HWA GI-SSI (END)

By firma_afika

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... More

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

48. Kembali Ke Korea

77 24 1
By firma_afika

Clue #Day48 

#Vivere_Pericolosamente 

KBBI mengadopsi kata-kata dan ungkapan asing, salah satunya _Vivere Pericolosamente_ yaitu ungkapan dari bahasa Italia yang menggambarkan hidup seseorang dalam bahaya/gawat. Kalau di bahasa Indonesia artinya sama dengan peribahasa "telur di ujung tanduk."

***

Vivere pericolosamente adalah ungkapan yang pantas untuk sepasang kekasih ber gender sama ini, Jae Han dan Hwa Gi sama-sama pernah berada di ambang kematian. Hwa Gi yang pernah memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri di danau dan Jae Han yang tertembak di dada saat insiden di Bloomsbury. 

Begitu banyak peristiwa buruk yang mereka lewati hingga sampai ke titik di mana hati keduanya bisa bersatu dan saling percaya satu sama lain.

Sekarang Hwa Gi dan Jae Han duduk berdampingan di ruang tamu. Di depan mereka ada Go In Wook dan juga Choon Hee orang tua Jae Han, tak ketinggalan Shin Woo juga hadir di sana.

Hwa Gi merasa gugup luar biasa karena ditatap sengit oleh In Wook, pria paruh baya ini benar-benar memiliki aura yang mengintimidasi. Dua hari lalu dia baru datang ke Jepang bertujuan untuk menjemput istri dan anak-anaknya. Setelah mendapat kabar bahwa Jae Han sudah bisa berjalan dengan normal dengan persetujuan Choon Hee, dia datang untuk menjemput mereka, tapi In Wook kembali dikejutkan dengan pernyataan Jae Han bahwa dia menyukai laki-laki dan orang itu adalah Hwa Gi.

Awalnya In Wook marah besar dia tidak serta merta setuju, tapi Jae Han dari dulu selalu bertentangan dengan ayah tirinya ini, Jae Han suka memberontak bahkan dia juga tidak betah tinggal serumah dengan keluarganya dan lebih memilih tinggal di rumah lamanya.

"Go Jae Han jadi dia orang yang kau suka?" In Wook bertanya pada putranya tapi tatapan tajam tidak lepas dari Hwa Gi.

Hwa Gi duduk diam, hatinya gelisah, tangannya mengepal berkeringat dingin. Dia merasa nasibnya bak pepatah dari italia yaitu vivere pericolosamente, keadaan genting sedang menjerat dirinya. 

Namun, berbeda dengan Jae Han dia teramat santai menjawab, "Ya, dia orang kucintai sejak dulu."

"Aku tidak setuju!" tegas In Wook.

Choon Hee memandang suaminya tajam, seperti ingin berucap sesuatu tapi nyatanya dia masih diam.

"Aku di sini bukan mencari persetujuan anda, Tuan Go, tapi aku hanya ingin memberitahu, orang yang kucintai hanya Hwa Gi. Terserah setuju atau tidak aku akan tetap menikah dengannya." ucap Jae Han lantang.

"Lalu bagaimana dengan anak? apa kau tidak ingin memiliki keturunan seumur hidupmu?" tanya In Wook.

Pertanyaan ini sukses menghantam sanubari Hwa Gi. Dia juga berpikir orang tua mana yang tidak ingin memiliki cucu dari anaknya sendiri, itu adalah hal yang wajar. 

"Kalau masalah keturunan, aku tidak masalah, Hwa Gi dan aku bisa mengadopsi bayi, iya kan sayang?" Jae Han semakin berani menggandeng Hwa Gi di depan orang tuanya. "Dan juga kalau anda menginginkan cucu, jangan khawatir, bukankah ada Shin Woo, kalian bisa tanyakan padanya berapa wanita yang sudah ditiduri olehnya, mungkin sekarang ada cucu kalian yang sudah lahir." Jae Han tersenyum miring pada Shin Woo.

"Hah? kenapa bawa-bawa aku? tidak … tidak Appa, jangan dengarkan ocehan Jae Han." Shin Woo memandang sinis orang yang kini memojokkannya. Seharusnya dia pergi saja dari sini dari pada ikut terkena getah permasalahan Jae Han.

"Tuan, untuk masalah anak, aku memang tidak bisa memberikannya, tapi aku tidak masalah jika nanti mengadopsi anak atau … " Hwa Gi sedikit ragu melanjutkan ucapannya.

"Atau ... atau apa?" tanya Jae Han antusias.

Semua orang fokus pada Hwa Gi. Ditatap begitu oleh keluarga pacar sendiri, rasanya Hwa Gi ingin segera menghilang dari bumi. "Vivere pericolosamente …." ucap Hwa Gi dalam hati.

