Married with Enemy [On Going]

Par gitaaam

61.2K 2K 833

[ FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA ] 16+ Berawal dari sebuah aura permusuhan bebuyutan yang beras... Plus

[01] Married With Enemy
[02] Married with Enemy
[03] Married with Enemy
[04] Married with Enemy
[05] Married with Enemy
[06] Married with Enemy
[07] Married with Enemy
[08] Married with Enemy
[09] Married with Enemy
[11] Married with Enemy
[12] Married with Enemy
[13] Married with Enemy
[14] Married with Enemy
[15] Married with Enemy
[16] Married with Enemy
[17] Married with Enemy
[18] Married with Enemy
[19] Married with Enemy
[20] Married with Enemy
[21] Married with Enemy
[22] Married with Enemy
[23] Married with Enemy
[24] Married with Enemy
[25] Married with Enemy
[26] Married with Enemy
[27] Married with Enemy

[10] Married with Enemy

2K 59 9
Par gitaaam

MWE

Gimana ges sama chapter sebelumnya?? Udah kejawab lah yakan pertanyaannya...

Banyak banget yang minta next di chapter sebelumnya, kayaknya masih pada kepo sama kelanjutannya nehhh...

HAPPY WEEKEND OLL

MET 1K READERS OLL, TETAP SETIAP YA SAMPEK TAMAT, THANKS🤙

🌿🌿🌿

[10] Ketakutan Freya

[ H A P P Y R E A D I N G ]

...o0o...

Saat ini Rendi sedang duduk di atas ranjang nya dengan keadaan yang hanya memakai dalaman saja menatap tangannya yang banyak bekas cakaran hingga merah-merah.

Rendi berjalan ke arah kaca yang ada di kamar nya kemudian memutar dan melotot melihat punggung yang banyak bekas cakaran bahkan pukulan, dan masih ada beberapa dari cakaran itu mengeluarkan darah walaupun sedikit.

"Pantes aja perih pas kenak air hangat, rupanya separah ini. Tapi ini kenapa sih, 'masak iya tiba-tiba begini," gumam Rendi.

Yang dirinya ingat, semalam pergi ke club untuk menciduk Raina yang sedang berselingkuh dan memergokinya di dalam kamar dengan om-om. Lalu dirinya mabuk dan melihat Raina menyampiri dirinya dengan begitu cantik. Lalu mereka pun menghabiskan malam panas di sebuah ruang tamu, walaupun wajah perempuan itu samar-samar tapi dia yakin itu pasti Raina.

"Berarti tadi malam itu gue bukan mimpi basah kan? Buktinya ini banyak bekas cakaran di tubuh gue, Gebor juga ada darah nempel yang udah kering. 'Masak iya mimpi basah tapi Gebor juga ikutan kenak darahnya?" tanya Rendi bingung.

Dengan cepat Rendi pun mengambil ponselnya dan mencari kontak Raina yang masih ia simpan dengan nama Sayang 💓.

Sayang 💓

Temui gue di tempat biasa!

Hari ini hari minggu, jadi dirinya lebih bisa bersantai untuk mengistirahatkan tubuhnya. Dengan segera Rendi pun memakai bajunya dengan lengkap beserta jaketnya.

Namun dirinya kehilangan jaket milik ORTHROS yang biasanya ia pakai. Sudah mencari di lemari yang paling dalam pun juga tak dapat.

"Apa iya jaket gue sama mereka?"

barudak WELL!!

Rendi
Ada yang lihat jaket gue, gak?

Elang
Lah? Kan semalam ada di badan lo.

Rendi
Tapi di lemari gue gak ada, bangun-bangun gue cuma pakai kaos aja, jaket udah gak ada.

Elang
Waduh, ya mana gue tau.
Orang kita-kita yang terakhir kalinya nganter lo pulang jaket itu masih ada kok!

Rendi
Yaudah deh, ntar gue cari lagi mana tau nyelip.
Thanks ya semua udah nganterin gue😘

Elang
🤢

Arka
🤢

Zafran
🤢

Argara
🤢

Rendi
🖕

Setelah itu pun Rendi memakai hoodie yang ada di lemarinya dan segera pergi ke tujuannya. Di jalan pikiran Rendi tak tenang, kepalanya seperti ada tanda tanya yang sangat besar disana. Apa iya dirinya memperkosa seseorang?

Memasuki caffe tersebut matanya menjelajahi setiap sudut dan tak mendapati Raina disana. Rendi pun memilih untuk memesan minuman dan mencari tempat duduk yang pas untuk membicarakan masalah ini.

