Kenzo Emiliano(End)

Von Mhyka62

686K 70.1K 6.1K

Kenzo Emiliano, pemuda yang memilih pergi dari keluarganya saat dia baru berinjak usia 15 tahun.... Dia yang... Mehr

Part:1
Part:2
Part:3
Part:4
Part:5
Part:6
Part:7
Part:8
Part:9
Part:10
Part:11
Part:12
Part:13
Part:14
Part:15
Part:16
Part:17
Part:18
Part:19
Part:20
Part:22
Part:23
Part:24
Part:25
Part:26
Part:27
Part:28
Part:29
Part:30
Part:31
Part:32
Part:33
Part:34
Part:35
Part:36
Part:37
Extra part
Extrapart 2
Extrapart 3
Extrapart 4

Part:21

14.5K 1.6K 132
Von Mhyka62

Okedeh sesuai janji Double Up yee...
Vote and commentnya mana...
...

Kenzo dan Galaksi sekarang dalam perjalanan menuju sekolah, setelah cukup setengah jam Kenzo tertidur dikamar Galaksi tadi, akhirnya Galaksi membangunkannya dan mereka pun bersiap-siap ke sekolah menggunakan mobil Kenzo.

"Lo mau ngomong sesuatu sama gue?" Tanya Kenzo merasa Galaksi meliriknya sedari tadi, Galaksi menggelengkan kepalanya dan akhirnya memilih memperhatikan bangunan ditepi jalanan itu seraya memikirkan sesuatu.

Asyik dengan lamunannya, tanpa sadar Galaksi menghembuskan nafasnya beberapa kali, dan itu tidak luput dari perhatian Kenzo.

"Lo kenapa sih, ada masalah?" Tanya Kenzo menatap Galaksi dengan tatapan lembut dan menenangkan. Galaksi yang melihat itu tertegun, dia tidak pernah melihat tatapan yang menenangkan itu bahkan dari keluarganya.

Papanya selalu sibuk sedari dia kecil bahkan jarang di rumah apalagi semenjak mamanya meninggal sejak dia berusia 3 tahun, jadi yang dia harapkan hanya abangnya yang berbeda 7 tahun diatasnya, tapi abangnya juga ikutan sibuk karena sudah mulai sekolah. Sedangkan adeknya yang berada 3 tahun dibawahnya diasuh oleh Omanya, sampai Bintang, adeknya Galaksinya itu berusia 10 tahun.

Jadi Galaksi terbiasa sendiri selama ini, apalagi keluarganya semuanya minim ekpresi dan lebih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, termasuk adeknya juga.

Jadi saat Kenzo mengelus rambutnya hari pertama Kenzo kembali sekolah, Galaksi merasakan perasaan nyaman yang sudah hilang 15 tahun dari hidupnya.

Dia kira dia terbiasa sendirian, tapi ketika melihat Kenzo sangat menyayangi adek-adeknya selama seminggu ini, pemuda yang berusia 18 tahun itu merasa iri, dia ingin Kenzo menjadi abangnya juga dan merasakan sentuhan nyaman seperti hari itu lagi.

Dia ingin merasakan juga apa yang dirasakan teman-temannya, ketika dia tanpa sengaja mendengar teman-teman sekelasnya bercerita bagaimana kakak atau abangnya mereka menyayanginya, merawatnya ketika sakit dan tidur bersama menghabiskan waktu semalaman dengan bermain game, atau bahkan bertengkar akan hal-hal kecil.

Tapi mana bisa dia membawa Kenzo bermalaman dan melakukan hal itu di mansion keluarganya, sedangkan Keluarganya sangat anti dengan orang asing masuk ke mansion mereka, kecuali orang-orang yang memang berhubungan dengan mereka, seperti anak-anak rekan bisnis keluarga mereka misalnya.

Dan sayangnya Alexander bukan rekan bisnis keluarga Albert, makanya Semesta tadi mengingatkan Galaksi karena membawa Kenzo yang tidak ada hubungan dengan mereka masuk ke mansion Albert.

