Bad The Geng

By chihamusen

286K 3.4K 340

Meera kira the geng cowok yang pernah menolongnya akan mau berteman tulus dengan dirinya, akan tetapi salah s... More

Sentuhan terlarang?!
Getaran Candu?!
Dada yang menantang?!
Cumbuan panas?!
Tempat Gelap Bercinta?!
Terima Hadiah?!
Permen Manis dimulutnya?!
Pengen Ngenwe?!
Telan sayang?!
Mencuri sesuatu?!
Sebuah Apartemen!?
Kaos dan Bercak noda?!
Penguntit!?
Ketergantungan nafsu?!
Olahraga Bersama?!
Menjadi lebih baik
Menggigit manis.
Gadis kesayangan?!
Janji Susu?!
Hubungan sesuatu?!
Sebuah Rencana?!
Siasat buruknya?!
Maaf Terlambat?!
Kaden VS Yurra
Mengambil kesuciannya?! ⚠️
Shit! Brother Love?!
Jalang incaran?!
Mafia Family!?
Usapan Bibirnya?!

Seseorang yang datang!?

6.4K 114 9
By chihamusen

VOTE DAN KOMENTAR YA!! BIAR RAJIN UPDATE!!

DITUNGGU DARI KALIAN...

SALAM MANIS SEBELUM MEMBACA!!

Ciuman yang sempat Rivanca berikan sungguh berpengaruh besar untuk Meera pikirkan saat ini. Ia tak bisa melupakannya begitu saja dengan mudah. Apalagi saat tahu cowok itu melakukannya dengan sangat lembut dan lebih hangat. Ciuman yang terasa tidak familiar pernah singgah dalam mimpi buruk itu. Bahkan saat Meera dalam keadaan masih sadar pun ciuman bibir Rivanca seakan bisa merubah sesuatu dari dirinya yang sebenarnya dalam sekejap dan ikut memabukkannya kapan saja disetiap kali kesempatan yang cowok itu lakukan seenaknya saja pada dirinya.

Meera seharusnya tak perlu terlalu kaget akan hal itu. Sebelumnya ia pernah dicium kasar oleh Sevan. Entah apa maksud cowok itu tapi yang jelas hal itu tentu saja membuat Meera merasa lebih malu lagi berada di depan geng para teman-teman cowok itu ketika Sevan dengan berani merampas ciumannya begitu saja Meera tak bisa menerimanya.
Jika dibandingkan dengan Sevan yang kasar saat mengambil bibirnya namun Rivanca lebih lembut dalam memberikan rasa hangatnya yang nyaman pada bibir kenyal Meera berwarna pink cerah. Ia pun semakin memanas dibuatnya lagi dan terus merasa lebih malu akan hal itu.

Tak biasanya Meera memikirkan cowok datar itu berhoodie kelam itu. Terlebih lagi perhatian yang cowok itu tunjukkan padanya membuat gadis itu tidak bisa tenang dengan pikirannya yang tak karuan dipenuhi oleh sosok gelap Rivanca, sejak cowok itu mulai mengkhawatirkannya. Lalu menyerahkan sebuah obat untuk dirinya yang masih sakit saat ini.

"Kenapa kamu lakukan hal itu?" gumam Meera di kamarnya sedang tiarap diatas ranjangnya sambil memeluk bantalnya lalu sesekali ia menyembunyikan wajahnya malu yang sudah memerah sejak terus teringat akan ciuman baru dari Rivanca dan sedikit mulai membandingkannya dengan Sevan yang berbeda tempo lalu tapi Meera tak bisa mengenyahkannya juga. Meera sudah terganggu akan teman cowok satunya itu.

"Aku gak suka ciuman mereka ihh!!" kesal Meera memaki dirinya sendiri. Lalu memukul-mukul bantalnya sebentar.

"Haaa... Katanya aku harus minum obat ini dari dia? Yang benar saja?! Kenapa juga aku akan menurutinya ishh?!" gumam Meera lagi begitu matanya melirik ke arah kantong kresek yang sempat diberikan oleh Rivanca sebelumnya sudah berada di atas nakas meja sampingnya.

