I Did [VMin]

By WinAshaa

6.7K 840 304

Ada yang tahu arti kebetulan? Berapa kebetulan yang pernah terjadi dalam hidupmu? Apakah kebetulan itu beraki... More

Prolog 00
Chapter 1 - Nama
Chapter 2 - Pertama
Chapter 3 - Nomor
Chapter 4 - Tak Tidur
Chapter 5 - Bait kata
Chapter 6 - Canggung
Chapter 7 - Ingatan
Chapter 8 - Roti Isi
Chapter 9 - Aku cantik?
Chapter 10 - Hangat
Chapter 11 - Pintu
Chapter 12 - Api Unggun
Chapter 13 - Saingan
Chapter 14 - Kuyup
Chapter 15 - Aksi
Chapter 16 - Kakak datang!
Chapter 17 - Kembali
Chapter 18 - Pulang Bareng.
Chapter 19 - Kangen
Chapter 20 - Peduli
Chapter 21 - Jenguk
Chapter 22 - Pulang
Chapter 23 - Diikuti
Chapter 25 - Kembali
Chapter 26 - Makan Siang
Chapter 27 - Latu
Chapter 28 - Dia siapa?
Chapter 29 - Puzzle bertambah
Chapter 30 - Bercak Merah
Chapter 31 - Menyelamatkan
Chapter 32 - Dua orang aneh
Chapter 33 - Rahasia mulai terungkap
Chapter 34 - Jati diri
Chapter 35 - Penculikan
Chapter 36 - Barter
Chapter 37 - Terluka
Chapter 38 - Lengah
Chapter 39 - Titah
Chapter 40 - Nekat
Chapter 41 - Disekap
Chapter 42 - Tertangkap
Chapter 43 - Pertarungan
Chapter 44 - Dalang
Chapter 45 - Pembalasan
Chapter 46 - Kemarahan
Chapter 47 - Ganjaran
Chapter 48 - Rumah
Chapter 49 - Awal yang baru
Chapter 50 - Epilog

Chapter 24 - Sibuk

81 12 1
By WinAshaa

#day24
#clue : lidah mertua ; sanseviéra/ n tumbuhan daerah tropis, sering ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias, daunnya berbentuk pedang dengan ujung yang meruncing tajam, berwarna hijau dengan garis-garis kuning;

POV NORMAL

Beberapa hari berlalu Aruna mulai sibuk dengan tugas akhir bersama dengan Feyra. Tak jauh berbeda, Axcel pun belakangan ini sibuk dengan tugasnya sebagai ketua BEM dibantu oleh Brianna karena sejak beberapa hari lalu Felix sibuk dengan sesuatu.

"Cel nih, katanya harus udah di benerin dalam dua hari karena Rektor katanya mau ke luar negeri anaknya mau nikahan," ujar Brianna menyerahkan map proposal kegiatan.

"Lho, kok bisa ada yang salah? Ini yang bikin kan Felix."

"Iya tapi orangnya gak tau ke mana, ilang terus. Lu aja deh yang benerin sekalian juga yang nyerahin."

"Oke."

"Eh besok lu mau pergi ke panti buat survei sama ke kota ya?"

"Iya, kalo lancar ada dua perusahaan yang mau jadi donatur.

"Ikut dong Cel, yah yah~ please .... "

"Ikut? Yang di sini nanti siapa?"

"Yah kan ada Celine, biar dia aja."

"Oke," jawab pasrah Axcel yang tak bisa menolak, mungkin ia memang butuh teman, siapa tahu Brianna dapat membantunya.

"Yes! Kalo gitu gue telpon Celine dulu ah mo nitip mertua gue," ujar Brianna sembari merogoh kantong celananya hendak meraih ponsel dan menelpon Celine.

"Mertua?" ulang Axcel yang bingung dengan ucapan Brianna.

"Ck iya, itu lho di pojok sana lu liat kan, itu lidah mertua gue. Abis dari kota kan gue langsung pulang, besok gue mau mudik bentar karena ga ada kelas jadi biar Celine yang urusin," jelas Brianna menunjuk tanaman hias di pojok dekat jendela.

"Woi, berduaan aja kalian. Cocok banget deh, udah jadian aja," tiba-tiba Felix datang entah mana.

"Apaan sih, dateng-dateng maen jadian-jadian aja. Dari mana aja lu, kerjaan numpuk nih," protes Brianna.

"Biasalah."

"Ngapain? Eh gue tau lu lagi ngejar sesorang nih pasti?!"

"Nah pinter lu Bri," jawab santai Felix.

"Siapa tuh? Kasih tau dong," pinta Brianna.

