Married with Enemy [On Going]

By gitaaam

62.6K 2K 835

[ FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA ] 16+ Berawal dari sebuah aura permusuhan bebuyutan yang beras... More

[01] Married With Enemy
[02] Married with Enemy
[03] Married with Enemy
[04] Married with Enemy
[05] Married with Enemy
[06] Married with Enemy
[07] Married with Enemy
[08] Married with Enemy
[10] Married with Enemy
[11] Married with Enemy
[12] Married with Enemy
[13] Married with Enemy
[14] Married with Enemy
[15] Married with Enemy
[16] Married with Enemy
[17] Married with Enemy
[18] Married with Enemy
[19] Married with Enemy
[20] Married with Enemy
[21] Married with Enemy
[22] Married with Enemy
[23] Married with Enemy
[24] Married with Enemy
[25] Married with Enemy
[26] Married with Enemy
[27] Married with Enemy

[09] Married with Enemy

2.1K 64 30
By gitaaam

MWE

⚠ WARNING ⚠

guys! khusus part ini untuk yang merasa belum cukup umur di skip aja ya, soalnya dosa di tanggung sendiri loh.

part ini yang akan menjawab semua pertanyaan kalian, mwehehe🌚

INI LAST YAA GUYS!!

🌿🌿🌿

[09] Insiden Terenggut Paksa

[ H A P P Y R E A D I N G ]

...o0o...

Sesuai dugaan mereka, Rendi mabuk berat sampai-sampai bangkit pun harus di bantu. Seperti saat ini, mereka mengantar kan Rendi pulang ke apartemen nya dengan menggiring Rendi yang sedang tertidur.

Saat sudah sampai di unit Rendi, Rendi pun terbangun dan mencoba berdiri tegak walaupun sempoyongan.

"Udah, kalian ber—" Rendi terlihat menghitung sahabatnya dengan pandangan yang buram. "Satu, dua, delapan, ber-delapan pada pulang aja sana, gue bisa masuk sendiri, hush, hush!" usir Rendi.

"Yakin lo, Ren? Lo nya aja sempoyongan gini, gak usah macem-macem lo," ucap Elang.

Rendi terkekeh. "Gue gapapa, gue bisa. Udah lo pada pulang sana nanti di cariin Mami kunti baru tau, hihihi."

Rendi pun mendorong paksa mereka. "Hush! Hush! Gue mau tidur dulu." Setelah mengucapkan itu Rendi pun menjatuhkan tubuhnya di lorong tersebut membuat sahabatnya langsung menggotong tubuh Rendi kembali.

"Gini yang lo bilang bisa sendiri? Yang ada nanti lo di kira gelandangan yang nerobos masuk," ucap Argara.

Rendi pun merangkul bahu Argara. "Gue okey."

Arka pun maju dan merangkul pundak sahabatnya. "Udah lah, ayo kita cabut udah jam segini juga. Biarin aja nih anak kayak gimana, dia yang nyuruh kita pergi. Paling nanti pagi-pagi dia bingung sendiri," ucap Arka.

Mereka pun setuju dengan Arka namun juga berat meninggalkan Rendi dalam keadaan mabuk begini, apalagi sekarang Rendi sedang menghitung jari tangannya yang tiba-tiba banyak.

"Yaudah deh, Ren. Kita-kita balik dulu, lo hati-hati loh," ucap Zafran.

Rendi menyengir. "Aman itu!"

Setelah memastikan para sahabatnya sudah pergi, Rendi pun mendekati unit Freya di depannya. Dengan jahil Rendi pun memencet bel unit itu beberapa kali, bahkan unit Bian juga menjadi korban Rendi.

Di sisi lain, Freya yang tertidur pun di buat bangun akibat suara bel yang berbunyi beberapa kali. Dengan tak bertenaga pun Freya menuju ke pintu.

"Siapa sih, malam-malam begini yang dateng, ganggu banget, elah!" gerutu Freya. Bahkan rambut Freya masih acak-acakan.

Ceklek!

Mata Freya melotot saat melihat Rendi sedang merangkak di lorong apartemen sambil menirukan suara kucing.

"Meow, meow, meow. MEOWWWW!!"

Kesadaran Freya langsung kembali saat melihat Rendi merangkak ke arah nya. "Meow!" Freya berjongkok di hadapan Rendi yang sedang manatap nya dengan mata yang sayu.

"Lo ngapain?" tanya Freya.

"Meow!" Sepertinya Rendi sudah lupa dengan jati dirinya, saat ini bahkan Rendi masih dengan posisi merangkak nya sambil menatap Freya yang berjongkok.