"Hy malah bengong, lo kenapa?" Tanya Kenzo menepuk pelan bahu Galaksi membuat Galaksi sedikit kaget.

"Kenapa hmm?" Tanya Kenzo memgelus rambut Galaksi, jiwa keabangannya jadi muncul kalau melihat anak berusia dibawahnya tampak murung seperti Galaksi sekarang ini, padahal tadi dia sempat kaget melihat perubahan ekspresi Galaksi yang selalu datar itu.

"Gapapa" ucap Galaksi menikmati elusan dirambutnya, bahkan sampai menutup matanya saking menikmatinya.

"Kayak kucing aja lo" ucap Kenzo terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Galaksi.

"Yuk keluar, mau sampai kapan lo di dalam mobil" ucap Kenzo membuka pintu mobilnya, Galaksi sampai tidak sadar kalau mereka sudah berada di parkiran sekarang.

Diapun ikut keluar dan diam melihat kedua adek Kenzo mendekati Kenzo.

"Abang bikin kita panik aja sih, kenapa pagi banget pergi ke sekolahnya tadi?" Tanya Arka

"Gapapa, malas ketemu ayah aja" ucap Kenzo mengelus rambut mereka berdua

"Kalian udah makan?" Tanya Kenzo dan diangguki sikembar.

"Yaudah, kalian ke kelas sana, udah mau bell nih"

"Kita pulang nanti sama abang ya" ucap Arga

"Gue mau ke cafe sih nanti, nanti kalian malah bosan lagi"

"Gapapa, kata bang Axel abang bakalan nyanyi ya nanti di Cafe?" Ujar Arka tampak antusias, membuat Kenzo mengernyit heran, sejak kapan rencana itu munculnya pikirnya. Tak berselang lama, dia memeriksa ponselnya yang berbunyi dan ternyata ada pesan dari Axel yang bilang dia harus perform nanti di Cafe.

"Seenak jidatnya aja bikin jadwal buat gue" kesal Kenzo dan membalas chatan abang sepupunya itu.

"Hehe jadi nanti kita ikut ya" ucap Arga, Kenzo mengangguk setelah beberapa detik berpikir

"Tapi telpon ayah sama bunda kalian dulu, jangan kayak semalam" ucap Kenzo memperingati mereka, mereka malah cengir membuat Kenzo gemes dan mengacak-acak rambut mereka.

Sedangkan keberadaan Galaksi yang sepertinya terlupakan oleh Kenzo, hanya menatap mereka dengan ekspresi datar meskipun hatinya sudah merasa cemburu.

"Hha untung aja gue nggak gila dan egois, mungkin gue bakalan culik Kenzo dan kurung dia buat diri gue sendiri"

"Tapi Kenzo pasti bakalan benci sama gue kalau gitu" batin Galaksi merasakan tepukan dibahunya yang ternyata ada Robi dan Zaki yang baru datang.

"Ken ayo ke kelas" ucap Robi dan diangguki oleh Ken setelah mengecup puncak kepala sikembar, tentunya atas permintaan mereka.

.

.

.

.

.

Kring kring

"Baiklah anak-anak, untuk tugas kelompoknya kumpulkan dipertemuan selanjutnya"

"Selamat siang"

"Siang buk"

Seluruh murid 12 Mipa1 langsung membereskan buku-bukunya karena memang sudah waktunya pulang sekolah, termasuk juga Kenzo yang sudah siap dan menatap teman-temannya.

"Jadi dimana nih kita kerjain tugasnya?" Tanya Zaki

"Ahh iya, besok kan ya pelajaran kimia lagi" ujar Kenzo membuat Robi langsung menghentikan aktifitasnya.

"Sial gue lupa, jadi besok dong harus dikumpulinnya" ujar Robi berdecak kesal, mereka semua menghela nafasnya lelah kecuali Galaksi masih dengan wajah datarnya menatap mereka.

