HWA GI-SSI (END)

Par firma_afika

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... Plus

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi

82 26 1
Par firma_afika

Clue 

#Day32 

#Bestari 

Bijak dalam pemikiran dan pendidikan serta berkelakuan baik. Biasanya digunakan untuk merujuk orang-orang bijak yang jadi panutan di sekitarnya, contoh guru, pemuka agama, siswa teladan, dll.

***

"Hwa Gi-ya, akhirnya kamu bangun." Fumiko lantas ingin berdiri untuk memanggil salah satu perawat tapi tangannya ditahan oleh Hwa Gi.

Dia memandang ibunya dengan lelehan air mata. "Eomma … kenapa aku … diselamatkan?" ucapnya terbata.

Hwa Gi merasakan ketakutan kembali menjalani hidup melebihi rasa takutnya pada kematian dia bukan orang bestari yang mampu menahan dan menerima cobaan hidup begitu menyakitkan. Hwa Gi hanya remaja naif yang percaya bahwa suatu hari masa depan yang lebih cerah akan bisa dia genggam. Namun kenyataannya dia tidak mampu bertahan dengan gempuran masalah yang memporak-porandakan hidupnya. Hwa Gi tidak se bestari itu.

"Eomma … " ucap Hwa Gi sekali lagi, suaranya begitu pelan karena terhalang oleh alat bantu pernapasan.

"Maafkan Eomma, aku tidak ingin putraku mati, aku tidak ingin anakku  meninggalkanku untuk selamanya." Fumiko kembali menangis. 

"Tapi Eomma juga meninggalkanku lebih dulu." Hwa Gi memandang ibunya sendu. Mata yang baru terbuka itu mengapa harus kembali mengeluarkan air mata, jika saja mata ini menutup selamanya maka tangisan tak akan pernah ada.

"Aku tidak tahu jika hidupmu akan semenyedihkan ini, jika saja dulu aku membawamu pergi kamu tidak akan merasakan nasib buruk ini. Eomma orang yang egois, aku bersalah padamu, maafkan Eomma Hwa Gi-yaa… ini kesalahan terbesar Eomma, aku sangat menyesal maka dari itu Eomma kembali untukmu, ayo kita pergi ke Jepang." Fumiko menghapus air mata Hwa Gi.

"Hwa Gi harus ikut Eomma, kita lupakan semua yang telah terjadi di sini, kita buka lembaran baru, ibu janji tidak akan pernah meninggalkanmu lagi." lanjut Fumiko.

Setelah itu Fumiko berdiri untuk mencari dokter.

Usai dokter melakukan serangkaian pemeriksaan, Hwa Gi sudah dinyatakan pulih dari komanya, tapi dia tetap harus menjalani perawatan selama dua atau tiga hari lagi baru bisa diperbolehkan pulang.

Sedangkan Ha Joon dia tidak pantas disebut seorang ayah, kebiasaannya mabuk dari dulu belum berubah bahkan semakin parah, dia memukuli Hwa Gi sedemikian rupa. Fumiko gemetar saat melihat luka bekas cambukan di punggung Hwa Gi. Sebenarnya Fumiko juga sangat bersalah karena meninggalkan Hwa Gi di tangan orang gila maca Ha Joon tapi dia tidak menyangka Ha Joon akan berlaku sekejam itu pada anaknya sendiri.

Dahulu awal menikah, Fumiko mengira Ha Joon memiliki sifat bestari dan dia juga memiliki pekerjaan yang bagus di sebuah perusahaan milik keluarga Go yaitu Go Enterprise tapi entah kesalahan apa yang dibuat Ha Joon dipecat secara tidak hormat dan di blacklist dari semua perusahaan. Sejak saat itu perangai Ha Joon berubah lalu mereka pindah ke rumah yang lebih kecil yang terletak di distrik Gwangju dan perilaku semakin tidak karuan suka mabuk lalu memukul Fumiko.

Perihal tentang ayahnya pernah bekerja di perusahaan keluarga Go, Hwa Gi juga baru tahu ketika ibunya bercerita. Fumiko juga berkata ayahnya dikambing hitamkan atas penggelapan uang perusahaan padahal itu tidak benar tapi apa mau dikata meski Ha Joon mati-matian membela diri dia tetap tidak dipercaya dan dipecat hari itu juga.

