Tensura: Rimuru and the Paral...

By XRider5

14.7K 1K 303

Dunia Parallel, kira-kira apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata ini? Dunia lain? Kehidupan lain? Cermi... More

Info
Prolog
(A) 1. Pahlawan
(A) 2. Rimuru Teslarnd
(A) 3. Dia?
(A) 4. Mencoba mengerti
(A) 5. Benarkah?
(B) 6. Apa itu?
(B) 7. Ini benar?
(B) 8. Kalian!
(B) 9. Demon lord lain
(B) 10. Pertemuan: Part 1
(B) 11. Pertemuan: Part 2
[Info] Penjelasan penting
(C) 12. Monster
(C) 13. Sedikit istirahat
「𝚃𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊」
(C) 14. Ancaman
(C) 15. Mulai
(C) 16. Tidak diduga
(C) 17. Mengherankan
(C) 18. Mirip bukan berarti sama
(C) 19. Sepotong-sepotong
(C) 20. Malaikat?
(C) 21. Ditunggu-tunggu
(C) 22. Lihat dirimu
(C) 23. Berpisah
(D) 24. Dua sisi
(D) 25. Tuan dan pelayan
(D) 27. Kunjungan

(D) 26. Hubungan

138 13 1
By XRider5

✧𝑻𝒆𝒏𝒔𝒖𝒓𝒂: 𝑹𝒊𝒎𝒖𝒓𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒉𝒆 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒍𝒍𝒆𝒍 𝒘𝒐𝒓𝒍𝒅✧
---------------------------------------------------------

[A/N: Untuk kedepannya, tanda "❖" akan dipakai sebagai pertanda perpindahan adegan ke adegan yang selanjutnya. Bisa berupa perpindahan latar tempat, perpindahan latar waktu (bisa mundur [kilas balik], maupun maju.), dan lain sebagainya. Intinya, jika ada tanda itu, maka perpindahan adegan akan terjadi.]

Saya tahu, pasti ada saja yang akan kesulitan membedakan antara perpindahan adegan di masa depan dengan di masa lalu (kilas balik). Tapi sebenarnya itulah tujuan saya, saya ingin kalian menerka-nerka sendiri apakah itu sebuah kilas balik atau bukan. Dan pada akhirnya, semua pasti akan terjawab diakhir. Jadi saya mohon pengertiannya.

Terimakasih. Oh, kalau ada saran tolong bisa kalian beritahukan (⁠^⁠^⁠).
_________________

"Ini teh Anda, baginda."

"Letakkan saja disitu." Jawab seseorang bersurai merah muda pucat panjang yang sedang sibuk memperhatikan lembaran ditangannya.

Mendengar perintah, pria yang berpakaian butler itu kemudian meletakkan nampan berisi seperangkat alat minum teh yang telah tersusun rapi keatas meja didekat sofa.

"Jadi, Diablo, bagaimana perkembangan sejauh ini?" Tanya raja melirik pria butler itu.

Pria butler bernama Diablo itu tengah menuangkan air teh dari teko ke cangkir, dia melakukannya dengan begitu tenang dan mahir. Menunjukkan senyum sopan kepada junjungannya, dia lantas beralih menghadap raja dengan sopan.

Postur sedikit membungkuk, tangan kirinya ia bawa ke belakang dan tangan kanannya ia tempatkan di dada.

"Belum ada tanda pergerakan dari Kerajaan Templeton, raja ku. Dari orang yang saya kirim ke sana, Raja Seutarius tampaknya masih belum ingin mengambil tindakan signifikan tentang penyerangan wilayah Siss kecuali bertahan."

"Huh, tampaknya makin hari dia makin bodoh." Raja memejamkan matanya. "Lalu bagaimana dengan persiapan 'itu'?"

"Jangan khawatir, baginda. Persiapan ritual telah mencapai delapan puluh persen dari keseluruhan, tinggal menyisakan dua hal 'itu' untuk menyempurnakannya."

