I Received A Second Life: The...

By McsKelly_27

7.9K 703 192

Mengisahkan tentang seorang "Maou" yang bereinkarnasi ke dunia anime. Dia lalu memulai kisah serta perjalanan... More

Chapter 1 : Prologue
Chapter 2 : Kucing Hitam Nekomata
Chapter 3 : Sang Legenda Vampir
Chapter 4 : Reunian
Chapter 5 : Istri yang merepotkan
Chapter 6 - True Longinus
Chapter 7 - Azazel datang & Duel?
Chapter 8 - Duel Panas Dimulai!
Chapter 9 - Juggernaut Drive! & Seras Victoria
Chapter 10 - Kekacauan
Chapter 11 - Mahkluk Dimensi Lain
Chapter 12 - Pertarungan di Celah Dimensi
Chapter 13 - Kaisar Naga Merah
Chapter 14 - Gadis Kucing
Chapter 15 - Merah dan Putih
Chapter 16 - Misuzu & Kontrak Iblis
Chapter 17 - Gadis Iblis 'Koneko Toujou'
Chapter 18 - Hukuman Karena Kalah
Chapter 19 - Pertemuan 3 Faksi
Chapter 20 - Pertemuan & Kejutan!
Chapter 21 - Pertarungan Pecah! Rozen Vs Crom Cruach
Chapter 22 - Duel dan Duel
Chapter 23 - Ketakutan Issei dan Serangan Pamungkas!
Chapter 24 - Pertempuran Telah Usai!
Chapter 26 - Menyelesaikan Masalah Naruto?
Chapter 27 - Alam Surga!
Chapter 28 - Death stare!
Chapter 29 - Tidak Masuk Akal!
Chapter 30 - True Identity
Apa-apaan ini [ Pengumuman ] !!

Chapter 25 - Xenovia Bergabung & Naruto Telah Kembali

133 12 1
By McsKelly_27

Melissa : "Hhhhmmm...♬"

Sambil mengaduk makanannya yang berada dalam panci yang panas, dia juga bernyanyi cukup santai dengan suara yang tertahan dimulutnya.

Melissa sedang memasak didapur untuk menghabiskan waktu senggangnya dirumah. Walaupun meja sudah penuh dengan makanan, dia disana tetap memasak.

Mau bagaimana lagi. Memang beginilah kebiasaannya, ini
juga salah satu hal yang membuat Rozen menikahinya.

*Shiiinngg*

Suara tidak diketahui yang cukup nyaring datang dari halaman belakang, lalu pintu yang menuju kesana terbuka beberapa saat setelah suara itu lenyap.

Rozen : "Nah, ayo masuk."

Baru juga selesai dipikirkan, dia sudah datang saja. Melissa yang sudah mengetahui ini hanya tersenyum senang.

Tap..

Tap..

Tap..

Para gadis-gadis yang ikut dengannya ke perjamuan jadi masuk duluan, dan Rozen sebagai yang terakhir.

Nene : "Oh, makan malam!"

Tanpa menunggu lama, sebagai orang termuda disini. Nene si gadis kucing langsung menerobos dan duduk diatas meja, serta menyantap makanan satu-persatu.

Yang kedua adalah Seras, dia menghampiri madam.

Seras : "Bolehkah aku sedikit... membantu?"

Madam hanya tersenyum melihatnya.

Melissa : "Sebelum itu, sebaiknya kamu bersihkan tubuhmu dulu. Kamu benar-benar bau keringat, Seras.."

Seras : "Ah, maafkan saya, madam!"

Merasa madam tidak menyukai ini, dia bergegas berlari dan keluar dari ruangan dapur. Untuk orang yang baru berbicara dengannya, dia hanya tersenyum geli saja.

Dan setelah itu dia segera lanjut memasak.

Melissa : "Ada-ada saja.."

Tap..

Tap..

Kemudian selanjutnya adalah Xenovia, dia memasang ekspresi cukup kagum melihat dan mencium berbagai macam makanan yang tersedia disana.

