VIP CLASS [PROSES TERBIT]

By nanazzmuda

68.5K 8.5K 1.5K

[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ⚠️] [ON GOING] Begitulah serangkaian kejadian mengerikan ini di mulai... More

VC || PROLOG
VC 1 || CASE
VC 2 || CENDALA
VC 3 || PROOF
VC 4 || Kanila?
VC 5 || CARD
VC 6 || CRUISE SHIP
VC 7 || DANGEROUS ⚠️
VC 8 || WITNESS
VC 10 || RESTART
VC 11 || MISSING
VC 12 || LAST MESSAGE
VC 13 || NECKLACE
VC 14 || THE GOD
VC 15 || FIND IT.
VC 16 || FINGER
VC 17 || Edward
VC 18 || DARKNESS
VC 19 || AFFAIR
VC 20 || ZENAYA
VC 21 || SORROW
VC 22 || PONDOK MAWAR
VC 23 || VIP
VC 24 || PROMISE
VC 25 || HOLIDAY
VC 26 || LUNA

VC 9 || WITNESS 2

2.2K 286 2
By nanazzmuda

ㅤㅤ
SAKSI 3


Nama: Ardana Adyaksa Vijendra
Kelas: X IPS 2
Usia: 16 tahun
Status siswa: VIP
Keterangan: Ketua band sekaligus anak dari kepala sekolah Garmada High School

ㅤㅤ

ㅤㅤ
"Sedekat apa hubungan anda dengan korban?"

"Sangat dekat, bahkan bisa di bilang dia sudah seperti kakak saya sendiri." bocah remaja itu menjawab dengan tenang.

Selama 15 menit berada di ruangan yang pengap dan gelap itu, bahkan bocah 16 tahun tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda gelisah, atau pun tidak nyaman. Justru dia malah memberikan reaksi yang sangat gembira dan happy.

Bahkan Tomi sampai tidak tahu harus berkata apa pada bocah tersebut.

"Kalau anda merasa sangat dekat dengan korban, kenapa anda tidak terlihat sedih sekarang? Bukan kah hari ini korban akan di makamkan?" tanya Tomi.

lelaki itu tertawa kecil. "Lalu... Apa saya harus menangis disini? Di depan pak polisi?"

Baiklah, Tomi tidak ingin menambah durasi introgasi nya lebih lama lagi hanya karena berdebat hal yang tidak penting. Cepat-cepat Tomi mengganti pertanyaan nya.

"Kalau begitu, boleh di cerita kan bagaimana kejadian hari itu? Anda berada di mana saat pembantaian terjadi?"

Bocah itu mulai menceritakan apa yang telah terjadi pada hari itu, dengan sepengelihatan dirinya.

ㅤㅤ
Flashback on

ㅤㅤ
Saat itu cuacanya pas sekali untuk menikmati segelas minuman sirup yang ada di tangan ku, sambil merebahkan tubuh ku yang hanya berbalut kemeja dan celana pendek, di atas Sun lounger tepat nya berada di pinggir kapal.

Walaupun banyak pemandangan yang spesial, tetapi pandangan ku hanya terfokus pada wanita-wanita yang sedang berenang di laut atau yang hanya sekedar berjemur di bawah sinar matahari sambil memakai bikini, tak lupa juga kaca mata hitam yang membuat kesan lebih sexy.

Bahkan tak sedikit juga dari mereka yang menghampiri dan menggodaku. Seperti manusia yang penuh hasrat birahi.

Tentu saja aku tidak bisa menolak, selagi ada yang gratis mengapa aku menolak? Aku akan menerima nya dengan senang hati. Tidak peduli bagaimana fisik mereka, aku hanya akan menikmati rasa tubuh nya.

Membayangkan nya saja sudah membuat ku sangat terangsang. Tetapi diriku harus menahan nya terlebih dahulu nafsu ku yang sudah meletup-letup ini. Karna pada saat yang bersamaan juga aku melihat seseorang yang sangat aku kenali dengan baik. Seorang lelaki yang baru saja datang, lelaki itu juga memakai kostum yang sama dengan ku.

Melihatnya aku berniat menghampiri orang itu.

