HWA GI-SSI (END)

firma_afika द्वारा

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... अधिक

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
40. Penjebakan (2)
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate

68 24 1
firma_afika द्वारा

#day20
clue #Nila

Nila adalah:
Nila atau indigo (atau spektral indigo) adalah warna pada spektrum yang panjang gelombangnya antara 450 dan 420 nanometer, terletak di antara biru dan ungu. Kata “indigo” berasal dari nama tumbuhan dari genus Indigofera (terutama tarum, I. tinctoria) yang digunakan sebagai pewarna pakaian.

***

Saat perkelahian terjadi tanpa mereka sadari seorang gadis tengah menonton aksi adu jotos dua kakak beradik itu hanya karena seorang si kutu buku Choi Hwa Gi. Park Minkyung adalah gadis yang mengintip peristiwa itu. Dia mengikuti Shin Woo hingga sampai kemari. "Bisa-bisanya karena si cupu itu Shin Woo menolakku hanya karena ingin datang ke sini dan apa-apaan mereka? kenapa mereka saling pukul?"

Byun Ahra sedang berjalan santai melewati koridor untuk menuju kelasnya tapi kemudian langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis mengenakan sweater berwarna nila tengah mengintip sesuatu dari balik tembok. Merasa penasaran, Ahra pun menaiki tangga dan ikut bergabung.

Seseorang menepuk pundak Minkyung. "Apa yang kau lakukan di sini?" ujar Ahra si biang gosip terupdate di Gwangju High School dan kebetulan Jae Han adalah incarannya saat ini.

Minkyung si gadis bersweater nila itu terkejut luar biasa namun berhasil menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan. 

"Eh, kau Park Minkyung? pacarnya Shin Woo?" tanya Ahra lagi.

Mereka memang satu sekolah tapi berbeda kelas dan jurusan dan sekarang Park Minkyung cukup terkenal di kalangan biang gosip seperti Ahra apa lagi setelah Minkyung resmi menjadi pacar seorang Go Shin Woo. 

"Ah … ne, hehe …." sahut Minkyung nampak bingung, menatap Ahra lalu lanjut berucap, "Siapa laki-laki berkacamata itu?" 

Ahra turut mengintip ke balik tembok mengarah ke balkon yang di mana sekarang Hwa Gi tengah memarahi Jae Han. "Dia Itu Hwa Gi, aku sekelas dengannya. Tapi apa yang sedang terjadi? aigooo … apa Jae Han dan Shin Woo berkelahi dan apa-apaan anak itu? mengapa berani sekali memarahi Jae Han?" Ahra ikut dirundung rasa kesal.

Lalu tiba-tiba Hwa Gi menarik tangan Shin Woo. Ahra dan Minkyung lantas segera menjauh pergi, mereka berlari buru-buru menuruni anak tangga lalu berhenti di persimpangan koridor. "Heh kenapa kau menarik tanganku?" ucap Ahra.

"Oh iya, kenapa kita lari?" tanya balik Minkyung. Dia merasa seperti orang bodoh jelas-jelas dia tidak melakukan kesalahan jadi mengapa harus lari. Minkyung kembali berbalik guna mengawasi ke mana Hwa Gi membawa Shin Woo tapi mereka berdua sudah tidak terlihat.

"Ck … Hwa Gi si cupu itu kenapa dua pria tampan sekolah malah sering menempel padanya? apalagi Jae Han dia dari awal masuk selalu saja bersama Hwa Gi tapi akhir-akhir ini kulihat Shin Woo juga sering datang ke kelas kami untuk menemui Hwa Gi." Ahra dengan keahliannya berbicara sanggup memberi informasi tanpa diminta. Tipe wanita ketika kau bercerita tentang angka 10 padanya tapi saat tersebar ke telinga orang lain maka angka 10 berubah nominal menjadi angka 100, bumbu ocehan pelengkapnya melebihi fakta yang ada. Namun kali ini bagian tentang Shin Woo yang sering datang menemui Hwa Gi memang fakta sebenarnya.

"Apa? Shin Woo sering datang ke sini?" Minkyung sudah terpancing.

"Iya, apa kau tidak tahu? omo … sayang sekali, bahkan dia sering membawa makanan untuk Hwa Gi dan menaruhnya langsung di meja si mata empat," ucap Ahra penuh semangat.

Bukan tanpa alasan dia memanas-manasi Minkyung dia juga kesal pada Hwa Gi karena Jae Han pernah menolaknya saat dia mengajak pergi dan malah memilih pergi bersama Hwa Gi.