Xenovia : "Ah...".

Langkahnya berhenti tepat setelah beberapa langkah didepan pintu.

Lalu sekarang giliran paduka yang masuk. Rozen yang melihat gadis pedangnya berhenti berjalan menjadi kepo.

Rozen : "Ada apa? Apa kamu ketinggalan sesuatu..??"

Dia juga menghentikan langkah setelah menutup pintu dan berdiri tepat disisi kiri perempuan ini..

Saat mendengar pertanyaan tersebut, gadis yang agak lain itu segera menoleh kearah orang yang bertanya.

Setelah beberapa saat, dia membuang pandangannya dan menoleh kearah bawah.

Xenovia : "Apa aku benar-benar bisa tinggal disini.."

Suaranya menjadi lebih halus daripada dia yang biasanya, seolah-olah dia benar-benar bertanya tentang itu..

Pria yang disebelahnya menutup wajahnya dengan tangan kiri sambil mendesah dengan cukup kasar.

Rozen : "Begini... dari dulu saat aku sudah memperoleh sesuatu, semisal senjata. Aku akan membawa kemanapun benda itu pergi, bisa dianggap dia mengikutiku. Dimanapun aku meletakkannya, itu akan menjadi tempatnya. Mau itu sementara ataupun selamanya.."

Gadis berambut biru itu langsung dibuat berpikir, bukan hanya dia, wanita yang sedang memasak disana juga sedikit teralihkan. Untuk Nene? Sepertinya dia tidak..

Dapat dilihat senyumannya cukup terlihat jelas. Lalu dia segera memasak karena tahu suaminya bisa mengatasi hal semacam ini..

Dan...

Memberikan sedikit jeda ucapannya, pria itu lalu menurunkan tangan kirinya dari wajah. Dia dengan telunjuknya menyentuh bagian jantung gadis biru itu.

Rozen : "Dan.. kamu sudah memutuskannya tadi. Disini, dari lubuk terdalam hatimu, kamu memutuskan untuk menjadi milikku. Pedangku. Kamu mengikutiku. Aku membawamu kemari, ini berarti sekarang disini adalah tempatmu, atau lebih bagus kusebut rumah.."

Lalu perempuan yang berada disana. Melissa, sepertinya sedikit terbawa suasana. Tanpa menoleh kemari, dia juga ikut berbicara dan berbagi jawaban nya.

Melissa : "Itu benar, Via-chan. Sekarang disini adalah rumahmu, tempat tinggalmu. Tempatmu untuk pulang. Jadi jangan menanyakan hal itu lagi, kamu akan sepenuhnya diterima disini."

Saat tahu istrinya juga bergabung dalam pembicaraan, Rozen segera menjadi senang. Istrinya dan Xenovia adalah sama-sama perempuan, jadi harusnya ini bisa lebih cepat teratasi.

Jujur saja walaupun dia adalah raja iblis atau sosok yang disebut-sebut sebagai yang terhebat. Nyatanya, dia tidak terlalu bisa menjelaskan hal semacam ini dengan lancar.

Xenovia : "... Aku..."

Dilain sisi, Xenovia yang mendengar menjadi terdiam. Dia kembali menunduk dengan matanya yang berkaca-kaca.

Nene : "Itu benar sekali, nya!"

Si gadis kucing sepertinya setuju dan memberikan pendapat singkatnya... setelah itu lanjut makan lagi..

Melissa : "Ara-araa~ hati-hati nanti kamu bisa tersedak.."

Mengabaikan mereka berdua, Rozen menukar posisi tangan kirinya. Dia memegang bahu gadis ini dan membuatnya menatap wajahnya.

Itu membuat tatapan mereka berdua bertemu.

Rozen : "Sudah, sudah. Bagaimana kalau kamu mandi dan bersihkan tubuhmu? Ini untukmu, aku tidak tahu ukuran tubuhmu. Jadi maaf saja kalau rada oversize.."