"Gak kalian aja yang deket gue juga lagi ngincer Kak Runa nih," jawab langsung Felix sengaja agar Axcel mendengarnya."

"Kak Runa?"

"Iya, gue suka sama dia makanya lagi pendekatan nih, doain ya. Gue ke sini mau ambil kunci motor yang ketinggalan, gue mau ke tempat Kak Runa, bye semua. Wish me luck ya," jelas Felix dan segera berlalu dan tak lupa melirik sekilas ke arah Axcel yang saat ini raut wajahnya sulit didefinisikan.

Setidaknya kini Axcel tahu ke mana perginya Felix selama beberapa hari ini. Menyerahkan tugas yang merupakan tanggung jawabnya ke Brianna dan asyik mengejar seseorang. Axcel sedikit kesal dengan ketidakprofesionalan Felix, tapi benarkan hanya itu?

Tentu saja Axcel tidak dapat melarang atau berkomentar apapun, karena itu di luar urusannya. Ia sadar memang beberapa hari ini dirinya tidak menghubungi Aruna sama sekali disebabkan kesibukan Axcel tapi ternyata kini dia tahu sumbernya dan ke mana Felix menyibukkan diri.

Sementara itu di hari lainnya tepat di tengah malam, sebuah ruangan yang bercat abu-abu gelap itu kembali beraktivitas. Dikarenakan suatu hal pertemuan mendadak itu terjadi, membuat si pria yang terlihat seperti pemimpin itu murka.

"Aku mengumpulkan kalian di sini untuk membuktikan sesuatu. Di kelompok kita selalu menjunjung tinggi kesetiaan, karena itu malam ini aku ingin kalian membuktikannya," ucap suara pria itu tegas meski hanya terdengar suara dari balik masker hitamnya saja. Ya seluruh anggota yang hadir juga memakainya, syarat pertemuan kelompok ini memang seperti itu, dengan tujuan kerahasiaan identitas.

"Di hadapan kalian ada sebuah botol kecil, buka lalu minumlah. Yang perlu kalian tau botol itu berisi sesuatu yang bisa membuktikan bahwa salah satu dari kalian adalah penyusup," sambung si Pemimpin.

"Jangan berpikir apapun dan jangan bertanya bagaimana bisa, cukup minum dan waktu yang akan membuktikannya,"

"Sekarang minum," finalnya memberi perintah karena terlihat tidak ada yang memulai.

Beberapa dari mereka tampak ragu saling menunggu siapa yang akan melakukannya terlebih dahulu.

"Bersamaan."

Mendengar perintah mutlak itu merekapun melakukannya. Membuka dan meminum cairan di dalam botol kecil berwarna coklat gelap itu tanpa lagi bertanya dan hanya bisa pasrah sebagai bawahan yang menerima perintah.

Tak lama seseorang bangkit dan mundur tersungkur, berteriak kesakitan pada mulut dan tenggorokannya yang terasa seolah terbakar, tak lama ia memuntahkan isi perutnya. Beberapa orang dalam kelompok yang bertugas sebagai penjaga langsung sigap memegangi sosok itu yang ternyata wanita.

Sang Pemimpin berjalan mendekati si wanita bercadar dan melepaskannya dengan sekali sentak.

"Jadi kau ya ... si pengkhinat itu hmm?"

Melihat kejadian itu sontak beberapa anggota menyingkir terkejut. Mereka tak menyangka bahwa yang mereka minum adalah racun, tapi anehnya mereka tak merasakan apapun. Bingung, takut tapi juga lega karena bisa saja mereka bernasib sama dengan wanita yang kini lemas tak berdaya.

"Bawa dia," perintah sang Pemimpin.

oOo

Beberapa waktu setelah kejadian itu, ruangan sudah kosong, semua diperbolehkan pergi dengan ancaman yang nyata, bahwa tidak ada penyusup yang akan bisa selamat.

"Sepertinya saranmu efektif."

"Ya tentu saja, sudah kubilang racun saponin¹ pada lidah mertua efektif dan bisa memberi efek jera. Meski tidak menimbulkan kematian langsung jadi kita bisa menggunakannya untuk menginterogasi wanita itu. Jika menolak bicara kita berikan racun itu lagi lagi dan lagi," jawab si bawahan dengan senyum liciknya.

"Bagus, mungkin kita bisa memakai itu juga lain kali. Aku punya rencana untuk itu."

"Siap."

oOo

"Kak ngapain sih mondar mandir terus, pusing tauk ngeliatnya dari tadi," protes Aruna kepada sang kakak.

"Ck, berisik ah."

"Iih ngapain sih? Kakak kenapa? Kayaknya kok gak tenang gitu."

