Dom Omega Gesrek (END) ☑️

By wowok9091

897K 65.8K 5.1K

Sinopsis: Neil siswa SMA yang seorang 'Dominan Omega' minim ilmu di segala bidang akademik, tak sengaja berte... More

🐰🐰🐰
1. Nyam Nyam
2. Hyung
3. Abang
4. Goblok itu takdir
5. 847
6. Beneran Red Flag??
7. Lone Wolf
8. Stalker
9. Upin Ipin
10. Pacaran??
11. Kencan
12. Heat
13. Susanto
14. Siapa Susanto?
15. Aditama
16. Biawak Mini
17. Lafranjing!
18. Hamlet
19. Dumb Bunny
20. Bunga Tidur
21. Benih Cinta
22. Selfie
23. Hyung! Hwaiting!
24. Don't Leave Me
25. Mau Sun
26. Neil dan Erlan
27. Ini Alasannya
28. Anakonda
29. 🔞 My Bunny
30. Diculik
31. Berpisah
32. Permata Keluarga
33. Dikubur
34. Lampu Hijau
35. Negeri Singa
36. Aitakatta
37. Masa sih?
38. Rengga
39. Terhyung-Hyung
40. Pergilah Kasih
41.Hukuman
42. Season 1 END
1. (S2) Kamu Jelek
2. (S2) Salah Paham
3. (S2) Ketos
4. (S2) Niat Jahat
5. (S2) Kelinci Kecil
6. (S2) Marking
7. (S2) Engagement
8. (S2) Wedding
9. (S2) Cepat Jadi
10. (S2) Suami Bodoh
10. (S2) Trauma
11. (S2) Maaf
12. (S2) Pelampiasan
13. (S2) Telepon
14. (S2) Childfree
15. (S2) Empat
16. (S2) Ngidam
17. (S2) Main Sendiri
18. (S2) Air Ketuban
19. (S2) Akhir Cerita
21. (S2) Epilog
INPO
DOG TERBIT✨
Link Shopee DOG

35. Nakal

20.7K 1.2K 192
By wowok9091

Vote dan komen pokoknya!! Wajib follow sebelum baca wowok9091!!!

Happy Reading ✨


"Beneran ga papa? Ga ada yang sakit gitu? Atau gak kesurupan apa gitu?" tanya Neil seraya membersihkan luka di wajah Lafran menggunakan kasa dan cairan saline.

Lafran mengangguk satu kali, tangannya bergerak mengangkat tubuh Neil yang ada di hadapannya, lalu mulai didudukan ke pahanya.

"Seriusan dah, badan lu terbuat dari apa sih? Lo produk nokia ya?" lanjut Neil yang masih setia mengobati luka-luka kekasihnya.

Detik ketiga Lafran kembali mengangkat tubuh Neil yang sebelumnya ada dipangkuannya. Membawa kakinya berjalan menuju lemari membiarkan kekasihnya itu mengoceh dalam gendongannya.

Salah satu tangannya bergerak mengambil sesuatu dari dalam lemari. Kemudian Ia kembali menuju kasur king size yang baru saja dibeli, dan mendudukan dirinya serta Neil dipangkuannya pada pinggiran kasur.

Neil masih berceloteh hingga kamar apartemen milik Lafran yang sebelumnya selalu sunyi dan suram, kini hidup dan terwarnai hanya dengan kehadiran malaikat manisnya.

Lafran membuka sebuah paper bag dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

"Apa ini?" tanya Neil sesaat kekasihnya mulai memasangkan sesuatu pada tubuhnya.

"God dammit! This really suits you, Bunny."

"Anju! Gak! gak! Kagak mau lagi gua pake ginian!"

Neil hendak melepas hoodie putih dengan telinga kelinci yang membungkus badannya.

Akan tetapi, Lafran menghentikan aksinya dan memasang wajah memelas bak anak anjing pada Neil. Berharap kekasihnya itu tetap memakai hadiah pemberian darinya.

Tentunya Neil lemah dengan wajah itu, alhasil dia tetap memakainya, namun terus menerus menutupi wajahnya yang sudah memerah seperti pantat monyet.

Lafran mendekap erat kelinci manisnya itu, menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, mengecup berkali-kali pucuk kepala yang tertutup tudung putih itu. Memakan pipi gembul Neil hingga meninggalkan bekas lingkaran gigitan.

Setelahnya Ia membentangkan tubuhnya ke belakang, merebahkan dirinya di kasur yang masih setia memeluk Neil.

"Ayo nikah," ucap Lafran disela-sela kecupannya.

"Iye nantik... Gua masih pengen jadi bocil dulu. Si bocil ini masih ga siap buat ngurus bocil," balas Neil yang kini ada di atas tubuh Lafran.

Dengan perasaan kecewa, Lafran memilih untuk berdehem saja. Tangan kekarnya itu mulai mengusap punggung serta kepala kelinci putih yang ada di atasnya.

