[LN] Tokidoki Busotto Roshia...

By AckermanZzzz

823 59 2

Genre : Comedy, Romance, School Life, Slice of Life Sinopsis : "И е оже обрати ание" "Eh, apa?" "Bukan apa-ap... More

VOLUME 1
Vol 1 - Prolog : Putri Penyendiri dan Tetangga yang Malas
Vol 1 - Chapter 1 : Bukannya Bikin Kesal saat Melewatkan Gacha Gratis?
Vol 1 - Chapter 2 : Aku Bukan Penyendiri, Oke?
Vol 1 - Chapter 3 : Itu Dia Petugas
Vol 1 - Chapter 4 : Aku Tidak Membenci Gadis yang Dicintai Saudara Perempuannya
Vol 1 - Chapter 5 : Berhenti! Jangan Berkelahi Memperebutkan Aku!
Vol 1 - Chapter 6 : Ini Pertama Kalinya Aku Melihat Bayangan Kematian
Vol 1 - Chapter 7 : Sungguh ... Insiden yang Menyedihkan
Vol 1 - Chapter 8 : Ya, Aku mengerti
Vol 1 - Epilog : Ambil Tanganku
VOLUME 2
Vol 2 - Chapter 1 : Kau Memahami Maksudku, 'Kan...?
Vol 2 - Chapter 2 : Bola adalah Musuh, Titik!

Vol 2 - Prolog : Kau Salah!

29 3 1
By AckermanZzzz





Di dalam kamar Gedung Apartemen tertentu.

Di sebuah ruangan dengan nuansa tenang dan hening, ada seorang gadis yang berguling-guling di atas kasurnya sembari membuat berbagai macam ekspresi yang berbeda.

“Kenapa... Tidak, tapi...”

Gadis bernama Alisa ini bergumam pada dirinya sendiri saat ekspresi wajahnya berubah-ubah dengan gelisah.

Dia adalah pemilik kamar ini: Alisa Mikhailovna Kujou.

Dia masih mengenakan seragam Sekolahnya saat berguling-guling di tempat tidurnya.

Dia cuma melepas blazernya, jadi kemejanya kusut akibat berguling-guling terus, tapi dia tidak terlalu peduli. Hal itu tidak biasa baginya untuk bertindak seperti ini, tapi hari ini juga bukan hari yang normal.

Alisa memikirkan peristiwa yang terjadi setengah jam yang lalu.

Dalam perjalanan pulang dari Sekolah, dia menatap mata si cowok itu dan meraih tangannya.

Tangannya ... Kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

“Cinta? 'Cinta'? 'Cinta'? Eh? eh??”

Kata-kata tersebut keceplosan dari mulutnya tanpa dia sadari.

Dia mendapati dirinya berpikir keras saat gelombang besar emosi menggenang di hatinya.

“Cinta? Ke Kuze-kun? Aku–... Ah–!!”

Dia bertanya pada dirinya sendiri lagi, seolah-olah berusaha untuk memastikan.

Tepat saat memikirkannya lagi, wajahnya langsung memerah, dan dia terjun ke bantalnya.

“Ini bukan–! Ini bukan seperti ituuuuuu!”

Dengan wajah yang masih menempel di bantal, dia berteriak – menyangkal.

Aku? Jatuh cinta dengan Kuze-kun?

Tidak!

Ini tidak sesederhana itu!

Mana mungkin dia jatuh cinta pada seorang Pemalas seperti dirinya, pikir Alisa.

Dia bahkan secara gamblang mengatakan itu padanya, ... meski dalam Bahasa Rusia.

Tetap saja, dia dengan keras kepala mengatakan kalau yang dimaksudkan bukanlah dalam artian romantis.

Tapi Masachika ini selalu membuat hatinya cenat-cenut.

Ia selalu selangkah di depanku, ia tidak pernah menunjukkan kegugupannya di wajahnya, ia tidak pernah menyadari apa yang aku lakukan untuknya, betapa konyolnya dirinya, namun aku tidak pernah bisa memberitahunya apa yang sebenarnya ingin aku katakan.