Fumiko benar-benar membenci laki-laki itu hingga dia bertekad memenjarakan mantan suaminya atas tuduhan kekerasan anak di bawah umur dengan Hwa Gi sendiri yang menjadi korban dan saksi.

Ketika Hwa Gi mulai pulih, beberapa polisi datang ke rumah sakit guna menanyakan lebih detail tentang kejadian itu. Hwa Gi menceritakan semuanya sampai dia yang dilecehkan oleh dua orang dari sekolahnya Ibu Jae Han pun semakin terkejut mengetahui anaknya juga dilecehkan tapi untuk kasus ini Hwa Gi tidak memiliki bukti kuat, bahkan polisi juga datang ke sekolah Hwa Gi namun para guru menolak memberikan info lebih.

Namun dari kabar yang didapat Taehoon dan Eunhyuk sudah tiga hari tidak masuk sekolah mereka berdua berada di rumah sakit karena dipukuli sekelompok orang misterius. 

Pada akhirnya Ha Joon ditangkap di rumahnya dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara.

Hwa Gi sangat puas mendengar kabar itu, sudah seminggu dia keluar dari rumah sakit dan sekarang tinggal rumah kontrakan yang disewa Fumiko. Di sini Hwa Gi benar dimanjakan oleh Fumiko. Hari ini adalah hari keberangkatan Hwa Gi ke Jepang, dia membantu mengemasi barang-barang milik ibunya sedangkan barang-barang miliknya tidak banyak, hanya beberapa potong pakaian baru yang dibelikan Fumiko. Hwa Gi enggan kembali ke rumah lamanya dia sedikit trauma dengan tempat itu.

Saat mengemasi barang, Hwa Gi memegang lehernya yang tidak mengenakan kalung liontin bidadari. "Eomma, apa Eomma melihat kalung milikku? kalung itu pemberian Eomma dulu." tanya Hwa Gi.

"Tidak, sejak di rumah sakit, aku tidak pernah melihat kalung itu, apa kau masih memakainya?" terang Fumiko.

"Tentu saja itu adalah benda paling berharga milikku, karena itu diberikan oleh Eomma, jika aku merindukanmu aku memegang kalung itu lama. Hmm … mungkin terlepas ketika aku jatuh ke danau. Mianhae … aku menghilangkannya." Hwa Gi memiliki ekspresi sedih di wajahnya.

"Tidak apa Hwa Gi, bukankah sekarang Eomma ada di sisimu jadi kau tidak perlu lagi memegang kalung itu, jika rindu kau bisa langsing memelukku." Fumiko memeluk putranya sayang, mengusap rambut Hwa Gi berulang kali.

Hwa Gi membalas pelukan hangat ibunya, yang dulu bisa ia rasakan hanya lewat mimpi saja, sekarang pelukan ini nyata adanya. Pelukan seorang ibu itu paling nyaman di dunia. "Eomma, gomawo karena datang di waktu yang tepat."

***

Seorang remaja laki-laki dengan beberapa luka yang hampir mengering di wajah, berjalan masuk ke dalam sebuah rumah sakit. Beberapa perawat datang menghampiri untuk mengobatinya, tapi ia menolak. Di tangannya ia memegang sebuah kalung dengan liontin bidadari. Ia adalah anak yang beberapa hari lalu datang ke rumah sakit mengantarkan seseorang yang hampir kehilangan nyawanya.

"Hei Nak, biarkan aku mengobatimu." sapa seorang perawat mencoba menghentikan langkahnya, tapi remaja itu masih mengabaikan sampai ia masuk ke ruang gawat darurat. Dia menuju ke salah satu bilik kasur yang berada di sana. Saat ia membuka tirai yang menutupinya, yang ia lihat hanyalah ranjang kosong yang sudah rapi. Anak itu hanya diam melihat ke arah ranjang, sampai seorang dokter menghampirinya.

"Kau anak yang beberapa waktu menyelamatkan pasien bunuh diri itu kan?" tanya dokter.