Sedangkan Neil sendiri kini menempelkan kepalanya pada dada bidang Lafran dan jarinya membuat pola abstrak di sana.

Neil memainkan kedua kakinya naik turun, melampiaskan kegembiraannya saat ini. Lalu salah satu kakinya tak sengaja menyenggol barang bagus yang ada di selangkangan Lafran, membuat barang itu sedikit memberikan responnya.

"Njir, baperan amat anakondanya. Kesenggol dikit langsung ngaceng," celetuk Neil yang merasakan ada sesuatu yang menonjol di bawah sana.

"Soalnya ada kamu," balas Lafran seraya memeluk pinggang kelincinya itu.

Neil berpikir sejenak lalu dia mendongak menatap kekasihnya tersenyum genit menampakkan gigi kelincinya.

"Hyung, mau gini?"

Neil menautkan jari telunjuk dan jempol tangan kanannya membentuk sebuah lingkaran, lalu telunjuk kirinya mulai keluar masuk ke lingkaran itu.

"Ga ada kondom," jawab Lafran yang sebenarnya sedikit terkejut saat kekasihnya itu menawarkan diri.

"Mmm... yaudah mau gua epong?"

"Boleh"

Neil bangkit dari rebahannya. Kini dia duduk di atas paha Lafran yang masih tiduran di ranjang itu.

Tangannya mulai bergerak menurunkan celana yang dikenakan Lafran. Sedangkan sang empunya sendiri memperhatikan intens kelinci manisnya itu dari bawah.

"Asu.. semakin diliat, anakonda lu emang gede banget cok. Bisa-bisanya bisa masuk ke anunya gua."

Neil memberikan sentilan pada si anakonda yang baru saja mencuat sesaat celana dalam milik kekasihnya diturunkan.

Lafran sendiri hanya terkekeh sembari meremas-remas buah persik kenyal milik Neil yang kini orangnya mematung di atasnya.

Dengan gerakan ragu-ragu, Neil mulai membungkukkan tubuhnya. Membawa kepalanya mendekat ke arah barang kelewat bagus milik kekasihnya.

Diawal Neil menyentuhnya menggunakan jari telunjuk, lalu memberanikan diri untuk menggenggam benda panas itu.

Bisa Ia rasakan sebesar apa dan sekeras apa barang itu saat ini. Bahkan genggaman tangannya tak mampu melingkar penuh pada diameter si anakonda yang memang kelewat gemuk itu.

Neil mulai mengerakan tangannya memijat lembut dari atas ke bawah, secara berulang. Membuat Lafran merasakan sebuah rangsangan detik itu juga.

Tak hanya menggunakan tangan, Neil mulai menggunakan mulutnya untuk menggosok benda itu, menjulurkan lidahnya, dengan genitnya dia menjilat batang besar itu dan memasukan ke dalam mulutnya.

Sesak dan penuh yang Ia rasakan sesaat si anakonda mulai masuk ke dalam mulutnya, hingga membuatnya tersedak.

Karena tak mampu memasukan keseluruhan benda panas itu, Neil menggunakan tangannya untuk menggosok bagian batang yang tak masuk ke dalam mulut.

Lafran menikmati setiap layanan yang diberikan kekasihnya itu. Tangannya mulai mengelus pucuk kepala si kelinci putih yang terus bergerak maju mundur.

Terlihat seperti seekor kelinci yang berusaha memakan lahap sebuah wortel kesukaannya.

"Nakal ya kamu, belajar dari mana, hm?" tanya Lafran ditengah acara.

"Eung? bwhokep..." Neil menjawab dengan keadaan batang besar itu masih di dalam mulutnya.

Rahangnya mulai capek karena terlalu lama memakan benda itu, dirinya juga kesal karena sudah 30 menit lebih kekasihnya tak kunjung melepaskan ejakulasi.

Lafran yang peka saat kekasihnya sudah merasa lelah, Ia beranjak bangun dan duduk di hadapan Neil. Detik kedua Lafran membawa tubuh Neil bergantian untuk dirinya yang dalam posisi tidur sekarang.

Tangan kekar itu mulai melucuti celana serta dalaman yang dikenakan Neil dan membuangnya asal.

"Mau ngapain? Katanya ga ada kondom?" Neil sedikit resah dan reflek menutup selangkangannya mengunakan kedua tangan.

"Pinjam paha."

Sebelum Lafran mengerjakannya, Ia mengecup sebentar bibir kenyal milik kekasihnya. Awal memang hanya sebuah kecupan, berubah menjadi lumatan dan sesekali menghisap, mengobrak-abrik di dalam mulut kecil Neil.

Membuat sang empunya tak mampu menyeimbangi dan hanya dapat mengeluarkan erangannya.

"Enghh...mmphh..."