"Atau … Jae Han menikah lagi dengan wanita dan memiliki anak, aku bisa menerima itu, tapi aku tidak bisa mundur dan meninggalkan Jae Han. Bagaimana pun aku juga sangat mencintai putra anda," sambung Hwa Gi, dia terdengar bersungguh-sungguh.

"Wah! daebak!" Shin Woo menatap Hwa Gi kagum lalu bertepuk tangan, menurutnya Hwa Gi itu keren.

Mendengar ucapan Hwa Gi, Jae Han merasa tidak senang dengan pendapat Hwa Gi yang pertama. "Jangan konyol, aku tidak akan menikahi siapapun selain Kau!" tegas Jae Han.

"Tapi itu … " sanggah Hwa Gi tapi kalimatnya tiba-tiba dipotong oleh In Wook.

"Sudah, cukup! hentikan perdebatan tidak berguna kalian! aku tahu Jae Han tidak mungkin menuruti keingananku ataupun keinginanmu Hwa Gi. Dia itu keras kepala tapi kau manusia pertama yang bisa menaklukannya." In Wook akhirnya menyerah dan nenyetujui keinginan Jae Han untuk menikah dengan Hwa Gi. 

"Suamiku terimakasih," ucap Choon Hee yang tadi hanya diam saja.

"Dilarang pun juga percuma, terserah mereka saja." In Wook tersenyum pada istrinya. "Tiga hari lagi kita pulang ke Korea, " sambung In Wook.

Saat In Wook hendak beranjak dari duduknya, Jae Han memanggil In Wook, "Appa … " untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun baru sekarang Jae Han memanggil ayah tirinya itu dengan sebutan appa.

Jae Han berjalan mendekat lalu lanjut berucap, "Terimakasih."

In Wook tersenyum, menepuk pelan bahu Jae Han beberapa kali lalu mengangguk dan kemudian berlalu dari hadapan Jae Han.

***

Hwa Gi dan Jae Jan sudah jauh-jauh hari mengurus apa saja yang diperlukan untuk keberangkatan mereka ke Korea tentu saja tak ketinggalan Ibunya dan Miki. Jadwal keberangkatan sudah dipastikan pukul 10.00 pagi dan sekarang mereka sekeluarga sudah berkumpul di ruang tunggu keberangkatan. Tinggal setengah jam lagi pesawat akan segera lepas landas.

Hwa Gi membenarkan syal yang dipakai ibunya, meski di luar cuaca cukup bagus, tapi sekarang sedang musim dingin. Hwa Gi khawatir dengan kondisi ibunya.

"Sudah, jangan terlalu khawatir begitu, Eomma sudah sehat," ucap Fumiko menenangkan.

Choon Hee mendatangi Fumiko mereka duduk bersebelahan dan mulai mengobrol. Melihat keduanya sudah sangat akrab Hwa Gi tersenyum lalu mengalihkan pandangan pada Jae Han yang duduk di kursi seberang, dia sedang memainkan ponselnya. 

Miki dan Shin Woo juga asyik dengan dunia mereka sendiri, mereka sering ber selpi dengan ponsel baru Miki yang katanya baru dibelikan Shin Woo tapi Shin Woo menganggapnya sebagi hutang, suatu hari Miki harus membayar harga ponsel itu, meski dengan cara mencicil. Tingkah keduanya selalu bertolak belakang tapi memiliki ke absurdan yang setara. 

Sedangkan In Wook sibuk menelpon seseorang.

Hwa Gi dudu di samping Jae Han, menyandarkan kepalanya di bahu kokoh itu. "Aku lelah dan juga mengantuk," ujar Hwa Gi.

Hwa Gi bangun sangat pagi untuk persiapan keberangkatan, maka dari itu sekarang dia sedikit mengantuk.

Jae Han melingkarkan tangannya di bahu Hwa Gi. "Tidur lah kalau kau mengantuk." Tangannya megusap lembut kepala Hwa Gi terkadang seperti memberi gerakan memijat, tapi matanya tak teralih dari layar ponsel.

Hwa Gi penasaran apa yang dilihat oleh Jae Han di layar ponselnya. "Apa yang kau ihat?" 

"Aku sedang mencari referensi dekorasi pernikahan." Jae Han memperlihatkan ponselnya pada Hwa Gi. Di sana terlihat banyak foto-foto dekorasi pernikahan.

"Apa ini tidak terlalu buru-buru? maksudku apa harus dirayakan seperti Itu?" tanya Hwa Gi ragu.

Hwa Gi sebenarnya tidak terlalu terobsesi dengan perayaan resepsi pernikahan dia hanya ingin acara sederhana dihadiri keluarga terdekat lalu mengucapkan sumpah janji saling setia di hadapan Tuhan, hanya itu saja. 

