dingin, seluruh tubuh gadis itu bergetar hebat. Rasa takutnya semakin menjadi apalagi mengingat ini digudang dan tidak ada satu orangpun yang lewat disana.

Disisi lain, seorang cowok sedang berjalan santai. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana, dengan rambut yang acak-acakan dan juga tidak memakai dasi.

Namun, bukan terlihat seperti gembel, cowok itu malah kelihatan seperti cowok badboy yang membuat siswi yang berlalu-lalang terpesona melihatnya. Seolah ada magnet yang mampu menarik pandangan mereka yang membuat mereka mengunci pandangannya agar tetap kearah cowok itu.

"GAVI!!"

Teriakan itu membuat cowok itu terlonjak kaget, ia mendengus kesal sangat tahu bahwa yang memanggil dirinya adalah bu Relda, guru bk yang sering Gavi jahili dengan teman-temannya yang lain.

"Kenapa Bu?" tanya Gavi dengan ogah-ogahan menatap datar Bu Relda.

Bu Relda berkacak pinggang matanya melotot tajam kearah Gavi. "Kamu kenapa tidak memakai dasi? Terus kenapa penampilan kamu sudah seperti gembel? Baju tidak dimasukkan, dan juga kancing baju atas yang tidak dikancing mau jadi apa kamu hah?"

Omelan itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Gavi, rasanya kalau tidak membuat gurunya kesal ada yang kurang hari-harinya disekolah.

"Biasanya yang pake dasi suka korupsi, bu! Jadi saya nggak mau pake dasi daripada saya dituduh korupsi mending saya buang aja tuh dasi." jelas Gavi keliwat santai.

Bu Relda yang gemas dengan muridnya itu, mencubit bahu Gavi dengan keras membuat Gavi memekik kesakitan.

"Awshh... Bu sakit, Bu! Ini harus dilaporin kepihak berwajib nih! Akibat kasus KTSD yang ibu lakukan terhadap saya," ujar Gavi sambil mengusap bahunya yang terasa sakit akibat cubitan guru kesayangannya itu.

"Apa itu KTSD?" tanya bu Relda bingung.

"Kekerasan Terhadap Siswa Disekolah!" jawab Gavi lalu berlari menghindari amukan bu Relda.

Cowok itu tertawa puas saat sudah dapat mengerjai bu Relda. Gavi mengambil ponselnya disaku celananya, cowok itu berniat mengirim pesan kepada teman-temannya.

Gavi tampak tersenyum puas, melihat pesan yang dikirimkan mereka. Cowok itu kembali melangkah berniat pergi ke Wamel yang berada dibelakang sekolah SMA Sastradala.

-tyhrgang-

Seorang cowok kini sedang berjalan santai, berniat pergi ke ruang musik. Ingin mengambil gitarnya yang ketinggalan disana.

Entah kebetulan atau gimana cowok itu mendengar suara tangisan yang membuat cowok itu terkejut. Kaki jenjangnya berjalan menuju arah suara tangis itu.

Hingga pandangannya menatap pintu gudang yang terkunci, suara itu berasal dari gudang. Cowok itu mencoba membuka pintu tapi sayang usahanya sia-sia karena pintu itu terkunci.

Hingga ia memutuskan untuk mendobraknya, hingga pintu terbuka lebar dan bisa terlihat seorang gadis tengah terduduk lesu disana. Dengan cepat cowok itu menghampiri gadis itu.

"Hei!" cowok itu menepuk pelan bahu bergetar gadis itu, hingga membuat gadis itu mengangkat kepalanya menatap si cowok.

"K-kak Al?"

Betapa terkejutnya cowok itu ketika tau bahwa gadis itu adalah Alna. "Alna? Kenapa lo bisa disini?"

"T-takut kak, aku dikunci disini." jawab Alna sambil menangis.

"Siapa?" tanya Algaza.