...Mana mungkin aku mencintainya... 'kan?

Pertanyaan tersebut silih berganti muncul di dalam kepalanya.

Alisa berusaha mencoba menghilangkan pikiran itu.

“Sungguh. Aku sama sekali tidak menyukai Kuze-kun. Aku hanya... sedikit terbawa suasana. Cuma itu saja!”

Dia membantah pada dirinya sendiri, lalu bangkit dari atas kasur, dan pergi ke lemari.

Misalnya ... Itu benar, cuma semisalnya. Ya, meski misalnya saja aku memang menyukai Kuze-kun. Ada hal yang lebih penting untuk dilakukan, jadi...

Saat dia mengganti seragamnya, Alisa secara mental mengatur apa yang paling penting baginya. Bahkan tidak perlu memikirkannya jauh-jauh.

Tentu saja, menjadi Ketua OSIS merupakan perihal yang jauh lebih penting. Akan konyol baginya untuk mengesampingkan tujuannya hanya karena cowok. Perbuatan tersebut akan menjadi pengkhianatan bagi Masachika, yang sudah menyatakan akan melakukan semua yang ia bisa untuk mendukung mimpi Alisa.

Ya... Karena aku mendapat dukungan Kuze-kun, aku harus melakukan segalanya untuk memenuhi harapannya, 'kan?

Apa yang akan ia pikirkan jika aku membuang seluruh kampanye-ku dan mengakui perasaanku padanya?

Saat Alisa menanyakan itu pada dirinya sendiri, dia mulai membayangkan wajah Masachika.

"Hah? Kau menyukaiku? ...Tidak, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu, saat bilang menyukaimu ... kau tau, maksudku secara platonik. Seperti, aku akan mendukungmu. ...Jadi kau melihatku secara romantis seperti itu, ya? Yah... maaf. Aku tidak berpikir aku bisa menjadi Wakil Ketua juga ..."

Itulah yang dikatakan Masachika dalam imajinasinya, dengan nada datar dan tidak tertarik.

“Ap–, Hah ...”

Dia menerima pukulan kritis dari imajinasinya sendiri dan tersinggung oleh kata-katanya.

Alisa terhuyung-huyung mundur ke tempat tidurnya dan terjatuh ke atas selimut. Dia tidak bergerak sebentar, lalu mengangkat dahinya sedikit dan mulai memukul-mukul selimutnya.

“Masa bodo! Aku tidak peduli! Segala sesuatu tentangmu! Aku tidak menyukainya! Tidak menyukainyaaa!!”

Dia memukuli kasur setiap kali mengucapkan kata demi kata, dan bernapas dengan berat.

Lagi pula, ini tentang Kuze-kun.

Saat aku menjumpainya di Sekolah besok, ia akan membuatku kesal dengan sikap malasnya itu.

Semua yang kukatakan sampai sekarang–

Ghh!

Memikirkan hal itu membuatnya sangat marah lagi, jadi dia bangun dari tempat tidur dan menutup lemarinya dengan keras.

Saat menutup lemari, dia mendengar suara pintu masuk terbuka, dan dengan tangan di pipinya yang memerah, dia menenangkan diri dan pergi untuk menyambut orang yang datang.

“Selamat datang kembali, Masha.”

“Aku pulang, Alya-chan.”

Hm?

Maria tersenyum selembut biasanya, memeluk bahu Alisa dengan tangannya yang bebas, dan mencium kedua pipinya. Tapi dia bergerak seolah-olah sedang terganggu oleh sesuatu, dan nampak sedikit melamun.

“Maria... Apa ada sesuatu yang terjadi?”

“Eh... Apa maksudmu?”

“Kau malah bertanya balik......”

Alisa tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk menjelaskan maksudnya.

Maria memandang Alisa dengan cara yang agak aneh, tetapi tiba-tiba mengambil Boneka Binatang dari kantong plastik dan tersenyum.