Namun, karena Freya yang menggunakan gaun tidur sepaha membuat paha Freya terpampang nyata di hadapan Rendi dan jangan lupa kan juga tapi tipis yang menggantung di kedua bahu Freya membuat perempuan itu semakin seksi di mata Rendi. Sebenarnya setiap mau tidur, Freya selalu berpakaian seperti itu, mengingat dirinya hanya tinggal sendiri jadi Freya tak takut ada yang tau.

"Woi, cabul! Lo kenapa?" tanya Freya sambil melambaikan tangannya di hadapan Rendi.

Rendi mengambil tangan Freya dan memainkannya lalu dijilat bahkan di kulum oleh Rendi, membuat Freya shock dan terjatuh ke belakang.

Dan yang membuat Freya takut, Rendi mulai mendekati nya dengan merangkak membuat Freya memundurkan tubuhnya masuk ke unit miliknya. Freya langsung mendorong pintu, namun di tahan dari luar oleh Rendi.

Rendi yang terpengaruh oleh alkohol merasa badannya menjadi panas, apalagi melihat tampilan perempuan di depannya itu. Dengan segera Rendi pun ikutan masuk ke dalam unit Freya lalu menendang pintu itu menjadi tertutup dan terkunci otomatis.

"R—ren?" panggil Freya pelan.

Namun beda lagi dengan apa yang di dengar oleh Rendi. Rendi mendengar suara Freya memanggilnya dengan suara yang halus membuat jiwanya bergetar, dan Rendi menahan kaki Freya saat di hadapan perempuan itu.

Berbeda dengan Freya yang sekarang badannya sudah bergetar. Dengan cepat dirinya menunjang tangan Rendi dan ingin segera bangkit menjauhi Rendi yang sudah gelap mata.

Namun pergerakkan nya sudah terbaca oleh Rendi, dirinya kembali jatuh ke lantai saat Rendi menarik kakinya kembali. Dengan cepat Rendi pun menaiki tubuh Freya dan menindihnya. Bahkan tanpa babibu kepala Rendi sudah berada di leher Freya mengecupi leher itu dengan sensual.

Perempuan yang berada di bawah kukungan Rendi pun mencoba menjambak rambut Rendi agar menjauh dari lehernya. Namun apa yang dirasakan Rendi justru seperti Freya meremas rambutnya yang membuat Rendi menjadi terangsang.

"Rendi! Lepasin gue, anjing!" ucap Freya dengan tangan yang merantau serta kaku yang menunjang kaki Rendi.

Rendi yang kesal atas perlawanan Freya pun mengambil tangan Freya dan di letakkan di atas kepala cewek itu, sedangkan kaki panjang Rendi juga ikut membelit kaki Freya membuat tubuh Freya tak bisa lagi berontak.

Nafsu lelaki itu bersatu dengan rasa amarah di khianati oleh Raina dan rasa mabuk akibat alkohol. Mulut Rendi pun kembali mengecupi rahang Freya serta bahu Freya. Bahkan tangannya yang menganggur pun mulai berani menjelajahi dada Freya dan meremasnya.

"No bra, hm?" bisik Rendi dengan tangan yang masih asik di dada Freya.

Freya sudah menangis mendapatkan perlakuan seperti itu, ingin menggerakkan badan nya saja dia tidak bisa karena pergerakkan di kunci oleh lelaki bajingan di atasnya itu. Bisa Freya lihat Rendi sedang membuka jaket nya beserta kaos yang lelaki itu gunakan dan membuat tubuh atas lelaki itu telanjang menyisahkan celana pendek jeans nya saja.

"Hah..." Rendi menunduk untuk mencium bibir Freya yang memerah akibat nangis, namun karena Freya yang menoleh jadinya Rendi mengecup pipi Freya.

Rendi marah, dirinya seperti di tolak oleh perempuan di hadapannya. Membuat Rendi marah dan mencekram rahang Freya kerasa lalu mengarahkan wajah Freya ke depan. Tak membuang waktu, Rendi pun menciumi bibir Freya dengan brutal dan tergesa-gesa membuat Freya kembali menangis.

Merasa puas, Rendi pun bangkit dari atas tubuh Freya membuat perempuan itu segera kabur dari hadapan Rendi. Tapi, baru beberapa langkah berlari dirinya sudah melayang di atas pundak Rendi.

"RENDI! TURUNIN GUE! BAJINGAN! LO BAJINGAN! HIKS!" teriak Freya sambil memukuli punggung Rende dengan kerasa.

