We Are TTM!!

By NurulAini955

1.3K 164 37

Di tengah gejolak sekolah, mereka, Trio Trouble Maker muncul sebagai pionir kekacauan yang tak terkalahkan. T... More

Hari Biasa SMA TapopsGalaxy
Pindah Kelas
Pengurus Kelas
Hujan
Taksi

Pohon Rambutan

223 26 0
By NurulAini955

Bel istirahat kedua berbunyi, apakah kalian berpikir TTM akan kembali berperang dikantin? Oh itu karena...

Di halama belakang sekolah terdapat sebatang pohon rambutan yang saat ini berubah lebat. Menurut beberapa anak yang pernah mencicipi alias nyolong buah rambutan dari pohon itu terjamin manis dan rasanya lebih enak dari buah rambutan yang biasanya.

Pohon rambutan yang selalu menjadi incaran para siswa badung dan sekarang TTM lah yang mengincar buah rambutan itu.

"Buahnya lebat, merah, dan montok-montok cuy." ucap Taufan

"Montok seperti badan Gopal." sahut Blaze

"Tapi pohonnya tinggi banget... emang kita nyampai?" tanya Thorn

Benar pohon itu tinggi sangat tinggi, mereka bertiga harus mendongak untuk melihat buah dipohon itu.

"Oke guys! Ayo kita mulai, ingat kalau ketahuan kita bakal mampus." ucap Taufan selaku ketua pasuka sekaligus pencetus ide menolong buah rambutan tersebut.

Bukan apa-apa, masalahnya pohon rambutan itu milik Pak Tarung sang kepala sekolah yang terkenal galak. Lebih dari sang guru BK.

"Tenang aja! Hari ini aman kok! OSIS lagi rapat!" ucap Blaze

Ya, sebelum kemari mereka sempat bertanya pada Gempa apakah OSIS akan berkeliling dan Gempa menjawab bahwa OSIS akan melakukan rapat pada jam istirahat 2. Yang berarti mereka aman dong.

"Jadi.... gimana cara kita ngambil rambutannya?" tanya Thorn

"Pakai sengget cuy, ada nggak?" tanya Blaze

"Sengget apaan?" tanya Taufan bingung

"Ituloh kayu panjang buat nyodok rambutannya." jawab Blaze

"Itu namanya galah!" ucap Taufan

"Mana ada! Di tempat ku namanya sengget!" balas Blaze

"Udah jangan ribut nih Thorn udah dapat penjoloknya." kata Thorn yang kembali muncul dengan menarik sebuah kayu panjang.

Mereka mencoba mengaitkannya ranting rambutan di ujung, sayang sekali ternyata hal itu tidak semudah seperti yang biasanya terlihat di film-film kartun.

Hanya sedikit buah rambutan yang berhasil mereka jatuhkan, itupun langsung masuk ke dalam perut Blaze.

"Wah benar ternyata, rambutan nya lebih manis! Enak guys!" ucap Blaze

"Hum! Hum! Enak banget, Thorn suka!" jawab Thorn

"B*ngsat kalian! Gue capek ngedongak sampai ini leher pegel malah kalian abisin!" ucap Taufan mengamuk.

Blaze dan Thorn hanya tertawa tanpa dosa, sudah Taufan sudah menyerah dari menggunakan galah itu, mereka harus memikirkan cara lain jika ingin dapat banyak.

"Oke! Blaze lo panjat gih." kata Taufan

"Dih? Kok gue? Lo lah!" sahut Blaze

"Tapi diantara kita yang jago manjat itu kamu Blaze." kata Thorn

Blaze dan Taufan berdebat lagi tentang perihal siapa yang akan manjat, sementara Thorn menyimak perdebatan itu dan matanya melihat tangga yang tersandar di dinding yang dekat dengan tempat mereka berdiri.

"Heeei! Pakai tangga saja!" ucap Thorn mengangkat tangga itu.

"Ide bagus! Kalian berdua pegangin tangganya dan gue yang bakal naik!" ucap Taufan

Blaze dan Thorn memegangi tangga dan Taufan menaiki tangga itu bahkan ia sudah siap membawa gunting.