Mendengar apa yang dikatakan, raja menyeringai. Tampaknya ia mendapatkan jawaban yang memang ingin ia dengar.

"Baiklah, tinggal dua hal lagi dan semuanya akan lengkap. Kamu sudah menemukan keberadaan pria berjubah itu?"

"Maafkan saya, baginda, saya masih belum menemukan jejaknya." Wajah Diablo berubah sedih.

"Masih belum?"

"Para anak buah saya telah mencari di berbagai tempat termasuk yang telah Anda tunjukkan, tetapi mereka tidak menemukan jejak apapun ditempat-tempat itu."

"Bahkan jejak sihir sekalipun?"

Dengan ekspresi yang sama, Diablo membenarkan. "Saya awalnya juga tidak percaya dan segera memeriksanya langsung, namun sayangnya itu benar, bahkan jejak sekecil riwayat sihir pun nihil."

Mendengar hal itu, raja lantas beranjak dari kursinya. Berjalan menghampiri Diablo dan tanpa disangka menghunuskan pedangnya tepat dileher pria butler tersebut.

"Apa cuma itu yang kau katakan setelah aku memberimu waktu berbulan-bulan?" Mata merah sang raja membidik tajam kepala bersurai hitam itu.

Tubuh tinggi pria itu bergetar, iris emasnya seperti menunjukkan penyesalan besar. Saking lemahnya, kaki pria itu bahkan seperti tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Raja pun tidak memerlukan aura intimidasi lagi untuk mengancamnya.

"Saya sangat menyesal, baginda. Saya mohon! Izinkan saya untuk terus mencarinya! Saya tidak akan lagi mengkhianati harapan Anda!" Saking berputus-asanya, Diablo hanya bisa memohon.

Raja mengernyit, menarik pedangnya dan lantas berbalik membelakanginya. "Aku memberimu waktu dua bulan lagi, dan jika kau tidak bisa, kau bisa pastikan sendiri bagaimana nasib kepalamu setelahnya." Ia lantas berjalan menjauh.

"Terimakasih, baginda, saya sungguh, sungguh berterimakasih.."

Di ruangan luas nan elok, dua orang pria secara intens melakukan pembicaraan ringan dikala bintang menghiasi langit malam.

Pria muda bersurai silver kebiruan dengan pakaian elegan kemudian duduk di kursi yang terlihat begitu mahal. Ia kemudian menopangkan kedua lengannya keatas meja penuh kertas.

"Kamu tahu banyak bukan, duke? Cerita itu sangat rahasia loh, bahkan dikalangan keluarga kerajaan sekalipun." Tatkala mulutnya tersenyum, matanya menyipit.

Meski hampir semua yang dinyatakan Benimaru adalah sebuah rahasia umum, namun sisanya adalah tidak. Seperti yang dikatakan raja, bahkan Benimaru mengetahui apa yang belum tentu kerabat raja sendiri ketahui.

Cerita tentang mantan Pangeran Charles yang diketahui umum sebenarnya adalah bahwa ia tidaklah dieksekusi karena sihir hitam, melainkan sebuah penggelapan. Raja tahu akan hal itu, tapi tidak semua keluarga kerajaan tahu. Namun bukan berarti cerita tentang penggelapan itu bohong, karena Charles memang benar-benar melakukannya.

Banyak cerita dongeng anak yang menyatakan sebuah kebohongan adalah mutlak keburukan, namun pembuat cerita itu sendiri bahkan berbohong. Terkadang orang melakukan kebohongan untuk kejahatan, namun ada pula yang melakukannya demi kebaikan. Semuanya relatif, hanya kamu yang bisa menentukan itu baik atau buruk.

Kebohongan tentang mengapa alasan Charles dieksekusi adalah salah satu penerapan cerita yang diperhalus. Tentu, pada dasarnya kebanyakan orang yang mendengar alasan ini pasti akan menumbuhkan rasa kesal.

