HWA GI-SSI (END)

By firma_afika

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... More

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

24. (Masa Lalu) Kencan bertiga

69 24 1
By firma_afika

24days
#lidah_mertua

***

Acara sarapan pagi ini diwarnai dengan kericuhan Jae Han yang masih meminta makanan Shin Woo namun Shin Woo menjelma menjadi manusia pelit. Hwa Gi yang menengahi kerusuhan pagi itu terpaksa harus membuatkan sarapan lagi untuk Jae Han dengan wajah kesal.

"Ini makan lah." Hwa Gi menaruh se porsi makanan lagi di atas meja tepat di depan Jae Han.

Jae Han dengan senyum sumringah memakan makanannya lagi. "Gomawo, Hwa Gi-ssi."

"Kalian berdua apa tidak sekolah? aku ingin berganti baju sebentar." Hwa Gi berdiri.

"Apa kau lupa tadi malam? bukankah aku mengajakmu pergi ke taman," sergah Shin Woo.

"Pergi kemana? aku ikut." Jae Han menghentikan kunyahannya sehingga pipinya menggembung penuh makanan.

"Ke neraka! apa kau masih mau ikut?" Shin Woo melotot menatap Jae Han.

"Ck … menyebalkan!" Jae Han kembali meneruskan makannya.

"Tapi aku ingin sekolah," ujar Hwa Gi.

Shin Woo menatap Hwa Gi seakan memohon. "Ayolah, sesekali membolos tidak apa kan?"

"Iya benar, ayo bolos hari ini, sesekali juga tidak apa-apa, apa lagi kau tergolong murid yang pintar, tidak masuk sehari itu tidak ada pengaruhnya untuk nilaimu," timpal Jae Han.

"Kalian berdua, kenapa kali ini sangat sinkron mengajakku membolos?" Hwa Gi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah dua kakak beradik ini.

Setelah perdebatan antara Shin Woo, Jae Han dan Hwa Gi, akhirnya Hwa Gi mengalah.

"Asal, aku yang akan menentukan kemana kita akan pergi," ucap Hwa Gi memberi syarat dan Shin Woo maupun Jae Jan mengangguk tanda setuju.

Mereka pun bersiap-siap. Shin Woo dan Jae Han sudah mandi lebih dulu. Jae Han kembali memakai pakaian yang ia gunakan sebelumnya, sedangkan Shin Woo ia memakai pakaian yang diberikan oleh Hwa Gi. Mereka kini duduk berdampingan di kursi tengah menunggu Hwa Gi yang masih belum keluar dari kamarnya. Sebenarnya Hwa Gi sudah siap sejak tadi. Namun, ia masih setia berdiri di hadapan cermin untuk memastikan penampilannya yang menurutnya terlalu biasa. Hwa Gi takut penampilannya akan membuat Shin Woo malu berjalan dengannya. Hwa Gi hanya memakai sebuah sweatshirt dengan coat yang sudah sedikit pudar warnanya, juga syal cokelat yang melingkar di lehernya. Setelah merasa penampilannya sudah cukup rapi, Hwa Gi pun keluar dari kamarnya.

Mereka bertiga berjalan ke luar rumah bersamaan. Sesampainya di luar, mereka kembali berdebat tentang siapa yang akan membonceng Hwa Gi. "Aku akan ikut dengan Shin Woo," ucap Hwa Gi mengintrupsi perdebatan mereka.

"Kenapa tidak denganku saja? Aku sudah memiliki SIM meskipun masih SMA," jelas Jae Han.

"Tapi aku masih menyayangi nyawaku, apa kau ingat saat kau memboncengku ke sekolah? Aku tidak mau," jawab Hwa Gi sambil bergidik ngeri. Hwa Gi pun berjalan menuju Shin Woo yang sudah siap di atas motornya.

Jae Han yang melihat Hwa Gi menaiki motor Shin Woo kembali turun dari motornya dan mengambil helm yang selalu ia letakkan di bagian belakang motornya. Jae Han menghampiri Hwa Gi yang sudah berada di atas motor Shin Woo lalu menarik kepalanya agar sedikit menunduk untuk mekakaikan helm padanya.

"Bukankah kau sangat menyayangi nyawamu?" tanya Jae Han sambil tersenyum miring melihat ke arah spion motor Shin Woo. Sejak tadi Shin Woo mengamati mereka dari kaca spion itu.

Setelah Jae Han kembali ke motornya, Shin Woo pun mulai melajukan motornya dengan kecepatan standar. Motor mereka beriringan, membelah jalanan yang sedikit padat. Mereka belum mengetahui arah tujuan mereka, karena Hwa Gi hanya menunjukkan arahnya pada Shin Woo tanpa memberitahu tujuannya dan Jae Han di belakang hanya mengikuti kemana motor Shin Woo mengarah.