Kedua tangan Lafran mulai menjamah masuk ke dalam hoodie putih yang dikenakan Neil. Mengelus serta meraba kulit mulus milik kekasihnya, hingga jarinya menemukan sebuah titik kenikmatan yang Ia cari-cari.

Kedua buah ceri itu mulai dimainkan, memutar, memencet, menggosok, tanpa menyudahi ciuman panas itu.

Neil hanya dapat mengeluarkan erangannya, tubuhnya menggeliat merasakan rangsangan dari setiap sentuhan yang diberikan tangan dingin itu.

"Mmphh ge..lih.. ha.. Ahh..."

Dua titik kenikmatan yang terus dimainkan oleh Lafran, membuat batang mungil milik Neil ikut merespon.

Lafran tersenyum bangga. Dia mulai menyatukan si anakonda dengan si ulat milik Neil. Setelahnya, Lafran mencapit barangnya menggunakan kedua paha kekasihnya.

Pinggulnya bergerak maju mundur, batang itu keluar masuk melalui sela-sela paha Neil. Sensasi yang dirasakan hampir menyerupai saat barangnya masuk kedalam lubang kenikmatan milik kekasihnya.

Neil yang asetnya mendapatkan gesekan setiap kali Lafran bergerak, juga merasakan rangsangan teramat nikmat.

"Aah.. Hyunghh.. Ah..hngh..."

"Shit! Cuteness overload."

Lafran tak kuasa melihat pemandangan yang ada di bawahnya. Neil dengan tudung berbulu putih lengkap dengan telinga kelinci.

Ditambah ekspresi panas dari kelinci itu, matanya sayu, semburan merah menghiasi pipinya, wajah penuh peluh menambah kesan erotis. Membuat pintu fetish Lafran terbuka saat ini.

Tempo gerakan semakin cepat dan keduanya mulai mencapai puncak rangsangan hingga melepaskan klimaks seksual secara bersama.

Lafran tentu tak puas jika hanya dengan satu kali tembakan, dirinya tetap melakukan kegiatannya hingga lupa waktu.

Si kelincinya hanya dapat pasrah menyerahkan dirinya. Toh, yang merasakan kenikmatan bukan hanya kekasihnya saja.

***

"Woilah! Kenapa itu muka kok bonyok?!"

Rengga terperanjat tak percaya melihat keadaan temannya yang baru saja akinya di dalam kelas, merasa malas untuk menjalani kegiatan belajarnya.

Nyatanya dulu dia sangat suka belajar, namun entah kenapa jika tak ada si kelinci manis itu di sampingnya, membuatnya merasa kosong tak ingin melakukan apa-apa.

Rengga yang khawatir dengan keadaan rekannya itu menangkup wajah Lafran, melihat keseluruhan bekas lukanya.

Pasalnya, temannya itu sudah seminggu lebih tak masuk sekolah dan ketika sudah masuk wajahnya penuh dengan luka lebam seperti ini.

Lafran menjauhkan tangan Rengga dan mengusak pucuk kepala temannya itu.

Memberi tahu jika tak ada yang perlu dikhawatirkan. Justru dia bangga karena luka ini yang menjadi bukti kerestuan dari pihak keluarga calon pasangan hidupnya.

Rengga yang diusap kepalanya, membuat wajahnya terasa panas hingga pipi dan telinga memerah.

Detik ketiga Ia membuang wajahnya membelakangi Lafran, tak ingin rupanya saat ini dilihat oleh temannya itu.

"O-oke lah kalo ga papa..." gagap Rengga seraya mengipasi wajahnya dengan tangan.

Saat hendak berbalik ke tempat duduknya, tangan Rengga ditarik oleh Lafran, membuat sang empunya terkejut bukan main.

"A-apa? Kenapa?" tanyanya gugup pada Lafran, berusaha menormalkan ekspresinya.

"Nitip," jawab Lafran dengan memberikan tas ranselnya pada teman satu-satunya itu.

Setelah mengatakanya, Lafran keluar dari kelas, membawa kakinya menuju ke kelas XI IPA 3. Meninggalkan Rengga yang masih mengerjapkan matanya di sana.

Detik ketiga Rengga tersenyum girang dan memeluk erat tas ransel yang baru saja diberikan oleh Lafran.

Kemudian dia berjalan menuju bangkunya sesekali melompat kecil penuh keriangan.

TBC

Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

11 Juni 2023

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
208K 11.7K 34
sorry ya kalo ada typo up tergantung mood gw •••••••••••••••••••••••••••••••••••••• "udah tau gua cowok gak bisa hamil terus kenapa lo nikahin gua ka...
1.8M 129K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
6.4K 299 16
"Hikss bunda bawa sea..." "Kau anak pembawa sial sea arvanza!!" "Dasar banci" "Kau pembunuh sea" "Tidak boleh ada yg menyentuh miliku" Tidak pandai m...