Dia awalnya tersipu saat melihat wajah Rozen yang sekarang menjadi lebih dekat jaraknya. Namun setelah melihat setumpuk pakaian yang terlihat rapi itu..

Xenovia : "Baik, tuan!"

Nada suaranya menjadi keras. Yah, sepertinya dia sudah kembali ke kondisi stabilnya. Xenovia mengambil pakaian nya dan segera cabut untuk mandi.

Karena ini sudah selesai. Dengan gerakan santai Rosen berjalan meningggalkan pintu melewati Melissa dan menuju ketempat Nene berada. Dia mengelusnya..

Setelah itu segera duduk untuk makan malamnya juga, tempatnya tepat disebelah Nene.

Rozen : "Haduh... lelah, deh."

Melissa : "Jadi gimana konferensinya? Apakah ada pertengkaran antara kamu dan bangsa iblis?"

Rozen : "Yah, memang kulihat ada sedikit pemikiran buruk terhadapku dari raja iblis lucifer, terutama raja iblis leviathan. Tapi, semuanya baik-baik saja."

Dia lalu mengambil bir kaleng yang sudah lebih dulu terbuka disana, sepertinya itu milik istrinya. Rozen memutuskan untuk meminum ini saja, karena dia rada mager untuk pergi ke kulkas demi mengambil yang lain.

Melissa melihatnya, namun itu sama sekali tidak ia dipikirkan. Yah, dia sebenarnya juga suka memimum atau memakan makanan bekas suaminya.

Nene : "Bohong. Tadi sebenarnya ada pertarungan, nya!"

Melissa : "Woah, afkh rill?"

Nene : "Rill no fek fek, cuy."

.

.

× ================================= ×

- 3 Hari Kemudian

Tepat didalam ruangan yang kiri kanannya terbuat dari semen polos yang cukup mulus bila digosok.

Terdapat banyak alat angkat berat yang biasanya ditemukan di banyak tempat gym. Seorang wanita dengan dengan memakai tanktop serta celana training sedang berlatih pull-up dengan penuh keringatnya.

Valina, Kaisar Naga Putih. Sedang berlatih di ruangan tertutupnya.

Valina : "47.557... 47.558... 47.559.."

Sudah beberapa lama dia disini dan semua itu dapat dilihat dari berapa banyak hitungan yang dia ucapkan.

Dan beberapa langkah disebelah kirinya, teman terdekatnya juga berada disini.. seorang perempuan dengan pakaian merah dan rok hitam khasnya.

Kenapa aku menyebutnya khas begitu? Yah, karena dia memang sangat sering memakai pakaian tersebut.

- Rin Tohsaka

Dia menemani Valina karena tidak ada kerjaan hari ini, bisa dikatakan dia menghabiskan waktu luangnya. Dan saat ini sedang bermain smartphone.

Rin : "Nee, Vally. Apa kamu tidak mengkhawatirkan nasib Naruto? Sudah 11 hari sejak dia menghilang... apakah benar dia masih bertarung dengan vampir Hellsing.."

Karena situasi ini cukup sunyi akibat mereka yang fokus ke urusan masing-masing.. Rin memutuskan bertanya.

Walaupun bukan siapa-siapanya Naruto, Rin jelas memikirkan bagaimana kondisi dan kabar orang itu.. sudah lebih dari seminggu dia tidak kunjung muncul.

Valina : "Jangan terlalu dipikirkan. Ini yang dia pilih, dia bertarung melawan orang itu untuk menguji seberapa jauh potensi dan kekuatannya sekarang..."

Tanpa menoleh dan masih fokus ke Pull-up nya. Valina menjawab dan menyelesaikan rasa keponya Rin.

Sebagai pacarnya, dia sama sekali tidak peduli soal ini. Naruto lah yang menentukan pilihannya sendiri, dan dia masih bisa merasakan energi Naruto walaupun samar. Ini mungkin karena lokasi cukup jauh..