Tentu saja Rendi tak mendengarkan teriakan Freya, fokus Rendi sekarang yaitu gimana caranya menyalurkan nafsunya. Tubuh Freya pun dia banting di sofa yang ada di ruang tamu dan langsung menindih tubuh kecil itu.

Rendi kembali menciumi bibir, leher, serta bahu Freya, dan tangannya sibuk membebaskan sesuatu yang terasa sesak di bawah sana. Jangan lupakan juga sebagai seorang laki-laki yang tenaganya lebih besar membuat Rendi mengoyak gaun tidur Freya dengan mudah.

Melihat dada Freya yang ter-ekspose, bibir Rendi pun langsung medarat di sana menciumi bahkan melumat. Freya yang melihat itu merasa jijik dengan tubuhnya sendiri, sudah berbagai cara ia lakukan seperti mencakar tubuh Rendi, menampar, bahkan menendang pun tak di hiraukan Rendi.

"Hihi, lucu bangett! Aku suka, Raina aku suka ini, ini milik aku gak boleh untuk om-om yang tadi, inget itu ya, sayang."

Setelah mengatakan itu Rendi lanjut menghisap dan meremas dada Freya dengan brutal. Ternyata di bayangan Rendi, dirinya adalah Raina? Pikir Freya.

Freya merasa ciuman Rendi semakin turun ke bawah dan dapat ia rasakan bahwa bagian bawah tubuhnya sudah tidak di tutupi sehelai benang pun, begitu pun dengan Rendi. Apalagi saat ini Rendi membuka kaki nya lebar dan menempatkan diri di tengah-tengah kaki Freya.

Freya yang merasakan sesuatu di bawah sana mendadak panik dan melotot. "No! No, Rendi!" Freya menggeleng ketakutan dan memundurkan tubuhnya, namun sia-sia sebab Rendi kembali menarik tubuhnya.

"LO NGELAKUIN ITU, GUE BENCI LO SELAMANYA!"

Namun, itu tak di hiraukan oleh Rendi yang sekarang sudah memposisikan rudalnya di depan pintu masuk Freya. "Raina, sekarang kamu cuma punya aku. Memangnya si Gaber kurang untuk kamu? Kalau iya, ini aku kasih kamu goyangan terbaik aku, baru kamu loh yang pertama kali ngerasain nya." Wajah Rendi pun maju dan mulai mencium Freya kembali dengan pinggul nya yang mendorong Gaber mencoba masuk.

"AKH! RENDI BAJINGAN!"

Saat itu lah, Freya membenci dan mengutuk Rendi karena kejadian ini. Mahkotanya yang ia jaga sebaik mungkin terenggut oleh seseorang yang tak pernah ia sangka.

...o0o...

"Hahh..." Rendi pun tumbang di atas tubuh Freya yang sudah tak sadarkan diri. "Kalau tau senikmat ini dari dulu kita udah kawin aja, sayang," ucap Rendi sambil mengelus pipi Freya yang di kira Rendi adalah Raina.

Bayangkan saja, Rendi habis-habisan menggempur Freya dengan tidak tau malu nya. Bahkan ini yang ke-lima kali dirinya merasakan pelepasan makanya Freya sampai tak sadarkan diri akibat Rendi yang terlalu bersemangat sampai tidak ada waktu istirahat.

Rendi mendaratkan wajah nya di dada Freya dan menduselkan wajahnya berujung menyusu. Bahkan tangannya kembali meraba-raba tubuh Freya yang ia kira Raina untuk selalu diingat. Dan dengan tak tau malu nya pinggang Rendi masih memaju mundur dengan pelan yang berujung cepat.

Merasa dirinya akan melakukan pelepasan lagi, Rendi memeluk erat tubuh Freya dan sesekali menggigit telinga perempuan itu. "Hah..." Rendi pun melakukan pelepasan ke-enam kalinya.

Merasa sudah puas, Rendi pun melepaskan penyatuan nya dan menatap Gebor dengan gembira. "Gebor, pasti lo seneng kan akhirnya ngerasain masuk ke Raina," ucap Rendi dengan alat kelaminnya.

Rendi pun memunguti kembali celana serta kaos nya dan segera ia pakai. Lalu pandangannya melihat sekitar yang berantakan akibat pergulatan nya, dan matanya menatap Freya yang masih terpejam itu.

Rendi pun pergi ke luar dari unit Freya dan menuju unit nya. Namun di saat akan membuka pintu, kepalanya berdenyut sakit akibat alkohol tersebut membuat dirinya terjatuh tak sadarkan diri di depan unit nya.

