Say Hello, El [Completed]

By katamatcha

298K 32.5K 2.4K

Dia anak tengah yang menggemaskan Elbio namanya. Anak menggemaskan yang rajin menabung untuk membeli apapun y... More

SHE | CH-00
SHE | CH-01
SHE | CH-02
SHE | CH-03
SHE | CH-04
SHE | CH-05
SHE | CH-06
SHE | CH-07
SHE | CH-08
SHE | CH-10
SHE | CH-11
SHE | CH-12
SHE | CH-13
SHE | CH-14
SHE | CH-15
SHE | CH-16
SHE | CH-17
SHE | CH-18
SHE | CH-19
SHE | CH-20
SHE | CH-21
Say Hello, El
Anak ketiga🌷

SHE | CH-09

9.8K 1.3K 104
By katamatcha

"Mblummm," Ternyata suara itu belum usai juga sejak kemarin sore. Pagi ini Elbio terpaksa disuapi Mara karena tidak mau meninggalkan mainannya. Sementara yang lain juga harus sarapan.

"Adek El, ak lagi sini."

Elbio yang berdiri beberapa meter dari Mara pun mendekat. "Mbluuum," Sambil menyeret truk bermuatan timun pastinya.

"Udah dulu mainnya, nanti telat ditinggal Abang mau?"

Mara, wanita itu sudah seperti nenek bagi Elbio. Meski tidak dua puluh empat jam Mara bersama Elbio.

Menjatuhkan tubuhnya dilantai. "El nggak mau sekolah, mau main ini aja."

"Eh, harus sekolah ... Katanya mau jadi supir truk? Iya?"

"Iya, kalo El bawain Abang sayul, El bakal bawain bibi pelalatan dapul yang banyaaak."

"Boleh, makanya sekolah yang bener. Yang pinter biar bisa gapai cita-citanya adek."

Tersenyum. Pandangan Elbio jatuh pada truknya. "Telus tluknya?"

"Truknya diparkir dulu samping televisi. Nanti, pulang sekolah buat mainan lagi, siap?"

"Siap! Tut, tut, tut, tut ... Awas ada tluk oleng palkil."

"El, cepetan pake sepatunya," Suara Henry terdengar dari ruang makan.

Mendengar suara Henry, Elbio buru-buru mengambil sepatu dan memakainya. Setelah sudah, kedua kaki pendeknya berlari menuju Henry.

"Sudah papa."

Tersenyum, tangan besarnya mengusap rambut Elbio satu arah. "Belum sisiran?"

Elbio menggeleng jujur, anak itu tersenyum lebar sekali.

"Kenapa belum? Keasikan main sampe lupa mau sekolah?"

"Mainannya bagus, jadi El lasanya mau main telus."

"Mainan butut Lo kata bagus?" Gani tertawa keras sembari memukul meja karena tak kuat. Perutnya terasa tergelitik.

Mengangguk semangat. "Bagus, El belum pelnah pegang yang kayak gitu."

Ruangan terasa hening dalam sekejap. Bahkan Gani pun langsung memfokuskan pada sarapannya lagi.

"Besok Abang beliin yang bagus, mau?" Kata Regi.

"No, bang. Kemarin Abang baru aja beliin buku gambar sama krayon," Henry menatap Elbio. "Udah dibeliin kenapa nggak pernah dipake? Malah sayang uangnya, kan?"

"Nanti El buat gambal, tapi sekalang El mau main tluk dulu. El suka tluk."

"Tapi sayang uangnya Abang, nanti Abang nggak bisa beli apa yang dia mau karna nurutin kamu. Papa ngasih uang buat Abang itu buat kebutuhan dia, bukan kamu."

Elbio memajukan bibir bawahnya, ia menunduk menatap sepatu baru yang dibelikan abangnya beberapa waktu lalu sebelum masa orientasi siswa dimulai.

Kedua kaki Elbio mengayun mendekati Regi, Regi langsung menghadap kesamping.

"Maafin El Abang, nanti El buka dolphin ya ... Uang El, banyak," Kedua tangannya merentang memperagakan betapa banyaknya uang yang ia miliki.

Regi tersenyum menanggapi. "Banyak?" Mengusap pipi Elbio. "Abang masih punya uang kalo buat jajan, jangan dibuka celengannya, nanti aja kalo adek butuh buat beli mainan yang adek mau kurang."

"Tapi El benelan punya uang yang banyak."

"Pinter kalo banyak uang, tapi itu uang El. Oke?"

"Oke!" Memeluk Regi. "Makasih Abang, El janji kalo El udah pintel, El akan jadi supil tluk yang bawain Abang banyak sayul."

Regi tertawa mendengarnya. Namun, Regi mengerti kalau itu adalah bentuk terimakasih dan rasa sayang Elbio kepadanya. Versi Elbio sendiri.

"Adek, bibi sisir rambutnya dulu sini," Ujar Mara sembari berjalan mendekati Elbio.

"Mau disisil papa."

"Bawa sini sisirnya," Kata Henry. Ia dapat melihat putranya yang merebut sisir dari Mara dan melompat senang kearahnya.

"Yaudah, kalo gitu biobionya mau diisi apa? Air putih apa susu?"

"Teh manis!" Teriak Elbio antusias sembari bertepuk tangan.

Mara langsung beranjak pergi dan segera membuatkan teh manis untuk Elbio dibawa kesekolah.

Disisi Henry, pria itu dengan pelan menyisir rambut Elbio dengan sangat pelan. Rambutnya tipis dan lurus, tidak seperti milik Regi dan Gani yang tumbuh lebat.

