Vote ya~ komen ya~ wajib follow
Happy Reading ✨
"Ululu akhirnya cimol balado kecini uga unch~ cini cini Daddy kasi aipon," sambut Erman dengan merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Neil yang baru saja memasuki kediaman Aditama.
"Hehe sore Om.. maaf ngerepo–"
Ucapan Neil terpotong akibat Lafran menyeret dia ke belakang punggungnya, seakan melindungi dari Daddynya sendiri yang hendak mendekati miliknya.
"Anak durjana emang! Daddy cuma mau cipika cipiki sama calon mantu loh, Pran! Pelit amat cih!"
"Gak."
Tak lama dari arah belakang, Azura datang dengan penampilan teramat stylish bak anak muda, menghiraukan umurnya yang sudah hampir kepala empat itu.
"Sayang, kok ga disuruh masuk itu Bunnynya? Sini Honey, anggep rumah sendiri ya.. Bentar Papa ambilkan sertifikat rumahnya dulu," Azura hendak kembali memasuki kamarnya guna mencari surat akta tanah.
"Sebaiknya jangan gegabah," panik Emran mengehentikan langkah Azura.
Azura tergelak dan kembali menghampiri Neil yang masih terlihat canggung di belakang Lafran.
Kali ini Lafran membiarkan Papanya mendekati Neil bahkan sampai memeluknya dan mengunyel-nguyel pipi gembul milik kekasihnya itu.
"Uuh gumush! Nikah sekarang aja ya sama si Fran! Biar cepet jadi anak Papa ucukucuk..." gemas Azura tak henti-hentinya memainkan pipi Neil, sedangkan sang empunya ikut melepas tawa dengan tingkah absurd calon mertuanya ini.
"Loh he! Ga adil! Papa boleh meluk si cimol, kok Daddy ga boleh?!" sergah Emran tak terima dengan menggoyangkan tubuh Lafran.
Dari arah pintu masuk Jihan datang dengan anggunnya bak model, gadis itu yang sudah kelewat tinggi ditambah dengan heelsnya, benar-benar tampak elegan.
Tersadar saat kedatangan tamu menggemaskan, Ia lekas melemparkan tasnya pada Emran.
"Aku mau ini," pinta Jihan merebut Neil dari dekapan Azura.
"Anju empuk!" batin Neil yang kini wajahnya tenggelam di antara dua buah melon milik Jihan.
Lafran kembali tersulut, tangannya hendak merebut kembali kekasihnya itu dari dekapan Jihan.
Namun, Jihan lebih cepat menangkap pergelangan tangan Lafran dan memelintirnya hingga membuat sang empunya meringis.
Hanya satu orang yang bisa membuat seorang Lafran Aditama tak berdaya. Bukan orang tuanya, melainkan sang kakak sulungnya. Yah, hanya Jihan yang mampu menaklukan Lafran.
"Berani lo sama gue?" ketus Jihan menatap sengit adik keduanya itu, mengeluarkan aura sang dominan.
"Ck! Give him back!" sungut Lafran tak mau kalah memberikan tatapan intimidasi.
Emran dan Azura berpelukan ketar-ketir saat kedua anaknya itu sudah mulai mengibarkan bendera peperangan. Terkahir kali Jihan dan Lafran bertengkar satu kabupaten rata tak tersisa.
Jihan terkekeh dan melepaskan dekapannya, "Maaf ya, cuma bercanda kok. Kamu Neil, kan? Aku Jihan. Terserah mau panggil Kak, Teteh, atau Mbak yang penting jangan Ajojing, ya."
"Siap Nuna!" jawab Neil memilih dengan panggilannya sendiri.
[Noona/Nuna adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Korea buat adik laki-laki ya gaes]
"Good boy" Jihan mengacak gemas surai rambut milik calon adik iparnya itu.
Lafran menarik tangan Neil detik itu juga. Memeluk kelincinya itu posesif hingga membuat Neil tak dapat bernapas.
"Huff yang ini atos, enakan yang tadi empuk..," batinnya yang hanya bisa berpasrah terbenam di dada keras Lafran.
Detik ketiga Neil teringat kembali akan sesuatu, melepaskan dari dekapan Lafran, menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu.
"Cari siapa?" tanya Lafran sembari merapikan rambut kekasihnya.
Neil gelagapan bingung harus menjawab apa, ditambah bagaimana cara dia meminta izin pada Lafran untuk berbicara empat mata dengan Erlan nantinya.
"Eerm.. gua boleh ketemu Erlan?" tanya Neil ragu-ragu.