...o0o...

Sinar matahari menerobos masuk ke dalam apartemen dan menyoroti seorang yang sedang memejamkan matanya. Jam menunjukkan pukul 12.45 WIB tanda hari sudah siang.

Mata itu perlahan terbuka dan mencoba menggerakkan tubuhnya yang sangat sakit. "Awsh!" Tangannya meraba ingin mengambil selimut untuk menutup kembali tubuhnya yang kedinginan.

Namun saat meraba tubuhnya, perempuan itu pun sontak melotot dan terduduk. Kesadarannya pun sudah kembali 100%. Pandangan perempuan itu pun jatuh ke paha nya yang mereh-merah, dirinya tidak bodoh untuk mengetahui itu apa. Jelas itu adalah cupang.

Lalu perempuan itu pun menangisi kejadian semalam yang membuat dirinya jadi korban pemerkosaan. Dengan pelan kaki perempuan itu pun melangkah ke kamar nya dan berkaca di kacar besar yang ada di lemari. Bisa ia lihat kalau tubuhnya hampir di penuhi cupang di setiap jengkal nya, dan jangan lupakan alat kelaminnya yang memerah sudah ia pastikan itu lecet, jalan saja dirinya sudah merasa sangat sakit bahkan puting nya juga lecet kanan kiri.

Dengan emosi perempuan itu pun mengambil benda yang ada di sekitar lalu mencampakkan benda itu ke kaca menyebabkan kata di depan itu pun pecah dan ada sebagian yang berserakan.

PRANG!

"GUE BENCI LO BAJINGAN! GUE BENCI LO, RENDI! HIKS!" Tubuh Freya pun kembali lemas dan terjatuh, terlalu shock atas kejadian yang menimpahnya.

Sedangkan di sisi lain, Bian yang baru saja pulang dari kantornya untuk mengambil perlengkapannya yang ketinggalan di kejutkan akan Rendi yang tertidur pulang di lantai apartemen.

Dirinya tadi malam tak pulang, makanya ia terkejut melihat Rendi yang tidur di sini. Dengan pelan Bian pun mengguncangkan bahu Rendi.

"Dek, Dek. Bangun, jangan tiduran di luar, kamu masih punya unit di sini," ucap Bian seraya membangunkan Rendi.

Merasa percobaan pertama gagal, Bian mencoba percobaan ke-dua dengan menepuk keras pipi Rendi. "Dek! Bangun! Udah siang ini, kamu ngapain tiduran di luar gini!"

Tampat Rendi menggeliat dengan tersenyum. "Raina sayang terimakasih yang semalam, aku suka banget, hihi."

Bian yang mendengar itu pun terdiam. "Dek, kamu ngigau ya?"

"Apasih! Ganggu gue sama Raina aja sih lo, Om!" ucap Rendi masih setengah sadar.

Kesal karena Rendi tak kunjung bangun, Bian pun menepuk kerasa bahu Rendi membuat mata Rendi seketika melotot sempurna dan menatap siapa yang berani-beraninya membangunkan dirinya yang sedang bermimpi indah dengan Raina.

"Eh, Mas Bian. Ada apa ya, Mas?" tanya Rendi.

"Kamu itu loh yang kenapa. Kenapa juga harus tidur di luar gini, yang ada masuk angin nanti," ucap Bian.

Sontak Rendi langsung melihat dirinya yang terduduk di lantai. "Loh? Kok gue bisa disini?"

"Ya mana Mas tau. Mas baru dateng udah ngelihat kamu tiduran pules disini," ucap Bian.

Walaupun bingung Rendi pun tetap mengangguk. "Ohh begitu. Ini pasti kerjaan sahabat saya Mas yang tidak bertanggung jawab, bukannya mau di antar sampai dalam malah di biarin saya tidur di luar, hehe. Makasih ya, Mas, sudah membangunkan saya. Kalau enggak bisa-bisa mati kedinginan saya disini," ucap Rendi. "Saya masuk duluan ya, Mas."

Rendi pun memasuki unitnya saat Bian mengangguk. Bian yang melihat itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya saja.


To be continued....





Gimana-gimana, udah terjawab kan kenapa Freya bisa begitu dari cerita sebelah.

Yang mau menghujat Rendi, kolom komentar di persilahkan...
______________________________________

Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

Komen 'next' disini ➛

See you in the next chapter ᥫ᭡

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang cerita yang aku buat yaa.

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 300K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
2.7M 136K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET šŸš« "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
328K 19.7K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?