"El kok bajunya bau?" Mengendus putranya sekali lagi. "El gimana sih nyuci bajunya?"

Mendongak. "El cuci pake ail belsih dali kelan."

"Kok bau?"

"Nggak tau, apa ailnya bau?"

Henry membuang nafasnya. "Besok pas libur kamu belajar cuci baju sama bibi, oke?"

"Oke!"

"Ini tasnya, biobionya juga udah ditas," Mara menyerahnya tas itu dan membantu Elbio memakainya.

"Telimakasih bibi."

Mara tersenyum. "Sama-sama adek El."

"El mau bareng Abang sekarang apa mau sama papa?" Regi beranjak dan menghampiri Elbio.

"Sama Abang," Merentangkan kedua tangannya dan bergerak heboh meminta digendong.

Regi tertawa sembari mengangkat Elbio kegendongannya. "Udah minta uang saku ke papa?"

"Udah, walna hijau."

"Berangkat ya, pa," Regi menyalimi tangan Henry. Begitupun Gani dan Elbio.

Setelah ketiga putranya sudah tak terlihat lagi, Henry menatap Mara. "Bi, saya minta tolong cuci semua pakaian Elbio ya, diberi pewangi juga biar nggak apek. Sama, besok Minggu ajari Elbio cuci baju pake sikat."

"Iya, pak," Hanya itu yang Mara bisa. Mana ada hak dia membela Elbio didepan Henry, bisa-bisa ia kehilangan pekerjaan karena itu. Ya, setidaknya Mara akan memberikan kasih sayang untuk Elbio. Anggap saja itu gantinya. Tapi memang Mara menyayangi Elbio selayaknya cucu, anak itu baik dan polos.

***


"Abang."

"Apa? Adek mau sesuatu?"

Elbio memeluk erat Regi dari belakang. Regi menjalankan motornya pelan karena membawa Elbio. Tidak seperti Gani, anak itu sudah melesat kencang beberapa menit lalu. Lagian, kalau Regi sendiri juga ia selalu gas pol.

"Abang, El sayang sama Abang. Abang halus tau."

Sambil menatap jalanan, Regi tersenyum tipis. Ada apa ini? Tumben sekali.

"Abang juga sayang sama adek."

***


Regi berdiri diambang pintu kelas Elbio, ia melirik jam tangannya. Ia mencari Elbio untuk makan dikantin, tapi anak itu entah kemana.

"Lo beneran nggak tau El kemana?" Tanya Regi lagi kepada Gani entah keberapa kali.

Dan jawaban dari Gani tetap sama. "Gue nggak tau, Lo kira tugas gue jagain dia?"

"Ya seenggaknya tanya dulu, kalo ilang gimana?"

"Bagus lah," Terkekeh kecil.

"Regi," Kompak Regi dan Gani menoleh secara bersamaan kearah sumber suara.

"Adek?"

Julian berjalan mendekati kakak beradik itu bersama Elbio digendongannya. Elbio tampak berusaha untuk turun dari gendongan Julian.

"Adek gue kenapa?"

"Dia mau jajan depan gerbang terus."

Mengambil alih Elbio. "Ha?"

"Dia jajan diluar gerbang, uangnya abis. Udah ngutang sana sini. Yaudah, gue paksa kesini aja."

"Emang jajan apa aja, kok sampe abis?" Elbio menunduk. Memainkan kancing baju milik Regi.

"Beli itu, buah yang ada coklatnya. Telus sama sempol."

"Kok bisa abis, adek bohong ya?"

"Sempolnya abis sepuluh libu," Elbio menyengir. Salahkan saja penjualnya karena menjual Sempol seenak itu. Kan, Elbio jadi ingin terus membelinya.

"Terus yang sepuluh ribu?"

Memasang wajah berfikir. "Lima libu buat beli es buah yang ada coklatnya, yang lima libu lagi buat beli ... El nggak tau namanya apa."

"Kenapa nggak mau kesini lagi?"

"El masih mau beli Sempol lagi, tapi uangnya nggak ada."

"Mau Sempol lagi?" Dibalas anggukan semangat Elbio.

"Abang beliin lagi tapi makan nasi, oke? Bang Wili jadi bawain opor ayam."

"Ayam yang ada kuahnya?"

Regi terkekeh dan mengangguk. Ia berjalan bersama Elbio digendongannya untuk membeli Sempol ayam didepan gerbang sekolah.

Meninggalkan Gani dan Julian yang menatap kepergian mereka.

"Adek Lo lucu ya, gan," Celetuk Julian tiba-tiba.

Gani menoleh kesamping. "Bukan adek gue," Katanya lalu mengayunkan kakinya menjauhi Julian terdiam.

"Lah, adek selucu itu nggak diakuin."

Continue Reading

You'll Also Like

144K 13K 21
- Darah lebih kental dari pada Air - ⚠️ENDING ADA DI KARYAKARSA⚠️ Awal: 7 Februari 2023 Akhir: 18 Maret 2023 No.1 #sickstory 21 februari 2023 No.1 #s...
48.3K 4.8K 44
[END] DON'T PLAGIARIZE ‼️‼️❌❌ Walaupun udah end mohon tetep vote dan komen ya manteman 🤗 [Start :19.09.22] [End :13.12.22] . . . . . WARNING ❌NO...
192K 18.7K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
189K 10.3K 31
Theo dan Liza yang masih belum siap untuk kehadiran anak kedua, karena anak pertama mereka yang masih berusia satu setengah tahun, rela ingin menggug...