"Dicafe gue aja mau nggak, gue juga harus perform nanti?" Usul Kenzo

"Perform?" Ujar Galaksi dan diangguki oleh Kenzo

"Kenzo ini bisa dibilang selebgram Gala, dia punya banyak followers, dan juga sering cover lagu gitu"

"Tapi udah nggak pernah Update selama setahun ini" jelas Zaki karena dia tau temannya itu sedang bingung.

"Yuph, karena itu abang gue seenaknya aja suruh gue perform di cafe lagi, udah pada nanyain katanya"

"Dan gimana lagi kan, udah terlanjur juga, nanti pada kecewa" timpal Kenzo dan diangguki oleh Galaksi.

"Cafe lo the Star Cafe kan ya?" Tanya Robi

"Loh tau?"

"Iya, gue sama Zaki dulu pernah liat lo perform disana" ujar Robi dan diangguki oleh Kenzo

"Jadi gimana?" Tanya Kenzo meminta pendapat

"Yaudah" ucap Galaksi dan berdiri begitu juga yang lainnya.

"Makan gratiskan Ken nanti?" Tanya Robi dengan tatapan penuh harapan

"Iya, tapi selesaikan tugasnya dulu, nanti malah asyik makan dan tugasnya nggak selesai" ujar Kenzo membuat Robi bersorak kegirangan.

"Hoho yang itu tenang aja, kita punya Galaksi disini, pasti cepat selesainya" ucap Robi mendapat toyoran dari Zaki.

"Yee jangan cuma andalin Gala aja, lo harus bantu juga, atau kita coret nama lo" ucap Zaki

"Yee lo kayak nggak tau aja, setiap gue ngerjainnya pasti Gala akan periksa dan nyuruh ulang lagi"

"Dan akhirnya dia yang ngerjainnya juga" ucap Robi berdengus pelan.

"Itu karena lo yang ngerjainnya asal" ucap Zaki membuat Kenzo terkekeh pelan, kemudian dia tersenyum ketika melihat adek-adeknya yang sudah menunggu di parkiran.

"Abang" panggil Arka melambaikan tangannya.

"Udah izin kan?" Tanya Kenzo dan dibalas anggukan oleh Arga dan Arka.

"Bagus, Arga bawa mobil kan?" Tanya Kenzo lagi dan lagi-lagi dibalas anggukan oleh Arga.

"Yaudah, kalian ke Cafe pakai mobil Arga ya, gue sama teman gue" ucap Kenzo menunjuk Galaksi yang menatap mereka datar.

"Okay bang, oh ya bang tadi ayah nanyain abang dan suruh angkat telponnya" ucap Arka

"Hmm nanti gue telpon balik, yaudah sana nanti gue ikutin dari belakang" ucap Kenzo mengelus rambut mereka dan melangkah menuju mobilnya begitu juga Galaksi yang langsung duduk di samping Kenzo setelah mobil itu terbuka.

Mereka akhirnya meninggalkan pekarangan sekolah, dengan mobil Arga di depan diikuti Kenzo dibelakangnya dan motor Robi dan Zaki yang berada di belakang mobil Kenzo.

Kenzo menghela nafasnya pelan ketika mengingat ucapan Arka tadi, memang sebenarnya dari tadi Doni menelponnya, tapi dia terlalu malas mengangkatnya dan akhirnya mematikan ponselnya itu, karena mengira Doni hanya akan memarahinya perihal semalam.

"Ada masalah?" Tanya Galaksi

"Nggak kok, cuma mikirin lagu buat nanti"

"Enaknya apa ya?" Tanya Kenzo meminta pendapat, Galaksi menatap Kenzo intens kemudian mengangkat bahunya acuh, karena tidak tau harus mengusulkan lagu apa.

"Yee percuma gue nanya sama lo"

"Dan gue heran banget sama lo, lo bisa berekspresi dikit nggak sih, datar banget tuh muka" ucap Kenzo terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Galaksi dengan satu tangannya dan mata yang fokus ke depan.

Dia tidak tau saja kalau Galaksi sekarang sedang tersenyum walaupun sangat tipis dengan perlakuan Kenzo saat ini.

