if the world is crying

By defi_yn

2K 151 26

Fuyaru short fan fiction. Jumat, 26 Mei 2023. More

0
1
2
3
4
5
6
7 - tamat
SEQUEL CERITA INI SUDAH DIPUBLISH!!

bonus

176 15 11
By defi_yn

"Elena."

Gadis itu terkejut bukan main, ia lagi-lagi berada di ruangan yang berbeda dan tidak begitu yakin mana yang nyata atau mana yang halusinasi. Sekarang ia seperti berada di ruangan sempit bernama Rumah Sakit, tapi memangnya ia sakit?

Tangannya digenggam dengan hangat hingga membuatnya mau tak mau melihat siapa pemilik tangan yang berusaha menggenggamnya.

"Sam ... Samuel."

"Elena? Saya Jeremy, dokter kamu."

Elena menggeleng, ia melepas genggaman itu dan beranjak dari kursinya. Dengan bibir bergetar ia merintih meminta pertolongan siapa pun sambil berusaha membuka pintu sialan itu. Tidak, tidak, tidak. Bagaimana jika ia dilecehkan lagi?

"Elena, tenang dulu." Jeremy berusaha dengan sabar dalam menyembuhkan pasiennya. Ia perlu bersikap wajar karena Samuel yang disebut Elena adalah saudara kembarnya yang telah membuat salah satu trauma untuk Elena.

Daripada sebagai dokter, ia ingin menyembuhkan Elena sebagai permintaan maaf atas perlakuan saudaranya dahulu. Elena bisa saja mengganti dokter, tapi tidak ada lagi dokter yang berani menangani sisi arogan Elena yang lain. Sisi menyeramkan yang tak segan menghabisi siapa pun.

Namanya Sarah, berumur sekitar tiga puluhan dan sangat kuat. Sarah itu gila, ia psychopath.

Hanya Jeremy yang mampu menangani Elena. Meski sulit, ia akan terus mencoba. Seperti sekarang, ia berhasil membujuk Elena agar duduk lagi ke hadapannya dengan bantuan perawat. "Jadi kamu bukan Samuel? Kamu siapa?"

"Saya Jeremy, dokter kamu. Sekarang kamu ingat?"

"Dok ... ter?" Kedua matanya menatap benda apa pun dengan gelisah. Kenapa ia di sini? Ia sakit apa? Kenapa tiba-tiba?

"Elena, keberadaan kamu di sini sekarang adalah dunia nyata. Kamu sedang dalam terapi, sudah sekitar dua tahun yang lalu kamu jadi klien saya."

Elena pun mendengar dengan baik penjelasan Jeremy mengenai dirinya yang memiliki kepribadian ganda dan harus menjadi dominan di antara kepribadiannya yang lain. Sehingga dengan itu, ia dapat menjalani kehidupannya dengan baik tanpa harus terganggu dengan kepribadiannya yang lain.

Lalu Elena baru menyadari jika kematian Samuel, Ayah dan Ibunya sudah lama sekali berlalu. Namun ... apa yang mereka lakukan padanya tidak mudah berlalu begitu saja di kepalanya. Rasanya seperti baru kemarin.

Apa yang Sarah lakukan menggunakan tubuhnya pun tidak menghasilkan apa pun, justru hanya membuat semuanya makin runyam. Maka dari itu, Jeremy berniat untuk menghilangkan atau mungkin setidaknya membuat host dalam diri Elena yaitu Elena sendiri lebih kuat daripada Sarah dan dapat mengendalikannya.

"Kamu pasti bisa, kan?"

Meski ragu, Elena mengangguk setuju.

Setelahnya, ia diantar oleh perawat untuk kembali ke ruangannya. Rupanya, ia dirawat di Bangsal Jiwa sejak dua tahun yang lalu. Elena terlalu dalam terjebak masa lalu karena terguncang. Ia menjadi manusia tidak berguna, sendirian dan sakit.

Elena

Gadis itu menghentikan langkahnya. Ia tau Sarah memanggilnya.

Kenapa, Elena?
Kenapa kamu mau disembuhkan oleh dia?
Kamu tahu, kan? Dia saudara Samuel.
Dia bisa saja menyakitimu juga.
Sama seperti Samuel.

"Diem!" Elena bertengkar dengan jiwa yang ada dalam pikirannya. Gadis berumur tiga puluhan bernama Sarah yang kuat dan pendendam.

Kamu takut?

Takut?

Takut?

Takut?

Takut?

Takut?

Takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut Takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut Takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut Takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut takut.

Bagaimana ia tidak histeris mendengarnya? Ucapan kata yang diulang-ulang disertai dengan gelak tawa keluar dari dalam kepalanya, seolah semua orang di dekatnyalah yang mengatakan semua itu dan tertawa puas kepadanya. Termasuk kedua perawat di sampingnya yang enggan melepaskan dirinya dari cengkraman mereka.

Dadanya sesak, napasnya berat dan sekujur tubuhnya bergetar.

Elena menangis, ia merintihketakutan dan dibawa masuk lebih cepat ke dalam ruangannya untuk mencegah agar Elena tidak melukai pasien lain.