Ya, cowok itu adalah Algaza cowok dingin yang ingin pergi mengambil gitarnya tapi tidak jadi karena mendengar suara tangisan dari arah gudang.

Alna menggeleng pertanda gadis itu tidak tau. Algaza membantu gadis itu bangung lalu, mengajaknya untuk keluar dari gudang.

"Kenapa udah sepi, kak?" tanya Alna saat tidak ada siapa-siapa disekokah.

Algaza terkekeh kecil melihat wajah bingung gadis itu. "Udah sore Alna, udah pada pulang dari tadi!"

Gadis itu menyengir lucu. "Hehe gara-gara dikunciin aku jadi lupa waktu,"

"Ambil tas lo! Gue anter pulang!" Algaza menyuruh Alna mengambil tasnya didalam kelas.

Alna mengangguk kemudian berlari kecil masuk kedalam kelasnya yang sudah sepi, lalu mengambil tasnya kemudian, kembali menghampiri Algaza.

"Bentar gue mau ambil gitar dulu diruang musik!" Algaza menarik tangan Alna agar mengikuti dirinya.

Jangan tanya lagi betapa terkejutnya gadis itu yang tiba-tiba tangannya digenggam oleh Algaza. Jika saja, teman-teman Algaza ada disini mungkin mereka sudah berteriak lebay, melihat tingkah Algaza yang tiba-tiba menggandeng tangan seorang gadis. Mengingat, Algaza adalah cowok yang dingin dan irit berbicara, cowok itu memang kaku.

"Ayok!" ajak Algaza saat sudah selesai mengambil gitarnya, cowok itu menyampir tas yang berisi gitarnya disebelah kanan bahunya.

"Kak Al suka main gitar?" tanya Alna menatap Algaza yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Suka." jawab Algaza singkat.

"Wahh keren!" seru Alna antusias, membuat Algaza terkekeh.

"Mau liat?" tanya Algaza menatap gadis itu.

Alna mengangguk antusias. "Mau mau!"

"Besok band gue tampil di caffe Moonlight, lo boleh pergi kesana!" saran Algaza.

"Kak Al punya band?" tanya Alna.

"Hm." Algaza berdehem singkat.

"Nama bandnya apa, kak Al?" tanya Alna lagi.

Algaza berdecak, cowok itu mencubit pelan hidung mancung milik Alna. "Bawel banget lo ya?"

"Ihh sakit, kak!" gerutu gadis itu kesal.

"Ehh? Maaf-maaf!" Algaza terkekeh.

"Jadi nama bandnya apa, kak?" tanya Alna masih kepo.

"Alzvrenka's." jawab Algaza memberitau.

"Keren namanya sampe aku nggak bisa nyebut hehe," ujar Alna menyengir.

"Al'z lo boleh nyebut gitu!" sahut Algaza saat sampai diparkiran.

"Berapa anggotanya, kak?" tanya Alna lagi.

"Gausah banyak tanya, masuk!" titah Algaza membukakan pintu mobilnya.

"Ya, 'kan aku kepo." balas Alna merenggut kesal.

"Besok juga lo tau, besok gue jemput!" ujar Algaza sambil menghidupkan mesin mobilnya.

"Siap!" sahut Alna antusias, tidak sabar melihat penambilan banda Al'z, band milik Algaza.

Gue harap lo bisa inget gue lagi, Alna. Batin Algaza lirih.

-tbc-

Bonus pict Algazaa, kayaknya Lala mo oleng sama Algaza deh hehe


Anw, ganteng nggak? Ganteng nggak? Ganteng dong suami Lala!!

Halloo!!

Apa kabar?

Biasain orang nanya dijawab yak heheh!

Waduhh mau mambah bujang nih wkwk, maksud Algaza apa ya?

See you next chapter and,

Papayyy!!

Thanks to Reyala!!😍🌷

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
842K 80.3K 34
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
2.6M 39.2K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...