"Saya tidak akan protes. Saya tahu alasan kerajaan menyembunyikannya karena demi kebaikan bersama, dan saya tidak berhak menghakimi hal itu."

Mengapa cerita tentang Charles dipelintir adalah karena ingin mempertahankan nama baik raja juga keluarga kerajaan. Oh, ini egois bukan? Tidak ada yang bisa menyangkalnya, bahkan raja.

"Sangat sulit membangun kepercayaan, namun sangat mudah menghancurkannya. Ayahku melakukan semuanya demi kerajaan. Tak apa-apa jika kau ingin mengambil kerah bajuku dan membanting ku ketanah, setidaknya hanya itu yang ku bisa lakukan untuk menggantikan Ayahku meminta maaf."

Benimaru menempatkan tangan kanannya di dada. "Saya tidak berhak melakukannya."

"Haha, jangan membuatku lega, jenderal."

Fakta Charles menggunakan sihir hitam ditutup rapat, jadi demi alibi mereka hanya mengungkapkan penggelapan Charles dan menjadikannya tolok ukur yang diberatkan.

Semua itu demi menjaga nama baik kerajaan, atau juga bisa masukkan kata 'demi nama baik Charles' juga, namun sepertinya mayat tidak perlu lagi hal-hal merepotkan seperti itu. Untungnya semua orang yang mengetahui fakta sebenarnya akan hal itu lebih memilih tetap diam seperti yang diinginkan kerajaan.

Jika kabar buruk itu menyebar, nama baik keluarga kerajaan tercoreng. Ketika tercoreng, rakyat menjadi tidak percaya. Rakyat sudah tidak percaya, terjadi kericuhan. Terjadi kericuhan, wajah senyum banyak pihak memuncak. Keluarga kerajaan lengser, lalu terjadi kekosongan. Kekosongan terlihat, pihak yang sudah menunggu lalu masuk.

Itu memang hanya sebuah dugaan terburuk, tapi belum tentu tidak akan terjadi.

Ketika kursi kepemimpinan kosong, maka banyak hal buruk yang akan terjadi, bahkan termasuk keruntuhan negara itu sendiri. Sudahlah kondisi sebelumnya keruh, mau dibuat makin keruh lagi. Pastilah akal sehat orang waras bermain disini.

"Setelah semua ditambal indah, Ayahku pun naik sebagai raja."

Raja Richard VI menaiki takhta dan menjadi penguasa mutlak Kerajaan Tempest. Tidak ada kesalahan. Jangan bertanya, saya sedang bercerita.

"Dengan semua kondisi yang harus sesegera mungkin dibereskan, Ayahku menjadi sering kelelahan dan bahkan beberapa kali hampir pingsan."

Seutarius bukan sedang meneruskan cerita orang ataupun bahkan mengarang, namun ia memang menyampaikan apa yang dilihat matanya secara nyata.

Seutarius dan Raximus kecil telah berkali-kali menyaksikan sang Ayah yang berwajah pucat dihampir setiap harinya. Saking banyaknya yang harus diurusnya, ia bahkan sampai tidak memperhatikan kesehatannya sendiri. Namun, disisi lain ia juga terlihat begitu bahagia. Seakan, semua ini tidak ada apa-apanya dibandingkan suatu hal yang begitu besar.

Disamping semua hal tentang politik atau semacamnya, raja juga dihadapkan dengan masalah lain.

"Kekosongan pekerja di kastil pangeran."

Memang ada begitu banyak orang yang ingin melamar, tetapi tentu kerajaan tidak akan langsung mempekerjakannya begitu saja.

Kebanyakan para pekerja di istana pangeran sebelumnya adalah mata-mata, sehingga mereka disapu habis hingga tak bersisa. Itu juga termasuk para pelayan.

"Perekrutan besar-besaran pun dilakukan."