Ekspresi Lafran berubah dingin dan terkesan muak.
"Ga–"
"Selamat datang"
Kalimat Lafran terpotong sesaat Erlan datang menyambut kedatangan Neil.
"Pergi sana," titah Lafran pada Erlan dan semakin mengeratkan tubuh Neil padanya.
Emran, Azura dan Jihan yang tak paham dengan hubungan mereka bertiga, kebingungan hanya dapat menatap satu sama lain.
Neil membawa Lafran ke arah pojok ruangan dan membisikan sesuatu.
"Plis Hyung! Kali ini aja! Cuma ngobrol kok! Habis itu nggak lagi sumpah!"
"Gak!"
"Kalo ga boleh, gak tak kasih jatah selama setaun!"
"......"
Neil berhasil membujuk Lafran dengan ancamannya itu. Kini dirinya dan Erlan sedang duduk bersampingan di kursi taman yang ada di pekarangan mansion.
Tentu Lafran memantau mereka dari jauh, memperingatkan Erlan untuk berjaga jarak minimal satu meter dan dilarang keras menyentuh Neil.
Neil canggung bukan main, dan rasa bersalah menyelimutinya. Sedangkan Erlan hanya menunggunya membuka obrolan.
"Anu.. sumpah maaf banget ini lo ya. Gue sangat amat berterima kasih waktu itu udah nolongin gua dan nemenin jalan-jalan juga. Maaf juga udah bikin lo nungguin lama.. Umm soal perasaan lo, gue ga bisa balas, maaf ya.. sumpah gue gak enak, padahal lo anak baek-baek.. maaf ya, Lan. Gue harap lo bisa bahagia sama pasangan lo sendiri."
Erlan tersenyum hangat dan mengangguk satu kali.
"Aku mengerti, terimakasih juga sudah hadir di hidupku. Meski cuma sekilas, aku senang bisa mencintai seorang sepertimu. Semoga Kak Neil bahagia sama Bang Fran. Aku akan terus dukung Kakak."
Neil terenyuh dan matanya mulai berkaca-kaca.
Dia sangat terharu sekaligus heran, bagaimana bisa masih ada anak berhati bersih nan mulia di era modern ini, dimana anak-anak seumurannya bermulut penuh toxic dan pemain epep merajalela.
Singkat cerita waktu makan malam tiba. Dekorasi ruang makan benar-benar ditata dengan meriah, penuh dengan balon dan bunga, foto Neil berukuran super besar dan tambahan badut kelinci menjadi penghibur di sana.
Tak hanya itu seluruh hidangan yang tersaji merupakan makanan favorit Neil. Bahkan terdapat puluhan kardus berisikan jajanan nyam nyam di sudut ruangan.
"Perasaan gue ga lagi ultah.." batin Neil yang kini memakai selempang bertuliskan 'Neil Aditama' melingkar di tubuhnya.
"Welcome to the club, Neil! Semoga betah jadi bagian dari keluarga sengklek ini ya!" heboh Emran seraya menebarkan kelopak bunga ke tubuh Neil.
Mereka yang ada di sana pun ikut memeriahkan dengan tepuk tangan.
"Aman Om– eh Daddy! Neil juga sengklek kok!" sahut Neil mengacungkan jempolnya.
Usai pesta sambutan untuk Neil digelar hingga membuat satu ruang gaduh, kotor, berserakan. Membuat para maid dan buttler yang ada di sana hanya bisa meratapi nasib saat akan membersihkannya nanti.
.
.
.
Waktu semakin malam, Erlan mulai membawa kakinya pergi keluar dari rumah. Membiarkan keluarganya yang masih menyambut kedatangan Neil.
"Mau kemana, sayang?" tanya Azura saat melihat si bungsu hendak membuka pintu utama.
"Minimarket," jawab Erlan singkat.
"Oh, Papa titip cimory yak! Jangan malam-malam pulangnya, nanti digondol sama anak presiden pertama."
Erlan hanya mengangguk meresponnya dan lekas keluar dari tempat itu.
Dinginnya angin malam membuat aliran air mata yang baru saja mencuat mulai mengering.
Sepanjang jalanan Ia melangkah, hatinya masih terasa pedih, netranya tak berhenti memproduksi cairan bening nan hangat itu.
Erlan menyeka jejak air matanya saat dirasa pandangannya terlalu memburam.
Sampai di sebuah taman yang tak jauh dari rumahnya, dia menangkap sesosok pemuda yang tak asing tengah bermain ayunan di sana.
Satu langkah... dua langkah... semakin dekat semakin jelas sosok pemuda itu.