“Oiya, benar, itu benar! Sebenarnya, aku... bertemu seseorang yang sangat baik!”

Seekor Boneka Kucing tiba-tiba muncul di depan Alisa, yang terkejut dengan betapa cepatnya perubahan suasana hati Maria.

“Ta-daa~ Alya-nyan!”

“A-Alya-nyan...? Eh?”

“Lihat deh~ lihat! Bukannya Boneka ini terlihat mirip denganmu?”

“...Bagian mananya yang mirip?”

Alisa mundur selangkah dan melihat Boneka Binatang itu. Mau tak mau dia bertanya kembali dengan wajah lurus.

“Eh~? Dari ekspresinya?”

“Boneka Binatang mana mungkin punya ekspresi ...”

“Tentu saja punya~ Lihat nih? Tuh 'kan!”

Ahh, ya, ya, aku mengerti. ...Jangan panggil aku seperti itu.”

“Eh~?”

“Rasanya tidak nyaman dipanggil seperti itu.”

Uhhhh, kalau begitu... A-nyan?”

“Yah, itu...”

“Yayy, aku akan mengantarmu pulang kalau begitu~? A-nyan?”

Maria memeluk Boneka Binatang itu ke dadanya dengan senyum bahagia, dan pergi ke kamarnya.

Saat Alisa masih berdiri di pintu dengan ekspresi tercengang, Maria tiba-tiba berhenti dan memanggilnya.

“Oiya, Alya-chan, aku berbicara dengan Kuze-kun...”

“...Hah?”

Karena nama orang yang barusan Alisa pikirkan dipanggil, jadi dia sedikit waspada.

Maria melanjutkan dengan suara ceria, dan Alisa tidak tahu apa pemikirannya telah ketahuan oleh Maria.

Hmm~, aku cuma berpikir kalau ia cowok yang sangat baik. Aku jadi mengerti kenapa kau sangat menyukainya~”

“Sudah kubilang, aku tidak menyukainya.”

“Benarkah~?”

“Kau ini ngotot banget.”

Alisa menghela napas berat, seolah-olah berusaha menyembunyikan pemikiran aslinya.

Tapi setelah itu, dia tersentak ketika melihat tatapan Maria dari balik bahunya.

Karena tidak seperti suaranya yang ceria, tatapan mata Maria memancarkan ...... keseriusan yang menakutkan di dalamnya.

Namun segera, tatapan menakutkan itu sekali lagi digantikan dengan wajah tersenyum yang biasa.

“Yup, yup, begitu ya~”

“Eh?”

“Oh, astaga~ Alya-chan sangat imut saat dia tidak jujur ​​pada dirinya sendiri.”

H–, Hahhhh?

“Tapi jika kau menyukainya, lebih baik kau cepat-cepat menembaknya, loh~ Semuanya akan terlambat jika ada orang lain yang mengambilnya duluan.”

“Ap-Apa yang kau bicarakan!”

“Hehe, masa muda~”

Maria, tidak yakin dengan kata-kata Alisa, membalas dengan cekikikan saat dia masuk ke kamarnya.

“Seriusan, apa-apaan sih...”

Alisa memasang ekspresi pasrah di wajahnya – karena dia tidak bisa mengikuti tempo kakaknya.

Dia mencoba untuk tidak khawatir tentang hal itu, dan kembali ke kamarnya sendiri.

Akan tetapi ...

“...”

Dia tidak bisa menyingkirkan tatapan serius Maria dari dalam kepalanya.



Continue Reading

You'll Also Like

616K 24.3K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
PUNISHER By Kak Ay

Teen Fiction

1.3M 116K 44
"Kenapa lo nolongin gue, hm? Kenapa nggak lo biarin gue mati aja? Lo benci 'kan sama gue?" - Irene Meredhita "Karena lo mati pun nggak ada gunanya. G...
1.7M 122K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.1M 44.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...