Meski disambut ramai, belum tentu penyeleksian akan mudah. Raja dan para bawahan kepercayaannya sukses membuat seleksi penerimaan begitu sulit hingga kurang sepuluh persen dari ribuan orang yang telah melamar lolos. Bahkan ratu sendiri mengaku, seandainya saja ia ikut maka sudah pasti tidak diterima karena saking sulitnya.

"Baginda raja sebelumnya tampaknya sangat menyayangi Anda dan saudara Anda."

"Kalau boleh aku katakan, itu juga bagian dari permainan politik, yah walau itu urusan disampingnya."

Dikarenakan terlalu tingginya standar yang dipatok oleh istana, jumlah yang diinginkan menjadi tak tercapai. Namun karena kondisi harus berjalan sesuai yang telah dijadwalkan, para pekerja yang telah diterima harus tetap bekerja meski jumlah mereka belum sempurna.

"Diablo ... ada diantaranya." Gumam Benimaru.

Raja mendengar gumaman pria itu dan lantas mengangguk. "Dia adalah bagian dari sepuluh persen orang yang diterima sebagai pekerja di kastil pangeran. Tapi, kebenaran tentang statusnya barulah terungkap beberapa bulan setelahnya."

Kinerja Diablo begitu baik, pengawas bahkan mengatakannya berkali-kali. Dia tidak pernah melakukan hal yang mencurigakan dan selalu mematuhi perintah. Pria bertubuh tinggi itu tidak pernah sekalipun lalai dalam tugasnya.

"Hingga sebuah kejadian tak terduga membongkar rahasianya."

Berbulan-bulan berlalu sejak Diablo mulai bekerja sebagai pelayan, sejauh itu semuanya aman terkendali. Namun, suatu kejadian besar sukses membuat raja sangat murka.

Malam itu ... Monster menyerang kastil pangeran.

"Aku tidak bisa melupakan malam itu. Malam yang sangat dingin, tanah bergetar, dan udara begitu mencekam. Haha, kalau diingat-ingat lagi, aku menangis saat itu." Senyum raja dipenuhi rasa nostalgia. Meski pahit untuk diingat, namun sepertinya raja tidak terlalu memikirkannya.

Itu bukanlah hal yang memalukan, Pangeran Seutarius dan Pangeran Rexam memang masih begitu belia saat itu.

Tetapi raja menyoroti cerita ini bukan tanpa alasan. Karena Diablo, pria inilah yang berhasil menyelamatkan nyawa keduanya. Sekaligus juga menjadi akhir bagi rahasia besar Diablo bertahan.

Menjadi pahlawan penyelamat kedua pangeran tidak menjadi jaminan Diablo akan dilepaskan begitu saja, tentu saja orang-orang akan curiga. 'Pelayan biasa' mana yang mampu membunuh monster berkekuatan tinggi seorang diri. Bahkan seorang prajurit veteran terlatih tidak sanggup melakukannya, monster kelas menengah sudah cukup membuat sekelompok prajurit itu kewalahan.

Raja tidak membiarkannya begitu saja.

Diablo ditahan dan diselidiki latar belakangnya, hingga ditemukanlah fakta bahwa ia merupakan imigran gelap dari Falmuth.

"Ayahku memutuskan untuk mengampuni Diablo."

"Baginda raja sebelumnya?"

Raja Richard VI sempat menempatkannya di penjara bawah tanah, setidaknya itu bertahan hingga waktu tiga bulan.

Berita tentangnya memecah deduksi banyak orang, bahkan para bangsawan sekalipun. Tanpa alasan yang meyakinkan, raja membebaskan Diablo yang notabenenya telah dianggap sebagai seorang pengkhianat negara. Dia memang telah menyelamatkan kedua pangeran, namun itu tidak serta-merta menyelesaikan semuanya.

Sejak saat itu, dengan segala aturan yang telah ditetapkan, Diablo akhirnya kembali bekerja sebagai pelayan.

Namun kali ini berbeda, karena ...

"Diablo ditunjuk sebagai pelayan pribadi Kakak ku, Pangeran Raximus."

