#day17
#clue : Am ; tidak terbatas pada orang atau golongan tertentu; umum; awam.
POV NORMAL
Hampir petang saat film selesai di tonton dan semua orang keluar dari ruangan gelap itu. Aruna terlihat menikmati film yang dipilih sendiri oleh Felix, sedangkan pria itu justru terus menatap Aruna yang memiliki berbagai ekspresi ketika sedang menonton. Bukan tak sadar, hanya saja Aruna mencoba untuk tak acuh karena Felix tidak melakukan apapun selain memandangnya secara terang-terangan.
"Kakak suka filmnya?"
"Em… lumayanlah, aku gak gitu suka film romantis, tapi yang tadi itu cukup menghibur sih," jawab Aruna seraya menampilkan senyumnya.
"Lain kali kita nonton yang Kakak suka gimana? Aku yang traktir!" Felix tampak semangat dan berharap Runa mengiyakan ajakannya.
"Eh, gak janji ya~ aku masih sibuk sama tugas juga akhir-akhir ini."
"Oke, gak masalah, aku bisa nunggu kok. Kakak yang semangat buat tugasnya," Felix tiba-tiba saja menggenggam tangan Runa, bermaksud memberikan semangat.
Aruna tersenyum canggung melihat tangannya yang di genggam Felix, dia tak nyaman tapi tidak bisa menyuarakan isi hatinya, karena mungkin akan terlihat berlebihan jika dia berkata bahwa dia tidak suka disentuh.
Di perjalanan pulang, tanpa sepengetahuan Aruna, Felix justru berbelok ke arah kafe, setelah ditanya kenapa mereka berhenti di sana, Felix hanya mengatakan jika dirinya lapar.
"Kakak pasti suka, kue di sini enak-enak lho."
Mereka telah duduk di salah satu meja dekat dengan jendela yang mengarah ke jalanan. Setelah memesan makanan dan minuman, mereka berbincang sedikit mengenai kegiatan kampus yang akhir-akhir ini sangat padat, terlebih Aruna yang sebentar lagi akan sibuk dengan skripsinya.
"Aku liat Kakak akhir-akhir ini deket banget sama Axcel," Felix mengalihkan topik pembicaraan setelah pesanan mereka datang.
"Gak juga," jawab Runa, karena dia merasa mungkin mereka memang tak terlalu dekat, sebab menurutnya Axcel masih saja bersikap dingin padanya.
"Tapi Kakak nginep di kontrakan dia kan?"
"Eh? Kamu tau darimana?" wajah Aruna tampak memerah karena malu.
"Gak sengaja denger aja waktu itu," tiba-tiba saja nada suara Felix tidak enak di dengar.
"O-oh~ " Aruna mengusap tengkuknya, karena merasakan atmosfer yang tak mengenakan.
"Aku mau bicara serius sama Kakak," Felix menatap Aruna intens.
Pria manis itu hanya mengangguk dan membiarkan Felix bicara, tapi sepertinya dia tahu kemana arah pembicaraan Felix kali ini. Dalam hatinya Aruna berharap Felix tidak memaksakan kehendaknya, seperti beberapa orang sebelumnya.
"Aku suka sama Kakak, aku mau Kakak jadi- "
"Axcel?" Runa tiba-tiba saja berdiri ketika melihat Axcel yang terpaku menatap mereka dari depan meja kasir.
o0o
Rumah sewa yang semula agak berantakan kini kembali terlihat rapi, kedatangan Feyra menambah anggota dalam rumah itu dan menjadikan seorang Darrel, yang dengan seenaknya memerintah keduanya. Arkan beberapa kali terlihat sedang mengelap keringatnya dengan ujung lengan bajunya, sedangkan Feyra terus saja menggerutu, karena Darrel masih saja seenaknya setelah apa yang dia lakukan.
"Kalau udah selesai, gue kasih makan enak deh, tenang aja gue gak setega itu biarin pemuda-pemuda ini kelaparan!" sindirnya dengan menekankan kata 'pemuda' di hadapan mereka.
"Kak Darrel tetep aja galak ya?" celetuk Feyra seenaknya.
"Hei, jangan panggil gue Kakak, lu lebih tua ya dari gue!" protes Darrel, dia melemparkan keripik di tangannya pada Feyra, tapi sepertinya remahan keripik itu justru mendarat di atas kepala Arkan.
"Tapi kan, di depan Runa gue harus panggil begitu."
"Udah, capek dengerin kalian ribut! Kayak bocah aja kelakuannya," Arkan menengahi dan keduanya tiba-tiba saja diam, wajah serius Arkan memang cukup menakutkan.
Beberapa menit berlalu, mereka bertiga sudah duduk di depan meja makan menunggu datangnya makanan yang mereka pesan lewat delivery online.
"Gue harus balik ke Alstroemeria,"
"Tapi di sini tuh belum stabil keadaannya, lu mau pergi gitu aja?" Feyra masih tidak setuju jika Arkan pergi.
"Eh makhluk astral, gue gak ngerti apa permasalahan kalian, kenapa sih Adek gue juga jadi terlibat di sini?" sela Darrel, dia masih tetap bingung dengan akar masalah yang melibatkan keselamatan adiknya.