"Gak! Aku nggak mau! Biarin aja aku tambah sakit daripada harus ketemu dia lagi sama teman-temannya itu mereka kan brengsek!!" dengus Meera lelah. Ia masih teringat Sevan yang kasar lalu, Gaztra yang terang-terangan bercumbu dengan cewek lain, Bahkan lebih parahnya Meera pernah berduaan bersama Rivanca dekat gudang sekolah saat olahraga. Meera tak suka perilaku mereka.

"Tapi kalau nggak minum... Apa nanti aku akan segera mati?" Meera sontak membuka lebar matanya seakan teringat akan sesuatu yang cukup mengerikan dengan akan bayangan samar-samar di dalam pikirannya yang mulai kalut melintas sekilas.

Ia mendadak khawatir kalau saja itu terjadi, apa benar Meera akan mati konyol karena halusinasi berat dari mimpinya itu, sejak terkena asap rokok yang pernah Rhea hisap akan membuatnya kembali berimajinasi tak normal layaknya orang sakit jiwa kehilangan bagian organ otaknya?

"Aku nggak mau mati dulu,,!!" Ia langsung menggelengkan kepalanya keras. Mengusir ingatan jeleknya yang kurang jelas itu cukup sedikit menghantuinya

"Terakhir mimpi buruk yang aku alamin lebih mengenaskan, dan mungkin itu cukup tragis kalau aku nggak bangunan-bangunan dari kesadaranku dengan cepat. Aku gak mau merasakan hal yang sama lagi saat terakhir kali aku jatuh sakit waktu itu, setelah begitu mendapat bermimpi aneh.... Aku gak yakin apa itu lebih nyata atau hanya imajinasiku saja yang suka gak benar memikirkannya,," Meera lalu duduk sambil mengeratkan pelukannya pada bantal mulai takut.

Memang benar sih dia belum sepenuhnya mengingat detail akan mimpinya yang terasa lebih nyata itu. Bayangannya masih terlalu samar-samar. Meera tak tahu apa yang terjadi tapi ia berharap semoga saja itu hanyalah kebohongan mimpi bukan sesuatu yang harus Meera pikirkan.

Biarpun Meera mencoba setiap mengingat kejadian hal itu. Ia tetap tak bisa memaksakan dirinya atau kepala Meera kembali terhantam oleh sesuatu yang menyakitkan jika ia berusaha mencari tahu apa yang dialaminya beberapa hari yang lalu.

"Aku hanya butuh istirahat saja sekarang. Sepertinya aku belum sembuh total" kata Meera sejenak. Ia sedikit berubah pikiran mempertimbangkan untuk menerima obat itu dari Rivanca siang tadi. Ia harus mencobanya sekarang. Tanpa pikir panjang lagi pun Meera pun mengambilnya. Ia tak begitu sadar karena rasa pusing di kepala tiba-tiba mulai berdenyut ngeri. Jadi Meera memutuskan untuk meminumnya.

Setelah meminumnya Meera pun berniat untuk segera tidur malam ini. Ia mulai merasa lelah dan rasa kantuknya mulai menyerang secara perlahan-lahan hingga akhirnya Meera tertidur dalam mimpinya....

Tanpa Meera sadari seseorang kini telah datang menemuinya secara diam-diam memandangi gadis itu sebentar yang mulai terlelap. Cukup lama masih memandanginya berdiri di depan kamar Meera. Ia pun berjalan berniat untuk mematikan lampu gadis itu. Lalu setelahnya ia akan segera beranjak pergi meninggalkan gadis itu. Ia hanya ingin memastikan bahwa Meera baik-baik saja.

Saat begitu dia hendak pergi tiba-tiba saja Meera terbangun dalam mimpinya. "Sialan!" kaget orang itu terdiam mematung. Namun Meera seperti seakan tidak menyadari keberadaan orang itu.

"Panas... Aku kepanasan... Akh-- Aku harus buka baju dulu!!" lenguh Meera dengan keringat yang mulai membasahi dirinya. Ia terbangun sedikit antara setengah sadar dari mimpinya atau tidak ia tidak tahu sekarang, yang pasti Meera harus melakukan sesuatu pada dirinya.