"Woi Rez lu kemana aja anjir, jam segini baru dateng. Ga liat noh ciwi-ciwi seksoy udh pada berjejer disana?" aku berkata sambil merangkul lelaki itu yang sudah ku anggap sebagai sahabat.

Kami berbincang dan bercanda cukup lama, sampai akhir nya aku terpisah dari teman ku yaitu Jarez.

Pada akhir nya aku hanya menikmati pesta yang ada. Duduk di kursi pojokan, dengan suasana gelap yang hanya mengandalkan lampu disco warna-warni. Di kanan-kiri ku ada dayang-dayang yang sedang melayani tubuh ku.

Aku hanya terus meneguk alkohol sampai rasanya aku hampir setengah mabuk. Semua terasa nikmat. Alkohol, rokok, bahkan rasa lipstik yang tersisa di bibirku semua nya terasa manis.

Tetapi itu semua hanya berlaku sampai disitu saja. Sebelum teriakan itu tiba. Saat ada seseorang yang jatuh dari lantai 2, semua orang terkejut, sekaligus lari terbirit-birit karna pasal nya itu bukan lah mayat yang hanya terluka di bagian kepala karna terbentur lantai, tidak. Melain kan itu adalah kepala manusia yang sudah terpotong rapih. Darah segarnya masih mengucur deras.

Pantas saja semua orang ketakutan setengah mati. Suasana menjadi heboh kala itu, bahkan korban pun tidak hanya sampai di kepala itu saja, tetapi terus berlanjut sehingga di kapal ini terjadi pembantaian.

Mengetahui bahwa kejadian di kapal ini tidak beres, aku berusaha menelpon anggota keluarga ku untuk meminta bantuan. Namun sayang nya sinyal ponsel nya terputus. Tidak ada satupun orang yang bisa menelpon disana.

Akhir nya aku berlari untuk mencari pertolongan, aku berniat pergi keluar kapal dan membawa pelampung. Setidaknya aku berfikir bahwa aku bisa berenang ke tepian dengan menggunakan pelampung dari pada harus menjadi korban. Lebih baik mati tenggelam dari pada harus mati di bunuh kan?

Aku berlari sebisa mungkin untuk sampai keluar kapal. Tetapi, lagi dan lagi aku tidak bisa keluar dari sana. Sebab pembunuh itu berdiri di depan pintu sambil membawa gergaji mesin yang sudah berlumuran darah. Bahkan saking sadis nya, di gergaji mesin nya terdapat sisa-sisa organ tubuh yang masih menempel.

Aku benar-benar di buat mual. Pembunuh itu menyeringai, terlihat dari sudut matanya yang menyipit. Pikiran ku pada saat itu adalah, lari.

Dan ya, aku melakukannya. Aku berlari berusaha untuk menghindari pembunuh nya. Pembunuh itu pun terus mengejar ku sambil membawa-bawa gergaji mesin miliknya.

Aku terus berlari hingga suara gergaji mesin milik pembunuh itu perlahan menghilang. Saat aku lihat ke belakang, benar saja, pembunuh itu sudah tidak terlihat lagi. Aku merasa sedikit lega, setidak nya aku bisa menstabilkan pernafasan ku yang sudah berat.

Namun, pergerakan ku seketika terhenti. Saat mendengar sesuatu yang unik dan seperti nya aku pernah mendengar suara ini. Suara yang tadi nya terdengar jauh, kini perlahan menjadi semakin dekat dan jelas.

Aku menengok ke segala arah untuk melihat suara apa yang sedang ku dengar. Aku sendiri kebingungan, karna tiba-tiba saja suara itu berhenti. Aku tidak menemukan tanda-tanda suara itu lagi, semua nya mendadak hening.

Aku berniat pergi ke lobby tempat orang-orang yang tadi nya sedang berpesta, sejak kapan tempat ini menjadi sepi seperti ini? Dan juga... Tempat ini menjadi sangat gelap sehingga suasana terasa mencekam.

Dan benar saja, di lobby tidak ada siapapun. Semua nya kosong. Pada kemana semua orang? Apa hanya aku yg tertinggal di kapal?

"AAARRGHH TOLONGG!!" Aku terkejut saat mendengar suara perempuan yang meminta pertolongan.

