REAGAN • POSSESSIVE BADBOY

By lalaolaaa_

686K 25.1K 1.3K

[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng... More

Prolog
Anya Levionna
Murid Baru
Mostwanted
FATAL
Mengobati Luka
Deja Vu
Pulang Bareng
Medan Magnet
Mr.Adler
Ancaman Mona
Gagal Menjauh
Sebuah Rencana
Leader's smile
Bad memories
Costum Party
The Incident
Reagan's Anger
Disaster Poster
Apology
Different Families
Delinquent
The Feared Boy
Scared
Nightmare
Da Hug
I'm Yours
Decision
Jealous
People Disturbance
Reagan's Girlfriend

Reagan Kanziro Adler

39.9K 1.2K 11
By lalaolaaa_

"Takdir selalu memiliki cara yang unik, untuk mempertemukan manusia."

- Reagan Kanziro Adler -



[Bagian 01]

****

"Reagan Kanziro Adler,"

"Saya sudah bosan melihat kamu terus, buat ulah apalagi kamu sekarang?"

Bu Darmi memijat pangkal hidungnya yang berdenyut. Kehabisan akal akan menjatuhi hukuman apa pada siswa berandal di depannya ini. Rasanya kepalanya seakan mau pecah dan pensiun menjadi guru BK.

"Pagi-pagi sudah buat keributan. Nonjok siswa yang lewat tanpa sebab. Lihat ini, catatan kriminal sudah penuh dengan nama kamu!" wanita itu menunjuk buku tebal berwarna hitam.

Jujur saja, sebagai guru BK dirinya sudah geregetan. Tidak bisa melakukan apapun karena Reagan adalah anak dari Aksa Adler, yang merupakan orang berpengaruh di sekolah ini.

Kalau saja ayahnya bukan seorang pemilik yayasan terbesar, mungkin surat drop out sudah dikeluarkan untuk siswa bragajul di hadapannya.

"Saya juga dengar, kemarin kamu dan komplotan sesatmu ikut tawuran sama sekolah tetangga, benar?"

Reagan hanya diam, maniknya liar menatap pigura dan beberapa hiasan dinding di ruangan minimalis ini untuk menghindari tatapan.

Karena tidak mendapat jawaban, bu Darmi menjadikan luka lebam di sudut bibir dan pelipis muridnya sebagai jawaban.

"Kamu tidak kasihan dengan orang tua yang sibuk bekerja untuk kamu?" lanjut wanita itu, kali ini dengan nada pelan.

"Saya sudah kehabisan ide, memikirkan cara supaya kamu berubah. Apakah kamu tidak bisa menahan untuk tidak berkelahi, kamu sudah kelas dua belas. Setahun ini saja, saya tolong jangan membuat keributan." pintanya yang mulai putus asa.

Bu darmi menghela napas melihat siswa yang sedari tadi tidak membuka suaranya sedikitpun. Kalau bisa dilihat mungkin sudah banyak kepulan asap di hidungnya karena terus menghela napas berat.

"Baiklah," bu Darmi menuliskan sesuatu di buku itu dengan tinta berwarna merah.

"Saya minta di kelas dua belas ini. Kamu jangan membuat ulah lagi," tekannya meskipun tidak yakin.

"Atau saya akan membocorkan semua prilaku buruk kamu, pada nyonya Helena."

Reagan mendengkus malas. Cowok itu sudah mengumpat dalam hati. Manik tajamnya melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan. Pantas kupingnya sudah panas.

"Sudah lah saya sudah pusing. Silahkan lari di lapangan sampai istirahat pertama selesai."

Reagan langsung berdiri dan melegang keluar membuat Bu Darmi tersentak kaget, wanita itu mengelus dadanya.

"Siswa nakal tidak sopan semua."

Sementara diluar ruang BK, tiga pemuda sedang bersandar menunggu bos besarnya. Mereka yakin bos geng mereka sedang menerima siraman rohani habis habisan.

Ceklek

Kenzo menegakan tubuhnya melihat Reagan yang sudah keluar dari ruangan itu, "Gimana bos?"

Bian menampol temannya yang bertanya ga penting. "Pake ditanya. Udah pasti muak si bos denger ceramah singa betina terus,"

"Maksud gue gimana hukumannya, Bangsat." Kenzo mendelik sinis.