"Sialan aku udah gak tahan lagi! Persetan aku akan telanjang! Aku harus buka baju dulu." ujar Meera seolah tersiksa akan dengan dirinya yang merasa lebih gerah dari biasanya.

Orang itu tadi mulai meneguk ludah kasar sedang berdiri menatapnya tak jauh dari tempatnya berada masih di dalam kamar gadis ini. Niatnya ia ingin segera cepat pergi namun langkahnya tertahan saat melihat Meera mulai membuka bajunya tanpa tahu kalau orang lain yang sedang memperhatikannya tajam disini.

Meera masih belum sadar sepenuhnya dari rasa kantuknya yang berat itu dengan mata yang masih terpejam sesekali terbuka lemah dan sayu namun kelopak matanya kembali menutup pelan dengan kesadaran yang mulai hilang. Meera yang sempat membuka bajunya kini telah ia tanggalkan tanpa sisa. Tanpa menutupi dirinya dengan bagian-bagian tubuh yang terbuka memperlihatkan keindahan seorang gadis itu.

"Kenapa Lo buka baju sialan!?" ucap orang itu masih terkejut. "Lo gak malu apa?!"

Seakan Meera menjawabnya. Gadis itu mulai bergerak lebih setelah jatuh terbaring lagi di atas kasurnya dari duduknya yang sebentar saat membuka dengan cepat bajunya tadi. Meera terusan bergerak gelisah. Ia mulai meremas dadanya sendiri tanpa bra. Meera semakin mengejang saat remasan sentuhan dari tangannya sendiri memberikan efek besar. Ia merasa lebih sensitif dari biasanya.

Tak hanya sampai disitu tangan Meera satunya yang lain juga merambat turun ke arah bawah celana dalamnya yang masih tersisa menutupi kemaluannya itu. Meera terus menggerakkannya tanpa sadar hingga mulai menyentuh titik pusat bagian tengah itu. Sesuatu yang terasa gatal membuatnya tak bisa berhenti terus menggosok-gosok bagian intim dalamnya yang masih terhalangi.

"Ahh.... Aghhh rasanya aneh! Aku gak bisa menahannya aku harus menggaruknya lebih ke dalam." racau Meera menggelengkan kepalanya bergerak gelisah dengan mata yang terpejam erat.

Orang itu terpaku menatapnya lebih lama. Ia tak bisa berkedip. Bahkan sesuatu yang sesak mulai terasa dibagian pangkal pahanya. Ia tentu bisa melihat gadis itu dengan cukup jelas. Bahkan kakinya kini ikut beranjak mendekati Meera hingga terlihat semakin jelas bahwa bagaimana keadaan tubuh gadis itu.

Walau lampu sudah dimatikannya, hal itu tak membuat dia kesulitan memandangi dengan jelas akan gadis itu. Sorot cahaya lain dari arah luar jendela yang masih terbuka itu cukup menyinari ruangan gelap ini. Bahkan lebih dari cukup matanya mampu menyaksikan bagaimana gadis itu telah melakukan sesuatu hal yang mengejutkan diluar dugaannya.

Tangan Meera terus bergerak ke bagian bawahnya. Ia tanpa sadar membuka lebar celah pahanya hingga tangannya yang berusaha untuk masuk kini menyelinap dibalik celana dalamnya. "Akhhh..... Aku rasa disitu terasa lebih aneh. Aku harus melakukannya. Aku harus bisa mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam sana." kata Meera saat jari tangannya masuk sendiri ke bagian Miss V nya yang mulai terangsang. Meera terus tanpa berhenti memasukkan jarinya lebih dalam lagi.

Orang itu kini berdiri tepat di ujung kaki ranjang Meera. Ia lebih menatapnya dengan tajam sambil menyeringai lancip. "Terusin... Gue akan lihat seberapa lama Lo bisa bertahan dari penderitaan nikmat itu,," kekehnya pelan semakin tertarik.

TBC...

Ini Cast Mereka ya;

Rivanca Mhanendry

Gaztra Diertama

Stevan Jonathan

Enggar Bintang

Kaden Digovaren

Adhery Sandego

Meera Calfera


Rhea Merysca


Della Lioren


Yurra Navela

Continue Reading

You'll Also Like

56.6K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
53.6K 11K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
75.5K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
38.2K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...