Aku mengikuti ke arah sumber suara, di mana teriakan itu terdengar.

Mata ku terbelalak, saat ada seseorang yang sedang di cekik oleh pembunuh itu. Gadis yang sedang di cekik itu meronta kesakitan, sambil melihat diri ku yang hanya bisa mematung di tempat.

Aku tidak tahu harus melakukan apa, di satu sisi pun aku sangat ketakutan. Tetapi aku juga tidak bisa melihat gadis itu di bunuh kan? Atau aku akan menjadi komplotan si pembunuh nya.

Dengan cepat aku melemparkan vas bunga yang ada di meja ke arah pembunuh itu.

ㅤㅤ
PRAKK

ㅤㅤ
Vas bunga itu mendarat sempurna di kepala si pembunuh, membuat nya terjatuh dan kesakitan sambil memegang kepalanya yang berdarah.

Tidak punya banyak waktu, aku langsung membantu gadis itu berdiri dan pergi dari sana secepatnya.

Aku berlari dengan menggenggam tangan gadis itu yang terasa dingin. Mencari tempat persembunyian yang aman. Sampai pada akhir nya aku bersembunyi di sela-sela tembok kapal yang kecil dan sempit. Gadis itu juga ikut bersembunyi. Posisi kami saling berhadapan dengan tubuh yang saling bersentuhan karena tempat nya yang sempit.

Suara unik itu terdengar kembali bersamaan dengan suara langkah kaki. Kini aku mengerti, bahwa suara itu terdengar dari si pembunuh.

Aku berharap bahwa pembunuh itu tidak akan melihat kami.

Sudah 1 menit berlalu, Aku tidak mendengar suara nya lagi. Apa pembunuh itu sudah pergi? Aku berniat untuk keluar dari sela-sela kapal yang menyesakkan itu. Namun tangan ku di tahan oleh gadis itu.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia terlihat sangat ketakutan, wajah dan bibir nya terlihat pucat. Suhu tangannya pun masih terasa dingin.

Baik lah aku akan mengikuti perkataannya, untuk tidak keluar sebelum ada tim penyelamat.

ㅤㅤ
Flashback off

ㅤㅤ
"Suara unik? Suara seperti apa yang di maksud?" tanya Tomi setelah mendengar serangkaian kejadian yang Arda alami.

"Hmm, suara nya seperti bunyi lonceng." kata Arda.

"Lonceng?"

"Iya. Setiap pembunuh itu berjalan, terdengar suara lonceng. Itu terdengar seperti peringatan bahwa pembunuh nya berada di dekat kalian."

"Anda kenal dengan suara lonceng itu?"

Arda menggeleng kepalanya. "Saya merasa pernah mendengar nya di suatu tempat, tapi saya tidak yakin suara lonceng apa itu. Dan apa benar pembunuh itu sengaja memakai lonceng itu sebagai ciri khas nya?"

Entah lah, Tomi sendiri pun tidak yakin. Karna ini pertama kali nya ada seorang saksi yang berkata tentang lonceng milik si pembunuh.

"Baiklah, satu hal lagi yang ingin saya tanyakan. Menurut anda pembunuh nya perempuan atau laki-laki?" Tomi mengajukan pertanyaan yang terakhir kali nya.

"Bukannya udah jelas kalau pembunuh itu laki-laki? dari pakaian nya saja seharusnya bapak sudah tahu bahwa pembunuh itu laki-laki. Saya juga tidak melihat pembunuh nya berambut panjang, ya walaupun saya tidak terlalu melihat nya dengan jelas. Tapi saya yakin kalau pembunuhnya adalah laki-laki."

ㅤㅤ

SAKSI 4


Nama: Debyra Shaquella
Kelas: XI IPS 1
Usia: 17 tahun
Status siswa: Non VIP
Keterangan: Teman sebangku Kanila, di duga dekat dengan korban (Shenan).

ㅤㅤ
"Masih tidak mau berkata dengan jujur, mengapa anda bisa berada di sana?" ini adalah ke empat kali nya Tomi menginterogasi.

Gadis itu terlihat frustasi. "Saya di undang sama Shenan! Harus berapa kali lagi saya bilang?" Gadis itu sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi pada polisi agar mereka percaya.