Sejak saat itu, semuanya terasa berubah.

Entah secara tidak sadar maupun sadar, Pangeran Seutarius dan Pangeran Raximus semakin jarang bertemu. Sejak raja membebaskan Diablo, tanpa adanya alasan yang jelas, tempat tinggal kedua pangeran lalu dipisahkan. Pangeran Seutarius ditempatkan di kastil timur, sedangkan Raximus di kastil barat.

"Saya dengar Anda dan Raja Raximus sangat akrab dulunya."

Mendengarnya, sorot mata raja lantas melembut. "Meski kami kini bermusuhan, tapi, aku tidak sepenuhnya membenci dia." Raja tersenyum.

Ini adalah ekspresi kebahagiaan yang sulit dibendung sehingga terlihat jelas maksudnya, namun sayang, samar-samar terlukis pula kesedihan dalam raut wajah itu.

Hubungan kedua saudara itu merenggang. Perlahan, tapi pasti.

Semuanya terus berlanjut demikian hingga akhirnya bertahun-tahun tak terasa telah terlewat. Sampai saat itu, Pangeran Seutarius dan Pangeran Raximus akhirnya bertemu kembali setelah sekian lama.

"Dari saat itulah, aku merasakan perbedaan yang begitu besar dalam diri Kakak ku."

Sejak lahir, Seutarius dan Raximus memiliki hubungan yang harmonis. Kedua saudara kembar ini bahkan selalu bersama setiap saat. Memang ada satu-dua pertengkaran, tetapi pertengkaran itu sangat wajar diantara saudara.

Namun semuanya berubah drastis.

Raximus yang dulunya anak baik dan murah senyum, kini menjadi pria dengan tatapan dingin dan sinis. Seperti tidak ada jejak masa lalu dalam dirinya saat itu.

"Dan kau tahu, jenderal? Sejak saat itu, Diablo selalu terlihat menempel didekat Raxim."

"Haha, Anda terlihat kesal sekali, Seutarius-sama." Komentar Benimaru dengan wajah kecut.

"Ah, aku hanya bisa membayangkan Kakak menggemaskan ku didalam mimpi saja sejak saat itu." Sudut mulut raja menurun dengan mata sedih.

"Sabar ya, baginda."

"Terdengar aneh ketika kau mencampurkan bahasa informal dengan panggilan formal." Raja menatap aneh Benimaru.

"Yah mau bagaimana lagi, jika saya menggunakan honorifik Nihon, nama Anda terlalu panjang."

"Ya sudah, panggil aku Seurius saja."

"Baiklah, Anda berencana membunuh saya 'kan?"

"Tidak, tidak! Seperti yang sudah kubilang bukan? Ini hanya untuk pribadi!"

"Baiklah kalau itu perintah raja, saya hanya bisa mematuhinya." Jawab Benimaru membungkukkan badan.

Raja berwajah datar. "Kamu sengaja membuatku ingin merasa bersalah 'kan?"

"Baiklah, lupakan tentang itu," Raja segera berbicara. "Jadi, langsung saja ke intinya."

"?"

Raja tersenyum saat menatap wajah kebingungan Benimaru.

"Ayo bantu aku, duke."

Duke of Hiroshi memiliki banyak julukan yang telah ada dari pertamakali keluarga mereka berdiri, sampai sekarang. Salah satu julukan termasyhur mereka ialah Prajurit Penjaga Raja.

Dari generasi ke genedasi, keturunan Hiroshi telah banyak berjasa dalam sejarah kerajaan. Dalam beberapa kesempatan, banyak dari generasi penerus mereka menjadi orang kepercayaan raja atau bahkan sampai tangan kanan raja sendiri.

Seakan sudah menjadi takdir mutlak yang tidak bisa diputus, setiap penerus Duke of Hiroshi akan selalu berpihak kepada raja. Karena hal itu pula lah, bahkan ada satu pribahasa di kerajaan tentang mereka; "Dimana Duke of Hiroshi gugur, disaat itulah kerajaan hancur.".