***

Setelah perjalanan selama kurang lebih 45 menit, mereka sampai. Shin Woo dan Jae Han sibuk mengamati sekeliling. Di depan mereka terdapat sebuah gerbang besar dengan tulisan 'Hwadam Botanic Garden'.  Mereka benar-benar tidak menyangka dengan tempat yang kini berada di hadapan mereka. Jae Han sempat berpikir bahwa Hwa Gi akan mengajak mereka ke sebuah taman permainan begitupun dengan Shin Woo.

"Yak, Hwa Gi, tempat macam apa ini? Aku kira kita akan pergi ke taman bermain dan bersenang-senang, kau benar-benar membosankan," keluh Jae Han. Sedangkan Shin Woo hanya diam memikirkan apa yang akan ia lakukan di tempat seperti ini.

"Hwa Gi bukankah kemarin kita akan pergi ke kebun binatang?" Akhirnya Shin Woo membuka suaranya.

"Ahh itu terlalu jauh Shin Woo-ya, bukankah ke sini juga menyenangkan? udara di sini sangat bagus," jawab Hwa Gi. "Dan kau, jika kau tidak ingin ikut kau bisa pulang," ketus Hwa Gi pada Jae Han.

"Kau kejam sekali. Kau bisa berbicara padanya tapi selalu ketus padaku," Jae Han pun turun dari motor setelah memarkirkannya. Jae Han berjalan ke arah Hwa Gi yang memang sudah turun dari motor Shin Woo sejak tadi. Jae Han membuka helm yang masih menempel di kepala Hwa Gi.

"Kenapa kau itu pelupa sekali," ucal Jae Han.

Setelah melepas helm Hwa Gi, Jae Han kembali ke motornya untuk merapihkan helm tersebut. Sedangkan Shin Woo lebih dulu pergi untuk mengantri di loker tiket. Jae Han pun berjalan ke arah loker tiket dan berpapasan dengan Shin Woo yang baru selesai bertransaksi.

"Mau apa kau ke sini?" tanya Shin Woo ketus

"Tentu saja membeli tiket," jawab Jae Han tak kalah ketus.

"Aku sudah membeli untuk semuanya," ucap Jae Han.

"Ah benarkah? Sepertinya kepalamu sedikit sakit, apa kepalamu terbentur sesuatu? Kenapa orang berengsek seperti mu tiba-tiba bersikap manis," tanya Jae Han meledek. Shin Woo tidak menjawab pertanyaan Jae Han dan lebih memilih untuk berjalan melewatinya dengan sedikit menabrakkan bahu mereka.

Shin Woo berjalan sambil tersenyum dan melambaikan tiket di tangannya saat melihat Hwa Gi yang tengah melihat ke arahnya.

"Wahh apa kita harus sekarang? Ayo, di dalam pasti sangat indah," Hwa Gi yang terlalu semangat tanpa sadar menggandeng tangan Shin Woo dan berjalan bersama menuju gate pintu masuk. Jae Han yang melihat itu hanya bisa tersenyum miring.

***

Mereka telah berjalan mengelilingi beberapa area, hingga sampai lah di area yang Hwa Gi nantikan. Area taman tanaman pot, di sana mereka dapat melihat berbagai macam tanaman pot yang tergantung di pinggir paviliun maupun yang yang tertata rapi di bawah. Hal ini mengingatkan Hwa Gi pada ibunya. Hwa Gi memegang liontin kalung bidadari yang melingkar di leher sambil menatap pot pot dengan berbagai macam bunga.

Hwa Gi melihat tanaman yang dulu sering ia lihat di sudut rumahnya. Hwa Gi mengambil salah satu pot yang berisi tanaman lidah mertua. Shin Woo berjalan berkeliling sendiri, sedangkan Jae Han sejak tadi hanya memperhatikan apa yang Hwa Gi lakukan.

"Kuharap kau tidak menangis di sini hanya karena lidah mertua," ucap Jae Han yang membuat Hwa Gi sedikit kesal mendengarnya.

"Kau memang ahlinya dalam merusak suasana," kesal Hwa Gi, lalu menyimpan kembali tanaman lidah mertua itu ke tempatnya.

Hwa Gi berjalan meninggalkan Jae Han untuk mencari Shin Woo. Saat melihat Shin Woo, Hwa Gi langsung  mendekat dan menggandeng tangannya.

"Shin Woo-ya ..." sapa Hwa Gi. Shin Woo menjawabnya dengan telunjuk yang ia simpan di depan bibirnya membuat Hwa Gi diam.