"Ne. Dia ..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, dokter itu kembali berkata. "Dia sudah pergi bersama ibunya, dia sempat koma dua hari dan bangun di hari ke tiga. Semoga dia memiliki hidup yang lebih baik." Dokter itu menunjuk perawat yang mengikutinya, "Obati luka anak ini," perawat itu pun membungkuk lalu mempersilahkan anak laki-laki itu untuk mengikutinya.

"Jadi dia sudah pergi?" gumamnya pelan. "Apa aku terlambat? Hwa Gi, apa dia membenciku?"

Remaja itu duduk di salah satu kursi perawatan dengan seorang perawat yang sedang membersihkan lukanya, Ia menggenggam erat kalung yang masih berada di tangannya. Pikirannya melayang, pada kejadian beberapa hari yang lalu.

Saat dia baru saja pulang dari rumah sakit. Dia masuk ke dalam rumah, namun rumahnya nampak sangat sepi seperti tak ada penghuni. Tak lama pintu kamarnya diketuk menampilkan seorang remaja yang ia benci sambil memamerkan sebuah kalung liontin bidadari.

"Kembalikan itu milikku," 

"Kau yakin itu milikmu? kurasa aku melihat seorang jalang memakainya, atau mungkinkah jalang itu milikmu juga?" tanya remaja yang memegang kalung dengan nada meremehkan.

"Jaga ucapanmu, bahkan dia lebih baik daripada manusia munafik sepertimu." desis anak laki-laki, dia merasa orang di depannya ini sangat menyebalkan dan tak berhenti memprovokasi kemarahannya.

"Kau pasti sudah melihatnya, bagaimana dia sangat bergairah ketika ditiduri oleh beberapa orang yang bahkan ..." Belum selesai orang itu menyelesaikan kalimatnya, anak laki-laki sudah lebih dulu menghantamkan pukulannya ke arah wajah si pemegang kalung.

"Sudah kubilang jaga ucapanmu, brengsek!" Pukulan demi pukulan anak itu hantamkan.

Orang yang dipukul berusaha untuk membalas dan membalikkan keadaan. Perkelahian itu berlangsung beberapa saat sampai akhirnya dipisahkan oleh pekerja di rumah itu.

Dia pun memilih untuk pergi dari rumahnya.

(Flashback end)

***

(Masa sekarang)

"Hwa Gi! Nak, apa yang kau pikirkan?" Fumiko memanggilnya putranya yang kini sedang melamun duduk di sisi ranjang, wajahnya semakin kurus dari hari ke hari dan Fumiko sering meminta pulang ke rumah karena sudah sangat bosan berada du rumah sakit.

"Tidak bukan apa-apa, Eomma istirahatlah." Hwa Gi membenarkan selimut yang menutupi sebagian tubuh ibunya.

Sebenarnya banyak pemikiran konyol telintas di otak Hwa Gi, setelah mendapatkan penjelasan dari tuan Takada tadi siang hasrat ingin membalas dendam itu keluar begitu saja. Hwa Gi membencinya, dia juga salah satu penyebab kehancuran hidupnya, dia pengganggu, dia yang mengambil buku harian itu, dia juga orang yang menyebarkan video Hwa Gi ketika dilecehkan.

Sangat kebetulan dia datang, Hwa Gi tidak bisa membalas orang-orang yang melecehkannya tapi dia bisa menumpahkan dendamnya pada orang yang memulai akar permasalahan kerumitan di dalam hidupnya yaitu Jae Han. Baru kali ini Hwa Gi merasakan sedikit keadilan dari Tuhan.

"Mungkin ini sudah takdir kita bertemu lagi, hidupku sudah kotor apa salahnya dengan menambah sedikit noda lagi?" ujar Hwa Gi dalam hati.

TBC

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1M 158K 160
2018. Kumpulan siswa IPS absurd yang tahun ini jalan tujuh belas. Yang awalnya demen main homo-homoan. Sampai berakhir jadi maho beneran. ___________...
180K 34K 18
Hana bukan geisha di okiya itu. Namun, kecantikannya melebihi para geisha di mana pun berada. Banyak lelaki yang jatuh dan tunduk di kakinya, hanya u...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
6.2K 713 5
[SIDE STORY JATUH HATI] Cerita tentang Darius (Papa Xander) - Dirga - Samuel (Mantan Xander) ⚠️WARNING: MXMXM LOVE STORY! Please, kindly leave if t...