"Yaelah ga perlu mikirin hukuman. Ayo bos! Fans lo udah menyambut, dedek gemesnya makin banyak." Bian akan merangkul pundak Reagan, namun ditepis Kenzo.

"Enak aja! Gue dulua-"

Brakk

Reagan menendang tong sampah besar dengan kencang, mereka langsung kicep. "Minggir! Jangan bikin gue tambah pusing."

Ketiga orang itu langsung  mengatup mulut dan menepi memberikan jalan bagi bos besarnya yang sudah melegang pergi. Sepertinya suasana hati cowok itu sedang tidak bersahabat.

"Lo berdua sih, banyak bacot." ucap Nathan yang dari tadi diam jadi ikut terkena omelan.

Nathan melangkah pergi mengikuti Reagan.

Kenzo mendengkus kesal "Gara-gara lo," ucapnya pada Bian lalu pergi mengikuti Nathan.

Bian menggaruk tengkuknya kebingungan.

"Kenapa jadi gue, anjing!?"


*****


Cowok dengan jaket kulit hitam itu melajukan ninja kesayangannya membelah jalanan ibu kota. Cowok itu bolos lagi tanpa menjalankan hukuman. Suasana hatinya sedang buruk dari pagi, rasanya dia ingin menghabisi setiap orang yang dilihatnya.

Rasanya ingin sekali mencabik manusia.

"Tolongg."

Reagan memelankan laju motornya, dahinya berkerut mendengar sayup sayup teriakan di jalanan yang tampak sepi. Saat sedikit melajukan motornya, terlihat ada beberapa pria besar yang sedang merampok seorang cewek yang tampak ketakutan.

"TOLOOONGGG T-TOLONGG."

"DIAM!"

"AAAAA JANGAN!! PREMAN JELEK!"

Preman yang sedang merebut tas cewek itu melotot. "APA?!! CEWE KURANG AJAR!!"

Cewek manis berambut sebahu kini tampak memberontak merebut tasnya, namun tenaganya tentu saja tidak sebanding dengan preman betubuh besar ini.

Reagan berdecak kesal karena jalannya terhalangi. Namun tak urung membuat cowok bermata tajam itu menuruni ninja kesayangannya dan mendekati sumber keributan.

Bugh

"Anjing,"

Salah satu preman mengumpat kasar saat ada yang menendang kakinya, membuat preman yang sedang merebut tas cewek itu mengalihkan pandangannya.

"Siapa lo! jangan ikut campur atau kami hajar." Reagan menyeringai kecil, membuat preman merasa diremehkan.

"Wah belagu. Liat bos ini bocah minta di hajar."

"Hajar aja dia," ujar pria yang disebut bos preman itu.

Dua preman berbadan besar sudah mengambil ancang ancang untuk memukul, namun kalah cepat dengan Reagan yang sudah memberikan bogeman pada salah seorang diantara mereka, dan kakinya menendang perut preman yang lain dengan sangat kencang.

Reagan berdecih, "lambat."

Gadis yang tadi di rampok itu menahan diri untuk tidak pingsan melihat cowok yang menolongnya diserang. Matanya terpejam saat tubuhnya gementaran dengan napas yang sesak, bahaya! Dia tidak boleh kambuh disaat yang tidak tepat.

Dua preman itu tumbang. Namun, tak lama komplotan preman yang lain datang kearah mereka.

"WOI ADA APA INI?" teriak preman dengan tindik di mulutnya. Dia tampak keheranan melihat temannya tergeletak memegangi perut dan wajahnya.

"Hajar bocah ingusan itu," Lirih preman yang terkapar, menunjuk pemuda SMA yang tampak santai dengan wajah datarnya.

Perlahan Reagan menginggungkan senyum miring. Bagus, akan semakin puas dia melampiaskan kekesalannya.

Preman berjumlah lima orang itu melawan satu persatu namun berhasil di tumbangkan. Mereka jelas tidak tau bocah yang mereka ledekin adalah seorang bos gengster yang beringas.

"Sial." umpat Reagan menyadari satu preman itu menodongkan pisau pada gadis yang dari tadi hanya diam menutup mata dan telinganya.

