virtual. โœ“

By faamikv

25.7K 3K 1.5K

๐๐Ž๐๐Ž๐ˆ๐๐Ž๐˜ ๐ˆ๐‚๐„ ๐— ๐‘๐„๐€๐ƒ๐„๐‘ :: ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ฐ ๐˜ฑ๐˜ญ๐˜ข๐˜บ๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฃ๏ฟฝ... More

01. game; start
02. anjy mabar
03. let it go
04. kabar
06. kerja
07. meet
08. mertua
09. ๐Ÿ’
10. mbti; mnkh
11. supra-is
12. game; over
13. special

05. ortu

1.7K 259 121
By faamikv

"Bangun rumah tangga sama gue, mau?"

"HAAAAHHHHHH?!"

Kagetnya seorang gadis di sana, padahal Ia sedang asik memainkan komputernya dengan santai sambil curhat dengan seorang lelaki itu. Tapi ketika mendengar kata katanya, [Name] reflek ternganga seketika.

"WHAT?? LO GILA, YA?? bentar—gue gamau ge'er lagi. Maksud lo bangun rumah yang ada tangga, nya? oh, gue tau ini. Lo tukang kuli? jadinya minta bantuan begitu??"

"[Name].. gue kali ini serius."

"Dengan kata lain?"

"Kita nikah."

"..."

Duh.

Mulailah di saat saat yang canggung bagi [Name] ini, gue barusan dilamar? ditembak? di ajak nikah? haha.. anjir. Batinnya bertanya-tanya tak percaya.

Walau [Name] memang ada rasa menerimanya, tapi sebenarnya Ia masih labil memikirkan yang lain. Apalagi dirinya itu sangat dilarang ketat dekat dengan lelaki, jadinya butuh mikir mikir dulu karena Orang tuanya itu.

Nit nit. Nit nit.

Jam alarm-nya berbunyi ketika [Name] bengong, seketika gadis itu berhenti dalam lamunannya. Lalu melihat ke arah jam, melihat itu, manik matanya melotot sedikit.

"Ah—udah jam! m-maaf Ice, gue ada kelas nanti. Lanjut besok, ya? dadaah!"

"Oh.. oke?"

Tertutuplah semua topik hari itu, Ice yang perlu menahan malu karena mengajukan saran yang agak tidak wajar. Tentu saja, di luar akal.

Sembari menyiap-nyiapkan barang yang akan Ia bawa ke kampusnya, [Name] sudah berada di posisi mengunci pintu, tetapi sebelum itu, Ia menatap seluruh kamarnya sendiri di dekat pintunya tersebut.

Tak banyak barang barang yang [Name] koleksi, hingga menjadi rapih. Mengingat kalau dirinya sudah terperangkap dalam kamarnya itu, dan tak pernah di izinkan main kemana pun kecuali untuk pendidikannya.

"...Ada benarnya, saran Ice."

Gadis itupun mengunci pintunya dan berangkat.

═ᐯIᖇTᑌᗩᒪ————————

Sekiranya—jam sore kali ini, [Name] sudah tiba di rumahnya sendiri. Ia turun dari mobilnya, lalu mengarah ke pintu depan untuk memasuki rumahnya.

Ketika tiba di ruangan, tepatnya di ruangan keluarga sebelum menuju kamarnya. Ternyata dirinya sudah disambut oleh sang ibundanya, yang sepertinya berniat berbicara dengannya.

"Ah, [Name] rupaya. Sudah pulang, ya? Gimana kelas hari ini?"

"Mhm, baik kok, Mama."

"Bagus, deh, ahaha. Oh, iya. Mama mau ngasih tau sesuatu dulu sebentar."

"Hm? kenapa, Ma?"

Karena dibuat gugup, [Name] sambil mendengarkan dengan penasaran apa yang akan dikatakannya.

Sedangkan sang Wanita tua di hadapannya tersenyum tipis sambil melihat ke arah anak gadisnya sendiri, nada bicaranya juga dibuat lembut olehnya.

"Soal IPAD dan laptop kamu.. Mama ambil dulu, ya. Sekarang, penting bagi [Name] buat fokus belajar dulu, oke? Dan.. komputermu juga, sedang dipinjam oleh Tante kamu. Jadinya, Mama pinjamkan dulu, deh. Maaf, ya.. family l*nk-nya masih aktif di hp kamu, kan?"

