Lautan Ilana ||END||

By Harefa_Halu

533K 41.5K 1K

Ini semua perubahan hidup seorang si keras kepala Laut Altazero Vensca, saat dirinya pindah ke sekolah baru d... More

⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 1
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 2
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 3
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 4
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 5
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 6
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 7
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 8
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 9
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 10
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 11
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 12
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 13
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 14
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 15
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 16
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 17
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 18
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 19
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 20
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 21
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 22
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 23
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 24
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 25
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 26
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 27
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 28
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 29
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 30
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 31
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 32
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 33
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 34
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 35
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 36
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 37
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 38
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 39
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 40
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 41
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 42
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 43
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 44
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 45
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 46
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 47
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 48
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 49
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 50
⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 52 [𝐄𝐍𝐃]

⑅⃝⋆ Ζ€πšπ“»π­ 51

8.2K 663 22
By Harefa_Halu

𝓢𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓶𝓫𝓪𝓬𝓪
________𝓸0𝓸_______________

Brak!

Jackson memukul meja dengan gelisah. Ia mengacak rambutnya dengan frustrasi. Logan dan Archer yang duduk di depannya hanya bisa diam mengatupkan mulut rapat-rapat.
"Bagaimana?! Bagaimana bisa mereka menemukan tempat kita? Padahal kita sudah mengalihkan perhatian mereka dengan baik! Sialan! Siapa pengahianat itu!" teriak Jackson sampai urat-urat lehernya hampir keluar.

Archer diam dengan pembawaan tenang. Lelaki itu tak mengindahkan kemurkaan Sang Kakek. Sedangkan Logan diam membisu sambil mencari celah.

"Dimana kedua wanita itu?!" Jackson baru menyadari jika istri dan menantunya tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi. Pria baya itu mengecek kamera pengintai di setiap ruangan, hingga ia semakin murka melihat apa yang sedang dilakukan istrinya.

"Wanita bodoh itu! Apa yang dia lakukan?!" umpat Jackson.

"REYNALD!"

Seorang pria bertubuh tegap segera menghampiri atasannya yang meledak-ledak.
"Ada apa, Tuan?" tanyanya.

"Hentikan dan seret kedua wanita tak berguna itu keluar!" titah Jackson.

Reynald menarik napas.
"Tuan, bukan itu yang sekarang kita lakukan. Di atas sana, kita semakin kekurangan anggota. Jika dibiarkan, kita akan kalah." ujar pria itu dengan penuh penekanan.

Jackson menggertakan giginya.
"Sewa semua pembunuh bayaran terbaik agar ikut membantu!" ujarnya.

"Tuan, jika kita baru memanggil sekarang, maka sudah sangat terlambat." sela Reynald, lagi.

Brak!

"Tuan!"

Sosok lain datang dan jatuh tersungkur di depan Jackson akibat tidak bisa menahan bobot tubuhnya yang penuh luka-luka. Reynald berjongkok, membantu pria itu untuk berdiri.
"Ada apa?" tanyanya.

"Tuan, anggota Mafia Eropa bergabung dengan Tuan Zeus!" ujar pria itu.

Jackson dan Logan terbelalak.
"Apa?!" teriak mereka serentak.

"Bagaimana mereka bisa?!" sambung Jackson mundur perlahan ke belakang. Tidak, ini di luar pemikirannya. Mafia Eropa harusnya tidak berkerja sama dengan mereka. Dan lantas, mengapa bisa mereka mengambil kerja sama dengan Mafia Eropa. Ia tau sesulit apa jika ingin meminta bantuan. Apakah ada sesuatu di baliknya?

Melihat keterkejutan kakeknya, lantas Archer langsung menimpali.
"Aku tahu apa yang kakek pikirkan. Kakek mau percaya atau tidak, tapi Nenek sudah membunuh keturunan dari Mafia Eropa setelah ia melahirkan seorang anak. Elizabeth Martha, dia mantan kekasih kakek sekaligus ibu dari Cecilia. Itu pasti salah satu alasan mereka mau bergabung dengan Tuan Zeus. Dan lagi kakek, Ibu dari Nyonya Savannah atau nenek dari Laut masih memiliki hubungan darah dengan Mafia Eropa." ujar Archer menjelaskan.

Jackson semakin kalut. Elizabeth? Wanita itu dibunuh oleh istrinya sendiri setelah melahirkan Cecilia? Lalu kenapa ia baru mengatahuinya setelah sekian lama? Sialan!
"Aku tidak mau tahu! Kita harus mengalahkan mereka!"ujar pria itu. Jackson bergegas keluar sambil menenteng senjata apinya. Mereka semua yang berada di ruangan itu ikut menyusul.


Sementara di atas tanah, kedua kubu saling menyerang. Zapyer, sosok pemimpin Mafia Eropa untuk pertama kalinya turun lapangan untuk membasmi musuh. Pria itu membunuh semua yang ada di depan matanya tanpa belas kasihan. Ia menggerakan pistolnya dengan begitu profesional, seakan itu hal yang biasa.