"Mana sih nih cewek, lama banget lagi datengnya." Rendi sudah misuh-misuh tak jelas di bangkunya sambil sesekali melihat jam di tangannya. Bahkan minuman yang Rendi pesan sudah habis.

"Sorry aku telat banget, ya sayang?" ucap seseorang dan langsung duduk di bangku depan Rendi.

"Iya, gue tau. Lo kesiangan kan karena kecapekan ngelayani om lo itu," cerca Rendi.

Raina memegang tangan Rendi. "Sayang, gak gitu. Aku—aku cuma lagi cari kesenangan aja."

Mendengar itu Rendi mendelik. "Kesenangan lo bilang? Kesenangan dalam kemaksiatan, hah?"

"Ya habisnya kamu aku ajakin berhubungan selalu nolak. Kita paling jauh cuma ciuman, Ren. Bahkan teman-teman aku udah lebih dari ciuman dan grepe-grepe, kamu kolot tau gak!" ucap Raina sambil cemberut.

"Cewek sinting lo, Raina!" ucap Rendi. "Gue mau tanyak, subuh tadi lo ada sama gue?"

Alis Raina mengerut tanda bingung. "Enggak tuh, habis dari club aku langsung pulang kok. Memang kenapa?" tanya Raina.

Rendi menggeleng. "Gak. Gue cuma nanyak aja. Udah lah gue mau balik!"

Dengan cepat Raina menahan tangan Rendi. "Kita masih pacaran kan?"

"Sorry to say aja nih ya, gue gak sudi pacaran sama barang bekas kayak lo! Gue aja masih bersih gini ya kali mau sama modelan kayak lo. Najis!" Beginlah kalau Rendi sudah jijik dengan seseorang, bahkan tak mengenal gender hanya untuk berucap.

Setelah mengatakan itu Rendi pun segera pergi dari sana membuat Raina mencak-mencak di tempat.

"Akhh! Sialan! Liat aja nanti, bakal gue buat lo sujud-sujud sama gue, Rendi!"

...o0o...

Sedangkan di lain tempat, terdapat seorang perempuan yang sedang meringkuk di tengah kasur dengan keadaan ruang yang gelap serta kamar yang berserakan.

Perempuan itu sudah lelah menangis, rasanya air mata pun sudah habis sampai tidak bisa menetes lagi dan mata nya pun sudah membengkak. Perempuan itu selalu bergumam memanggik kedua orang tua nya.

"Ama... Aba..."

Bahkan suara nya pun sudah serak akibat terisak dengan keras. Tenggorokannya yang belum terkena air serta perutnya yang kosong.

"Ama... Aba... Maafin Freya, hiks... Freya gak bisa jaga diri sendiri, hiks..."

Tangisan Freya kembali keras akibat teringat dengan kedua orang tuanya. Freya merasa bersalah.

Puas menangis hingga malam menjemput membuat Freya lelah dan kelaparan. Freya pun mencoba bangkit dengan lesu dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari jejak Rendi.

Setelah lama di dalam kamar mandi, Freya pun keluar dengan tubuhnya yang merah akibat menggosok terlalu keras untuk menghilangkan jejak itu namun tak bisa.

Dengan pelan Freya pun berjalan ke ruang tamu tempat yang membuat dirinya takut akan kejadian itu. Dapat ia lihat ruang tamu yang begitu berserakan dengan baju serta dalaman yang berhamburan dan bantal sofa yang tergeletak di lantai.

Freya pun memungut baju nya untuk di cuci, namun matanya tak sengaja menjumpai sebuah jaket yang bertuliskan ORTHROS di punggung jaket tersebut. Seakan tau itu milik siapa, Freya meremas kuat jaket itu mencoba melampiaskan amarah nya terhadap sang pemilik. Tak ingin menangis lagi Freya pun juga mencuci jaket itu bersama dengan baju-baju miliknya.

Freya kembali ke dapur dan memulai masak seadanya karena bagian bawahnya yang masih sakit membuatnya tidak bisa lama berdiri. Setelah makanannya siap, Freya pun memakannya seorang diri sambil melamun. Di saat seperti ini dirinya butuh pelukan seseorang untuk menguatkannya.

Bahkan satu harian ini Freya tak membuka ponselnya dan melupakan ibadahnya karena seharian dirinya menangis dan tertidur lalu menangis lagi.