"Gak apa-apa."

"Gak mungkin gak ada apa-apa ah. Sini cerita sama Runa Kak," gemas Aruna yang melihat Darrel mondar-mandir di kamar mereka berdua. Darrel memilih duduk setelah protes dari Aruna tapi rasa gelisahnya belum hilang.

"Kak, kukunya nanti habis digigitin lho nanti,"

"Biarin."

"Kakak kangen Arkan ya?" tebak Aruna dengan senyum jahil mendekati kakaknya yang terduduk di ujung ranjang.

"Hah? Apaan sih, enggak kok,"

"Ciee yang panik~"

"Anak kecil tau apa, udah sana lanjut belajar biar cepet lulus," elak Darrel dan pergi keluar kamar agar Aruna tidak makin menggodanya. Karena apa yang Aruna katakan itu benar, sudah seminggu lebih Arkan tidak memberi kabar, berpegang pada janji Arkan yang katanya akan kembali tapi tidak cukup membuatnya tenang.

Tentu saja Darrel tidak bisa menghubungi Arkan dengan ponsel seperti orang normal lainnya, ia hanya bisa pasrah dan berharap tidak terjadi apapun pada diri Arkan.

Teringat sesuatu ia langsung kembali ke kamar menghampiri Aruna.

"Run, kalung yang waktu itu Kakak kasih masih kamu pakai kan?" tanya Darrel tiba-tiba.

"Iya kak, masih kenapa emangnya?"

"Gak apa-apa, pokoknya jangan di lepas ya. Dan kalo ada apa-apa jangan ragu untuk hubungin Kakak, trus kalo kamu mau pergi kasih tau Kakak juga sama siapa dan ke mana. Inget ya kamu tanggung jawab Kakak, jadi Kakak berhak- "

"Iya Kakak ku yang bawel~ Aruna tau dan paham, Kakak sadar ga udah berapa kali pesan kaya gitu belakangan ini?" potong Aruna yang kesal tapi gemas dengan tingkah posesif kakaknya itu.

"Soalnya kata Arkan gitu, pokoknya-"

"Lho, maksudnya apa Kak, emang Arkan yang nyuruh?"

"Eh bukan, bukan gitu Run. Kalo jagain kamu itu kan harus, maksud kakak soal kalung itu, eh udah ah lanjut aja sana. Itu urusan Kakak pokoknya. Tugas kamu belajar." Elak Darrel hendak kembali ke ruang tamu meninggalkan Aruna yang hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Tuh kan, apa-apa Arkan emang kayaknya Kakak nih suka sama Arkan, ngaku deh~" teriak Aruna dari dalam kamar karena Darrel sudah tidak kelihatan.

"Ga usah mikir macem-macem Aruna! Nanti Kakak doain kamu dapat mertua yang galak lho," balas Darrel sama berteriaknya dari ruang tamu yang mendengar ucapan Aruna.

"Ye~ ada juga Kakak tuh yang tak doain dapat lidah mertua yang tajem biar imbang sama juteknya Kakak!" seru Aruna membalas.

"Aruna! Lidah mertua itu tanaman, gak gitu konsepnya jangan ngaco, udah belajar sana!'

"Kakak juga tuh jangan mikirin Arkan mulu,"sahut Aruna masih berteriak justru semakin kencang.

"Iya juga ya, kok gue jadi mikirin Arkan terus sih," batin Darrel.

Tbc

Huft, akhirnya up juga.
Oia buat yang ga tau,
Saponin adalah salah satu racun yang terdapat pada tanaman hias Lidah Mertua, bisa di kategorikan berbahaya untuk makluk hidup lain.
Pada kasus tertentu berbahaya untuk anak-anak dan juga binatamg peliharaan.

Efek yang ditimbulkan antara lain mual, diare, tenggorokan terasa seperti terbakar ( jika di makan) dan ruam berlebihan pada kulit. Untuk hewan peliharaan anjing atau kucing biasanya di tandai dengan keluarnya air liur yang berlebihan. Ada beberapa cara penanganan untuk mengurangi efek racun sebelum dibawa kedokter, tapi silakan googling sendiri yak 😀😀

So buat kamu yang punya tanaman ini sebaiknya di letakkan di tempat yang tinggi jauh dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan.

Segitu infonya bestie. Dan ini penampakan beberapa jenis Lidah mertua.

Continue Reading

You'll Also Like

157K 10K 22
Akankah kisah tragis terulang kembali? °°° 'Hikayat cinta Sang Iblis', lanjutan dari cerita 'Di bawah naungan Sang Iblis' Cover by Pinterest and Me
2.3M 105K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
618K 56K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
1.4M 110K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...