"Nanti dia yang jelasin," Arkan menunjuk Feyra, dia bangkit dari duduknya untuk mengambil pesanan mereka yang sudah sampai di depan pintu.
Sedikit susah menjelaskan secara detail bagaimana dunia Alstroemeria, dunia am yang semula damai dan penuh kebahagiaan kini seakan rata dengan tanah dan hanya menyisakan sedikit kenangan manis bersama penduduknya, yang kini hanya tersisa beberapa. Alstroemeria sedang berusaha membangun kembali bentala mereka. Feyra terdiam memikirkan cara bagaimana menjelaskan tempat kelahirannya, agar pria di hadapannya percaya dan tidak meragukan ceritanya.
Arkan kembali membawa dua boks pizza, meletakkannya di meja bersama dengan kaleng soda yang sudah terbuka. Feyra sangat tahu apa yang dikhawatirkan Arkan dan sebenarnya waktu mereka juga sudah sangat terbatas untuk terus berada di dunia manusia.
"Alstroemeria tidak dalam keadaan baik-baik aja, kami dengan kekuatan yang kini terbatas dipaksa untuk bangkit atau bencana akan meluas," ucap Feyra memulai perbicaraan mengenai dunianya.
"Intinya, kami dikejar waktu Darrel, dan apa yang Alstroemeria butuhkan ada di diri Aruna, itu bukan pilihan tapi takdir. Ga ada seorangpun bisa mengubahnya," tegas Arkan.
"Terlebih lagi pusat semesta semakin tua, membuat kekuatan Alstroemeria juga semakin lemah. Kerusakan yang kalian para manusia perbuat berimbas kepada Alstroemeria,"
Darrel tampak mendengarkan dengan seksama, sungguh jika tak mengalami sendiri ia tak akan percaya bahwa adiknya adalah kunci penting dari sesuatu yang sangat besar. Keadaan Alstroemeria kini sedang di pertaruhkan. Masalahnya sang terpilih tidak menyadari kekuatannya. Ya, Aruna tidak akan menyangka takdir hidupnya tak sesederhana perkiraannya.
Teori paralel tentang alam semesta ternyata benar ada, makhluk dari dunia lain bisa ada di sampingmu tanpa kamu sadari, konspirasi yang dibahas selama puluhan bahkan ratusan tahun tentang amnya ruang dan waktu.
"Apa lu bakal balik lagi ke sini?" kali ini Darrel yang bertanya kepada Arkan.
"Gak tau, tergantung keadaan di sana," jawaban ragu sangat terlihat di mata Arkan.
"Gue bisa bantu apa?"
Hening
Baik Arkan maupun Feyra belum ada yang menjawab, mereka mempertimbangkan banyak hal. Darrel mengetahui dan merasakan aura putus asa dari keduanya. Itu tandanya keadaan benar-benar genting.
"Gue cuma bisa bantu jagain Aruna sebisa gue. Tapi gimana kalo kekuatan Aruna bangkit dan gak terkendali, gue harus gimana?"
Lagi-lagi hening. Sungguh keadaan yang tak Darrel sukai.
"Tapi kita ga bisa nunggu selamanya, kita harus cari cara lain, Amestyc harus segera bangkit," ucap Feyra kepada Arkan yang masih tak bergeming. Wajah serius Arkan sedikit menakutkan, sangat berbeda dengan ia yang biasanya. Atau mungkin inilah Arkan yang asli?
"Gue harus tanya Older, gue bener-bener harus pulang,"
"Rel, gue titip Aruna selama kami berdua ga di sampingnya. Belakangan ini banyak yang ngincer Aruna. Ga tau deh tujuan pastinya tapi kita wajib hati-hati," pesan Arkan kepada Darrel yang mendapat respon anggukan darinya.
oOo
Menjelang malam Aruna baru sampai di rumah, saat itu hanya ada Darrel karena Fey dan Arkan sudah pulang.
"Dari mana?"
Pertanyaan itu terlontar saat langkah Aruna baru memasuki ruang tamu.
"Kakak? Aduh nganggetin aja," jawab Runa sambil mengelus dadanya karena kaget.
"Kakak tanya kamu dari mana?"
"Kan Aruna udah bilang kak, Aruna nonton sama temen. Cuma tadi itu, ng … "
"Tadi kenapa? Kamu itu kakak pulang malah pergi, kamu ga seneng kakak ke sini?"
"Ih ga gitu Kak, Aruna udah terlanjur janji sama temen, Aruna gak lupa kalo Kakak dateng cuma emang udah terlanjur Kak, maaf ya … " jawab Aruna menjelaskan alasannya.
"Trus tadi dianter siapa? Temen nonton kamu tadi?"
"Ooh bukan Kak, itu tadi anu, dia … "
"Kamu kenapa sih, dari tadi Kakak tanya jawabannya ga jelas, trus tiba-tiba mukanya merah gitu, jangan-jangan … "
"Enggak kok Kak, cuma temen Kak, itu temen kampus kok, lagian dia kayaknya juga ga suka sama Runa kok … " sanggah Aruna dengan panik.
"Lho, juga? Maksudnya kamu suka dia?"
Tbc
Hai hai, ketemu lagi kita di jam yang sama kaya kemarin ya, mungkin beberapa waktu ke depan bakal up mepet. Sibuk banget soalnya. Maafkan ya.
So enjoy the story guys 😘