Setelah selesai makan, Freya kembali ke ruang tamu dan memilih duduk di lantai daripada duduk di sofa yang sudah menjadi tempat keramat baginya. Freya menonton televisi dengan suasana sunyi dan gelap. Walaupun di depan nya televisi hidup, tapi rasanya orang yang di dalam TV itu lah yang menonton Freya, karena pikiran Freya yang sudah berkelana jauh.

Sedangkan di lobby apartemen, terlihat Bude Nia dan Airin yang sedang bingung mencari unit Freya dengan membawa bekal ditangannya. Satu harian ini Freya tak mengabari nya, biasanya Freya selalu menelepon walaupun hanya sekedar untuk menyapanya dan Airin.

Bude Nia merasa khawatir dan memilih untuk melihat langsung keadaan Freya, namun sialnya dia tak tau Freya tinggal di unit mana.

"Ibu, kita jadi kan ke tempat Kak Freya nya?" tanya Airin sambil menggandeng tangan Bude Nia.

Bude Nia menunduk menatap Airin. "Jadi sayang. Tapi Ibu gak tau tempat tinggalnya Kak Freya dimana, hehe."

Bahu Airin seketika lemas. "Yah... Jadi, kita gak jadi ketemu sama Kak Freya, ya?" tanya nya.

"Kapan-kapan saja mau?" tawar Bude Nia. "Soalnya di luar sudah ber-angin, sebentar lagi hujan turun. Kita cuma bawak motor, ya Airin," sambung Bude Nia.

Dengan menunduk Airin pun menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Iya Ibu. Ayo kita pulang." Airin pun menuntun tangan sang Ibu saat ingin keluar dari sana.

Bruk!

"Aduh!" Airin terjatuh saat tak sengaja bertabrakan dengan kaki seseorang.

"Eh, sorry Dek, saya gak lihat kalo ada kamu," ucap pemuda itu sambil membantu Airin berdiri.

"Sorry ya, Buk. Saya yang salah, saya jalan sambil main handphone," ucap pemuda itu ke Bude Nia.

"Gapapa Dek, gapapa," balas Bude Nia.

Airin mendongak untuk melihat pelaku yang menabrak dirinya. Lalu matanya membesar dan tersenyum. "Abangnya Raden!" seru Airin.

Rendi pun bingung bagaimana anak kecil di depannya itu mengetahui nama adiknya. "Iya, saya Abangnya Raden. Perkenalkan nama saya Rendi."

"Aku Airin, rumah aku yang ada di sebelah rumah Abang, loh!" ucap Airin.

"Ohh, sekarang Abang inget. Kamu yang semalam main sama Raden kan? Lalu di jemput sama Freya?" Airin mengangguk semangat.

"Kamu lagi ngapain disini?" tanya Rendi.

Airin mendongak menatap Ibu nya. Bude Nia pun angkat bicara. "Kita kesini mau anter Freya bekal untuk makan malam, kebetulan saya masak makanan kesukaan dia. Saya juga kesini sekalian mau lihat keadaanya karena dari pagi di telfon gak aktif, biasanya juga dia selalu telfon saya tapi sekarang sama sekali gak ada. Makanya saya khawatir dia kenapa-kenapa jadinya saya kesini buat ketemu dia," jelas Bude Nia.

Rendi menganggukan kepalanya paham. "Jadi—"

"Panggil saja Bude Nia, kamu sepertinya seumuran dengan Freya," ucap Bude Nia seolah tau kebingungan Rendi untuk menyebut dirinya.

Rendi mengangguk. "Jadi Bude Nia sudah ketemu sama Freya nya belum?" tanya Rendi.

Bude Nia menggeleng. "Belum, saya juga gak tau dimana letak kamar Freya. Kamu tau?" tanya Bude Nia.

"Saya tau, kebetulan unit Freya berhadapan dengan unit saya. Mau dititipkan ke saya bekal nya?" tawar Rendi.

"Wah, boleh toh?"

Rendi tersenyum dan mengangguk. "Boleh dong. Sini nanti saya sampaikan ke Freya kalo bekal ini dari Bude Nia."

Dengan semangat Bude Nia pun memberikan bekal tersebut ke Rendi. "Terimakasih ya nak Rendi. Kamu baik banget, sopan lagi."

Mendengar pujian itu dirinya terkekeh, ah telinganya terasa menjadi tinggi mendengar pujian tersebut. "Bude bisa aja."