"Pantas saja dalam beberapa hari ini Shin Woo selalu saja terlihat sibuk ternyata dia ke sini," pikir Minkyung.

Siapa pun yang berpotensi merebut miliknya mau itu lelaki atau perempuan, Park Minkyung akan menganggap orang itu adalah saingannya. Tatapan tajam bak laser Minkyung arahkan ke koridor yang kosong, tangannya mengepal kuat. "Lihat saja apa yang bisa kulakukan untuk seseorang yang sudah merebut perhatian Shin Woo dariku," ucapnya dalam hati.

 Minkyung berlalu dari hadapan Ahra tanpa sepatah kata pun, sangat terlihat ada emosi di matanya. Sedangkan Ahra tersenyum simpul melihat punggung Minkyung terlapis sweater nila yang kiniy semakin menjauh dan akhirnya menghilang di persimpangan. Ahra cukup merasa puas karena sudah berhasil menyulut emosi seorang Park Minkyung.

***
Sudah beberapa hari semenjak kejadian Hwa Gi memarahi Jae Han, mereka belum bertegur sapa satu sama lain. Jae Han bersikap acuh tak acuh sedangkan Hwa Gi juga sama hanya saja dia menginginkan buku diarynya kembali tapi sangat susah mencari celah untuk berbicara dengan Jae Han.

Hari ini pun sama saja Jae Han langsung keluar ketika jam pulang sudah berdering. 

"Jae Han!" panggil Hwa Gi, dia sedikit berlari mendatangi Jae Han.

Ahra langsung menatap arah datangnya suara, tatapan selidik  pun ia lancarkan ketika Hwa Gi meraih tangan Jae Han tapi hanya sentakan yang ia dapat. Ahra tersenyum sinis.

"Tunggu, ada yang ingin kubicarakan." ujar Hwa Gi.

Jae Han pun berbalik. "Apa katakan saja di sini," balasnya.

Hwa Gi melihat sekeliling seperti meneliti keadaan kelas yang mulai sepi hanya ada beberapa anak yang belum keluar termasuk juga Ahra. Satu persatu orang-orang sudah keluar, tinggal Ahra yang masih duduk di kursinya namun merasa tatapan Hwa Gi dan Jae Han seakan memerintah dirinya untuk segera keluar maka Ahra pun keluar dengan sedikit salah tingkah.

"Bukuku, bisa tolong kembalikan bukuku?" ucap Hwa Gi hampir berbisik.

Jae Han langsung menurunkan tasnya yang tersampir di bahu, membuka tas lalu mencari-cari buku diary milik Hwa Gi namun cukup lama dia mencari buku itu tidak ditemukan di dalam tasnya. "Mungkin aku meninggalkannya di rumah, besok akan kukembalikan," jelas Jae Han dengan nada bosan.

"Di rumah? mengapa kau bisa meninggalkannya di rumah? jika …" ucapan Hwa Gi terhenti lalu dia menurunkan intonasinya dan lanjut berucap, "Bagaimana jika Shin Woo membacanya?" 

"Dia tidak akan bisa masuk kamarku tanpa seizinku bahkan itu untuk Ibuku sendiri, hanya kau orang luar yang pertama bisa masuk ke kamarku," jelas Jae Han.

"Tapi waktu itu kan kau yang membawaku masuk bukan aku yang mau masuk ke kamarmu!" sentak Hwa Gi.

Seseorang yang sedang menguping di balik tembok kini terkejut bukan main, Ahra menutup mulutnya dengan mata yang membola, info penting sudah ia dengar dengan telinganya sendiri. "Apa hubungan mereka sudah sampai sejauh itu?" pikir Ahra.

"Itu sama saja kan?" tanya Jae Han.

"Tidak itu berbeda!" balas Hwa Gi.

Jae Han menarik napas gusar. "Selain buku itu, apa tidak ada yang ingin kau katakan lagi? minta maaf misalnya."  

"Minta maaf? aku tidak pernah memiliki kesalahan padamu, untuk apa aku minta maaf? justru kau lah yang harusnya minta maaf karena selalu mengerjaiku bahkan waktu itu kau membuang makanan yang kubuat untuk Shin Woo, itu keterlaluan," pungkas Hwa Gi.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan tapi ya sudah, terserah! aku ingin pulang." Jae Han segera berbalik.

Lantas Ahra yang sedang menguping di luar segera beranjak kabur dari tempatnya.

"Jangan lupa besok kembalikan bukuku." 

Jae Han tidak menyahut tapi hanya mengacungkan jempol tanpa berbalik sambil melenggang pergi meninggalkan Hwa Gi.