"... Eh?"

"Hm? kenapa, [Name]?"

"Ungh.. tapi, file kuliahku gimana..?"

"Oohh, tidak papa. Nanti Mama bicarakan dengan dosenmu, ya. Mama tidak keberatan kalau kamu nonaktifkan kehadiranmu selama kamu belajar di rumah."

"Ah.."

"Tidak apa apa, kan, [Name]?"

"M-mhm.. nggak apa, yasudah, [Name] belajar dulu, ya.."

"Oh, iya. Sebentar, [Name]."

"... Hm?"

"Semangat demi perusahaan nanti, ya."

"..Ya."

Setelah percakapan tersebut, perempuan berwajah masam itu memasuki kamarnya dengan langkah kaki yang lumayan cepat. Lalu berhasil menutup pintu kamarnya, dan bersembunyi dibalik pintu tersebut.

[Name] memojokkan tubuhnya ke pintu itu, kepalanya sambil di arahkan kebawah, matanya keruh seperti ingin menangis.

Setelah meradami itu, kepalanya kembali melihat seluruh isi kamarnya, Ia terpaku dengan pandangan mejanya yang kosong.

"Komputernya.. IPAD, laptop.. gaada."

Iya, ternyata benar yang dikatakan Mamahnya itu. Seluruhnya telah disita secara langsung, tetapi ini sangat tiba tiba bagi [Name]. Jadinya ada rasa sakit hati dan resah di dirinya.

Bahkan handphone-nya sendiri sudah lebih di perketat waktu bermainnya.

Lahan-perlahan yang tadinya gadis itu berdiri, turun menjadi duduk di lantai. Sambil memegang lututnya sendiri, tentunya menahan tangis juga.

Lalu tangannya meraih ponsel miliknya, langsung saja Ia arahkan ke kontak milik sang lelaki yang menemaninya selama ini.

Tep.

Terlihatlah layar kontaknya dengan tampilan waktu, artinya Ice menerima panggilannya.

"Gimana.. caranya?"

"Huh?? [Name]? lo kenapa?!"

Mendengar suara [Name] yang terbata-bata sedikit dan terdengar seperti sedang menangis, Ice langsung panik, kan. Reflek dirinya agak ngegas sambil penasaran.

"Tenang dulu, [Name].. ambil nafas lu, kenapa? ada apa?"

Ice, sih, tak tahu bagaimana caranya menenangkan orang lain. Yang ia andalkan kini hanyalah kata-katanya yang menyuruh tarik nafas dulu supaya tenang.

"Semuanya.. disita."

"Ah, ketahuan..? "

"Iya."

"Uhh, gue.."

"Ice."

"..Hm?"

"Caranya lu bangun rumah tangga sama gue gimana?"

"Ada, pokoknya. Asal lo setuju."

"Emang bisa..?"

"Bisa, pasti bisa."

Mendengar jawaban yang menyakinkan, perempuan itu sedikit tersenyum dalam tangisannya. Air matanya sedikit demi sedikit mulai berhenti mengalir di pipinya, sambil mengelapnya.

"Aku mau."

"... Serius?"

Mendengar jawaban dari sang gadisnya itu, rasanya Ice mau pergi melayang sampai kayangan. Asal tahu saja, padahal tadi Ia panik, tapi sekarang mendengar jawaban gadisnya itu—Ice tersenyum lebar mendengarnya, lalu mondar mandir tak karuan sambil menggigit bibirnya sambil salah tingkah.

"Iya, aku mau sama Ice. Aku gakuat untuk perusahaan, aku gakuat begini lagi, aku gakuat belajar, aku gakuat di sini, aku mau sama Ice aja."

"[Name], don't mind it. You did well for them, for everything."

"Mh..mhm, iya. Makasih, Ice."

Untungnya, perasaan [Name] menjadi lebih tenang ketika bersama Ice, sampai [Name] terbebas dari buih air matanya sendiri. Gapapa, walau mereka virtual, Ice ada solusinya.

"Dan.. i love you, [Name]."

"Pfft—"

"Bales, dong."