"Kalau anda memang di undang oleh korban, seharus nya nama anda ada di daftar tamu yang hadir. Dan mana buktinya kalau anda di undang oleh korban?"

"Pak. Saya kehilangan undangan nya. Tapi saya engga bohong! Saya beneran di undang ke pesta ulang tahun nya. Disana saya bahkan di jadikan bahan olokan," mengingat bagaimana dirinya di perlakukan dengan tidak menyenangkan pada saat pesta itu berlangsung, gadis itu merasa tidak adil bahwa saat ini dirinya merasa di fitnah.

"Disini keterangan anda saja tertulis bahwa anda bukan siswa VIP. Semua yang di undang ke pesta ulangtahun korban adalah anggota VIP."

"Saya memang ga punya bukti untuk menyatakan bahwa saya di undang. Tapi asal bapak tau, disana saya di paksa minum alkohol, dan di jadikan tontonan orang-orang. Saya juga tidak tahu mereka melakukan apa saja pada saat saya tidak sadarkan diri karena mabuk. Pak, saya harus gimana lagi biar bapak percaya? Apa saya juga harus punya uang yang banyak dulu supaya ucapan saya bisa di percaya? Saya tahu, bahwa saya orang miskin. Tapi bukan berarti saya pelakunya..." ujar gadis itu dengan nada memohon.

"Jaga ucapan anda! Anda berada di kantor polisi saat ini, dan anda bisa jadi tersangka kalau menyangkal terus menerus."

Lagi-lagi gadis itu menyerah. Ia sudah tidak bisa membela dirinya kepada polisi. Toh, dia pun tidak punya bukti untuk memperkuat perkataan nya. Gadis itu lebih memilih diam. Karna seberusaha apapun dirinya, kalau ia bukan orang yang kaya, maka itu tidak akan ada hasil nya.

"Begini saja. Sekarang ceritakan mengapa anda bisa berada di kapal pada hari itu? Ceritakan kejadian yang anda alami."

Gadis itu menghela nafas nya. "Waktu itu sepulang sekolah Shenan nyamperin saya, dan dia bilang kalau saya harus datang ke pesta ulang tahunnya. Saya bahkan di beri tahu costum yang salah, saya pergi memakai dress berwarna pink. Sampai disana saya di jadikan bahan tertawa mereka, dan pada saat itu saya engga bisa minum alkohol, tapi saya di paksa. Saya minum alkohol sampai saya engga sadar kan diri. Lalu saat terbangun saya sudah ada di kabin kapal. Pas saya keluar saya melihat banyak darah dan mayat di mana-mana. Lalu saya di serang, di cekik. Saya rasa yang menyerang saya adalah pembunuh nya. Tetapi untung nya ada yang menyelamatkan saya, lalu saya bersembunyi di balik sela-sela tembok kapal sampai polisi datang." jelas gadis itu.

Semua yang di omongkan oleh gadis itu terasa benar. Tapi Tomi tidak bisa percaya begitu saja, selagi gadis itu tidak memiliki bukti.

"Debyra, dengar. Anda tahu kan kalau anda berbohong, anda bisa di rugikan? Anda juga bisa jadi tersangka utama jika berbohong."

"Terserah. Bapak mau percaya atau engga, saya sudah jawab yang semestinya." ujar Debyra dengan wajah yang sudah kelewat kesal. Tidak peduli jika polisi ingin memenjarakannya sekalipun. Karna ia yakin, tidak akan ada yang percaya omongannya hanya dengan bermodalkan kata-kata.

"Waktu nya sudah habis kan? Kalau begitu apa saya sudah boleh pergi?" ucap kembali gadis itu.

Tomi melihat jam dinding yang ada di ruang interogasi. Dan benar saja, waktu mereka sudah habis. Mau tidak mau Tomi mempersilahkan gadis remaja itu untuk pergi.

ㅤㅤ

ㅤㅤ
ㅤㅤ

— T B C —

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ


ㅤㅤ

ㅤㅤ

Continue Reading

You'll Also Like

8.9M 949K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
472K 24.1K 72
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
270K 11.1K 30
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
6.4M 275K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...