***

Keesokan harinya Hwa Gi berjalan dengan senangnya menuju kelas. Bukankah hari ini Jae Han akan mengembalikan bukunya. Hwa Gi masuk ke dalam kelas dan langsung berjalan menuju meja. Namun ada satu hal yang membuatnya terkejut, di atas mejanya terdapat kertas dengan tulisan agar dia menjauhi Shin Woo. Hwa Gi memutar kepalanya menatap sekeliling kelas, namun tidak ada tanda-tanda orang yang sudah datang. Ia menjadi orang pertama yang sampai di kelas pagi ini.

"Apakah ini ulah Jae Han? Bukankah selama ini dia yang selalu mengatakan hal ini?" gumamnya pada diri sendiri.

Hwa Gi mengambil kertas itu lalu meremasnya dan membuangnya ke tempat sampah. Hwa Gi menggosokkan kedua tangannya, cuaca pagi ini terasa lebih dingin dari biasa menurutnya. Satu persatu murid mulai berdatangan, kelas pun mulai ramai dengan berbagai macam celoteh maupun tawa. Hwa Gi masih duduk di bangkunya, kini ia menunggu kedatangan Jae Han. Hwa Gi mulai memikirkan tulisan-tulisan apa yang akan dia tumpahkan nanti di bukunya. Rasanya banyak sekali ungkapan yang sudah lama tidak ia keluarkan.

10 menit sebelum bel masuk berbunyi Jae Han datang memasuki kelas dan berjalan menuju tempat duduknya. Hwa Gi yang melihat itu segera berdiri dan menghampiri Jae Han.

Hwa Gi sedikit menunduk mendekatkan dirinya ke arah telinga Jae Han "Mana bukuku?" tanyanya. Sedangkan Jae Han hanya mengeluarkan sebuah buku bersampul merah yang Hwa Gi kenal tanpa menjawab pertanyaannya.

"Terimakasih," ucap Hwa Gi senang dan mengambil bukunya dengan semangat. Saat ia akan kembali ke mejanya, ia teringat sesuatu.

"Jae Han ..." Panggilnya.

"Apa? Aku sudah mengembalikan bukumu kan," jawab Jae Han sinis.

"Apa kau berniat untuk mengerjaiku dengan cara lain setelah mengembalikan buku ini?" Tanya Hwa Gi sambil menggigit bibir bawahnya.

"Apa maksudmu? Kenapa kau selalu berpikir jelek tentangku," Jae Han menatap Hwa Gi garang.

"Bukan begitu maksudku, ya sudahlah terimakasih," Hwa Gi membungkukkan badannya lalu kembali ke mejanya.

"Dasar aneh," dengus Jae Han.

Hari berlalu begitu cepat.

Sekarang waktu menunjukkan sore hari, di mana semua siswa berbondong-bondong berjalan menuju gerbang sekolah. Begitu pun dengan Hwa Gi, hari ini ia akan pergi bekerja paruh waktu lebih dulu sebelum pulang. Karena tempatnya bekerja tidak terlalu jauh dari sekolah, ia memutuskan untuk berjalan saja untuk menghemat uang. Hwa Gi berjalan melewati gang gang kecil agar bisa sampai lebih cepat ke tempatnya bekerja.

Hingga tinggal beberapa belokan lagi untuk sampai di tempat kerjanya, Hwa Gi melihat ada beberapa anak seumuran dengannya tengah duduk berkumpul. Hwa Gi dapat melihat asap bergumul di antara mereka. 

"Pasti anak-anak bandel dan nakal," gumamnya. Karena Hwa Gi tidak mengenal satupun anak di antara mereka. Saat Hwa Gi akan melewati mereka, sebuah puntung rokok terlempar tepat ke hadapannya.

"Kau yang namanya Hwa Gi kan?" ucap salah satu anak.

Hwa Gi pun mundur, firasatnya mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi. Dia segera berbalik namun di depannya seseorang mencegat dirinya.

Tbc
 

Tolong, Hwa Gi butuh hero!

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

69.7K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
Morosis asher द्वारा

किशोर उपन्यास

105K 15.5K 27
[Spin-off Stoic : Geraldy dan Ezravine.] Artito tuh cuma fudan yang suka homo pada umumnya, tapi dia yakin kalo dia ini lurus banget selurus rambut D...
80.7K 7.8K 35
Ketika kamu berjuang untuk membahagiakan, namun juga harus belajar memberi dan mengikhlaskan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa par...
115K 9.5K 46
[selesai] Happy ending Kisah baru dimulai. Dipungut lalu dibuang. Lima belas tahun kembali bertemu. Apakah ia mampu membunuh bangsawan yang telah me...