Elena, kamu mau menyingkirkan aku?
Kenapa?
Aku ini bagian dari kamu, kan?
Kamu adalah aku, aku adalah kamu.

Elena berhasil menatap wajah angkuh itu, dengan tegas ia berkata, "Aku adalah aku. Kamu bukan siapa-siapa."

Sarah memainkan helaian rambut Elena dan tertawa.
Kamu pembunuh.

"Bukan aku. Tapi kamu."

Baiklah, aku pembunuh. Tapi, kamu juga. Lebih tepatnya, kita berdua pembunuh Samuel dan kedua orang tuamu! Kamu dan aku membunuh mereka!

Elena geram, ia bergerak mendorong Sarah ke dinding dan mencekik lehernya. "DIAM, DIAM, DIAM! KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA! KAMU CUMA ORANG LAIN!"

Bukannya takut dan merasakan sakit, Sarah justru tertawa meski terbatuk beberapa kali. Hal itu membuat Elena membulatkan kedua matanya dan semakin erat mencekik leher Sarah.

Kamu benar-benar mau menyingkirkan aku?
Dengan cara seperti ini?
Lalu bagaimana dengan dirimu?
Setelah aku hilang, kamu akan menjadi sepertiku, Pembunuh?

"AKU BERBEDA! AKU TIDAK SEPERTI KAMU!"

ELENA! ELENA! ELENA! CUKUP!

Elena menangis, ini semua tidak cukup setelah apa yang Sarah lakukan.

ELENA! KAMU DENGAR AKU? DIA BUKAN SARAH! DIA PERAWATMU!

Elena melepas cengkramannya dan menoleh ke belakang, ia rupanya masih berada di dalam bangsalnya, namun begitu ia kembali menoleh ke depan ... yang tergeletak di lantai adalah seorang perawat dengan luka bekas cekikan di leher yang membekas. Hal itu membuat Elena memundurkan langkah ketakutan. Sungguh, apa yang sudah ia lakukan?

Jeremy meminta rekan perawat yang lain untuk membantu perawat yang menjadi korban halusinasi Elena dibawa keluar untuk diperiksa. Pemuda itu menghela napas dan menghampiri Elena yang terduduk di pojok ruangan ketakutan sambil menggaruk kulit jarinya.

"Kata Sarah aku pembunuh, kata Sarah meski semuanya dia yang lakuin ... aku juga turut andil. Kami berdua pembunuh." Elena menangis, ia menarik beberapa helai rambutnya kesal.

Jeremy menari kedua tangan gadis itu untuk menyingkir dari rambutnya. "Elena, kamu harus lebih kuat. Kamu paling tau Sarah yang ada dalam diri kamu, kan? Kalau kamu jadi lebih kuat, kamu bisa ngalahin dia."

"Tadi aku mau bunuh Sarah, tapi ... aku malah nyakitin perawatku. Kata Sarah, meski nanti dia hilang ... aku bakal jadi kayak dia."

Jeremy menggeleng, ia mengusap puncak kepala gadis itu. "Kamu tetaplah kamu, Elena. Kamu tidak perlu percaya kalimat yang dilontarkan sosok tak nyata itu. Kamu paling tahu bagaimana sifat Sarah, kan? Sarah tidak nyata."

Jeremy mengambil kedua tangan Elena untuk kemudian ia dekap juga dengan kedua tangannya. Pemuda itu tersenyum yang mana membuat Elena ikut tersenyum.

"Makasih, Dokter. Aku tau dan sadar punya pasien kayak aku pasti nyusahin banget."

Jeremy mengangguk. "Selama dua tahun itu kamu total tidak sadarkan diri, yang mengendalikan tubuh kamu itu Sarah. Sarah mengambil alih tubuh kamu di saat kamu sedang dalam kondisi yang lemah. Jadi, waktu kamu akhirnya menyahut saat saya panggil nama asli kamu ... saya sangat senang. Perjuangan saya selama dua tahun ... akhirnya tidak sia-sia."

"Apa aku bisa sembuh?"

Jeremy berpikir keras sebelum menjawab karena sesungguhnya belum ada penawar apa pun di dunia ini untuk kondisi ini. Ia lantas menjawab, "Kamu harus yakin, dirimu itu milikmu. Persentase kemungkinan Sarah muncul kembali akan menurun kalau kamu percaya sama diri kamu."

Elena tersenyum dan berdiri diikuti Jeremy. "Oke! Makasih, Dokter."

Elena hanya harus menjalaninya, kan?


-

[ Seneng banget bisa nulis ini, semoga kalian terkesan! Terima kasih sudah membaca! ]


[ Aku akan berusaha menulis cerita yang lebih bagus lagi, oh iya kalian bisa liat work aku yang lain di profil aku, ya! ]

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 199 10
❛follow dan mampir ke work aku yang lain juga ya❜ Wildan sebenarnya tidak membenci Jidan hanya saja ia merasa jika kedua orangtuaya selalu mempriorit...
10K 281 9
"daddy... tidak ada cara lain untuk berhenti melakukan hal ini?" ujar namja manis yang merasa kesakitan siapa lagi jika bukan chenle. jisung akhirnya...
1.4M 81.7K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...