Sebagai putra pertama dari Duke Hiroshi, sejak lahir Benimaru telah disiapkan menjadi seorang penerus sekaligus kesatria perkasa pembawa kesejahteraan.

Dibesarkan diwilayah pinggiran kerajaan, membuatnya menjadi anak yang sederhana meski memiliki kemewahan. Duke bukanlah pribadi yang senang membedakan seseorang dari sebuah hierarki, ini jugalah yang membuat Benimaru dapat bergaul dengan banyak orang meski mereka rakyat jelata sekalipun.

Tumbuh dewasa dengan sikap patriotisme yang dibawanya, Benimaru sukses menjadi penerus Duke of Hiroshi dengan banyak prestasi gemilang.

Berhasil memenuhi tugasnya sebagai penjaga tembok perbatasan wilayah timur kerajaan, Benimaru akhirnya dipanggil langsung oleh sang raja untuk memenuhi tugasnya sebagai salah satu bangsawan pondasi kerajaan.

Namun saat ini, ia kembali dihadapkan oleh salah satu musuh terbesarnya sejak dulu ...

"Onii-chan," Gadis bersurai merah muda meletakkan setumpuk kertas yang terlihat sangat berat keatas mejanya. "Ini hadiah hari ini."

Gadis itu tersenyum indah tatkala wajah benimaru menjadi ungu penuh keringat.

"Shuna, kamu serius? Ini bahkan lebih banyak dari saat kita di duchy.."

"Jangan heran, Onii-chan, banyak yang harus segera diurus setelah pembersihan para monster yang membeludak."

"Hahh.." Benimaru hanya bisa membuang napas panjang dengan wajah lelah.

Dengan mata sayu seraya menatap keluar jendela besar, ia lantas bergumam.

"Semoga Dewa memberkati kerajaan."

"Diablo, Diablo! Lihat bunga-bunga ini!" Ucap riang seorang anak seraya menunjuk bunga-bunga di taman luas nan hijau terawat.

"Pelan-pelan pangeran, hati-hati nanti jatuh."

Mengabaikan peringatan pelayan yang mengikutinya itu, anak tersebut kini berlari-larian menyambangi satu-persatu bunga dengan jenis yang berbeda-beda.

Wajahnya sangat senang, bukan hanya karena apa yang ia lihat, namun juga dengan siapa ia melihat.

Dengan mata merah ruby yang berbinar-binar, anak bersurai panjang itu lantas menatap kagum salah satu bunga yang telah mekar dengan indah.

"Ini namanya bunga Iris." Sang pelayan kemudian menghampirinya.

"Iris?"

Pelayan itu mengangguk pelan dan kembali menatap lembut bunga tersebut.

"Lebih tepatnya Iris biru, pangeran menyukainya?"

"Ya!"

"Mengapa?"

"Walau lebih gelap, tapi dia tetap berwarna biru! Mirip seperti rambutnya Seurus!"

"Pangeran kedua?"

"Ya! Diablo, bisakah aku menyimpannya?" Pangeran memohon dengan semangat.

Melihat hal itu, tentu Diablo tidak bisa menolaknya. Tidak, dia tidak ingin menolak setiap permintaan anak itu, sekalipun dirinya harus meregang nyawa.

"Tentu, pangeran, jadi Anda mau meletakkannya dimana?"

"Tolong letakkan di dekat tempat tidur ku! Dengan begitu, aku jadi merasa Seurus tetap di sampingku!" Jawab pangeran dengan ceria.

Diablo lantas tersenyum dan membungkuk. "Baik, pangeran, sesuai keinginan Anda."

𝙴𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝙲𝙷𝙰𝙿

#Jangan lupa vote 👍

Continue Reading

You'll Also Like

250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
83.3K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
338K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
56.7K 8.7K 55
Rahasia dibalik semuanya