"Lo mau jadi abang gue?" Tanya Galaksi tiba-tiba membuat Kenzo langsung menatapnya dengan ekspresi sedikit bingung.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Kenzo heran

"Gapapa, kalau nggak mau yaudah" ujar Galaksi dan menatap jalanan, sedangkan Kenzo memperhatikan Galaksi sebentar dan fokus lagi ke jalanan.

"Yaudah, lo bisa panggil gue abang" ucap Kenzo membuat Galaksi mati-matian menahan senyumannya.

"Nggak usah ditahan juga kali senyumnya dek" ucap Kenzo berhasil membuat Galaksi tersenyum sambil mengigit bibir bawahnya.

""Adek"....

.

.

.

.

.

"Anjir Ken, lo keren banget sih" ucap Zaki heboh setelah Kenzo turun dari panggung kecil Cafenya itu, dan menyelesaikan tugasnya untuk menghibur penggemarnya.

"Biasa aja" ucap Kenzo tersenyum lebar dan menatap Robi yang terlihat aneh.

"Tuh Robi kenapa nangis?" Tanya Kenzo membuat Zaki tertawa seketika.

"Ingat gebetannya hahaha"

"Haa?" Cengo Kenzo dan menatap Zaki meminta penjelasan.

"Itu lo nyanyian lagu "Sial" tadi dia jadi keingat gebetannya yang kayak suka gitu sama Robi, ehh pas Robi udah mulai suka nih sama dia, yang cewek malah tiba-tiba pacaran sama yang lain" jelas Zaki dan lanjut tertawa, mengacak-acak rambut Robi, sepupunya itu.

Kenzo yang mendengar itu terkekeh pelan dan ikut duduk di samping Galaksi.

"Bang, kita pulang duluan ya, kita juga ada tugas nih buat besok" ucap Arga

"Yaudah, kalian hati-hati"

"Kalau ada apa-apa langsung hubungi gue"

"Siap bos" ucap Arka dan melangkah keluar dari Cafe begitu juga Arga.

"Udah woy nangisnya, kerjain nih tugas dulu"

"Nggak tau orang lagi sedih juga, salahin tuh Kenzo yang malah bikin gue nangis, dia nyanyi ngena banget soalnya" ucap Robi menghapus air di sudut matanya.

"Udah, biar cepat selesainya bagi-bagi aja tugasnya, nanti satuin" ucap Kenzo dan diangguki yang lainnya, mereka akhirnya fokus dengan tugas masing-masing hingga kurang lebih 1 jam mengerjakan tugas itu akhirnya selesai juga.

"Akhirnya selesai juga" ucap Robi meregangkan tubuhnya begitu juga yang lain.

Kenzo tersenyum dan memanggil pelayan.

"Kalian pesan aja apa yang kalian mau, gue ke belakang dulu" ucap Kenzo dan diangguki oleh Robi dan Zaki yang tampak antusias, berbeda dengan Galaksi yang memperhatikan Kenzo sampai menghilang di balik tembok.

"Lo mau apa Gal?" Tanya Zaki membuat Galaksi langsung menoleh ke arah mereka.

"Apa aja" ucap Galaksi dan diangguki oleh Zaki yang melanjutkan pesanannya.

Sedangkan Kenzo menatap ponselnya yang terus berdering dari tadi dan langsung mengangkatnya.

"Apa?" Tanya Kenzo

"Lo dimana sih Ken, kenapa nggak angkat telpon gue dari tadi?" Ujar Brian

"Di Cafe, Kenapa?"

"Arka dan Arga gapapa kan, mereka udah nyampe mansion kan?" Tanya Kenzo karena tidak mendapat kabar dari adek-adeknya itu.

"Mereka gapapa, tapi lo bisa pulang kan sekarang"

"Ayah ngamuk nih karena lo nggak angkat-angkat telpon dia"

"Biarin aja, gue ada tugas nih dan nginap di rumah teman"

"Dek...."