Bude Nia terkekeh mendengar balasan Rendi. "Yasudah kalau begitu saya pulang dulu ya, titip salam untuk Freya suruh kabari saya ya," ucap Bude Nia.

"Iya, Bude. Bude sama Airin hati-hati."

Kaos Rendi rasanya seperti ada yang menarik membuat Rendi menunduk menatap Airin sebagai pelaku yang menarik kaos nya. "Airin kenapa?"

"Bilang juga ke Kak Freya kalau Airin kepingin main sama Kak Freya," ucap Airin membuat Rendi mengangguk.

"Siap!"

Setelah mengantarkan Bude Nia dan Airin keluar, Randi pun langsung bergegas menuju unit Freya untuk mengantarkan bekal tersebut.

Tok! Tok! Tok!

Sekali ketukan belum membuat Freya keluar dan Rendi pun memencet bel agar Freya dengar.

"Mana sih nih anak, lama bener buka pintunya," gumam Rendi.

TOK! TOK! TOK!

Rendi mengumpulkan tenaganya untuk mengetuk dengan keras. Usahanya tak sia-sia terlihat pintu unit Freya terbuka sedikit menampakkan suasana gelap dari dalam membuat Rendi bergidik ngeri.

"Anjir! Udah kayak mau syuting film horor gue, ah!"

Tak lama muncullah kepada Freya dengan rambut berantakan serta mata yang membengkak mengejutkan Rendi.

"AAAA! SETAN!" Rendi mundur sambil menutup matanya, bahkan mulutnya sudah komat-kamit membaca ayat kursi.

Saat melihat pintu itu akan kembali tertutup dengan cepat Rendi menahannya, namun Freya masih mencoba mendorong pintu itu agar tertutup.

"Pergi! PERGI!" teriak ketakutan Freya dari dalam.

Mendengar teriakan Freya membuat Rendi terkejut, dirinya ada salah apa ke Freya? Apa jangan-jangan Freya sedang kerasukan?

"Eh, eh, wait! Gue cuma mau ngasih titipan bekal dari Bude Nia, nih! Airin juga bilang di kangen main sama Kak Freya, Bude lo juga bilang habis ini hubungi dia mereka khawatir karena lo belum ada menghubungi mereka satu harian," ucap Rendi dengan cepat sambil menahan pintu itu yang hendak tertutup.

Saat mendengar ucapan Rendi membuat Freya lemas. Dirinya lupa mengabari Bude Nia dari pagi tadi, pasti sekarang Bude nya khawatir. Apalagi Bude Nia sampai bela-belain kesini hanya untuk melihatnya.

Merasa Freya yang sudah tak mendorong pintunya kembali, Rendi pun meletakkan bekal tersebut ke dalam melalui celah pintu itu. "Ini kata Bude Nia makanan kesukaan lo, jadi sengaja di bawak kesini untuk lo makan malam. Udah itu aja yang mau gue bilang, gue balik dulu. Nangis boleh, tapi lo jangan sampai terlarut dalam kesedihan."

Setelah mengucapkan itu, Freya merasa Rendi sudah pergi dari unit nya dan dengan cepat Freya menutup pintunya dengan kencang lalu mengambil bekal pemberian Bude Nia.

Walaupun sudah kenyang, dirinya tetap memakan masakan dari Bude Nia itu, apalagi di hadapannya adalah makanan kesukaan nya yaitu ayam goreng dan sambal belacan.

Freya memakan itu tanpa nasi dan sesekali air matanya berjatuhan. "Maaf Bude. Bude pasti kecewa sama Freya. Maafin kakak juga Airin."

Freya membuka ponselnya dan menelpon Bude nya melalui panggilan suara, tidak seperti biasanya dirinya selalu melakukan panggilan video, tapi kali ini tidak bisa karena Freya tak mau menunjukkan wajah sembabnya.

"Halo, Bude."

To be continued.....





Waduhh Freya kayaknya takut banget sama Rendi setelah kejadian malam itu. Freya juga kayaknya lagi terguncang banget nih, ges.

Kira-kira si Rendi kita kasih hukuman aja gak ya?
______________________________________

Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

Komen 'next' disini ➛

See you in the next chapter ᥫ᭡

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang cerita yang aku buat yaa.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

2.6M 131K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
My Sexy Neighbor Par F.R

Roman pour Adolescents

848K 12K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
ALZELVIN Par Diazepam

Roman pour Adolescents

5.6M 313K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
GEOGRA Par Ice

Roman pour Adolescents

2.4M 99.8K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...