Dan cara ini terbukti ampuh dan mereka mendapatkan banyak rambutan.

"Asiiik!! Pesta rambutan!" ucap Thorn melihat rambutan yang berjatuhan.

"Mabok rambutan!" ucap Blaze

"Weh! Pegangin tangganya yang betul dong!" ucap Taufan yang panik saat tangga yang ia naikin bergoyang.

Duk!

"Aduuuh! Fan kalau ngelempar rambutannya lihat-kihat doang!" ucap Blaze yang kepala merasa baru saja ditimpuk sesuatu.

"Hah? Apaan dah? Gue kagak ada ngelempar ke lo." alis Taufan naik dan memandang heran ke arah Blaze.

"Em.... teman-teman...." panggilan Thorn membuat Blaze dan Taufan menoleh.

"Kenapa Thorn?" tanya Taufan saat melihat wajah temannya itu memucat dan tegang.

Thorn itu menjawab hanya mengangkat tangan dan menunjuk ke suatu arah. Mata Taufan dan Blaze pun mengikuti arah telunjuk Thorn.

Seketika mereka tegang di depan sana terlihat Guru bahasa Inggris yang terkenal galak, yaitu Pak Kaizo.

"Kabur weh! Kabuuur!" ucap Blaze

"Weh! Tungguin dong!" ucap Taufan panik melihat kedua temannya sudah meninggalkannya.

Nasib mereka bertiga memang sial, sudah Taufan jatuh menimpa mereka dilanjut dengan tangga yang ikut menimpa mereka dan dilengkapi dengan Pak Kaizo yang sudah berdiri di depan mereka.

"Ngapain kakain disini? Jam masuk sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu kan?" tanya Pak Kaizo dengan suara tegas.

"Er... anu Pak... anu... kami..." sungguh otak Taufan buntu walaupun nanya untuk sekedar mencari alasan.

"Kalian bolos?" sungguh jika tatapan bisa membunuh maka mereka pasti akan sudah mati sangking tajamnya tatapan mata Pak Kaizo.

"Nggak Pak, kami nggak dengar bel sudah berbunyi." ucap Thorn

"Kalau begitu cepat pergi ke kelas kalian." ucap Kaizo

Dalam hati mereka bersorak riang. Tapi baru beberapa kali melangkah Pak Kaizo kembali menghentikan mereka.

"Tunggu!" ucap Pak Kaizo memerhatikan sekeliling pohon yang terlihat berantakan. "Kalian pasti tau kan kalau rambutan ini nggak boleh diambil?" tanya Pak Kaizo

TTM mengangguk.

"Lihat, disekitar menjadi kotor dan berantakan. Bersihkan ini dan berdiri di lapangan sampai pulang!" perintah dari Pak Kaizo sebelum meninggal ketiga siswa yang arwahnya sudah hampir terpisah dari badan mereka.

Masih ada 3 jam lagi sebelum jam pulang sekolah dan mereka harus melakukan dua hukuman. Apalagi hari ini matahari sangat terik.

"Yaudah, kita lama-lamain aja bersihin ini biar waktu berdiri nggak terlalu lama." usul Thorn

"Thorn...." Taufan dan Blaze menatap Thorn lalu segera memeluk teman mereka yang polos itu. "Lo memang bijak!" ucap keduanya bersamaan.

Setelah membuang waktu hingga hanya tersisa 30 menit sebelum pulang mereka bertiga berdiri dan hormat pada bendera. Bisa mampus mereka kalau Pak Kaizo tidak melihat mereka berdiri dilapangan.

"Sial... panas banget buset." keluh Blaze yang baru saja berdiri 5 menit yang lalu.

"Uh... Thorn butuh topi." ucap Thorn

"Ini mataharinya bisa diredupin dikit nggak sih?" tanya Taufan

"Bego! Lo kira lampu bisa di redup terangin!" seru Blaze menjitak kepala Taufan.

