Istriku Dokcan (Dokter Cantik)

By JeongMoon17

3.1K 408 16

[SEKUEL] Dinikahi Dogan (Dosen Ganteng) *** Perjalanan kisah... More

01 IDC : Kebiasaan
02 IDC : Bagaimana Bisa?
03 IDC : Cek ke dokter
04 IDC : Bulan Madu
05 IDC : Seperti pemain drakor
06 IDC : Hari terakhir
07 IDC : Istana Rina
09 IDC : Sepakat
10 IDC : Sang Mantan
11 IDC - Bareng Mantan
12 IDC : Firts time
13 IDC : Pacar Billy
14 IDC : Kebobolan
15 IDC : Reaksi yang tak diduga
16 IDC : Ricuh
17 IDC : Insecure
18 IDC : Meet baby Mochii
19 IDC : Launching Baby Mochii
20 IDC : Welcome new life!!
21 IDC : Ibu tetaplah Ibu
22 IDC : Cwk mokondo
23 IDC : Daddy sugarnya Buna Mochii

08 IDC : Gagal

113 16 1
By JeongMoon17

***

"Gimana Ay?" Airin berjalan lesu dari kamar mandi menuju ranjang king size Rina. "Jawab atuh jangan bikin penasaran iih." Rina mengguncang tubuh Airin yang kini terduduk di sampingnya.

Airin menggeleng, tatapannya kosong kedepan. "Aku dateng bulan Rin." lirihnya. "Huaa!!!" ia pun telungkunp dengan berteriak.

Rina mengelus punggung Airin.

"Sabar ya Ay. Mungkin bukan waktunya." Airin menegakan tubuhnya, wajahnya cemberut dan ada sedikit buliran air di area matanya. "Udah jangan nangis. Bukan rejeki lo untuk secepat ini positif nya."

Airin mengangguk. "Gimana sih caranya Rin? Spill dong tutornya." Rina tersenyum malu.

"Lo mau gue tutor?" Airin mengangguk antusias. "Caranya, gas tiap hari." ekspresi Airin kembali datang.

"Kalo itu kami gak bisa. Lo tau alasannya kan." Rina mengangguk, ia menghela nafas panjang.

"Yah, gue tau betul. Susah ya kalo pasangan sama-sama sibuk." mereka merebahkan diri. Airin memiringkan badannya lalu memeluk Rina dengan tangannya yang mengelus lembut perut buncit isi tiga bayi itu.

"Lo pasti cinta banget sama Om Ryan ya, dan juga Om Ryan pasti cinta banget sama Lo." Rina menatap lekat langit-langit.

"Gue gatau." jawaban itu membut Airin mendongkkan kepalanya.

"Maksudnya?"

"Ya, gue gatau. Gue cinta sama Om Ryan atau nggak, dan sebaliknya gue juga gatau kalau dia cinta sama gue atau nggak." Airin semakin tidak mengerti. Badannya ia dudukan.

"Nggak, gue belum ngerti. Maksudnya gimana? Lo gatau lo sama Om Ryan saling cinta atau nggak?" Rina mengangguk. "Terus?"

"Gue baru sadar, kalo selama ini gak pernah ada kata i love you atau aku cinta kamu apalagi sarangheo dari mulut Om Ryan." Airin menutup mulutnya tak percaya.

"Jadi kalian buat triplets tanpa,, cinta?" Rina mengangguk dan juga mengidikan bahunya. "Wah,, gue gak nyangka."

"Tapi menurut gue, di keadaan pernikahan gue sama Om Ryan itu, gak butuh dengan kata-kata yang gue sebutin tadi." dahi Airin mengkerut. "Maksud gue, yah dengan tindakan dia dan gue juga ke dia udah mencerminkan kan? Gak butuh kata-kata seperti itu untuk mengekpresikan rasa suka dan cinta kita ke pasangan. Gue sih udah seneng dengan keadaan rumah tangga gue sekarang. Apalagi ada trio tuyul ini nih, yang pasti bakal nngerecokin rumah ini nanti."

"Ternyata rumah tangga lo lebih gesrek dari gue."

---

Pagi-paginya Airin dikejutkan dengan kehadiran Alex di ruang tamu yang tengah mengobrol dengan Ryan.

"A?" Alex menoleh lalu ia tersenyum. "Aa udah lama disini?" tanya Airin setelah Alex melepaskan pelukannya.

"Nggak, baru aja." ucapnya dengan lembut sambil merapikan rambut Airin. "Kamu baru bangun?" Airin mengangguk.

"Tidur jam berapa semalem? Pasti begadangkan? Tuh liat matanya item." Ryan menangkup wajah Rina.

"Kan emang itu niatnya, begadang." Airin dan Alex terkekeh melihat pasutri itu.

Airin menangkup wajah Alex, nemperhatikan wajah kelelahan dengan mata sayu itu. "Aa pasti capek ya? Belum tidur?"

Alex tersenyum. "Belum."

"Jangan langsung balik Lex, bahaya kalo nyetir. Tidur aja dulu disini, baru baliknya nanti." suruh Ryan.