"Lalu kau mau seperti apa?" tanya Jae Han.

Hwa Gi telihat berpikir sebentar lalu berkata, "Apa kau ingat dengan gereja Angelic Catedral yang kita datangi dulu, apakah gereja itu masih ada sekarang?" 

"Kurasa masih ada." Jae Han kurang yakin, pasalnya dia tidak pernah lagi datang ke sana. "Apa kau ingin melakukan pernikahan di sana?" sambung Jae Han.

"Aku hanya ingin pernikahan sederhana tidak mengundang banyak orang, cukup keluargamu dan keluargaku yang hadir, itu saja sudah cukup, aku tidak mau kau repot-repot kau menyiapkan pernikahan," jelas Hwa Gi.

"Sebenarnya itu tidak merepotkan, tapi jika kau ingin gaya seperti itu, aku setuju saja." Jae Han tersenyum senang.

"Tapi sebelum itu, aku ingin menemui appaku di penjara." Hwa Gi menunduk.

"Apa kau tidak apa-apa bertemu dengan appamu?" Jae Han sedikit khawatir.

Hwa Gi menggeleng, "Tidak apa, ini sudah lima tahun berlalu, seharusnya tidak apa-apa kan?"

"Ya, tidak salahnya kita mencoba dulu datang ke penjara, akan kutemani," balas Jae Han.

Tak lama kemudian terdengar pemberitahuan menggema di ruangan bahwa pesawat tujuan Korea akan segera lepas landas. Hwa Gi segera menghampiri ibunya, menuntunnya sampai ke pintu masuk keberangkatan.

Shin Woo dan Miki terdengar ribut saat memasuki pesawat, mereka berebut kursi yang terletak di sisi jendela pesawat dan nomor kursi memang untuk Shin Woo, tapi Miki bersikeras ingin bertukar tempat.

"Kalian berhenti rusuh, Shin Woo mengalah saja, lagi pula kau itu laki-laki, mengapa saling berebut kursi dengan perempuan?" tegur Choon Hee pada Shin Woo.

Miki menjulurkan lidahnya pada Shin Woo dan Shin Woo mengalah dia duduk di kursi Miki, di bagian tengah.

Namun, dia masih sempat menepuk pelan kepala Miki dengan sebuah kertas yang digulung.

***

Pesawat akhirnya mendarat di bandara Incheon pada siang hari yang dingin diselimuti salju. Perjalanan memakan waktu lebih dari dua jam. Mereka segera memasang jaket tebal agar tidak kedinginan.

Hwa Gi kembali tercengang, dia ingat saat itu juga musim dingin ketika dia pergi meninggalkan Korea lima tahun lalu. Suasananya sama-sama dingin dan semua wilayah berwarna putih karena salju yang turun, tapi sekarang ada yang berbeda Hwa Gi kembali ke sini bersama Jae Han ada di sisinya, menggandeng dan tersenyum hangat padanya. Rasa dingin kalah oleh senyuman hangat Jae Han.

Dua mobil mewah sudah menunggu di depan bandara untuk membawa mereka perg ke rumah mewah keluarga Go.

Miki ternganga melihat betapa mewahnya kediaman keluarga Go, halamannya begitu luas dan pagar rumahnya tinggi, otomatis terbuka saat mobil penghuni rumah hendak masuk. "Kau benar-benar anak konglomerat," celetuk Miki yang tak bosan-bosannya menatap keluar jendela mobil. 

Shin Woo dan Miki mereka se mobil bersama Jae Han dan Hwa Gi yang duduk di kursi belakang. Sebenarnya Shin Woo bisa saja ikut di mobil satunya tapi jika terpisah duduk dengan Miki itu akan membuatnya sedikit kesepian.

Membuat Miki marah adalah hoby baru Shin Woo akhir-akhir  ini.


Tbc

Jangan lupa vote kita ya Nelfik di instagram Moonseed publisher.

bonus foto ayank Hwa Gi

 










Continue Reading

You'll Also Like

372K 39.4K 26
Ash-adalah salah seorang pembunuh bayaran dari sebuah organisasi besar. Sejak kematian kedua orangtuanya, ia tidak punya pilihan kecuali tinggal dan...
17.7K 2.2K 5
Season 1 (Bab 1-103) udah tamat. Tersedia Novel (CLOSE) & Pdf Kehidupan setelah menikah dan penuh kebusukan antara Rain yang masih kelewat polos bers...
SINFUL MAD LOVER By seishuu

Mystery / Thriller

69.3K 9.2K 22
I want you to play with my heart, so I can cut your HEAD.
1M 65.3K 34
Yakuza, My Boyfriend? : My Boyfriend is a Yakuza~ COMPLETE [15 November 2017] DALAM TAHAP REVISI -------- WARNING ------- KONTEN AKAN B...