"Ya setidaknya ada awan kek, buat nutupin mataharinya sejenak!" ucap Taufan

"Nama lo kan Taufan, coba gih siapa tau lo bisa mengendalikan angin terus mengarahin awan buat nutupin matahari." kata Blaze

"Lo kira gue Avatar?! Lo sendiri nama doang Blaze tapi nggak bisa ngendaliin api!" balas Taufan

Mereka kembali berdebat. Thorn? Ia sudah jongkok dibelakang kedua temannya agar sedikit terhalang dari teriknya cahaya matahari.

Bel pulang berbunyi ketiga siswa badung yang dijemur itupun ngebut ke kelas untuk mengambil barang-barang mereka.

"Hari ini gue bawa motor ada yang mau nebeng nggak?" tanya Taufan memutar-mutar kunci motor yang ia pegang.

Thorn menegang sementara Blaze bersemangat. "Boleh tuh, gue nebeng deh!" kata Blaze

Thorn menarik Blaze dan membuatnya memunggungi Taufan. "Jangan Blaze! Kalau kamu masih mau hidup jangan nebeng Taufan!" ucap Thorn

"Memangnya kenapa?" tanya Blaze heran saat melihat Thorn yang panik.

"Pokoknya jangan! Kalau Taufan nawarin tumpangan itu bukannya sampai rumah malah sampai ke rumah masa depan alias kuburan!" kata Thorn

"Woy! Jadi nggak?!" seru Taufan

"Ah iya, jadi dong!" ucap Blaze tidak mengindahkan Thorn yang sudah geleng-geleng dengan kecepatan cahaya.

"Kalau lo Thorn? Ikut nggak? Bonceng tiga muat kok!" kata Taufan

"Nggak, makasih Fan udah nawarin tapi Thorn mau mampir ke toko bunga dulu. Lain kali aja." kata Thorn sambil tersenyum.

Mereka sampai di depan pagar sekolah, Blaze pun menaiki motor Taufan sementara Thorn yang melihatnya tersenyum dengan wajah yang memucat.

"Yaudah kami duluan yak!" ucap Taufan

Thorn mengangguk dan melambaikan tangan didalam hati ia berdoa semoga besok Blaze masih bersekolah.

Bukan apa-apa, Thorn pernah nebeng Taufan saat pulang sekolah. Awalnya semua normal sampai pada akhirnya Taufan justru malah ngebut bak pembalap membuat Thorn kapok.

.

.

.

Sementara itu...

"COK! PELAN-PELAN COK!"

"HAHAHA! JUSTRU YANG GINI TUH SERU!"

"LIHAT DEPAN ANJIR! ENTAR NABRAK!"

"TENANG INI TAUFAN LAH! ANTI NABRAK!

"COK AWAS WEH ITU ADA KUMIL NYEBRANG!"

"KUMIL APAAN NJIR?!"

"KUCING HAMIL! PELAN-PELAN FAAAAAAAN!"

"HOHO LAJU LAGI LAJU LAGI!"

"TAUFAN BEGOOOOO! GUE MASIH MAU IDUUUUUUUP!!"

Benar kedua orang yang menarik perhatian seluruh pengendara lain adalah Taufan dan Blaze.

Rasanya Blaze meu pingsan saja karena Taufan yang membawa motor bak pembalap liar. Ia menyesal tidak mengikutin saran Thorn tadi.

Note : jika Taufan menawari tumpangan jangan mau tapi kalau dia nawarin tumpengan kuy gas aja!

______________________

Halooo guys ane balik!

Gimana chapter ini?

Idenya nyamur aduk, yang pohon rambutan terinspirasi dari Webtoon WEEE!!

Dan yang Taufan itu terinspirasi dari

Aku nggak tau cara masukin videonya jadi kalian cari aja di tiktok atau IG nya @Chuiro13. Hehe

Jangan lupa vote dan komen

Bye bye

See you next chapter

Continue Reading

You'll Also Like

1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
469K 46.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
51.2K 3.6K 24
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
97.4K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...