"Gak mau, aah. Suamiku kan banyak di game, malah nambah di sini satu."

"Kamu pikir kamu doang yang punya kekasih di game?"

"HAHHH?? SELINGKUH! ih, baru gini aja udah selingkuh!"

"Sshhht, diem, ya. SELINGKUHANKU yang lucu."

"APA-APAAN?!"

"Aduh, lucu banget heran."

"STOPP, N-NANTI KEDENGERAN MAMA!"

Bohong, sebenarnya kamar [Name] kedap suara.

"Oke? tapi kamu lucu, [Name]."

"Dieeemm! ih, ih, najis. Ternyata ini jati dirimu?? tau gitu kita cerai, bye!"

Wadaw, cerai dalam beberapa menit.

"Pfft—gabisa, aku tahan soalnya."

"Halah, virtual jangan sok keras."

"Emang situ nggak?"

"Ck, yang duluan baper kan situ!"

"... Ga salah, sih."

Yaampun, [Name] habis ini geleng kepalanya berkali-kali. Kalau di virtual saja begini, apalagi di real life mereka nanti.

"Jadi? lamarnya? mahar? nikahin gue itu gak gampang, karena gue nggak dibolehin ketemu cowok, eak. Keluar juga gak boleh, mau apa lo?"

"Kamu ini sebenernya di pihak siapa?"

"Ya.. supaya ga kebawa ekspetasi yang tinggi aja."

Mendengar perkataan [Name], Ice dibuat menghela nafasnya lagi.

"Tinggal serahin nomor Ortumu."

"GILA KAMU! MAU NGAPAIN?"

"Ngechat, lah?"

"YA, IH! MASA LANGSUNG GITU?"

"Terus gimana lagi?"

"NGGGGGHHHGSH!! yaudah, nanti aku send. Awas macem-macem!"

"Gak, kok. [Name] sendiri belum tau kan siapa aku?"

"Apaan, nih, maksudnya? identitas rahasia? oh, jangan jangan dirimu aslinya tuyul?"

"SEMBARANGAN NTU MULUT."

"WLEOELWOELWO."

Entah bagaimana seiring percakapan mereka ini mengalih ke hal yang benar benar random, yang penting bahagia aja.

Walau Ice kena ejek begitu, dia yakin pasti [Name] terkejut kalau kekasihnya mengetahui kalau Ice adalah seseorang yang populer, oke, sekarang Ice mengerti mengapa [Name] tak mengenalinya, boro boro nonton, jadwal streamnya saja malam.

"Ah, ya.. karna hp-ku dibatesin, aku bilang sekarang, deh."

"Hm? kenapa, mungilku?"

"PANGGILANY—ekhm! i.. i love youu too, Icee! udah! bye!"

Tep.

Di sisi Ice sendiri, sepertinya sudah mimisan banyak banyak ketika mendengarnya.

Dirinya masih terpaku mengenggam ponsel miliknya di telinga, raut wajahnya tak berubah sama sekali, saking bahagianya tak bisa salah tingkah.

"... Nikah sekarang bisa nggak?"

ᐯIᖇTᑌᗩᒪ———————

MMFKAN AK AHAHAHSH anggap aja ini maknya mapuy v.2 wlau ak dendam sm SEGA, ak terinspirasi jg hm, gpp, kt ttep musuhan SEGA

oke, ditunggu nikahnya ya Om.

see you next updatee, ya! ak akn membakar kepalaku 🔥

Continue Reading

You'll Also Like

27.8K 4K 15
โ•ฐโ”€โ”€> ห—หห‹ BoBoiBoy Glacier x Reader ๐˜’๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜Ž๐˜ญ๐˜ข๐˜ค๐˜ช๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๏ฟฝ...
3.5M 26.9K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
12.3K 766 16
Kapten y/n dan sahabatnya dilanda masalah, apa yang akan terjadi? Warning!Gaje,Cringe,Tak sesuai dengan alur bbb! Start: 11 july 2k21 Finish: -
31K 3.7K 12
Bagaimana rasanya ketika kamu berpacaran dengan siswa yang sangat terkenal akan sifat dingin dan tsundere-nya? My first series of "Mine" WARNINGโ— Bob...