Tak beda jauh dengannya, Zeus dan yang lain terus menyerang. Musuh mulai mundur dan setengah sudah hancur. Tanah sudah basah dengan darah dan mayat-mayat yang bertebaran dimana-mana.

Dor!

Laut meniup senjata apinya yang baru saja ia gunakan untuk menembus kepala musuh yang ingin menembak Felix di sampingnya.

Dor!

Dor!

Dor!

Tanah mulai terbelah dua, dari dalam sana Jackson dan yang lain keluar dengan senjata lengkap. Masing-masing langsung turun tangan untuk membantu kubu mereka yang terpukul mundur cukup jauh. Melihat itu, Zapyer tersenyum bengis.
"Aha, Anda akhirnya keluar juga." ujarnya.

Dor!

Ia dengan sigap menghindari peluru dari Jackson. Zapyer menyeringai sambil terkekeh.
"Harus aku apakan manusia yang telah menghilangkan nyawa saudariku dan menelantarkan cucuku." ujarnya.

Dor!

Meleset. Jackson semakin kesal saat mafia itu bergerak lihai menghindari pelurunya.
"Tanyakan saja pada istriku yang bodoh itu! Dia yang telah membunuh Elizabeth." sela Jackson. Pria itu masih sempat-sempatnya mencaci Loreen yang menurutnya tidak berguna.

Dor!

"ARGHHH!" Jackson merintih saat Zapyer berhasil menembak telapak kakinya berbalut sepatu mahalnya.

Dor!

Peluru meleset lagi untuk Zapyer.
"Mari kita sudahi main-mainnya. Kau harus mati sekarang." ujar pria itu.

Dor!

Perut.

Dor!

Kening

Dor!

Mata.

Jackson langsung tumbang dan tewas di tempat. Pria angkuh itu tidak bisa menghindari kematiannya dari pembunuh handal seperti Zapyer. Tapi sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya, ia sempat tersenyum manis karena berhasil mengaktifkam bom mematikan yang bisa menghancurkan hingga beberapa puluhan meter dari lokasi kejadian. Dengan begitu, tidak ada yang akan selamat dalam 20 menit setelah ini.

Sedangkan di lain tempat, Ilana sudah setengah tak bernyawa dangan tubuh bermandikan cairan kental.

Loreen dan Veronica bahkan tak sadar jika di luar sana sedang tak baik-baik saja. Bahkan sang kepala keluarga sudah lebih dulu berpulang di tangan mafia itu hanya dalam hitungan menit.

Loreen puas dan langsung menarik diri. Ia menatap remeh tubuh tak berdaya Ilana.
"Kau memang harus mati saja. Lihat siapa yang menang? Tentu saja aku hahaha." ujarnya tertawa keji.

Brak!

Loreen dan Veronica menelan ludah takut saat melihat kedatangan Laut diambang pintu dengan tubuh penuh cipratan darah. Apalagi saat lelaki itu memberi mereka senyum lebar di saat kedua tangannya memegang peluru. Sedangkan Cecilia dan Ilana menghembuskan napas penuh kelegaan.

Laut melirik kedua gadis yang terikat di brankar. Senyumnya semakin lebar melihat Ilana yang terbaring mengenaskan.
"Oh? Kalian telah menyentuhnya dengan sangat baik rupanya." ujar lelaki itu tanpa menyurutkan senyumnya. Tapi di mata Loreen dan Veronica, itu senyum dengan segala peringatan. Mengerikan.

Laut maju sambil mengangkat tangannya.
"Apakah ada pesan terakhir?"

Loreen terkeheh.
"Bukannya pertanyaan itu cocok untukmu anak muda? Apa pesan terakhirmu." ejeknya.

"A-awas."

"Di belakangmu!"

Dor!

Cecilia dan Ilana memejamkan mata.
Lalu perlahan-lahan kembali membukanya. Manik mereka terbuka lebar begitupun dengan Loreen dan Veronica. Logan memegang dadanya, lalu menatap Laut yang tersenyum manis padanya. Pistol di tangan pria paruh baya itu jatuh kemudian di susul dengan tubuhnya yang ambruk.

Bruk!

"Logan! Tidak!!!" Veronica berteriak sambil membengkap mulutnya. Wanita itu ketakutan saat kini pistol di tangan Laut mengarah padanya.

"Ini untukmu yang telah mengirim pembunuh bayaran hingga Parker dan Angela mati terbunuh beberapa jam yang lalu." ujar Laut dengan bengis.

Dor!

"Arghhh!"

Bruk!

Veronica meregang nyawa saat peluru panas itu bersarang di kepalanya. Sedangkan Loreen mulai mencari celah untuk melarikan diri. Ilana? Gadis itu termenung dengan batin yang tergoncang. Orang tuanya? Mereka? Tidak! Kenapa harus mereka?

Laut menargetkan kembali pistolnya pada Loreen.
"Ini untukmu yang telah membuatku tersenyum amat manis."

Dor!

Dor!

Bruk!