"Bang Rengga?" sapa Erlan mulai berjalan mendekati Rengga.
Rengga yang tadinya menunduk mulai mendongak melihat siapa yang memanggilnya.
"Erlan? Lo nangis? Ga cocok banget haha.."
"Abang juga, mata bengkak dah kayak kodok gitu."
Erlan mulai duduk di bangku ayunan yang ada di sebelah Rengga. Dia yang memang sudah mengetahui jika Rengga memiliki perasaan dengan abangnya itu, langsung paham dengan keadaannya sekarang.
Rumah Rengga memang masih satu lingkungan dengan mansion Aditama. Jadi, tak heran jika dia ada di sekitar sana saat ini.
"Bang Rengga sempet nyatain perasaan ke Bang Fran?" tanya Erlan membuka obrolan.
"Nggak, tapi malah dikasih tau sama pacar gesreknya itu. Sialan, sebel kalo diinget-inget!" gerutu Rengga seraya memaju mundurkan ayunan.
"Bagus lah. Setidaknya kamu ga ditolak, Bang. Aku nyesel udah nyatain perasaan, sakitnya double."
"Lah malah adu nasib..."
Rengga yang merasa janggal dengan obrolan ini kembali menanyakan pada Erlan,
"Emang lo ditolak sama sapa?"
"Pacarnya Bang Fran," jawab Erlan jujur.
"Pfftt Bhahahaha asu!! 3 hari 3 malam gua nanges tros, langsung ngakak njeng tau lo nembak bocah kematian itu! Ahahaha..haha..." gelak Rengga lalu tertawa hambar diakhir.
"Sabar ya.. masih piyik dah kena nt..." lanjut Rengga menepuk-nepuk punggung Erlan.
"Mau pelukan? Buat saling menguatkan satu sama lain," tawar Erlan pada teman abangnya itu.
Rengga berpikir sejenak lalu mengangguk. "Mau," ucapnya lanjut berdiri menghampiri Erlan.
Erlan juga ikut berdiri dan mulai merentangkan kedua tangannya, memberi izin pada Rengga untuk masuk ke dalam dekapannya.
"Haahh!! Yok semangat yok! Kita kuat! Kita Bi– Eh bentar setel lagu dulu!" Rengga menjauhkan tubuhnya dari Erlan dan merogoh saku celana mencari handphonenya.
Lanjut Ia memutar lagu bertajuk 'Pergilah Kasih' by Chrisye.
Alunan musik telah dimulai, Rengga meletakkan handphonenya di bangku ayunan. Setelahnya Ia kembali memeluk tubuh Erlan.
"Pergilah kasih kejarlah keinginanmu"🎵
"Selagi masih ada waktu"🎵
"Yok mup on yok! Ada 8 miliyar orang di planet ini! Kita bakal bisa lupain dia dan cari yang laen!!" pekik Rengga dengan menepuk-nepuk punggung Erlan.
"Jangan hiraukan diriku"🎵
"Kita akan bahagia dengan cara kita sendiri! Lupakan dia!" timpah Erlan yang ikut terbawa suasana.
"Aku rela berpisah demi untuk dirimu"🎵
"Semoga tercapai segala keinginanmu"🎵
Rengga mulai kembali menangis meraung-raung, semakin erat mendekap Erlan. Membiarkan seluruh penghuni yang ada di taman itu mendengar suara isak tangisnya yang meriuh.
Begitupun dengan Erlan dia kembali menjatuhkan derai air matanya, menangis dalam diam membuatnya semakin sesak dan berisik di dalam kepalanya.
"Jangan.. di tahan ege! Lepaskan semuanya!.. Cuma ada... gue di sini!" bentak Rengga dengan sesegukan.
"Aku.. mencintainya..." pecah sudah tangisan Erlan, dirinya yang dikenal dingin dan dewasa kini kembali pada usia aslinya.
"Tak kusangka begitu cepat berlalu"🎵
"Tuk mencari kesombongan diri" 🎵
"Gue juga cinta diaaa!!" balas Rengga tak kalah kencang.
Keduanya saling mengeratkan dekapannya satu sama lain, membenamkan wajah penuh air mata itu ke bahu masing-masing. Hingga...
"Shopee! Yok pake S-PayLater~ Beli sekarang bayarnya nanti~"🎵
"BAJIGUR!! Ngerusak bangke!!!"
.
.
.
.
.
.
TBC
Salah sapa ga peke premium, Ga 😭🤏
Vote! Komen! Follow
See you~
17 Juni 2023