Tut tut

Panggilan diputus secara sepihak oleh Kenzo, dia menghela nafasnya kasar dan kembali ke tempat teman-temannya.

"Dellon, Farrel" ucap Kenzo tersenyum senang nelihat kedatangan 2 temannya itu.

"Ayah lo nelpon kita, kenapa lo nggak angkat telpon dia hmm" ucap Dellon menatap Kenzo datar.

"Malas" ucap Kenzo menyandarkan kepalanya di bahu Farrel, dia butuh pelukan.

"Apa ada masalah?" Tanya Farrel mengelus rambut Kenzo

"Gue kecewa, gue udah berekspetasi tinggi kalau dia nelpon gue karena gue pulang telat, tapi sampe mansion dia malah marah karena gue ngajak Arga sama Arka pulang telat"

"Itu artinya dia nelpon gue karena Arka dan Arga kan, dia tetap nggak peduli sama gue" jelas Kenzo

Dellon menghela nafasnya pelan dan menatap Kenzo lekat.

"Lo udah dengar penjelasan ayah lo hmm?" Tanya Dellon dan dibalas gelengan oleh Kenzo.

Dellon membawa Kenzo ke ruangannya karena mereka sekarang menjadi pusat perhatian pengunjung Cafe, dia ingin berbicara lebih serius dengan Kenzo.

"Mereka kakak kelas kita kan?" Tanya Galaksi  yang memperhatikan dari tadi dan diangguki oleh Zaki dan Robi.

"Kenapa lo bingung ya lihat Kenzo berubah gitu sama mereka?" Tanya Zaki dan diangguki oleh Galaksi tanpa sadar.

"Itu udah biasa, karena mereka dulu tuh dekat banget, dan mereka juga udah anggap Kenzo kayak adek mereka sendiri, dan jadinya kayak yang lo lihat tadi" jelas Robi dan Galaksi hanya manggut-manggut saja.

"Ternyata banyak yang sayang sama dia, dia pasti nggak pernah ngerasa sendirian" batin Galaksi tersenyum tipis dan mengaduk-aduk minumannya.

Sedangkan di dalam ruangan Kenzo, dia sudah menyandarkan kepalanya dibahu Farrel menunggu Dellon yang sepertinya akan berbicara serius dengannya.

"Habis ini lo langsung pulang" ucap Dellon yang terdengar seperti perintah itu.

"Nggak, gue nginep di apartement Farrel" tolak Kenzo

"Ken, lebih baik lo pulang sebelum ayah lo makin marah" ujar Farrel mengelus rambut Kenzo.

"Marah kenapa, marah karena gue ajak anak kesayangannya itu ke Cafe ini dan nggak langsung bawa mereka pulang atau marah karena gue nggak angkat telpon dia" ucap Kenzo menatap kedua temannya itu.

"Bukan gitu Ken, ayah lo khawatir sama lo, dan pasti ada alasan kenapa dia marah sama lo kemarin"

"Lo pulang dan dengarin penjelasannya, okay" ucap Farrel

"Nggak mau, gue mau nginep diapartement lo, kita main Game bareng" kekeh Kenzo, sifat keras kepalanya muncul membuat Dellon dan Farrel menghela nafas sabar.

"Yaudah, tapi telpon ayah lo dulu"

"Tap..."

"Telpon atau kita seret lo pulang" tegas Dellon membuat Kenzo berdengus kesal dan akhirnya pasrah mengikuti perkataan teman-temannya itu.






Tebece

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

ALZELVIN Von Diazepam

Jugendliteratur

6.1M 337K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
MARSELANA Von kiaa

Jugendliteratur

1.9M 93K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
88.2K 7.6K 55
Pertemuan 'tak terduga antara kedua remaja laki-laki itu membawa banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Marka menolak fakta bahwa Arsel adalah kem...
728K 31.9K 53
Hanya Tentang seorang remaja bernama TRAVIS SEANO LUCIFER, yang dibenci oleh keluarganya sendiri, karena kelahiran nya membuat sang mommy meninggal...