"Iya, jangan langsung pulang. Nanti aja sore, gak ada jadwal ke rumah sakit pagi ini kan Ay?" Airin menggeleng.

"Iya a, disini aja dulu ya." Alex pun mengangguk.

"Iya."

---

Airin membuka pintu kamar mandi yang ada Alex di dalamnya sedang mandi. Ia peluk tubuh polos sang suami.

"Kaget aku." Alex yang tengah membasuh kepalanya sedikit terkejut.

"Maaf." lirih Airin. Alex memberhentikan kegiatannya, mematikan shower.

"Maaf kenapa sayang?" tanya Alex dengan mengelus tangan Airin di perutnya.

"Bulan ini kita gagal."

Alex terdiam, mencoba mencerna kata gagal itu.

Ah, anak ya?

"Gak usah sedih sayang. Gak papa, nanti kita coba lagi hm?" Airin mengangguk.

---

"Jangan keras-keras nendangnya sayang-sayang Pipih." ucap Rya kepada anak-anak nya di perut Rina, sambil ia mengelus perut itu memutar.

"Heem, pelut Mimih cakit tau kalo ditendang." ucap Rina seperti anak kecil.

Airin yang ada disana hanya terkekeh sambil memperhatikan pula pergerakan beruntun dari dalam perut Rina.

"Ay. Mau ngersain gak?" Airim sedikit terkejut dengan tawaran itu. "Sini tangannya." Rina menarik tangan Airin ke perutnya.

Mata Airin sedikit menjerjap, merasakan tendangan-tendangan kecil dari perut buncit itu. Bagaimana rasanya jika tendangan itu ia rasakan si perutnya??

Satria yang berada disana pun terlihat kepo, ikut memperhatikan perut Rina.

"Om Sat mau ngerasain juga?" tanya Rina.

"Jangan. Gak boleh." cegah Ryan dengan tegas.

"Nggak, makasih Madam." tolak Satria.

"Biasa aja kali Mas.. Pak Alex tidur Ay?" tanya Rina.

"Heem. Setelah mandi dia langsung tidur."

"Kecapekan dia, kasian harus jaga semalaman." Airin mengangguk.

---

Jam terus berjalan, hari berganti begitu pun juga bulan, berganti dengan begitu cepat. Menurut Airin.

Hari ini Alex dan Airin izin setengah hari dari rumah sakit untuk menghadiri pernikahan Alif dan BuCyn. Iya, tidak sangka jika mereka berhasil melangkah sampai di hari ini dengan hubungannya yang putus nyambung.

Rina tak bisa datang karena seminggu lalu ia melahirkan. Memang Alif gak ada akhlak kalau kata Rina.

Temannya melahirkan eh dia malah pesta-pesta, cihh!!

"Airin!" Airin dan Alex menoleh pada suara yang memanggil Airin barusan.

"Aldyo aditya?" gumam Alex.

"Hai." sapa Dyo.

"H-hai." sapa balik Airin sembari sesekali melirik Alex.

"Hallo, pak Alex." Alex hanya tersenyum menanggapinya. "Boleh aku duduk disini?"

Airim melirik Alex.

"Gak papa kok kalo gak boleh."

"Boleh, tentu. Kamu boleh duduk dimana aja, Aldyo aditya." Dyo tersenyum lalu duduk di kurai tepat samping Airin.

Di ballroom itu memang banyak sekalai meja bundar dengan delapan kursi per meja. Acara akad sudah selesai tadi pagi, sekarang resepsinya.

"Kamu udah kedepan Ay?" tanya Dyo.

"Belum.. Ini mau.. Yuk a." Airin dan Alex berdiri, Dyo ikut berdiri.

"Aku ikut ya? Kita bareng." Airin kembali melirik Alex dan Alex mengangguk. Sebelum pergi, Alex menggenggam erat tangan Airin, dan Airin tau apa maksudnya.

"Ay!" seru Alif si pengantin.

"Chukkae bestih." Airin dan Alif saling berpelukan.

"Congrats ya, Cyntia dan Alif." Alex menyalami Cyntia.

"Thank udah dateng Lex."

"Makasih pak Alex.. Ay liat Ay. Gue udah jadi suamik sekarang." Airin tekekeh dengan kebahagian Alif yang memperlihatkan cincin pernikahannya.

"Selamat ya, bu Cyntia sama lo Lif." Alif dan Cyntia terdiam karena melihat Dyo di belakang Alex.

"Ada yang menjalin hubungan baik nih?" bisik Alif pada Airin.

***

Belum revisi!!

11/07/2023

Continue Reading

You'll Also Like

291K 750 60
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
12.1K 871 52
(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Pernikahan yang merupakan impian bagi setiap pasangan agar bisa membentuk rumah tangga sesuai dengan komitmen yang...
Jodoh pilihan ayah By wi

General Fiction

43.2K 1K 65
Sabyan putri Irawan, anak dari Fabian Irawan. Sabyan atau yang sering disapa kian" ia berumur 18 tahun baru lulus SMA. Dari masih kecil hingga sebes...
139K 8.6K 24
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...