Yang jelas dia tidak perlu mengkhawatirkan ini dan fokus pada sesi latihannya.

Valina : "H-hufftt... pria bisa menjaga dirinya sendiri. 47.621... 47.622... 47.623.." Ujarnya cukup susah karna lelah.

Orang berambut pirang itu pasti bisa menjaga diri sendiri.

??? : "Momen yang bagus, pangeran yang baru saja kalian khawatir telah kembali.."

Sebuah suara datang dari sisi kiri Tohsaka dan saat itu juga dia menoleh kesana untuk memeriksa pemilik suara itu.

Dia sangat mengenal suara yang serak ini. Ayahnya, Azazel. Pintu terbuka dan benar saja itu adalah dia, dan pria tua itu terlihat membawa seorang pemuda berambut pirang.

Ya, benar saja. Itu adalah Naruto. Keadaannya benar-benar compang-camping dan penuh dengan luka.

Rin : "Pendarahannya... benar-benar parah.."

Azazel telah sampai pada tempatnya, dia menjatuhkan Naruto tepat ke sebelah anaknya disofa. Valina juga menggeser wajahnya untuk melihat sambil masih melakukan pull-upnya. Dia meliriknya dengan geli.

Valina : "Jadi gimana? Apa orang itu memuaskanmu?"

Naruto : "... *Cough* ... *Cough* ya, tentu saja.."

Dengan cukup susah payah dia menjawab apa yang ditanyakan pacarnya tersebut. Dan ucapan itu diterima dengan puas oleh Valina, bahkan dia sampai tertawa.

Mengabaikan mereka berdua, Rin sebagai orang yang paling bisa dalam hal menyembuh langsung bertindak. Dengan sihirnya dia mempercepat regenerasi darinya.

Azazel : "Aku menemukannya di Samudra Pasifik. Awalnya mereka di Antartika, sepertinya kalian berpindah-pindah sambil bertarung.."

Pria itu ikut duduk dan berada disofa yang terpisah.

Perempuan yang sedang olahraga itu segera merespon karena masih merasa kepo dengan hasil duelnya. Dia ingin mengetahui bagaimana nasib lawan dari Naruto.

Valina : "Vampir itu... apa yang terjadi padanya?"

Pria tua tersebut mengangkat bahunya dan menjawab rasa keponya Valina dengan nada remeh.

Azazel : "Tentu saja sebagai tangan kanan raja iblis, dia berhasil bertahan tanpa luka yang parah. Kalaupun ada, palingan dalam beberapa detik juga langsung sembuh."

Naruto yang sudah merasa baikan mulai mengganti posisinya, dia sekarang sudah bisa duduk dengan tegak disofa. Rin juga mengurangi output sihir penyembuhnya.

Naruto : "Haah... semua berubah ketika dia menggunakan... sebuah mantra aneh.."

Dengan cukup jelas dia bisa mengingat apa yang dilakukan disaat-saat pertarungan nya akan segera berakhir. Orang itu mewujudkan simbol aneh dengan dua tangannya.

Remaja itu mencoba mengingatnya lagi, tapi ingatannya kacau karena efek pertarungannya.

Rin : "Mantra aneh?"

Naruto : "Mata.... ada banyak mata... di mana-mana.."

Azazel sebagai orang tua dan paling memiliki pengalaman disini langsung merasa familiar dengan kalimat Mata, dia tersenyum dengan cukup paksa dan menaruh satu tangannya pada dagu.

Dari apa yang dikatakan Naruto. Maka jawabannya berarti benar, Alucard telah mengeluarkan kekuatan sejatinya!

Azazel : "Itu adalah permulaan dari apa yang disebut Neraka Berjalan. Sihir yang mengakhiri banyak peperangan, termasuk kehancuran negara soviet puluhan tahun lalu. Sudah pasti itu.."

× =================================== ×

- To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

42.6K 6K 36
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
91.1K 17.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
1M 84.3K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
662K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...