Loreen tersungkur di lantai dingin saat kedua kakinya ditembak tanpa ampun oleh lelaki itu. Loreen meraung kesakitan menanggung sakitnya timah panas itu. Ia menatap Laut yang berdiri menjulang bagaikan malaikat pencabut nyawa.

"J-jangan." Loreen memucat saat Laut mengarahkan pistolnya lagi.

"Permintaan ditolak." jawab Laut. Lelaki itu membuka paksa mulut wanita tua itu. Loreen berusaha memberontak namun itu tak berarti apa-apa.

Dor!

Laut menembak tepat di dalam mulut Loreen, hingga wanita itu langsung mati dengan mata melotot. Tak sampai di situ, Laut kembali menembak mata dan jantung Loreen tanpa merasa kasihan.

Laut bergegas membuka ikatan Cecilia.
"Makasih." ujar gadis itu dengan tulus.

Kemudian Laut membuka ikatan milik Ilana.
"Bertahan." ujar lelaki itu sambil menahan sakit kepalanya yang tiba-tiba menyerang.

Laut langsung mengangkat tubuh Ilana yang sudah tak sadarkan diri tanpa banyak waktu. Ketiganya bergerak cepat untuk keluar dari sana.

Tit tit tit

Bom peledak terus memberi hitungan dan akan meledak dalam 9 menit. Di depan mereka sudah ada lift yang terbuka lebar siap menampung mereka. Namun semuanya tak semulus itu saat puluhan anak buah Jackson yang tersisa bergerak menyerang.
"Sial." umpat Laut.

Lelaki itu langsung mengangkat pistolnya dengan tangan kirinya.
"Cepat masuk." ujar Laut sambil menurunkan Ilana, lalu mendorong Cecilia agar membopong gadis itu masuk ke dalam lift. Setelah itu, lelaki itu kembali meledakan pistolnya dengan brutal sambil memegang kepalanya yang kesakitan.

"Awas!"

Dor!

Laut menatap sosok yang berhasil membunuh bawahan Jackson yang hampir saja membunuhnya. Archer datang dan langsung ikut membunuh bawahan kakeknya tanpa babibu.
"Apa yang kau tunggu?! Cepat masuk!" titah Archer saat melihat lelaki itu hampir tumbang jika saja ia tidak memberi punggungnya untuk menahan bobot tubuh lelaki itu.

"Tidak. Aku tidak akan pergi tanpa penghianat baik sepertimu." ujar Laut. Namun Archer langsung menyeret lelaki itu masuk ke dalam dan menekan tombol lift.

Dor!

Archer terjatuh di depan pintu yang mulai tertutup. Di sisa kesadarannya, Laut langsung menarik tubuh pria itu untuk masuk ke dalam sebelum pintu itu tertutup sempurna.

Archer memegang dadanya yang menjadi sasaran empuk peluru itu.

"Jangan mati." ujar Laut.

Archer terkekeh di sela-sela batuknya yang mengeluarkan seteguk darah. Ia menatap Laut sambil tersenyum lebar.
"Tetap saja aku akan mati. Laut, aku titip istriku sampai ia menikah lagi. Sampaikan maafku padanya dan katakan jika aku sangat mencintainya. Ah iya, bayiku di perut wanita muda itu, aku harap dia tumbuh baik di bawah pengawasanmu." ujar Archer sebelum ia benar-benar menutup matanya untuk selama-lamanya.

Tin

Saat pintu lift terbuka, di situ juga Laut tumbang tak sadarkan diri.
Mereka bertiga langsung disambut oleh yang lain. Tubuh ketiganya dibopong masuk ke dalam mobil yang sudah siap meninggalkan tempat.

DUAR!

Zeus menatap tempat yang meledak hebat dan berhasil mereka tinggalkan dari kaca spion dengan tatapan tenangnya. Pria itu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi sambil memejamkan mata.

"Aku akan membawa Ilana dan Aster ke tempat yang sedikit jauh untuk berobat. Ah iya, aku juga akan membawa Mayleen sekalian. Katakan semuanya pada putramu ketika dia sudah sadar. Aku tidak bisa berlama-lama, karena aku juga harus mengurus pemakaman Parker dan Angela." ujar Ellard yang duduk di sampingnya.

Zeus mengangguk.
"Ya ya ya asalkan kau tidak lupa jika Ilana adalah calon menantuku. Aku rasa kau paham dengan ucapanku." ujarnya pria itu.

"Hm."


____𝓸0𝓸___________

24 Mei 2023

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 71 52
-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapiny...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 57.4K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
4.1K 454 40
Kisah cinta remaja yang penuh sandiwara dan teka-teki, bukan hanya dijadikan ajang penyalur romantisasi. Terdapat kepalsuan yang perlu kalian baca se...
18.1K 1.8K 29
"Tolong aku" "Mereka membunuh semua orang" "Blood mereka datang kembali" "Lindungi kami, kami mohon" "TIDAK" "HEI, JANGAN TIDUR DULU" "JANGAN TIDUR K...