"Shin Woo-ya kau bersama seseorang? kau di mana?" Hwa Gi dapat mendengar samar suara seorang perempuan dari seberang telpon Shin Woo.

"Mian," Hwa Gi meminta maaf tanpa suara, hanya terlihat dari gerakan bibir dan tangannya yang menyatu di depan dada.

"Akan aku hubungi lagi nanti, bye..." Shin Woo pun menutup telponnya segera.

"Shin Woo, maaf," ucap Hwa Gi.

"Tidak masalah, itu tidak penting. Kau sudah selesai? kemana kita akan pergi selanjutnya?" tanya Shin Woo mengalihkan perhatian Hwa Gi.

"Aku lapar, ayo cari makan dan pulang," Hwa Gi secara spontan kembali menggandeng lengan Shin Woo.

"Bisakah kalian berhenti bergandengan tangan? masih ada aku di sini jika kalian lupa," ucap Jae Han yang kini sudah berada di belakang Shin Woo dan Hwa Gi.

"Kau bisa jika pergi jika kau mau," bukan Hwa Gi yang menjawab melainkan Shin Woo. Entah kenapa kali ini Jae Han tidak menanggapi ucapan Shin Woo dan memilih untuk benar-benar pergi. Hwa Gi tentu saja terkejut melihatnya.

"Jae Han-ssi," panggil Hwa Gi. Namun Jae Han tetap berjalan menjauh tanpa menghiraukannya.

"Kita harus mengejarnya, sepertinya kata-katamu tadi sedikit menyinggungnya." ucap Hwa Gi sambil hendak berjalan menyusul Jae Han. Namun Shin Woo menahan Hwa Gi.

Biarkan saja dia kan memang seperti itu," tahan Shin Woo. Setelah itu akhirnya mereka memutuskan untuk pergi makan siang bersama lalu pulang. Dalam perjalanan pulang tidak ada yang membuka suara. Hwa Gi masih memikirkan Jae Han yang pergi begitu saja. 

Hwa Gi turun dari motor Shin Woo di dekat halte bus rumahnya. Karena Shin Woo akan pergi ke tempat lain, jadilah Hwa Gi hanya diantar sampai tempat ini. Hwa Gi berjalan menaiki puluhan anak tangga menuju rumahnya. Sesampainya di halaman rumahnya Hwa Gi menemukan pintu rumahnya terbuka, ia berjalan cepat ke arah pintu. Sesampainya di depan pintu, Hwa Gi disambut dengan kemarahan ayahnya.

"Dasar anak tidak tahu diri,"  Ha Joon berdiri dengan mata memerah. Hwa Gi hanya bisa terpaku terkejut melihat ayahnya.

"Dari mana kau? Apa-apaan ini ..." Choi Ha Joon melihat penampilan Hwa Gi dari atas ke bawah. "Kau tidak pergi sekolah? kau membolos? mau jadi apa?" cercanya. 

"Appa aku minta maaf," ucap Hwa Gi.

"Masuk ke rumah!" bentak ayah Hwa Gi.

Hwa Gi pun berjalan masuk ke dalam rumah. Rasanya ia sudah siap jika harus mendapatkan penyiksaan kembali dari ayahnya. Namun tak disangka, kini pundak dan bagian lengan atasnya tersiram oleh air panas mendidih dari kompor yang masih menyala.

Ha Joon melemparkan ketel berisi air panas ke arah Hwa Gi. Hwa Gi tidak pernah berpikir bahwa ayahnya akan mampu melakukan hal seperti ini. Dia berteriak, "Appa!"

Air panas hampir mengenai badan Hwa Gi, tapi beruntung bisa mengelak tapi tetap saja cipratan air mendidih itu terkena lengan dan Hwa Gi juga merasakan beberapa perasaan perih di wajahnya akibat cipratan air itu.

Rasa panas dan perih kini mulai menguat dan menjalar, setelah melakukan hal itu ayahnya pergi dan Hwa Gi mencoba untuk bisa berjalan ke arah kamar mandi dan segera menyiram badannya dengan air dingin.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

80.7K 7.8K 35
Ketika kamu berjuang untuk membahagiakan, namun juga harus belajar memberi dan mengikhlaskan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa par...
1M 158K 160
2018. Kumpulan siswa IPS absurd yang tahun ini jalan tujuh belas. Yang awalnya demen main homo-homoan. Sampai berakhir jadi maho beneran. ___________...
163K 22.4K 39
Warning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar...
11K 1.1K 24
[Boys Love] "Please believe me...." Β© januseve, 2021. γ…‘ Mulai: 18 Oktober 2021 Selsai: 26 Desember 2021 Terima kasih sudah baca🀍 DON'T FORGET TO F...