"Woi bocah serahin motor lo... atau cewe ini gue tusuk."

Reagan mendengkus malas. Heran kenapa cewek itu tidak lari dari tadi, kalau gini kan dia jadi tidak punya pilihan lain.

"Silahkan." Mereka memelototkan matanya mendengar ucapan Reagan yang sangat santai.

Sedangkan cewek itu mulai berderai air mata dengan wajah ketakutan. Apa cowok itu ingin dia di bun-

Sreet

"Akh..." Cewek berambut pendek itu merasa tubuhnya didekap, napasnya tercekat sesak. Apakah dia sudah mati? Pikirnya melihat tetesan darah diaspal, perlahan merasa tubuhnya semakin lemas dan merenggut kesadarannya.

Reagan mendengkus menyadari gadis dipelukannya memberat, sepertinya dia pingsan.

Cowok dengan marga Adler itu melempar pisau di genggamannya, darah segar sudah mengucur dari telapak tangan dari beberapa detik yang lalu.

"Bocah gila!" Sang preman melotot tidak menyangka pemuda ini akan menggegam pisau yang dia todongkan pada gadis yang sudah berpindah tangan.

Apa mungkin, Reagan bisa lebih gila dari ini?

"Pergi atau mati?"

Reagan mengeluarkan senjata api berwarna hitam disakunya. Membidikan pistol itu tepat di kepala ketua preman. Mereka tersentak.

"Hey bocah. Lo pikir kami bakal tertipu sama pistol mainan?" Dia tertawa gugup.

Tentu saja senjata api tidak boleh dimiliki orang sembarangan di negara ini. Apalagi oleh seorang bocah. Namun,

Dorrr

Mereka langsung tiarap mendengar suara tembakan yang cukup keras. Reagan menembak ke udara, membuktikan ucapannya bukan hal main main. "Jangan buang waktu gue."

"Kabur," para preman itu berlari menjauh dengan tergesa.

Reagan kembali memasukan senjata berbahaya itu kedalam saku jaket, dia sedikit terganggu dengan cairan merah yang merembes keseluruh permukaan jari tangannya.

"Gara gara lo. Tangan gue lengket," Reagan menghela napas.

Apakah dia gila? Berbicara dengan orang yang tak sadarkan diri bukan hal yang wajar.

Sesaat cowok itu menelisik wajah damai gadis di dekapannya. Mata yang kini terpejam itu, tadi melihatnya dengan wajah ketakutan dan entah mengapa sedikit mengusik sesuatu dalam dirinya. Sepertinya cewek ini bodoh, karena tidak memilih berlari dan malah bersidekap ditengah perkelahian. Reagan sangat benci melihat air mata perempuan.

Sesaat maniknya menatap hidung yang mancung itu, pipi chubby yang terlihat empuk, dan terakhir... bibir yang tebal yang uhhh— Reagan segera mengalihkan pandangannya. Dia benar benar sudah gila.

Apa yang lo pikirin, bodoh.

Terjebak dengan cewek tak sadarkan diri yang tidak diketahui identitasnya adalah hal yang buruk. Reagan bukan orang yang suka di repotkan, lagi pula jika membonceng gadis yang tak sadarkan diri dengan motornya bisa berbahaya.

"Gue tinggalin dipinggir jalan aja."

*****

Haiii gud pipelll 👋🏼
Jangan lupa meninggalkan jejak di part ini yaaak 😍

Jangan lupa vote komenya gess hehehe

Gimana nih bos? Masa cewek mau ditinggal pinggi jalan.

Bonus, cast Si Bos Reagan Kanziro Adler yang terhormat 🙏🏻

Salan dingin 💙

 

Continue Reading

You'll Also Like

2M 90.5K 45
[SELESAI] ▪︎Segera direvisi▪︎ Bagi Dirga, Alana adalah miliknya, dan akan tetap menjadi miliknya apapun yang terjadi, sekalipun itu menyakiti Alana. ...
2.5M 155K 46
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] [PART TIDAK LENGKAP] [DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!!!!] Peraturan penting yang harus kalian ingat adalah jangan menyentu...
593K 56.3K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
62.6K 10.7K 40
Edisi BeckFreen...